Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadi Sunaryo
"Pemakaian antibiotika golongan tetrasiklin dalam bidang peternakan makin banyak digunakan, baik untuk pengobatan teraak maupun sebagai pemacu pertumbuhan, karena golongan tetrasiklin merupakan jenis antibiotika yang mempunyai spektrum keija yang luas, harganya relatif murah, dan mudah didapat. Pemberian antibiotika pada hewan menyebabkan adanya residu pada pangan asal temak seperti daging, telur, dan susu. Bahan pangan tersebut umumnya diolah dengan pemanasan sebelum dikonsumsi, sehingga p^rlu diteliti pengaruh pemanasan terhadap kandungan residu antibiotika tersebut. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemanasan pada suhu air mendidih terhadap kandungan residu antibiotika golongan tetrasiklin (oksitetrasiklin, tetrasiklin, dan klortetrasiklin) dalam telur ayam. Waktu pemanasan pemanasan yang digunakan 1, 5, 10, 15, dan 30 menit setelah air mendidih (+100 °C). Residu golongan tetrasiklin dideteksi menggunakan Kromatografi Cair Kineija Tinggi (KCKT) dengan fase gerak asam oksalat 0,0025 M ; asetonitril (8;2). Hasil yang diperoleh menunjukkan proses pemanasan dapat menurunkan kandungan residu antibiotika golongan tetrasiklin. Persentase residu yang tertinggal setelah pemanasan selama 30 menit pada suhu air mendidih pada kuning telur oksitetrasiklin 8,8%, tetrasiklin 20,9% dan klortetrasiklin 36,5%. Sedangkan residu yang tertinggal pada putih telur oksitetrasiklin 9,2%, tetrasiklin 20%, dan klortetrasiklin 35,7%.

The application of antibiotics tetracycline's in the livestock is increasing very rapidly, either as treatments for a diseases or used as growth promotor, since antibiotic tetracycline's had a broad spectrum activity, relatively inexpensive, and available in drug store. Antibiotics to the animal may caused its residue in their products, sucks as meat, eggs, and milk. However, food of animal origin are generally prepared by heating, therefore the effect of heating to the concentration of antibiotics residues should be studied. The aim of this s^udy was to find out the effect of heating chicken's eggs boiling water to the concentration of tetracycline's residue (oxytetracycline, tetracycline, and chlortetracycline ) in it. The length of heating were 1, 5, 10, 15, and 30 minutes after boiling point (about 100 C). The tetracycline's residues was detected using High Performance Liquid Chromatography (HPLC ) with oxalic acid 0,0025 M ; acetonitrile (8 ; 2) as mobile phase. The results indicated that heating reduced the concentration of the tetracycline as residues. The percentages of oxytetracycline's, tetracycline's and chlortetracycline's residue detected in egg yolks after heating the eggs for 30 minutes in boiling water were 8,8%, 20,9% and 36,5% respectively. While the residues detected in white eggs 9,2%, 20% and 35,7% for oxytetracycline, tetracycline and chlortetracycline respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Pramudya
"Kadmium ( Cd ) adalah logam berat yang ticlak berguna bagi tubuh dan dapat menimbulkan keracunan pada makluk fi^dup. Logam ini cenderung terakumulasi dalam jaringan tubuh dan mempunyai waktu paruh yang panjang. Cd masuk kedalarn tubuh melalui saluran pemapasan dan pencemaan. Makanan yang menganclung Cd menyebabkan masuknya logam ini ke dalam tubuh manusia. Telur ayarn petelur diduga mengandung Cd yang berasal dari pakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cd terhadap, produktivitas dan alcumulasinya dalam telur ayarn petelur. Tiap kelompok terdiri dari 20 ekor ayam. dan masing-masing diberi pakan yang ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan selama 2 bulan. Sebagai kontrol adalah kelompok ayam yang diberi pakan yang tidak ditambah Cd. Produksi telur diamati setiap hari. Sampel diambil setiap minggu, dioksidasi dengan campuran asam, dan dianalisis dengan memakai spektrofotometer ,serapan atom dimana prinsipnya adalah pengulcuran radiasi yang diserap oleh atom yang ingin ditentukan kadamya. Metode ini dipilih karena sederhana, cepat, peka, teliti dan selektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa toksisitas Cd menurunkan produksi telur dari kelompok yang menclapat Cd 10 dan 20 mg per kg pakan mulai minggu ke-7 dari perlalcuan. Hal ini disebabkan karena Cd menghambat absorpsi kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan kulit telur. Pada umumnya, kadar Cd dalarn putih dan kuning telur dari kelompok yang yang mendapat pakan ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan, lebih tinggi daripada kontrol. Meskipun sebagian besar perbedaannya tidak nyata. Kadar Cd dalam putih telur lebih besar daripada dalam kuning telur dengan perbandingan 4: 1.

Cadmium ( Cd ) is a heavy metal useless to the body and it can affect toxicity to biological life. This metal tends to accumulate in the tissues and has a long half-life. Cd enters the body through respiratory and digestive tract9. Cd-contaminated foods cause this metal to enter the human body. The eggs of the layer chicken are suspected to contain cadmiuni^ which comes from the poultry feed. The aim of this study was to know the effect of cadmium on the productivity and its accumulation in the eggs of layer chicken. Each group consisted of 20 chicken and were given poultry feed plus Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively for 2 months. As the control group was the chicken fed without Cd addition. The egg production was observed everyday. Samples were taken everyweek, oxidized with an acid mixture, and analyzed using atomic absorption spectrophotometer, the principle of which was to measure the radiation absorption by the atom being determined. This method was chosen because of its simplicity, rapidity, sensitivity, accuration, and selectivity. The results indicated that cadmium toxicity decreased the egg production of the groups fed with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, which started from the 7th week of the treatment. Probably, this was caused by Cd, which inhibited calcium absorption used for egg-shell formation. In general, the concentration of Cd in egg whites and yolks of the groups treated with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, were higher than that of the control group. However most of the"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurota Aini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S32027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aulung
"ABSTRAK
Di sekitar lingkungan hidup kita terdapat banyak damur, karena Iklim tropik sesuai untuk pertumbuhannya. Salah satu maealah yang menarik perhatian pada masa kini adalah maealah infeksi yang dieebabkan oleh Jamur, khusuenya infeksi jamur sietemik.
Keberadaan jsmur dalam tubuh sebagai saproba, tidak menimbulkan kelainan, karena adanya pertahanan tubuh. Apabila pertahanan tubuh ditekan, maka jamur dapat menimbulkan infeksi (penyakit). Penekanan sietim imun oleh obat imunosupresif dapat menyebabkan jamur eaproba menjadi patogen CKerkering, 1981, Wasser, 1987 dan Susilo, 1991). Pemakaian antibiotika yang berlebihan akan mengubah keseimbangan mikroflora yang mencolok di dalam tubuh, menyebabkan jamur tumbuh dengan eubur dan berkembang (Janas, 1985 dan Setiabudy, 1987). Sueilo (1991) mengemukakan bahwa penderita yang memerlukan pengobatan antibiotika dan atau kortikosteroid, kemungklnan beear akan mendapat infekei oleh jamur setelah beberapa lama. Peneliti lain aeperti Suprihatin, (1979), Susworo (1990) dan Anaissie (1991), mengemukakan bahwa infeksi jamur (mikoeie sistemik) semakin banyak ditemukan, sehubungan dengan meningkatnya pemakaian obat antibiotika dan obat imunosupresif seperti obat golongan steroid dan aitostatika. Dikatakan selanjutnya bahwa jamur sistemik juga eering ditemukan pada penderita "immunocompromised", yaitu seorang penderita yang sietem kekebalan tubuhnya terganggu sehingga mudah terkena infeksi (Susilo, 1992). Penderita yang mendapat transplantasi organ, penderita kanker dan penderita "Acquired immune deficiency syndrome" (AIDS) adalah beberapa contoh penderita "Immunocompromised".
Pada kerusakan eelaput iendir dan kulit oleh tumor ganae di telinga, hidung dan tenggorokan, kemungkinan terjadinya infeksi oleh jamur tidak dapat disangkal lagi dieamping infeksi oleh bakteri. Menurut Munir (1991). Penderita kanker yang menjalani pembedahan di telinga, hidung dan tenggorokan ditemukan jamur Candida dan AspergllluB. Bonadonna (1988) (dalam Ramli dan Darwis 1991) mengemukakan bahwa pada 10 70% penderita yang meninggal karena kanker ditemukan jamur, terutama Candida dan AspergllluB. Beberapa penyelidik mengemukakan bahwa infeksi jamur pada penderita tumor ganas dan AIDS makin meningkat, mortalitas Juga makin meningkat. Kesulitan yang dihadapi ialah infeksi oleh Jamur sulit didiagnosis terutama pada stadium dini (Kenneth, 1991).
Keadaan neutropenia sengat potensial untuk terjadinya jamur eistemik yang sering (Munir, 1991). Neutropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah neutrofil menurun. Pemberian terapi kortikosteroid juga dapat mengganggu fungsi neutrofil, eehingga mudah terinfeksi oleh jamur (Ramli dan Darwis, 1991).
Infeksi noeokomial adalah suatu infekei yang didapat seseorang di rumah sakit. Jamur udara Juga dapat merupakan pencemar, ditemukan di laboratorium dan rumah sakit. Jamur pencemar ini dapat menyebabkan infeksi nosokomial pada penderita yang dirawat di rumah sakit yang sistim imunnya terganggu. Infeksi nosokomial oleh jamur dapat terjadi secara endogen, yaitu jamur penyebab telah ada di dalam tubuh, atau secara eksogen bila Jamur penyebab berasal dari luar tubuh.
Infeksi nosokomial oleh Jamur dapat timbul bila terdapat faktor predisposisi seperti adanya keganasan, penderita diabetes melitus, higiene mulut yang buruk, pemberian kortikosteroid, antibiotika serta pada pasien-pasien yang memperoleh radioterapi (Roesie, 1987). Jamur Candida sering ditemukan sebagai kausa infeksi nosokomial pada saluran kemih, luka akibat operasi, saluran nafas bagian bawah, darah dan alat tubuh lainnya (Supardi, 1991). Suryatenggara (1991) Melaporkan selain Candida sebagai infeksi nosokomial, ditemukan juga Aaperelllug, Penlclll±wn dan Mucor. Menurut Susilo (1992) selain jamur saproba {Candida) dan (AepergllluB) Juga Jamur lain dapat menyebabkan infeksi noeokomial."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Riandari
"Metode imunokimia telah lama dikenal sebagai metode analisis yang cepat, sensitif, spesifik serta ekonomis untuk deteksi residu obat pada produk peternakan. Metode ini menggunakan antibodi poliklonal atau monoklonal. Dua tahap penting harus dilakukan untuk pengembangan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) untuk analisis residu oksitetrasiklin pada produk pangan asal hewan; yaitu sintesis hapten OTC untuk dikonjugasikan pada protein dan produksi antibodi. Hapten OTC-tolidin dan OTC-ABA telah disintesis dan dipergunakan sebagai imunogen setelah dikonjugasikan pada BSA. Konjugat OTC-tolidin-BSA yang dihasilkan berwarna merah-ungu dan memiliki dua serapan pada λ 277 nm dan 488 nm, sedangkan konjugat OTC-ABA-BSA berwarna coklat kekuningan memiliki dua serapan pada λ 280 nm dan 437 nm.
Hasil analisis KLT dan KCKT menunjukkan bahwa kedua konjugat sudah cukup murni karena tidak mengandung pereaksi yang dipergunakan. Dari hasil analisis elektroforesis gel (SDS-PAGE) dapat diperkirakan BM dari konjugat OTC-tolidin- BSA 69.791 dan OTC-ABA-BSA(71.219 Da) lebih besar dari BM BSA, hal ini menunjukkan sudah terjadi konjugasi antara BSA dan hapten OTC. Untuk produksi antibodi, kelinci diimunisasi dengan konjugat OTC- tolidin-BSA (1:75) dan OTC-ABA-BSA (1:30). Konsentrasi antibodi yang dihasilkan setelah dimurnikan dengan kolom HiTrap Protein A yang spesifik mengikat IgG, masingmasing 17,79 mg/ml dan 12.08 mg/ml.

Immunoassay has long been known as a rapid, sensitive, spesific and cost effective analytical methods for drug residues detection in food animal products. This method based on polyclonal and monoclonal antibodies. There are two important phases to be done to develop the method of enzyme?linked immunosorbent assay (ELISA) , in order to analyze the oxytetracycline (OTC) residue on food animal products. They are the OTC hapten synthesis which is conjugated on protein, and the antibodies production. These OTC-tolidin and OTC-ABA haptens have been synthesized and used as immunogens after being conjugated to BSA. The OTC-tolidin-BSA conjugate produces purplish-red color and has absorbance of λ 277 nm and 488 nm, while the OTC-ABA-BSA conjugate produces yellowish-brown color and has absorbance of λ 280 nm and 437 nm.
The analysis result on TLC and HPLC shows that both conjugates have sufficcient purity since it does not contain any reagents. From the result of SDS PAGE analysis, it can be considered that the MW from OTC-tolidin-BSA (69.791 Da) and OTC-ABA-BSA (71.219 Da) conjugate is higher than MW BSA. This fact shows that the conjugation has successfully occurred. To produce the antibody, the rabbit is being immunized by the OTC-tolidin-BSA (1:75) and OTC-ABA-BSA conjugate (1:30). The antibody concentration after being purified by the HiTrap Protein A colom, which specifically binds the IgG, are 17,79 mg/ml and 12.08 mg/ml.
"
2007
T40100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"The research were aimed to evaluate of used cooking oil (UCO) and fresh oil (FCO) in the layer diets on fisical and cholesterol content of egg."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rusman
"ELISA merupakan metode alternatif untuk mendeteksi residu tetrasiklin pada produk hewan. Síntesis imunogen tetrasiklin dan produksi antibodi anti tetrasiklin merupakan dua tahapan penting yang harus dilakukan jika ingin melakukan analisis residu tetrasiklin dengan metode ELISA. Metode tolidin dan metode NCS dapat digunakan untuk mensintesis imunogen tetrasiklin. Imunogen TC-Tolidin-BSA berwarna ungu dan menyerap pada dua λ maks yaitu 277 nm dan 491 nm, sedangkan imunogen TC-NCS-BSA berwarna kuning kecoklatan dan menyerap pada dua λ maks yaitu 278 nm dan 322 nm. Hasil KLT dan HPLC menunjukan bahwa kedua imunogen yang dihasilkan cukup murni. Dari hasil SDS-PAGE dapat diperkirakan BM dari TC-Tolidin-BSA adalah sebesar 71.219 Da sedangkan BM TC-NCS-BSA sebesar 70.501 Da. Nilai BM dari kedua imunogen tetrasiklin lebih besar dibandingkan BM dari BSA (berbanding terbalik dengan Rf), hal ini menunjukkan bahwa imunogen sudah terbentuk. Produksi antibodi anti tetrasiklin dilakukan dengan cara imunisasi imunogen TC-Tolidin-BSA dan TC-NCS-BSA pada perbandingan 1:75 terhadap kelinci white New Zealand berkelamin jantan. Purifikasi antibodi dilakukan dengan protein A sepharose yang spesifik mengikat IgG. Konsentrasi IgG tertinggi dari kedua imunogen terdapat pada fraksi 1, yaitu sebesar 10.93 mg/mL untuk imunogen TC-Tolidin-BSA dan 10.61 mg/ mLuntuk TC-NCS-BSA. Hasil SDS-PAGE terhadap antibodi menunjukkan bahwa IgG terurai menjadi 2 pita (rantai ringan dan rantai berat).

ELISA is an alternative method for detecting tetracycline residues in animal products. This method has been known as rapid, sensitive, specific, and cost-effective analysis. Synthesis of tetracycline immunogen and production of anti-tetracycline antibody are two important steps which must be done if we like to analysis of tetracycline residues with ELISA. Tolidine and NCS methods applicable to synthesis of tetracycline immunogens. Tolidine method produce a purple immunogen (TC-Tolidine-BSA) and absorb at two maximum wavelength (277 nm and 491 nm), while NCS method produce a yellowish-brown immunogen (TC-NCS-BSA) and absorb at two maximum wavelength (278 nm and 322 nm). TLC and HPLC result show that both of immunogens have good purity because have not contain free tetracycline and residue of reagent. From result of SDS-PAGE can be estimated molecular weight (MW) of TC-TOLIDINBSA equal to 71.219 Da while MW of TC-NCS-BSA equal to 70.501 Da. The value of MW from both of immunogens is higher than BSA (smaller Rf), this fact indicate that immunogen have been formed. Anti-tetracycline antibody produced by immunizing of immunogens at comparison of the same concentration BSA and Tetrasiklin ( 1:75) to male white New Zealand rabbit. The antibody purified by protein A sepharose that specific coating IgG. The highest concentration of IgG from both immunogen list on fraction 1 (10.93 mg/mL for TC-Tolidin-BSA dan 10.61 mg/ mL for TC-NCS-BSA). SDS-PAGE result show that IgG has been divided into two band (heavy chains and light chains)."
2007
T40099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wibisono R.P.
"Pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM terhadap mahluk hidup sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Berbagai penelitian yang telah dilakukan semakin menambah kuat dugaan bahwa pengaruh tersebut memiliki dampak yang negatif terhadap kesehatan.
Pada penelitian ini dilakukan uji coba untuk melihat pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM terhadap mahluk hidup melalui pengujian hipotesa pada proses penetasan telur ayam kampung sebagai obyek percobaan.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil akhir dari penetasan dalam kondisi normal dengan penetasan yang dilakukan di bawah pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM. Pemilihan perangkat GSM berdasarkan persentase pemakaiannya di masyarakat dan nilai Specific Absorption Rates (SAR).
Penetasan di bawah pengaruh paparan medan magnet dilakukan dengan menetaskan telur ayam kampung pada jarak antara 1-1,5 cm dari perangkat GSM yang sedang melakukan panggilan keluar selama 2 menit waktu pembicaraan berlangsung. Peradiasian dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Proses penetasan ini diulang dengan menggunakan perangkat GSM yang berbeda-beda mewakili besar nilai SAR-nya masing-masing sebanyak 3 kali percobaan dengan sampel sebanyak 100 butir telur untuk setiap percobaan.
Dari hasil penelitian terbukti bahwa perangkat-perangkat GSM tersebut masih menghasilkan paparan medan magnet yang mempengaruhi perkembangan mahluk hidup, dimana dengan menilik cacat fisik yang terjadi, paparan medan magnet tersebut menimbulkan akibat yang negatif yaitu terjadinya perubahan susunan protein membran sel yang menyebabkan ketidaknormalan dalam pembentukan organ-organ tulang.

The Side Effect Experiment of Magnetic Fields of GSM Equipment Shelf Radiation to The Hatchery of Free Range Chicken EggsToday people still arguing about the side effect of magnetic field of GSM equipment to living creatures. Many researches that have been conducted have strengthened the assumption that the influences have negative cause to our health.On this research an experiment execute to see the radiation effect to the changing of membrane protein layer through some hypothesis tests on the hatchery process of free-range chicken egg as the object.
The research conduct by comparing the final results of hatchery in normal condition and hatchery under the side effect radiation of GSM equipment. The selection of GSM equipment bases on public using percentage and the SAR value. The hatchery under magnetic fields influences were conduct by hatching the free-range chicken eggs in 1 - 1.5 cm range from the GSM equipment while it was performed outgoing calls for two minutes. The radiation performed as many as three times a day: morning, noon, and at evening. These process repeated by using different GSM equipment represent their SAR value and every type used for three times experiment and having 100 eggs to radiate at each experiment.
From this research proved that the GSM equipment still produces magnetic fields which influence the growing of living creatures. By observed carefully the physical defect that happened, the negative side effect of the magnetic field still occur which is changing the cell membrane protein layer that caused abnormality in building bones structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>