Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Atin Aprini
"Actinomycetes adalah bakteri Gram positif yang merupakan salah satu produsen antibiotik terbesar (terutama genus Streptomyces). Saat ini yang gencar dikembangkan adalah Actinomycetes penghasil antibiotik yang berasal dari tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh isolat Actinomycetes yang berasal dari tanah. Mikroba uji yang digunakan adalah Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Metode yang digunakan pada uji pendahuluan adalah metode streak atau gores dan pada uji penegasan adalah metode cakram dengan adanya proses fermentasi serta ekstraksi terlebih dahulu. Dari uji pendahuluan didapatkan 35 isolat yang memperlihatkan daya hambat dari 117 isolat yang diujikan. Setelah di lakukan uji penegasan, ternyata dari 35 isolat tersebut hanya 17 isolat yang positif memperlihatkan zona hambat terhadap mikroba uji yang digunakan. Zona hambat terbesar terlihat pada isolat 010 terhadap mikroba Escherichia coli, dimana zona hambatnya merupakan zona hambat sangat kuat dengan diameter sebesar 22 mm. Dari identifikasi pewarnaan Gram dan mikroskopik didapatkan 2 genus dari Actinomycetes yaitu genus Streptomyces dan non-Stretomyces.

The Actinomycetes are Gram positive bacteria which is one of the biggest antibiotic produces (especially genus Streptomyces). The aim of this research is to find activities of antimicrobic by isolating Actinomycetes from soil. In this research, test microbes used were Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans. Method used was streak method and method of disc, with fermentation process and also extraction. From 117 isolates tested, there were 35 isolates showing inhibition and after coherent test there were only 17 isolates which were positive showing inhibition against test microbes. The biggest inhibition seen on isolate 010 againts E. coli. It was very strong inhibition with diameter 22 mm. From identifying by process coloring which of Gram and microscopic, there were 2 genus of Actinomycetes, which were Streptomyces and non-Streptomyces."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Alfina Rianti
"Telab dilakukan penelitlan daya antibakteri ( cara
difusi cakrain ) terhadap infus 20 % dari 8 tumbuhan pengganggu
dan 6 tumbuhan bakau yang diduga mempunyai khasiat s.
bagai. antibakteri, Penentuan Konsentrasi Hainbatan Minimum
( cara dilusi agar ) hanya dilakukan terhadap infus yang mew,
punyal daya antibakteri. Kuman uji yang digunakan adalak
Escherjchja coil ATOC 25922 dan StaDhylococcus aureus ATCC
25923.
Easil yang diperoieh menunjukkan bahwa infus 20 % dan
8 tumbuhan pengganggu dan 6 tumbuhan bakau yang cLiperiksa
tidak mempenlihatkan daya antibakteri terhadap kuman uji
Escherjchja coil •ATCC 25922. Hanya 5 tumbuhan bakau yang me
penlihatkan daya antibakteni terhadap kuman uji Staphylococcus
aureus ATOC 25923, yaitu : batang, buah dan daun Ael
ceras fioridurn R.&S.; daun Barrintonia psi pticp Kurz (Buton);
b--tang dan daun Excoecania aa11ocha Linn (Buta-buta);
batang dan daun Kandeila candei Druce (Linggoyong), dan batang
Pem phis acidui p Forster (Sentigi). Daun Pem phis acidula
Forster (Sentigi), daun RhizoDhora a piculata Bi. dan 8
tumbuhan pengganggu tidak meznperiihatkan daya antibakteni
terbadap kumanuji Sta phylococcus aureus ATCC 25923.
Tiap gram serbuk kering dari bakau tersebut rnenunjukkan
daya antibakteri yang setara dengan 20 - 10.0. ug Tetrasiklin
Ec. (standar).

Telab dilakukan penelitlan daya antibakteri ( cara
difusi cakrain ) terhadap infus 20 % dari 8 tumbuhan pengganggu
dan 6 tumbuhan bakau yang diduga mempunyai khasiat s.
bagai. antibakteri, Penentuan Konsentrasi Hainbatan Minimum
( cara dilusi agar ) hanya dilakukan terhadap infus yang mew,
punyal daya antibakteri. Kuman uji yang digunakan adalak
Escherjchja coil ATOC 25922 dan StaDhylococcus aureus ATCC
25923.
Easil yang diperoieh menunjukkan bahwa infus 20 % dan
8 tumbuhan pengganggu dan 6 tumbuhan bakau yang cLiperiksa
tidak mempenlihatkan daya antibakteri terhadap kuman uji
Escherjchja coil •ATCC 25922. Hanya 5 tumbuhan bakau yang me
penlihatkan daya antibakteni terhadap kuman uji Staphylococcus
aureus ATOC 25923, yaitu : batang, buah dan daun Ael
ceras fioridurn R.&S.; daun Barrintonia psi pticp Kurz (Buton);
b--tang dan daun Excoecania aa11ocha Linn (Buta-buta);
batang dan daun Kandeila candei Druce (Linggoyong), dan batang
Pem phis acidui p Forster (Sentigi). Daun Pem phis acidula
Forster (Sentigi), daun RhizoDhora a piculata Bi. dan 8
tumbuhan pengganggu tidak meznperiihatkan daya antibakteni
terbadap kumanuji Sta phylococcus aureus ATCC 25923.
Tiap gram serbuk kering dari bakau tersebut rnenunjukkan
daya antibakteri yang setara dengan 20 - 10.0. ug Tetrasiklin
Ec. (standar).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Ruchiyat
"ABSTRAK
Telah dilakukan uji pendahuluan efek antibakteri, standarisasi dan penentuan Konsentrasi lambat Minimum (KHN) dan infus beberapa simplisia terhadap kuman Eschenichia coli dan Sta phylococcus aureus. Efek antibakteri dan standanisasi ditentukan dengan metode difusi cakram, dan penetapan KHN dengan metode penipisan lempeng agar. Efek antibakteni terhadap kuman Staphylococcus aureus di tunjukkan oleh infus infus dari akar udara, daun dan kulit batang Rhizophora styllosa, buah, daun dan kulit batang Sonneratia griffithii. Pada pengujian terhadap kuman Eschenichia coli seluruh infus tidak menunjukkan adanya efek antibakteri. Dari penentuan KRM terhadap kuman Staphylococcus aureusdiperoleh hasil sebagai benikut : akan udara Rhizophora styllosa, buah dan daun Sonneratia griffithii membenikan nilai KHN - 13.330 ug/ml. Bagian kulit batang Sonneratia griffithii membenikan nilai KHN sebesar 6.665 ug/ml. Sedangkafi bagian daun dan kulit batang Rhizophora styllosa membenikan nilai Kill sébesar- 3.332,50 ug/ml. Dengan demikian, pada pengujian terhadap kuman Staphylococcus aureus efek antibakteri terbesar terdapat padadaun dan kulit batang lRhizóphora styllosa, sedangkan yang terkecil terdapat pada akar udara Rhizophora styllosa, buah dan daun Sonneratia griffithii. Dari hasil standanisasi terhadap kuman Staphylococcus aureus terhadap Tetracyclin HC1 terlihat bahwa daya antibakteri infus infus tersebut sangat jauh dari mencukupi untuk digunakan dalam pengobatan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Djamaludin A.
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian daya antibakteri infus 20 % dari beberapa simplisia tanaman yang diduga mempunyai khasiat sebagai antibakteri menggunakan 'Disc Diffusion Method'. Penentuan KHM (Konsentrasi Hambatan Minimum) hanya dilakukan terhadap infus yang mempunyai efek antibakteri menggunakan 'Agar Dilution Method' yang dimodifikasi. Kuman uji yang digunakan adalah Escherichia coli ATCC 25922 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daun Dysoxylum caulostachyum L. (mangir) dan Ochrosla elliptica L. tidak berkhasiat sebagai antibakteri, sedangkan daun Loranthus pentandrus L. (benalu jambu); daun, batang, dan bunga Loranthus pentandrus L. (benalu teh); daun Melia azedarachta L. (midi besar); dan daun Melia azedarach L. (mmdi kecil) berkhasiat sebagai antibakteri dengan nilal KHM terhadap masing-masing kuman uji sebesar 15 mg/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>