Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74915 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Novi Sitaresmi
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S32012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketty Suhaeti
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S32049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Wijaksono
"ABSTRAK
Tanaman jambu mede (Anacardium occidentale
Linn. ) digunakan sebagai salah satu komponen dalam
pengobatan tradisional antara lain dalam jamu pegel
linu. Telah dilaporkan bahwa daun jambu mede mempunyai
efek analgetik pada hewan coba. Oleh karena efek
analgetik daun jambu mede belum diteliti pada manusia
maka dilakukan penelitian efek analgetik daun jambu mede
pada sukarelawan sehat.
Tujuan penelitian mi adalah untuk menguji efek
analgetik daun jambu mede pada manusia.
Pada penelitian mi digunakan daun muda yang
diberikan dalam bentuk infus dengan dosis 25 g/50 kg BB.
peroral pada 12 sukarelawan sehat dengan randomized
single blind crossover design, dan sebagai obat
pembanding digunakan parasetamol dosis 600 mg/50 kg ES
peroral.
Dalam penelitian mi digunakan analgesimeter yaitu
alat yang digunakan untuk mengukur waktu reaksi pada
menit ke 0, 15, 30, 60, 90, 120, 180, dan 240 setelah
pemberian obat.
Dari hasil analisis statistik ternyata infus daun
muda jambu mede menunjukan efek analgetik yang berbeda
bermakna dibandingkan kontrol (menit ke 0 ) dengan p < 0,01 mulai menit ke 15 sampai menit ke 180 setelah
pemberian obat.
Hasil percobaan -ini bila dibandingkan parasetamol
ternyata efek analgetik infus daun muda jambu mede lebih
lernah dengan p < 0,01 pada menit ke .30, 90, dan 120,
dengan p < 0,05 pada menit ke 15, 60, dan 180 setelah
pemberian obat."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hanani
"Anacardium Occidentale L atau yang lebih dikenal masyarakat Indonesia dengan nama daerah jambu mede, jambu mente, merupakan salah satu tumbuhan multiguna, karena selain dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, bagian biji dapat dimakan sebagai makanan kecil, bagian buah sebagai buah segar atau sari buah dan bagian daun muda untuk lalap ( sayur mentah ).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik hasil fraksinasi sari metanol daun jambu mede yang diberikan secara oral pada hewan coba mencit putih yang diberi asam asetat sebagai pembangkit rangsang nyeri.
Penelitian dilakukan menurut metode writhing test atau test peritoneal, menggunakan pembanding asam asetil salisilat ( asetosal ). Bahan uji diberikan secara oral dalam bentuk suspensi dalam larutan CMC 0,5 %, diberikan tiga puluh menit sebelum pemberian asam asetat. Pengamatan jumlah geliat dilakukan 10 menit setelah penyuntikan asam asetat, selang waktu 5 menit selama 30 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari etil asetat dosis 47 mg/20 g berat badan dan sari butanol dosis 26 mg/20 g berat badan mempunyai efek analgetik yang secara statistik tidak berbeda bermakna dengan efek yang ditimbulkan oleh asam asetil salisilat dosis 1,30 mg/20 g berat badan. Sari air dan residu tidak menunjukkan efek analgetik. Ketiga macam dosis sari etil asetat yaitu 31, 47 dan 71 mg/20 g berat badan memberikan efek analgetik tetapi peningkatan dosis ini tidak diikuti dengan peningkatan efek."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Febrina
"Jambu mede (Anacardium occidentale Linn.) digunakan
dalam pengobatan tradisicnal di Indonesia karena
khasiatnya yang beraneka ragam. Salah satu khasiat jambu
mede adalah sebagai analgesik. Beberapa jamu pegal linu
yang beredar di pasaran juga menggunakan daun Jambu mede
sebagai salah satu kompónennya.
Pada percQbaan terdahulu (23) pemeriksaan efek
analgesik infus daun j ambu mededilakukan pada mencit
dengan metode hot-plate. Data ilmiah yang menuniang
khasiat analgesik daun j ambu mede masih dirasakan kurang.
Karena itu peneliti ingin melakukan pemeriksaan pada
tikus putih. Dalam penelitian dilakukan pula pemisahan
antara daun yang muda dan daun yang tua untuk mengetahui
daun -mana yang iebih kuat memberikan efek analgesik,
sebab pada penelitian yang terdahuludigunakan campuran
keduanya
Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui apakah
daun jambu mede mempunyai efek analgesik. Selain itu Juga
untuk mengetahui daun mana yang lebih kuat sebagai
analgesik.
Metode yang digunakan adalah metode rat tail-flick
menurut D'Amour dan Smith dengan alat analgesimeter.
Sebagai zat pembanding digunakan Dipiron dengan dosis 300 mg per kg B. Pemberian obat dilakukan peroral dan
efek analgesik ditentukan berdasarkan perpanjangan waktu
reaksi tikus terhadap rangsang nyeri sampai menit ke-300
setelah petnberian obat.
Hasil pengukuran dan analisis statistik menunjukkan
baha efek analgesik infus daun muda lebih kuat daripada
iflfL(S daur) tua.
Pada infus daun muda, efek analgesik terlihat pada
pernberian dosis 600 mg per 200 gr BB terutama pada menit
ke-60 5 905 dan 120. Pecnberian infus daun muda dengan
dosis 1200 mg per 200 g BB rnemperlihatkan efek analgesik
sampai menit ke-300 Sedangkan pemberian infus daun muda
dengan dosis 300 mg per 200 g BB, tidak mernperlihatkan
efek analgesik yang berarti dari menit ke-30 sampai men-it
ke-300 setelah pemberian.
Bila dibandingkan dengan obat analgesik Dipiron5
ternyata efek analgesik infus daun j ambu rnede lebih
lemah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurjannah SB
"ABSTRAK
Kemuning (Murraya paniculata Jack) telah dikenal sebagai obat tradisional yang mempunyai berbagai macam khasiat salah satu diantaranya adalah sebagai analgetik. Untuk menambah informasi ilmiah mengenal khasiat kemuning maka dilakukan penelitian mengenai efek analgetik ekstrak petroleum benzen, ekstrak kioroform, dan ekstrak etanol 95 dari daun kemuning (Murraya paniculata Jack) pada mencit putih galur SWISS:CBR. Pengujian dilakukan dengan metoda peritoneal test (writhing test), dengan menggunakan larutan asam asetat 3 sebagai pembangkit rasa sakit yang diberikan secara intra peritoneal. Pemberian bahan uji diberikan secara oral 30 menit sebelum pemberian asam asetatip. Sebagai pembanding digunakan asetosal (1.3 mg/20 g berat badan mencit). Efek analgetik ditentukan berdasarkan penurunan jumlah peregangan (writhing) yang terjadi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstrak petroleum benzen, dan ekstrak kioroform dari daun kemuning tidak mempunyai khasiat analgetik. Ekstrak etanol 95 dari daun kemuning dengan dosis 7.2 mg; 21,6 mg; dan 64,8 mg tiap 20 g berat badari mnencit mempunyai efek analgetik. Terdapat hubungan dosis dan efek yaitu dengan meningkatnya dosis maka efek analgetik ekstrak tersebut akan semakin kuat. Ekstrak etno1 95 dri daun kemunng dengan dosis 64.8 mg/20 g berat badan mencit mempunyai efek analgetik yang tidak berbeda nyata dengan asetosal dosis 1,3 mg/20 gram berat badan mencit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>