Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Mustika
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2000
S32215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santy Rahmawati
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2001
S32256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Tiariani
"Manggis Hutan ( Garcinia rigida Miq ) termasuk ke dalam familia Guttiferae, dan banyak tersebar di wilayah Asia Tenggara. Hampir sebagian besar dari genus Garcinia telah diteliti dan memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia dan aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit batang manggis hutan. Pemisahan dan pemurnian ekstrak menggunakan kromatografi kolom cepat dan kromatografi lapis tipis. Isolat ditentukan struktur molekulnya secara Spektrometri Resonansi Magnetik Inti CH-NMR dan 13C-NMR) dan Spektrometri Massa, serta diuji aktivitas antioksidannya menggunakan 1,1-Diphenyl-2- picrylhydrazyl (DPPH). Pada kromatografi kolom cepat digunakan silika gel 60 F254 sebagai fase diam dan pelarut n-heksana, etil asetat serta metanol sebagai fase gerak dengan tingkat kepolaran yang bertingkat. Setelah rekristalisasi, diperoleh dua isolat, senyawa A dari ekstrak n-heksana ( Rf 0,27 ) dan senyawa 8 dari fraksi 11 ekstrak aseton ( Rf 0,69 ). Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa kedua senyawa kurang aktif dengan nilai ICsa masing-masing sebesar 723,43 ~ g/ml untuk senyawa A dan 229,73 ~g/ml untuk senyawa 8. Hasil identifikasi dan karakterisasi isolat menunjukkan bahwa senyawa A adalah campuran dari a-amirin dan f3-amirin, sementara senyawa 8 adalah campuran dari stigmasterol dan f3-sitosterol.

Manggis Hutan (Garcinia rigida Miq), belongs to Guttiferae, is a widespread plant in Southeast Asia. Almost all of the researched Garcinia genus are known as medical plants. The research was done to find out the chemical constituents and antioxidant activity of manggis hutan's bark extract. Extract separation and purification was using fast column chromatography and thin layer chromatography. The determination of molecule structure from isolate was using Nuclear Magnetic Resonance Spectrometry CH-NMR dan 13C-NMR) and Mass Spectrometry, then tested its antioxidant activity using 1,1-Dipheny/-2-picry/hydrazy/ (DPPH) radical scavenging activity method. Fast column chromatography was using silica gel 60 F254 as steady phase and mixture of n-hexane, ethyl acetate and methanol in different grades of polarity as mobile phase. After further purification, two constituents were isolated, isolate A was from hexane extract ( Rf value 0,27) and isolate B was from the 11th acetone extract's fraction ( Rf value 0,69 ). The result of antioxidant test showed that these isolates were less active with each value of ICso was 723,43 J..I g/ml and 229,73 J..I g/ml. Isolate identification and characterization showed that the compound of isolate A was a mixture of aamyrin and J3-amyrin, and isolate B was a mixture of stigmasterol and B-sitosterol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S32320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Triono
"Garcinia eugenifolia Wall merupakan tumbuhan tropis yang tumbuh di Indonesia, terutama di kawasan Kalimantan dan Kepulauan Riau. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengisolasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam kulit batang tanaman G. eugenifolia Wall, sampel yang sudah dihaluskan direndam dalam n-heksana, setelah residu dipisahkan dari larutannya, selanjutnya residu direndam dengan metanol, kemudian kedua ekstrak diuapkan pelarutnya. Ekstrak n-heksana diisolasi lebih lanjut dengan cara kromatografi kolom. Sebagai fasa diam digunakan silika gel, sebagai eluen digunakan n-heksana dan etil asetat yang kepolarannya dinaikkan secara gradien. Identifikasi beberapa senyawa dilakukan dengan menggunakan data spektroskopi FT-IR, UV-Vis, LC-MS dan Spektroskopi 1H-NMR dan 13C-NMR.
Hasil isolasi dalam fraksi n-heksana ditemukan dua senyawa, yang merupakan triterpen dan turunan xanton yaitu senyawa Geu fh-9 dengan rumus C29H48 O, titik leleh 138-140 o C, BM =412 berbentuk kristal jarum berwarna putih yang identik dengan stigmasterol dan senyawa Geu fh-10 yang berbentuk kristal berwarna kuning dengan rumus molekul C28H32 O6, titik lelehnya antara 191-192 oC dan BM = 464 yang identik dengan isobractatin. Pengujian aktivitas biologinya, menunjukkan senyawa Geu fh-10 kurang aktif sebagai antioksidan dengan IC50 = 86,44 µg/mL dan hasil uji anti kanker dengan menggunakan sel T47D, senyawa Geu fh-10 memiliki IC50 = 17 µg/mL, yang berarti aktif dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

Garcinia eugenifolia Wall is a tropical plant that grows in Indonesia, particularly in the areas of Kalimantan and Riau Islands. This research was conducted to isolate the chemical compounds contained in stem bark of G. eugenifolia Wall plant, after sample were crushed, soaked in n-hexane, after the residue is separated from the solution, then residue soaked with methanol. Bouth extracts soluet were evaporated. The n-hexane extract further isolated by column chromatography. Used as stationary phase silica gel, as the eluent used n-hexane and ethyl acetate as gradient polarity elevated. Identification of compounds using FT-IR spectral data, UV-Vis, LC-MS and 1H-NMR spectrometer and 13C-NMR.
The isolation in n-hexane fraction was found two compounds, which is triterpen and derivative of xanton compound are Geu fh-9 with the formula C29H48 O, melting point 138-140° C, molecular weight = 412 white needle-shaped crystals are identical with compounds stigmasterol and Geu fh-10 in the form of yellow crystals with the molecular formula C28H32 O6, melting point between 191-192 oC and molecular weight = 464 which is identical with isobractatin. Tests for biological activity, indicates a compound Geu fh-10 is less active as an antioxidant with IC50 = 86.44 µg / mL and anti-cancer test results using T47D cells, compound Geu fh-10 showed IC50 = 17 µg / mL, which means that current can inhibit cancer cell growth.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29029
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masrukhan
"Jenis tanaman Garcinia banyak ditemukan di Indonesia, tetapi belum banyak yang diteliti. Beberapa penelitian mengenai genus Garcinia yang telah dilakukan, memberikan banyak informasi mengenai kandungan serta manfaat dari masingmasing senyawa dan bioaktivitasnya.
Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan melakukan uji bioaktivitas senyawa kimia dari kulit batang G. bancana Miq yang berasal dari Desa Kalapangan, Kecamatan Sebangau, Kabupaten Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Isolasi senyawa tersebut dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut n-heksana, dilanjutkan pemisahan ekstrak menggunakan metode kromatografi kolom dengan silika gel sebagai fasa diam dan n-heksana, etil asetat dan metanol sebagai eluen yang dipergunakan secara gradien. Senyawa kimia yang diduga telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektroskopi (UV, IR, MS, 1H-NMR, dan 13C-NMR) dan diuji aktivitas antioksidan dengan metoda radical scavenger DPPH.
Hasil penelitian ini diperoleh senyawa dengan nama IUPAC 3-(3,4-dihidroxybenzoyl)-4-hydroxy-8,8-dimetil-1,7-bis (3-methylbut-2-enyl) bicyclo (3,3,1) non-3-ene -2,9-dione dengan rumus molekul C28H34O6. Pengamatan terhadap uji aktivitas antioksidan menggunakan kuersetin sebagai pembanding menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi tersebut memiliki aktivitas antioksidan sangat aktif dengan nilai IC50 = 12,78 ppm.

There are many species Gacinia in Indonesia, but not all researches. Concerning the Garcina genus has been do give a lot of information about how the contents and benefits of each compound and its activities.
This study aimed to isolate and chemical compounds assay from stem bark G. bancana Miq, Kalapangan originating from the village, district Sebangau, district Palangkaraya, Central Kalimantan province isolated compounds were carried out by using n-hexane as solvent by maseration, followed by separation of the extract using column chromatography with the stationary phase silica gel and mobile phase n-hexane, ethyl acetate and methanol as gradien compounds customarily used chemical that has been determined purely by way of its molecular structure spectrosopy (UV IR, MS, 1H_NMR, and 13C-NMR) and the antioxidant activity assay with radical scavenger DPPH methodes.
The results show tha compounds with IUPAC name 3-(3,4-dihidroxybenzoyl)-4-hydroxy-8,8-dimetil-1,7-bis (3-methylbut-2-enyl) bicyclo (3,3,1) non-3-ene -2,9-dione with molecule formulation C28H34O6. Observations on the antioxidant activity assay using quercetin as the comparison compound showed that isolated compoun C28H34O6 have very active antioxsidant activity with the value IC50 = 12,78 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29066
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
"Garcinia picrrorhiza Miq. dan Garcinia dulcis Kurz termasuk famili Cluciaceae banyak tumbuh di daerah Asia tenggara termasuk Indonesia. Dari beberapa hasil penelitian diketahui, bahwa famili Guttiferae merupakan sumber senyawa xanton, isoprenilbenzophenon, flavonoid, depsidon dan anthron, beberapa di antaranya mempunyai aktivitas biologi seperti antibakteri, antifungi, antioksidan, anti-HIV, dan sitotoksik. Berdasarkan hal tersebut di atas, telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang keanekaragaman struktur metabolit sekunder yang dihasilkan oleh beberapa species dari familia Guttiferae dan mengungkapkan aktivitas biologi senyawa tersebut.
Pada penelitian ini telah diselidiki senyawa bioaktif kulit batang G. picrrorhiza Miq.dan buah G. dulcis Kun. Bahan tanaman diperoleh dari sekitar Bogor. Selanjutnya masing-masing bahan diekstraksi dengan pelarut n- heksana dan diklorometan. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi dengan tehnik kromatografi dan pemurnian. Senyawa yang murni kemudian ditentukan strukturnya dengan metoda spektroskopi UV, IR, 'H-NMR, 13C-NMR, HMQC, HMBC dan COSY. Aktivitas biologi senyawa-senyawa yang diperoleh ditetapkan dengan uji antioksidan terhadap radikal DPPH dan uji sitotositas terhadap sel kanker L1210.
Dari isolasi G.dulcis Kurz telah ditemukan 3 senyawa caged poliprenilasi xanton, yaitu senyawa (1) desoksimorellin, senyawa (2) asam morellat dan senyawa (3) morellin; hasil uji sitotoksisitas terhadap sel kanker L1210 berturut- turut menunjukkan IC50 = 25,56 μg/mL, 20,82 μg/mL dan 26,67 μg/mL dan uji antioksidan terhadap radikal bebas berturut-turut IC50 = 22,42 μg/mL; 30,91 μg/ 1249,93 μg/mL. Dari hasil isolasi ekstrak n-heksana kulit batang G. picrrorhiza Miq., ditemukan senyawa baru garcinopicrobenzofenon, senyawa (4) uji toksisitas terhadap sel kanker L1210 menunjukkan IC50 = 53,05 μg/mL dan uji antioksidan terhadap radikal bebas DPPH menunjukkan IC50 = 27,67 μg/mL. Ditemukan senyawa (5) asam lanosta 3-oxo-7, 24-dien-27-oat, ditemukan senyawa (6) asam Ianosta 3β-hidroksi-7,24-dien-oat, dan senyawa (9) asam 3- hidroksi-isonikotinat. Dari isolasi eksrak n-heksana akar G. picrrorhiza ditemukan senyawa baru (8) garcinopicrobenzofenonon, uji toksisitas terhadap sel kanker murine L1210 menunjukkan IC50 sebesar 40,37 μg/mL, ujiaktivitas antioksidan rnenunjukkan IC50 sebesar 83,88 μg/mL dan senyawa (7) (23E)- eupha-7-oxo-8,23-dien-27-oat.

Garcinia dulcis Kurz and Garcinia picrrorhiza Miq. (Cluciaccac) is group of plants grown in Indonesian tropical forest which has been reported to be rich in chemicals substances. Extensive phytochemical screening have shown that Garcinia species are rich in a variety of oxygenated and prenylated xanthone. Some of these exhibit a wide range of biological and pharmacological activities as cytotoxic, antimicrobial, antifungal, antioxidant, antimalarial, and HIV-1 protease inhibitory activitis. Based on these data, this research work aims to further study the structur molecule variety of their secondary metabolite especially their bioactive constituens.
In this research work, the bioactive constituens of G. dulcis Kurz and G. picrrorhiza Miq. was collected from sorounding Bogor, have been evaluated. The selected plant materials were the bark and roots of G. picrrorhiza Miq and fruits of G. dulcis Kurz. Extraction, fractionation and bioactive compound isolation- purification were conducted using various organic solvents and chromatographic techniques. The isolated compounds were ilucidated based on their physical and spectral data, such UV, IR, 'H- and 13C-NMR, MS, HMBC, HMQC and COSY. The biological activity evaluations, namely, in vitro cytotoxicity using murine L1210 cell line, and antioxidant activity under DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Radical Scavenging Activity Methode.
Chromatographic separation of the n-hexane extract of dried G. dulcis fruits furnished three prenylated pyranoxanthonoids, identified as desoxymorelline (1), morellic acid (2), and morellin (3). The isolated compounds found exhibit cytotoxicity against L1210 cancer cell line. The lC50 values were 26,6; 20,8, and 25,5 μg/mL, respectively. Under DPPH Radical Scavenging Activity Methode the compounds to exhibit antioxidant activity. The lC50 value for desoxymorelline, morellic acid and morellin ici, 22,42 μg/mL. ;30,91 μg/mL and 1249,93 μg/mL. Chromatographic separation on the n-hexane extract from bark of G. picrrorhiza Miq. furnish new compounds garcinopicrobenzophenon (4) to exhibit cytotoxicity against L1210 cell line, with the IC50 value 53,05 μg/mL and antioxidant activity with IC50 value 27,67 μg/mL and known lanosta-3-oxo-7,24-dien-27oic acid (5); lanosta 3β-hydroxy-7,24-dien-oic-acid (6), and 3-hydroxy-isonicotinic acid (9). Chromatographic separation of the dichloromethane extract from roots of G. picrorrhiza furnish new compound garcinopicrobenzophenonon (8) to exhibit cytotoxicity against L1210 eell line. The IC50 value was 40,37 μg/mL, and antioxidant activity 83,88 μg/mL; and (23E}-eupha-7oxo-8,23-dien-27oic (7)
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
D1218
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilah
"Tumbuhan dari marga Calophyllum temmasuk dalam famili Clusiaceae (Guttiferae) merupakan tumbuhan hutan tropis dan di Indonesia dikenal dengan nyamplung. Tumbuhan ini banyk mengandung senyawa senyawa bioaktif seperti ksanton, kumarin, flavonoida dan triterpen. Beberapa di-antaranya berpotensi untuk menyembuhkan penyakit, seperti kalanolida A sebagai anti-HIV tipe 1 dan antikanker, ksanton sebagai antibakteri serta sebagai antimalaria. Berdasarkan informasi aktivitas Calophyllum tersebut, penelitian ini melakukan isolasi dan menentukan struktur senyawa kimiaaktinya, selanjutnya terhadap senyawa baru yang didapat dilakukan uji aktivitas secara in vitro dengan menggunakan bakteri dan beberapa set kanker, antara Iain Murine leukemia P388, L1210, HeLa dan Yashida Sarcoma. Uji bioaktivitas meliputi uji awal terhadap ekstrak kasar mengunakan Artemia salina Leach dan uji antibakteri menggunakan bakteri Bacillus subtilis (ATCC 6633), Staphylococcus aureus (ATCC 6538), Escherichia coli (ATCC 25922) dan Pseudomonas aeruginosa (DMS 43286). Ekstrak kasar yang larut dalam n-heksana dan etil asetat dari kulit batang Calophyllum memperlihatkan aktivitas sitotoksik terhadap Artemia saline Leach dan aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286). Senyawa I, jayapurakumarin merupakan senyawa baru hasil isolasi dari kulit batang tumbuhan C. soulattrii Burm.f dari fraksi diklorometana dan diidentifikasi sebagai turunan kumarin. Senyawa ini aktif sebagai antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286). Senyawa I, juga menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel murine leukemia P388 dengan IC;-,0= 0,64 ug/mL, Senyawa ll, azizkumarln merupakan senyawa baru hasil isolasi dari fraksi etil asetat kulit batang tumbuhan C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith dan tidak menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel murine leukemia P388 (lC5Q > 100 ug/mL), tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286), tetapi sangat aktif terhadap sel Yashida sarcoma (lC50 = 4,12 pglmL), aktif terhadap murine leukemia L1210 (lC5° = 5,35 pg/mL) dan sel HeLa (IC5¢, = 6,57 pglmL). Satu senyawa turunan kumarin yaitu kalaustralin (Ill) dari tumbuhan C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith dan tiga senyawa terpenoid yang sudah diketahui yaitu kanohllol (IV) dari C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith, asam 3-ep!-betulinat (V) dan friedelin (VI) juga telah diisolasi. dari tumbuhan C. tomentosum Wight.

Plant species in genus of Calophyllum, family of Ciusiaceae (Guttiferae), are tropical forest trees. ln Indonesia commonly known as "nyamplung". Caiophyllum species contain various bioactive compounds such as xanthone, coumarin, flavonoid and triterpenoid. Some of them are potential for several diseases treatment for example calanolide A for anti-HIV type 1 and anticancer, xanthone for antibacterial and for other activities (antimalarial). Based on available Calophyllum information, this research was conducted for isolation and structure eiucidation of the bioactive compounds. The in vitro bioassay activity test was carried out for antibacterial and cltotoxicity. Citotoxlcity of new compounds conducted in vitro using various murine cell, for example leukemia P388, L1210 and human cancer cells for Hela and Yashida Sarcoma. Preliminary bioassay test for crude extracts was performed using Artemia salina Leach. Antibacterial activity was conducted using Bacillus subtilis (ATCC 6633), Staphylococcus aureus '(ATCC 6538), Escherichia coli (ATCC 25922) and Pseudomonas aeruginosa (DMS 43286). n-Hexane and ethyl acetate soluble extracts from Calophyllum stem bark showed toxic activities to Artemia saline Leach and antibacterial activity to B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) and P. aeruginosa (DMS 43286). Compound I, trivial name Jayapuracoumarin was a new compound isolated from dichloromethane fraction of stem bark of C. soulaitrii Bi,um.f. this compound was identified as a coumarin derivate, showing antibacterial activity against four tested bacterial and also showed cytotoxic activity (lC50 = 0.64 ug/mL) against murine leukemia P388 cell.. Compound ll trivial name, azizcoumarin is a new compound isolated from stem bark of C. incrasaptum M.R.l-ienderson & Wyatt-Smith, Compound lt has no citotoxic activity on murine leukemia P388 (lC50 > 100 ug/mL) and no antibacterial activity on B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) and P. aeruginosa (DMS 43286) respectively. Compound ll showed activity to Yashida sarcoma cell (lC50 = 4.12 uglmL), to murine leukemia L1210 cell (lC5¢, = 5.35 pglmL), and to HeLa cell lines (|C50 = 6.57 pg/mL). A known coumarin, calaustralin (III) from C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith and three known terpenoids namely canophyllol from C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith, 3-epi-betulinic acid (V) andf fnedelin (VI) were also isolated from C. tomentosum Vlhght."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2008
T34511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Rachmiyani Fidiasari
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
S32250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Dewi Irmawati
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
S32374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Arsianti
"Antioksidan diperlukan untuk melindungi lemak dan minyak dari kerusakan akibat proses oksidasi. Penelitian dan pengembangan antioksidan yang berasal dari alam kini sedang giat-giatnya digalakkan, dikarenakan penggunaan antioksidan sintetik saat ini perlu ditinjau kembali sebab ada yang bersifat merugikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan senyawa yang terdapat dalam kulit buah kandis (Garcinia parvifolia). Fraksi etil asetat G. parvifolia yang diperoleh dari proses maserasi dan fraksionasi dengan celite, dipekatkan, ekstrak hasil pemekatan diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode penimbangan dan metode Lea. Aktivitas antioksidan ekstrak fraksi etil asetat ini dibandingkan dengan hasil uji aktivitas antioksidan sintetik BHA dan BHT.
Hasil uji aktivitas antioksidan baik dengan metode penimbangan maupun dengan metode Lea menunjukkan bahwa fraksi etil asetat G. parvifolia memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar daripada BHA dan BHT, dengan urutan aktivitas antioksidan : ekstrak fraksi etil asetat G. parvifolia > BHA > BHT. Sedangkan hasil analisis kualitatif ekstrak kasar etil asetat G. parvifolia dengan Kromatografi Lapis Tipis, menunjukkan bahwa ekstrak kasar etil asetat terdiri dari tiga komponen senyawa kimia dengan Rr masing-masing adalah 0,556, 0,288 dan 0,067."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>