Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monalita Meryda
"
ABSTRAK
Asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) sebagai hasil isolasi minyak ikan banyak dijual dalam bentuk sediaan kapsul lunak {soft capsule) sebagai makanan tambahan (foodsupplement).
Radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan kanker. Antioksidan dapat mencegah teroksidasinya sel tubuh oleh radikal bebas. EPA dan DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang mempunyai lima dan enam ikatan rangkap. Banyaknya ikatan rangkap ini menyebabkan EPA dan DHA digunakan sebagai antioksidan, karena EPA dan DHA lebih dulu teroksidasi dibanding substrat yang dilindungmya.
Dalam penelitian ini, digunakan metode konjugasi diena, dimana daya anti oksidan campuran EPA dan DHA dengan perbandingan 3:2 ditentukan berdasarkan kemampuan menghambat oksidasi asam lemak tak jenuh, yaitu minyak jagung, serta metode serimetri untuk mengetahui kemampuan campuran EPA dan DHA mereduksi serium (IV) amonium sulfat.
Hasil yang diperoleh dari metode konjugasi diena menunjukkan daya hambat pembentukan hidroperoksida dalam minyak jagung adalah negatif karena menunjukkan efek prooksidan. Hal ini disebabkan EPA dan DHA mengalami proses autooksidasi dan reaksi ini bersifat katalis bagi oksidasi minyak jagung. Berbeda dengan metode konjugasi diena, metode serimetri menunjukkan kemampuan mereduksi serium (IV) amonium sulfat sebanyak 4,17 + 0,04 mek/gram campuran & EPA dan DHA.
"
1997
S32033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vilka Fitriati
"DHA (asam dokosaheksaenoat) dan EPA (asam eikosapentaenoat) merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang omega-3 yang terdapat dalam susu bubuk dan dibutuhkan oleh tubuh dengan kadar tertentu untuk perkembangan otak dan retina mata. Karena kadarnya yang kecil, maka diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar DHA dan EPA dalam matriks susu bubuk secara kromatografi gas yang terlebih dahulu diderivatisasi menggunakan reagen pemetilasi. Kondisi analisis optimum untuk campuran DHA metil ester dan EPA metil ester yaitu pada kecepatan alir gas 1,35 ml/menit, suhu injektor 230°C, suhu detektor 250°C, menggunakan pemrograman suhu dengan suhu awal 120°C, kenaikan suhu 20C/menit sampai mencapai suhu 2300C dipertahankan selama 100 menit. Heksan digunakan sebagai pelarut. Hasil pemeriksaan terhadap 3 sampel, menunjukkan kandungan DHA dan EPA pada sampel A berturut-turut sebesar 0,0024 dan 0,0019 %b/b, sampel B berturut-turut sebesar 0,0041 dan 0,0191 %b/b, dan sampel C berturut-turut sebesar 0,0068 dan 0,0018%b/b.

DHA (docosahexaenoic acid) and EPA (eicosapentaenoic acid) are a long chain polyunsaturated fatty acid omega-3 that consist in powder milk and needed for our body with certain concentration for brain and eyes development. Because of a small rate, so it is required sensitive and selective analyze method. The purposed of this research was to determine DHA and EPA contents in powder milk matrix by gas chromatography which was derivatisized with methylating agent. Optimum analytical condition of DHA methyl ester and EPA methyl ester were flow rate at 1.35 ml/minute, injector at 230°C, detector at 250°C, and using temperature programmed which beginning temperature at 120°C, followed by increasing temperature 20C/minute until the temperature 2300C which was maintaining for 100 minutes. Hexane used as a solvent. The result from 3 samples, showed DHA and EPA contents in sample A were 0.002393 and 0.001864 %b/b, in sample B were 0.004091 and 0.019134 %b/b, and in sample C were 0.006822 and 0.001778%b/b."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32954
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fitrianti
"Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik yang
mempunyai kemampuan untuk memanaskan suatu senyawa ionik atau yang memiliki momen dipol. Penggunaan gelombang mikro dalam sintesis
senyawa organik adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan efesiensi reaksi dengan cara mengurangi waktu reaksi dan meningkatkan rendemen produk. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan senyawa ester fruktovanilat dengan waktu reaksi yang relatif singkat menggunakan metode gelombang mikro serta menentukan kondisi (waktu pemanasan) optimumnya.
Asam vanilat yang digunakan berasal dari vanili yang telah dioksidasi oleh Ag2O yang dibentuk dari hasil reaksi AgNO3 dengan NaOH berlebih. Asam vanilat yang dihasilkan dari percobaan seberat 2,5128 g dengan rendemen sebesar 82,37%mol. Esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan asam vanilat dan fruktosa dalam pelarut aseton dan katalis H2SO4 menggunakan gelombang mikro. Pada metode ini waktu reaksi divariasikan 4, 6, 8, 10, dan 12 menit. Ester pertama dibuat dengan menggunakan perbandingan mol fruktosa terhadap asam vanilat 1:3, dengan menggunakan aseton sebagai pelarut dan variasi waktu reaksi 4, 6, 8, dan 10 menit. Sedangkan ester kedua dibuat dengan menggunakan perbandingan mol fruktosa terhadap asam vanilat 1:5, menggunakan aseton sebagai pelarut dan variasi waktu
reaksi 6, 8, 10, dan 12 menit. Dari percobaan yang telah dilakukan, rendemen tertinggi untuk ester pertama diperoleh melalui pemanasan
gelombang mikro selama 8 menit sebesar 44,31%(mmol) dengan berat
0,1061 g sedangkan ester kedua sebesar 46,12%(mmol) dan berat 0,2241 g dengan waktu reaksi 10 menit. Kedua ester yang diperoleh diuji dengan KLT, FTIR, serta dilakukan pula uji aktivitas antioksidan.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Ferera
"Glukosa merupakan monosakarida dengan struktur yang polihidroksi, sehingga glukosa dapat dibuat ester, yaitu bila direaksikan dengan asam vanilat yang memiliki gugus karboksilat. Selain itu, asam vanilat juga memiliki gugus fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Esterifikasi asam vanilat dan glukosa dilakukan untuk memperbanyak gugus fenolik dan diharapkan memiliki aktivitas antioksidan yang tingggi. Dalam penelitian ini, senyawa ester glukovanilat disintesis dari asam vanilat dan glukosa. Asam vanilat diperoleh dari oksidasi vanili dengan oksidator Ag2O yang terbentuk dari AgNO3 dan NaOH berlebih, dengan rendemen 79,68%. Reaksi esterifikasi ini dilakukan dengan perbandingan mol glukosa: asam vanilat = 1:5,dengan menggunakan katalis H2SO4 sebagai katalis serta DMF sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam oven gelombang mikro selama 3,5,7, dan 9 menit dengan temperatur yang sama tiap variasi waktu. Penggunaan gelombang mikro dalam sintesis senyawa organik adalah untuk meningkatkan efisiensi waktu reaksi dengan cara mengurangi waktu reaksi dan meningkatkan rendemen produk. Dihasilkan ester glukovanilat dengan rendemen sebesar 40,58% pada waktu 7 menit. Ester glukovanilat diuji aktivitas antioksidannya dengan metode peredaman radikal DPPH, diperoleh nilai IC50 ester glukovanilat sebesar 270,426 ppm."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30364
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tafdlilul Arfan
"ABSTRAK
Asam Alfa Linolenat (ALA) dan Asam dokosaheksaenoat (DHA) merupakan asam lemak tidak jenuh ganda yang diperoleh dari proses pemanjangan dan desaturasi omega-3. Kandungan omega-3 salah satunya terdapat pada ikan kembung (Rastrelliger kanagurta). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kadar ALA dan DHA dalam minyak ikan kembung melalui metode pengepresan dan ekstraksi dengan pelarut. Penentuan kondisi optimum dan validasi metode analisis campuran ALA dan DHA dilakukan untuk mendapatkan metode yang valid untuk penetapan kadar ALA dan DHA pada minyak ikan kembung. Derivatisasi asam lemak dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan metanol-toluen 4:1(v/v) dan asetil klorida sebagai katalis. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas Shimadzu GC-17A dengan kolom DB-5 dan detektor ionisasi nyala pada suhu kolom 200°C dengan kenaikkan suhu 2°C/menit hingga 230°C (dipertahankan 20 menit). Suhu injektor 250°C, suhu detektor 250°C dan laju alir gas pembawa 1,00 mL/menit. Waktu retensi campuran ALA dan DHA berturut-turut sekitar 11,440 menit dan 22,337 menit dengan faktor ikutan 0,949 dan 1,006. Metode validasi campuran ALA dan DHA yang dilakukan memenuhi persyaratan dengan nilai r berturut-turut 0,99953 dan 0,99934. Kadar total ALA dan DHA pada minyak ikan kembung hasil pengepresan sebesar 0,39521% dan pada minyak hasil ekstraksi sebesar 0,33014%.

ABSTRACT
Alpha-linolenic acid (ALA) and Docosahexaenoic acid (DHA) is a polyunsaturated fatty acid formed by the elongation and desaturation of omega-3. The content of omega-3 were founded in mackerel fish (Rastrelliger kanagurta). This study aimed to obtain the levels of ALA and DHA in mackerel fish oil by pressing and extraction with solvents methods. Determining the optimum conditions and validation methods for a mixture of ALA and DHA were performed to obtain a valid method for determination of levels of ALA and DHA in mackerel fish oil. Derivatization were perfomed by esterification Lepage method using methanol-toluene 4:1(v/v) and acetyl chloride catalyst. The analysis using gas chromatography Shimadzu GC-17A with DB-5 column and flame ionization detector at the column temperature of 200°C with increase of 2°C/min up to 230°C (maintained for 20 minutes). Injector and detector temperature of 250°C with flow rate 1,00 mL/min. Retention time of ALA and DHA is 11,440 minutes and 22,337 minutes with Tf 0,949 and 1,006 respectively. The results of validation fulfilled acceptance criteria with r value of 0,99953 and 0,99934 respectively. Total levels of ALA and DHA on mackerel fish oil by pressing is 0,39521% and by extraction with solvents is 0,33014%."
2017
S65970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Emmanuel Bohemindo
"Cadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat dan beracun (toxic) yang penting saat ini. Karena daya racunnya yang kuat, cadmium harus selalu diperhatikan dan dijaga kadarya dalam konscntrasi tertentu. terutama dalam limbah industri agar tidak membahayakan. Untuk memisahkan cadmium tersebut yang berupa ion Cd(II) dari suatu larutan air (fasa akuatik) digunakan metode ekstraksi pelarut (solvent extraction). Dalam suatu proses ekstraksi, penggunaan ekstraktan dan pelarut organik (diluent) tertentu akan menghasilkan karakteristik pemisahan tersendiri. Dalam penelitian ini dilakukan pemisaban Cd(II) sebesar 100 ppm dari larutan Cd(N03),.4 H20 sebagal fasa akuatik Ekslnlktan yang digunakan ada 2 jenis (divariasikan), yaitn asam 2,2 dimetil pentanoat (2,2 dimethyl pentanoic acid) atau 2,2 DMPA dan asam Versatic- 6 (Versatic-6 acid), keduanya merupakan golongan asam karboksilat Sedangkan sebagai pelarut organik (diluent) dipakai toluena. Pengganaan 2,2 DMPA maupun asam Versatic-6 untuk mengekstraksi Cd(II) belum pernah dijumpai dalam literatur. Dengan alasan itulah dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi Cd(II) menggunakan 2,2 DMPA dan asam Versatic-6 sehingga kemampuan 2,2 DMPA dan asam Versatic-6 untuk memisahkan Cd(II) dapat diketahui. Pada penelitian pemisahan Cd(II) menggunakan ekstraktan 2,2 DMPA waktu kesetimbangan ekstraksi dicapai dalam 120 menit (2 jam) dengan persen ekstraksi tertinggi sebesar 24% pada pH7, konsentrasi 2,2 DMPA..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Andreas H.
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>