Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Indriati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Djajalaksana
"Telah dilakukukan penelitian untuk mengidentifikasi zat warna sintetis larut dalaxn air yang beredar di Jakarta. Penelitian meliputi pembuatan pola kromatografi dengan 3 eluen yang berbeda polaritasnya , spektrurn peresapan cahaya tampak. dan spektrum peresapan inframerah.
Pola kromatografi yang diperoleh dapat d.ipakai untuk identifikasi zat warna sintetis larut dalain air dan spektruin peresapan cahaya tampak dapat dipakai untuk melengkapi pola kromatografi zat warna tunggal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Sukarno
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S31890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suardi Akhmad
"Saos tomat adalah penyedap makanan dan banyak dinikmati dipasaran dan penjual makanan keliling dengan warna yang bervariasi yaitu rnerah, rnerah jingga dan merah tua/violet.
Telah dilakukan penelitian terhadap zat wa.rna yang di tarnba.hkan dalarn 22 jenis saos tomat yang beredar dise kitar Jakarta (16 jenis tidak terdaftar dan 6 jenis terdaftar), menggunakan rnetode khromatografi kertas dengan 3 pelarut dan reaksi warna.
Hasil dari penelitian ditemukan zat warna Carmoisin dan warna jingga pada 17 jenis saos tomat yang tidak terdaf tar, zat warna mi tidak diizinkan untuk makanan berdasarkan Permenkes Lo.235 tahun 1979.
Zat warna Ponceau 4R, Arnaran dan Sunset Yellow FCF rnrupakan zat warna berizin, diteniukan dalarn 4 merek saos tomat dan satu jenis saos tomat tidak ditemukan adanya penarnbahan zat warna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satyani Maria Ratni
"Lipstik adalah sediaan kosmetika yang dibubuhi zat warna, dalam hal ini yang berperan adalah warna lipstik, untuk memberikan warna dan bentuk yang menarik pada bibir. Banyak lipstik yang beredar diduga mengandung zat warna terlarang maupun zat warna dengan kadar melebihi . batas yang ditetapkan. Pada penelitian ini akan diperiksa zat warna tersebut secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan metode gabungan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)- Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Lipstik digoreskan secara langsung pada lempeng KLT Silica gel 60 (tanpa indikator fluore sensi). Minyak-minyak, malam-malam serta zat warna Permaton Red dan Permanent Orange dipisahkan dengan pengembangan berulang-ulang menggunakan diklormetan (pelarut KLTA). Pita-pita zat warna di bawah malam-malam dan minyak-minyak dikikis dari lempeng dan dilarutkan dalam diklormetan. Zat warna Tetrabromofluorescein dan Rhodamine B Stearate yang tersisa pada garis dasar dikembangkan menggunakan pelarut KLTB yaitu campuran etilasetat ammonia-air (3:7):metanol (15:3:3). Pita-pita zat warna dan garis dasar dikikis dari lempeng dan dilarutkan dalam campuran metanol-0,01 M TBAH-asam asetat (70:29:1). KCKT dilakukan pada kolom Spherisorb-ODS (30 em x 4,6 mm) dengan kecepatan aliran 1,0 ml/menit ; attenuasi, 2; dan kecepatan kertas, 5 mm/menit. Permaton Red dan Permanent Orange dapat dianalisis menggunakan campuran metanol-air-asam asetat (89 :10:1 ) sebagai fase gerak dan di deteksi pada 405 nm sedang Rhodamine B Stearate dan Tetrabromofluorescein dapat dianalisis menggunakan campuran metanol-0,01 M TBAH pH 3,5 (yang diperoleh dengan penambahan asam fosf at)-asam asetat (70:29:1) sebagai fase gerak dan dideteksi pada 546 nm. Dari penelitian ini diperoleh bahwa lipstik berwarna jingga kemerahan tidak mengandung Permanent Orange dan Permaton Red ; lipstik berwarna merah muda keu nguan tidak mengandung Rhodamine B Stearate dan Tetrabromofluorescein."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S32007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kurniawan Putra
"Telah dilakukan sintesis CuO-Bentonit dengan menggunakan prekursor kompleks [Cu(NH3)4]2+ dan aplikasinya sebagai fotodegradasi Rhodamin B. CuO-Bentonit disintesis dengan mencampurkan agen pemilar kompleks [Cu(NH3)4]2+ dan bentonit. Larutan kompleks [Cu(NH3)4]2+ dibuat dengan menambahkan NH4OH 1,5 M ke dalam Cu(NO3)2.3H2O 1M. Selanjutnya melalui proses hidrotermal pada suhu 160deg;C selama 2 jam dan kalsinasi pada suhu 400o C selama 5 jam akan terbentuk CuO-Bentonit. CuO-Bentonit yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Diffuse Reflectance Spectrophotometry (UVDRS), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan Scanning Electron Microscope (SEM). CuO-Bentonit yang terbentuk digunakan sebagai katalis dalam fotodegradasi Rhodamin B menggunakan sinar lampu-UV dengan menambahkan 50 mg CuO-Bentonit ke dalam 100 mL larutan Rhodamin B 2x10-5M pada beberapa variasi waktu.
Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa material CuO telah berhasil disisipkan pada lapisan interlayer bentonit. Analisis UV-DRS menunjukkan nilai energi bandgap sebesar 1,31 eV; 1,31 eV; dan 1,28 eV untuk masing masing 15%, 20 %, dan 25% CuO-Bentonit. Fotodegradasi Rhodamin B menggunakan CuO-Bentonit memperlihatkan penurunan konsentrasi pada penyinaran lampu-UV selama 180 menit. Berdasarkan data uji aplikasi material 20% CuO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis yang paling baik terhadap degradasi zat warna Rhodamin B.

It has been synthesized CuO-Bentonite by using precursor [Cu (NH3) 4]2 + and its application as a photodegradation of Rhodamine B. The CuO-Bentonite pillaring agent synthesized by mixing the [Cu(NH3) 4]2 + and bentonite. Solution of complex [Cu(NH3) 4]2 + is made by adding 1.5 M NH4OH in Cu(NO3) 2.3H2O 1 M. Furthermore, through a hydrothermal process at 160deg;C for 2 hours and calcination at 400o C for 5 hours will be formed CuO-Bentonite. CuO-Bentonite is formed and characterized by X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Spectrophotometry Diffuse reflectance (UVDRS), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) and Scanning Electron Microscope (SEM). CuO-Bentonite is used as a catalyst in the photodegradation of Rhodamine B using UV-light by adding 50 mg of CuO-Bentonite into a 100 mL solution of Rhodamine B 2x10-5 M at some time variation.
XRD analysis results showed that the CuO material was successfully inserted into the interlayer of bentonite layer. UV-DRS analysis showed that the bandgap energy of 1.31 eV, 1.31 eV, and 1.28 eV for each of 15%, 20%, and 25% CuO-Bentonite respectively. Photodegradation of Rhodamine B using CuO-Bentonite showed a decline in the concentration of radiation-UV light for 180 minutes. Based on test, 20% CuO-Bentonite has the best sorption capacity and photocatalytic degradation of Rhodamine B.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heidi Hidayati
"Penggunaan zat warna sintetik untuk makanan semakin meningkat karena kegunaan dan keunggulan yang dimilikinya. Akan tetapi, ternyata, tidak semua zat warna sintetik untuk makanan yang dijual di pasaran mengandung zat warna yang aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sampel zat warna sintetik untuk makanan yang beredar di pasaran daerah Tangerang, apakah mengandung zat warna sintetik yang dilarang untuk digunakan dalam makanan atau tidak. Ekstraksi tidak perlu dilakukan terhadap sampel. Identifikasi dilakukan dengan reaksi warna dan kromatografi kertas. Kemudian, dilakukan densitometri untuk menunjang hasil identifikasi yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepuluh dari 31 sampel yang diperiksa, mengandung zat warna sintetik yang dilarang untuk digunakan dalam makanan. Kesepuluh sampel itu adalah tujuh sampel zat warna merah (tiga sampel mengandung Merah K4, dua sampel mengandung Rhodamin B, dan dua lainnya Scarlet GN), satu sampel zat warna jingga (mengandung Orange G), satu sampel zat warna kuning (mengandung Metanil Yellow), dan satu sampel zat warna coklat (mengandung Chocolate Brown FB)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Andini
"Fabrikasi Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC)menggunakan klorofil dan rhodamin B telah berhasil dilakukan.Bahan semikonduktor sebagai elektroda kerja dalam DSSC yang digunakan adalah TiO2nanotube yang ditumbuhkan pada plat titanium dengan teknik anodisasi, dilanjutkan dengan kalsinasi pada 500⁰C untuk membentuk fasa kristal TiO2. Karakterisasi terhadap Ti/TiO2-NT meliputi Field Emission Scanning Electron Microscope(FE-SEM), UV-VisDiffuse Reflectance Spectrometry (DRS), X-ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR), dan Linear Sweep Voltametry (LSV). Gambar FE-SEM menunjukkan bahwa TiO2 bermorfologi tube dengan diameter 88.99nm. Pola XRD menunjukkan puncak TiO2 anatase pada sudut 2θ: 25, 37,48,54, dan 55 derajat. Karakterisasi UV-Vis menunjukkan nilai bandgap TiO2 sebesar 3.24 eV. Spektrum FTIR menunjukkan keberadaan vibrasi ikatan ~Ti-O-Ti~. Kurva LSV menunjukkan bahwa TiO2 aktif pada daerah UV. Plat Ti/TiO2 dilapisi oleh zat warna melalui teknik elektroforesis dengan variasi waktu 8,10,12, dan 14 menit. Spektrum UV-Vis DRS dari TiO2 yang terlapisi zat warna menghasilkan puncak khas dari masing-masing zat warna, menunjukkan bahwa zat warna telah menempel pada TiO2. Pengujian terhadap performa DSSC menunjukkan nilai efiensi sebesar 0.3565% untuk Ti/TiO2-NT/Klorofil; 0.4351% untuk Ti/TiO2-NT/Rhodamin B; dan 0.3963% untuk Ti/TiO2-NT/Klorofil-Rhodamin B.Indonesia

Fabrication of Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) employing chlorophyll and rhodamine B has been successfully carried out. TiO2 nanotubes which was grown on titanium plate by an anodizationtechniques, followed by calcination at 500⁰C to form a crystalline phase of TiO2, was used as working electrode in the DSSC. Characterization of the Ti/TiO2-NT included Field Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), UV-Vis Diffuse Reflectance Spectrometry (DRS), X-ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR), and Linear Sweep Voltametry (LSV). FE-SEM images showed the tube morphologies of TiO2 with a diameter of 88,99 nm. XRD pattern showed the TiO2 anatase peak at 2θ : 25, 37, 48, 54, dan 55 degree. UV-Vis DRS characterization revealed that the bandgap of the prepared TiO2is 3.24 eV. FTIR spectrum showed the presence of ~Ti?O-Ti~ vibration. LSV curves obtained indicate that the TiO2is active in the UV region . The Ti/TiO2 plate then was being coated with the dye through electrophoresis technique with time variation of 8, 10, 12, and 14 minutes. UV-Vis DRS spectrum of the dyes coated TiO2 showed that all typical dyes realted peaks were observed, indicate that the dyes was attached to the Ti/TiO2-NT. Performance tests of the assembled DSSC showed the efficiencies of 0.3565%for the Ti/TiO2-NT/Chlorophyll; 0.4351% for the Ti/TiO2-NT/Rhodamine B; and 0.3963% for the Ti/TiO2-NT/Chlorophyll/Rhodamine B respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Umar
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S31965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nur Apriani
"Telah dilakukan sintesis fotokatalis N/TiO2 bermofologi nanotubes dengan ammonium nitrat sebagai sumber dopan dengan cara metode anodisasi dan karakterisasinya menggunakan XRD, SEM-EDX, DRS UV-Vis serta pengujian yaitu Linear Sweep Voltametri dan Multi Pulse Anperiometri serta. Fotokatalis N/TiO2 telah berhasil diterapkan untuk degradasi senyawa Rhodamin B menggunakan sinar UV maupun sinar tampak. Sintesis N/TiO2 nanotube (N/TiO2- NT) dilakukan dengan metode anodisasi dengan ammonium nitrat (NH4NO3) sebagai sumber dopan pada berbagai variasi konsentrasi (0,5M , 1M, 2M), dilanjutkan dengan kalisinasi pada suhu 4500C selama 2 jam untuk mendapatkan fasa kristal anatase. Karakterisasi dengan FTIR terhadap N/TiO2 hasil masil sintesis memberikan puncak spektra FTIR Ti-O-Ti (700-800 cm-1), Ti-N (450-500 cm-1) dan O-N-O (1360 dan 1500 cm-1), dan karakterisasi dengan spektrum Energy Dispersive Xray (EDX) menunjukkan keberadaan unsur N.
Hasil kedua karakterisasi tersebut mengindikasikan tersisipnya unsure nitrogen kedalam matrik TiO2. Karakterisasi dengan UV-Vis DRS menunjukkan adanya sedikit penurunan energi celah pada N/TiO2 (2,98 eV) dibandingkan TiO2 yang tidak didoping (3,18 eV). Hasil pengukuran photocurrent menunjukkan bahwa N/TiO2-NT aktif pada daerah visible, sedangkan TiO2 nanotube tanpa dopan hanya aktif pada daerah UV. Dari uji fotokatalisis menggunakan sinar tampak diperoleh bahwa N/TiO2-NT mempunyai aktifitas fotokatalis yang lebih baik daripada TiO2 nanotube tanpa dopan dalam mendegradasi Rhodamkin B. Uji fotoelektrokatalisis menggunakan sinar tampak untuk N/TiO2-NT memberikan hasil eliminasi sebesar 47,86%, sedangkan bila menggunakan TiO2 nanotube tanpa dopan eleminasi hanya sebesar 25,49%. Hasil-hasil diatas menunjukkan bahwa proses doping yang dilakukan telah berhasil menyisipkan nitrogen kedalam matrik TiO2 nanotubes dan memperbaiki kinerja fotokatalisis nya di daerah sinar tampak.

Synthesize and characterization of nitroged doped TiO2 (N/TiO2) photocatalysts having nanotube morphology has been done by anodizaton method, with ammonium nitrate as a dopant source. Characterization of prepared photocatalysts were conducted by XRD, SEM-EDX, UV-Vis Diffused Reflectant Spectrometry (UV-Vis DRS). Photoelectrochemical Test for photocurrent evolution examination was conducted by mean Linear Sweep Voltametry and Multi pulse Amperometry. The prepared N/TiO2 phocatalysts then was applied to a photocatalytic elimination of rhodamine B under illumination of UV dan visible light. The N/TiO2 nanotubes (N/TiO2-NT) synthesis was performed by anodization method, with ammoniun nitrate (NH4NO3) solution as a dopant at various concentration (0,5 M , 1 M, and 2 M), and followed by calsination at 4500C for 2 hours, to obtain anatase crystalline phase. FTIR characterization of prepared N/TiO2-NT showed some peaks related to -Ti-O-Ti- vibration (700-800 cm-1), -Ti-N vibration (450-500 cm-1) and -O-NO- vibration (1360 and 1500 cm-1). The EDX characterization clearly indicates the presence of nitrogen peak.
Both FTIR and EDX characterization indicated that the insertion of nitrogen into the TiO2 matrix. Characterization by UV-Vis DRS showed a slight decrease in the energy gap at N/TiO2 (2.98 eV) compared to that undoped TiO2 (3.18 eV). The results of photocurrent measurements showed that the N/ TiO2-NT was active in the visible region, while the undoped TiO2 nanotube was only active in the UV region. Photocatalytic testing toward Rhodamin B solution showed that, under visible light illumintaion, the N/TiO2-NT photocatalyst perfomed better than that of undoped TiO2 nanotube. Unde visible light, at certain time course, the N/TiO2-NT can eliminate as much 47,86% Rhodamine B, while undoped TiO2 nanotubes can only eliminate 25,49%. The results indicate that the doping treatment have been successfully inserting the nitrogen into the matrix of TiO2 nanotubes and improve the performance of its photocatalytic property under visible light region.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>