Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S32274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmiati
"Bakteriosin merupakan senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap mikroorganisme lain. Bakteriosin yang dihasilkan bakeri asam laktat sangat potensial untuk digunakan sebagai pengawet makanan alami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh medium pertumbuhan MRS, CMG dan CM terhadapaktivitas antimikroba. Leuconostoc mesenteroides Pbac1. Penentuan zona hambatan pertumbuhan terhadap bakteri indikator. Lactobacillus acidilactici dilakukan melalui uji antagonisme dengan metode difusi sumur agar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri indikator yang sensiftif yaitu L. plantarum dan L. acidilactici, sedangkan media terbaik untuk pertumbuhan bkateri indikator sensitif adalah MRS. Diameter zona hambatan terhadap L. plantarum adalah 1.28 cm dan terhadap L. acidilactici adalah 1.23 cm. Media terbaik untuk memproduksi supernatan Leuconostoc mesenteroides Pbac1 degnan aktivitas bakteriosin tertinggi adalah MRS dengandiameter zona hambatan terhadap L. plantarum 1.28 cm. dan terhadap L. acidilactici 1.19 cm. Titer aktivitas bakteriosin adalah 100 AU/ml. Berdasarkan hasil di atas, media MRS digunakan untuk uji aktivitas bakteriosin dari supernata kultur L. mesenteroides Pbac 1 dengansumber karbon berbeda yaitu glukosa, maltosa dan manosa. Hasil menunjukkan bahwa glukosa merupakan sumber karbon terbaik dengan diameter zona hambatan terhdap L. plantarum dan L. acidilactici adalah 1.23 cm. Titer aktivitas bakteriosin terhadap bakteri indikator pada uji tersebut adalah 100 AU/ml.

Bacteriocin activity of Leuconostoc mesenteroides Pbac1 bacteria on several media. Bacteriocin is a proteinaceous compound that has bactericidal action against microorganisms. Bacteriocins from lactic acid bacteria are very potential as natural food biopreservatives. The aim of the research was to know the infl uence of the growth medium; MRS, CMG, LTB and CM on antimicrobial activity of Leuconostoc mesenteroides Pbac1. Growth inhibition zone determination has been carried out by antagonism assay, as well as diffusion method using Lactobacillus plantarum, Leuconostoc mesenteroides, Staphylococcus aureus, Lactobacillus pentosus and Lactobacillus acidilactici as indicator strains.
The results showed that L. plantarum and L. acidilactici were the sensitive indicators. The best growth medium for antagonism assay of the two sensitive indicator bacteria was MRS, which showed inhibition zone diameter of 1.28 cm and 1.23 cm, respectively. The most active supernatant was produced by L. mesenteroides Pbac1 grown on MRS, which inhibited the growth of L. plantarum and L. acidilactici with respective zone diameter of 1.28 cm and 1.19 cm. Bacteriocin titre activity against sensitive indicator bacteria was 100 AU/ml. Based on the result, MRS was further utilized to study the effect of the different carbon sources i.e glucose, maltose and mannose on bacteriocin activity of L. mesenteroides Pbac1. The results showed that glucose was the best carbon source as indicated by the widest diameter of inhibition zone, i.e 1.23 cm, against both indicator strains. Bacteriocin titre activity of the latter study was 100 AU/ml."
Jakarta; Depok: Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI ; Universitas Indonesia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizki Ayu Amalia
"Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang memiliki status GRAS (Generally Recognized As Safe) dan berkontribusi pada kesehatan manusia. Leuconostoc mesenteroides merupakan bakteri model yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 13 galur Leu. mesenteroides yang diuji responsnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respons galur-galur Leu. mesenteroides terhadap beberapa antibiotik pada beberapa kondisi pertumbuhan yang berbeda. Manipulasi kondisi pertumbuhan dilakukan dengan variasi komposisi dan pH medium pertumbuhan. Medium yang digunakan adalah MRS dan CMG. pH ditetapkan pada pH 4,6 yang mewakili kondisi asam dan pH 9,0 yang mewakili kondisi basa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi cakram dengan menggunakan enam antibiotik yaitu amoksisilin, kloramfenikol, gentamisin, eritromisin, tetrasiklin dan vankomisin. Inkubasi dilakukan selama 21 jam pada suhu 32oC. Hasilnya yaitu galur-galur Leu. mesenteroides ketika ditumbuhkan pada medium MRS asam menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap amoksisilin, kloramfenikol dan tetrasiklin namun menjadi lebih resisten terhadap gentamisin dan eritromisin, sementara pada medium CMG asam, hasilnya menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap kloramfenikol namun menjadi lebih resisten terhadap gentamisin, eritromisin, dan tetrasiklin. Galur-galur Leu. mesenteroides ketika ditumbuhkan pada medium MRS basa menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap amoksisilin, kloramfenikol, gentamisin dan eritromisin namun menjadi lebih resisten terhadap tetrasiklin, sementara pada medium CMG basa, hasilnya menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap kloramfenikol, gentamisin, dan eritromisin namun menjadi lebih resisten terhadap tetrasiklin. Galur-galur Leu. mesenteroides tidak menghasilkan zona hambat terhadap vankomisin pada semua medium yang digunakan dalam penelitian ini. Semua respons Leu. mesenteroides menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik kecuali yang diuji terhadap tetrasiklin pada medium CMG asam dan basa.

Lactic acid bacteria is bacteria which possess GRAS (Generally Recognized As Safe) status and contributed to human health. Leuconostoc mesenteroides is a model bacteria used in this study. There are 13 strains of Leu. mesenteroides which were tested for the responses. The aim of this study is to know the responses of Leu. mesenteroides strains to antibiotics on several different growth condition. Manipulating growth condition was conducted with variation of growth mediums composition and pH. Mediums used in this study were MRS and CMG. pH was set up under pH 4,6 representing acid condition and pH 9,0 representing basic condition. The method used in this study was disk diffusion method using six antibiotics: amoxicillin, chloramphenicol, gentamicin, erythromycin, tetracycline and vancomycin. Incubation time was 21 hours at 32oC. The result shows that Leu. mesenteroides strains when are grown on acid MRS medium respond more sensitive to amoxicillin, chloramphenicol and tetracycline but more resistant to gentamicin and erythromycin, while on acid CMG medium, they respond more sensitive to chloramphenicol, but more resistant to gentamicin, erythromycin, and tetracycline. Leu. mesenteroides strains when are grown on basic MRS medium respond more sensitive to amoxicillin, chloramphenicol, gentamicin and erythromycin but more resistant to tetracycline, while on basic CMG medium, they respond more sensitive to chloramphenicol, gentamicin and erythromycin but more resistant to tetracycline. Leu mesenteroides strains did not show any inhibition zone to vancomycin on all mediums used in this study. All Leu. mesenteroides responses to antibiotics show significant result statistically except those which were tested to tetracycline on acid and basic CMG medium."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32909
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhitya Prasetya
"Latar Belakang: Saat ini, terjadinya peningkatan angka penyakit infeksi di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih merupakan masalah. Namun, di dalam praktik sehari-hari, masih terdapat banyak sekali penyalahgunaan antibiotik yang akhirnya menyebabkan masalah resistensi. Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa resistensi telah mencapai keadaan pada level berbahaya. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan tanaman herbal. Salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan yaitu cocor bebek (Kalanchoe Pinnata). Tanaman ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi pada kulit, diare dan infeksi saluran kemih. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antimikroba tanaman ini terhadap bakteri penyebab tersering penyakit infeksi.
Metode: Penelitian dilakukan di Departemen Mikrobiologi FKUI. Isolat yang digunakan yaitu E. coli ATCC 25922 dan E. coli isolat klinis (No. 178). Metode uji kepekaan menggunakan broth dilution method untuk menentukan MIC (minimum inhibitory concentration), selanjutnya dilakukan penentuan MBC (minimum bactericidal concentration).
Hasil: Kalanchoe pinnata terbukti mempunyai aktivitas antimikroba terhadap E. coli. Dari hasil penelitian yang telah dikerjakan tidak terdapat perbedaan MIC dan MBC Kalanchoe pinnata terhadap isolat E. coli ATCC 25922 dan isolat klinik patogen (No. 178) (MIC= 14.4 g/dL dan MBC= 28.8 g/dL).

Background: Nowadays, the increasing number of infectious diseases worldwide including Indonesia has become a major problem. However, in daily practice, there are many improper uses of antibiotics, so that it causes resistant problems. World Health Organization (WHO) stated that antibiotics resistance has reached the dangerous level. One of the alternatives that can be done is to utilize herbal plants. One of the plants that has been commonly used is Kalanchoe pinnata (cocor bebek). Therefore, this study was aimed to explore the antimicrobial activity of Kalanchoe pinnata against bacteria that often cause infectious diseases.
Methods: The research is conducted at the Department of Microbiology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Kalanchoe pinnata was challenged with E. coli ATCC 25922 and wild strain E. coli (178) isolated from clinical specimen. Broth dilution method was utilized to determine the MIC (minimum inhibitory concentration), moreover we also determined the MBC (minimum bactericidal concentration).
Results: This study revealed that Kalanchoe pinnata has antimicrobial activity against E. coli. There is no difference between MIC and MBC of Kalanchoe pinnata against E. coli ATCC and clinical pathogen isolates (MIC= 14.4 g/dL and MBC= 28.8 g/dL).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah
"Bakteriosin dikenal sebagai peptida antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri, salah satunya bakteri asam laktat (BAL), yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, terutama yang sekerabat atau berasal dari lingkungan ekologis yang sama. Oleh karena itu, bakteriosin dikembangkan sebagai komplemen antibiotik untuk mengatasi resistensi antibiotik. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan skrining terhadap genus Streptococcus, Weissella, dan Leuconostoc, dan hasilnya menunjukkan bahwa Streptococcus macedonicus MBF10-2, Weissella confusa MBF8-1, Leuconostoc mesenteroides MBF2-5, dan Leuconostoc mesenteroides MBF7-17 memiliki aktivitas penghambatan terhadap indikator Leuconostoc mesenteroides TISTR 120.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan klasifikasi bakteriosin yang dihasilkan oleh galur tersebut menggunakan metode terarah, yaitu Deferred Antagonism Assay/ P-typing, dengan indikator yang berbeda. Hasilnya, galur MBF10-2 memiliki aktivitas bakteriosin dengan spektrum hambat paling luas (P-type 636) mirip kelompok lantibiotik, sementara MBF8-1 memiliki aktivitas bakteriosin dengan spektrum hambat yang lebih sempit (P-type 410). Namun, galur MBF2-5 dan MBF7-17 memiliki aktivitas bakteriosin dengan spektrum hambat yang sangat sempit, dengan masing-masing P-type 000 dan 010. Aktivitas bakteriosin yang dihasilkan galur MBF10-2 hilang pada pemanasan 800C selama 10 menit, sedangkan aktivitas bakteriosin dari galur-galur lainnya hilang pada pemanasan 600C selama 60 menit (MBF8-1 dan MBF7-17) dan selama 30 menit (MBF2-5). Aktivitas bakteriosin yang dihasilkan dari semua galur uji hilang pada pH 8.

Bacteriocins are known as antimicrobial peptides produced by bateria, such as lactic acid bacteria (LAB), which potentially inhibit other bacteria, especially closely related bacteria or likely to occur in the same ecological niche. Thus, they are developed as antibiotic complement to overcome antibiotic resistance. In previous study, screening was performed on genus Streptococcus, Weissella, and Leuconostoc and result showed that Streptococcus macedonicus MBF10-2, Weissella confusa MBF8-1, Leuconostoc mesenteroides MBF2-5, and Leuconostoc mesenteroides MBF7-17 possess bacteriocins activity against indicator bacteria Leuconostoc mesenteroides TISTR 120.
This study aimed to determine the bacteriocins classification produced by those strains by using directional method, i.e. Deferred Antagonism Assay or P-typing, employing different indicator strains. Result revealed that strain MBF10-2 possessed a broad-spectrum lantibiotic-like inhibitory substance activity (P-type 636), while MBF8-1 possessed medium-spectrum bacteriocin-like inhibitory substance/ BLIS activity (P-type 410). However, two Leuconoctoc mesenteroides strains, MBF2-5 and MBF7-17, showed narrow spectrum bacteriocin activity, P-type 000 and 010, respectively. Strain MBF10-2 loss bacteriocin activity at 800C after 10 minutes of incubation. Whereas, bacteriocin activity was loss at 600C for strain MBF8-1, MBF7-17 after incubation for 60 minutes, and for MBF2-5 after incubation for 30 minutes. All strains loss their bacteriocin activity at pH 8.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Antonius Herry Cahyana
"Proses biokatalisis dengan pemanfaatan enzim sangai mendukung konsep kimiawi yang ramah lingkungan dan mempunyai jenis produk yang spesifik karena selektifitasnya. Jamur tiram putih (Pleurotus ostrealus), adalah jamur yang aman dikonsumsi, dan dikembang biakkan dan media berupa serpihan kayu, secara kimiawi merupakan Hgnin dan dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi jamur lersebut. Kemampuan jamur tersebut dapat mendegradasi lignin menarik perhatian untuk diteliti, bahwa sisa proses metabolisme yang terjadi diduga masih mengandung suatu sistem enzim golongan oksidoreduktase. yang salah satunya dikenal enzim lakase (laccase}. Ekstrak enzim kasar lakase diperoleh dan media tumbuh jamur dengan bufer fosfal pH 6.0 dan dengan tahapan pemurnian parsial, enzim ini mampu mengkatalisis reaksi dengan substral senyawa fenolik, guatakol. Hasil reaksi dapat ditandai dengan terbentuknya produk yang tidak larut dalam sistem akueusnya, membentuk kekeruhan berwarna kemerahan. Tahap pemurnian terhadap hasil reaksi ini dapat diperoleh suatu senyawa yang dalam uji lanjut secara spektroskopik dengan alat UV-Vis dan GC-MS diketahui merupakan senyawa berbeniuk dimer dari substrat awalnya yaitu 4,4'-biguaiakoI dan menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba terhadap B. subtilis dan e. coli"
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2005
SAIN-10-2-2005-22
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Mustaid
"Lygodium circinnatum (Burm.f.) Sw. adalah sejenis paku merambat (Schizaeaceae) yang batangnya banyak digunakan sebagai bahan untuk industri kerajinan tangan. Belakangan ini pasokan bahan bakunya mengalami penurunan akibat menurunnya populasi di alam. Tumbuhan ini belum dibudidayakan, sehingga perlu dilakukan tindakan konservasi termasuk upaya perbanyakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media dan Atonik terhadap perkecambahan spora dan pembentukan sporofit L. circinnatum. Dua jenis media yang diuji adalah: a) lumpur sawah dan b) campuran akar kadaka dan bubuk batu bata. Penelitian dilakukan di dalam rumah kaca menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media lumpur sawah secara signifikan berpengaruh terhadap perkecambahan dan pembentukan sporofit, tetapi harus diikuti dengan upaya penjarangan pada sporofit. Tingginya kepadatan sporofit dapat menghambat pertumbuhan gametofit menjadi sporofit. Penggunaan media lumpur sawah yang diberi Atonik pada konsentrasi 1,5 ml l-1 dapat disarankan untuk perkecambahan dan pembentukan sporofit L. circinnatum."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>