Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146446 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Meilani Kumala
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Survai Kesehatan Rumah Tangga 1992, menunjukkan angka kematian penyakit kardiovaskular di Indonesia telah menduduki urutan pertama. Platelet mempunyai peranan dalam terbentuknya aterosklerosis yang merupakan penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular. Asupan asam lemak tak jenuh w-3 dalam makanan sehari-hari dapat mempengaruhi fungsi platelet yang meliputi menurunkan agregasi platelet dan pembentukan Tromboksan A2 (TXA2). Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh suplementasi asam lemak tak jenuh w-3 terhadap agregasi platelet dan TXA2 pada orang sehat. Penelitian dilakukan tehadap 11 orang laki-laki sehat, berusia 30-55 tahun dan tidak merokok.
Penelitian dilakukan dalam 3 periode yaitu periode pengamatan, periode suplementasi dan periode setelah suplementasi dengan masing-masing periode 21 hari lamanya. Dalam periode suplementasi, setiap subjek penelitian tiap hari mendapat 6 kapsul w-3 yang setara dengan 6 gram asam lemak tak jenuh w-3 dan mengandung 1080 mg EPA dan 720 mg DHA. Pada setiap awal periode dan pada akhir penelitian dilakukan pemeriksaan agregasi platelet dan TX A2. Pada saat yang lama juga dilakukan analisis asupan makanan.
Hasil dan Kesimpulan : Nilai rata-rata agregasi platelet pada awal periode pengamatan, awal periode suplementasi, hari pertama dan hari ke 22 periode setelah suplementasi berturut-turut adalah 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 dan 61,12 ± 7,8. Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada awal periode suplementasi dengan awal periode pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada hari pertama periode setelah suplementasi dengan awal periode suplementasi dan pada hari ke 22 dengan hari pertama periode setelah suplementasi ternyata terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asam lemak tak jenuh w-3 dapat menurunkan agregasi platelet pada orang sehat. Data kadar TXA2 dalam penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan lengkap pada ke tiga periode. Hanya tiga data kadar TXA yang lengkap diperoleh dari ke tiga periode tersebut oleh karena itu, tidak dapat dilakukan analisis statistik terhadap kadar TXA2. Dengan demikian pengaruh asam lemak tak jenuh terhadap pembentukan TXA2 dalam penelitian ini belum dapat disimpulkan.

Scope and Method of Study : Household survey 1992, showed mortality rate of cardiovascular disease in Indonesia has become the highest. Platelets have a role in atherosclerosis formation leading to cardiovascular disease. Dietary intake of w-3 polyunsaturated fatty acids can influence platelet function including the decrease of platelet aggregation and thromboxane A2 (TXA2) formation. The purpose of this study is to evaluate the effect of w-3 polyunsaturated fatty acids supplementation on platelet aggregation and TXA2 in healthy men. The subjects were 11 healthy men, 30 - 55 years of age and non smokers.
The study conducted in three periods ; the run in period, the supplementation period and the post supplementation period, which each of lasted 21 days. During the supplementation period, each subject was administered 6 omega-3 capsules which equal 6 grams of w-3 polyunsaturated fatty acids and containing 1080 mg EPA and 720 mg DHA. Platelet aggregation and TXA2 measurement were conducted at the beginning of each period and the end of the study. At the corresponding points of time dietary intake analysis were also carried out.
Findings and Conclusions : The mean value of platelet aggregation at the beginning of the run in period, the beginning of supplementation period, the first and the twenty second day of the post supplementation period were 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 and 61,12 ± 7,82, respectively. T test dependent statistical analysis on platelet aggregation in the beginning of supplementation period against at the beginning of the run in period showed no significant change (p>0,05). T test dependent statistical analysis on platelet. aggregation at the first day of post supplementation period against at the beginning of supplementation period also at the twenty second day against the first day of the post supplementation period showed that there were significant change (p<0,05).
It can be concluded that in healthy men supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids decreased platelet aggregation. Data of TXA2 levels in this study could not be completely obtained from all the three periods. Since only three datas of TXA2 could be obtained completely, no statistical analysis could be made. The effect of supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids on TXA2 formation in this study is still inconclusive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monalita Meryda
"
ABSTRAK
Asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) sebagai hasil isolasi minyak ikan banyak dijual dalam bentuk sediaan kapsul lunak {soft capsule) sebagai makanan tambahan (foodsupplement).
Radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan kanker. Antioksidan dapat mencegah teroksidasinya sel tubuh oleh radikal bebas. EPA dan DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang mempunyai lima dan enam ikatan rangkap. Banyaknya ikatan rangkap ini menyebabkan EPA dan DHA digunakan sebagai antioksidan, karena EPA dan DHA lebih dulu teroksidasi dibanding substrat yang dilindungmya.
Dalam penelitian ini, digunakan metode konjugasi diena, dimana daya anti oksidan campuran EPA dan DHA dengan perbandingan 3:2 ditentukan berdasarkan kemampuan menghambat oksidasi asam lemak tak jenuh, yaitu minyak jagung, serta metode serimetri untuk mengetahui kemampuan campuran EPA dan DHA mereduksi serium (IV) amonium sulfat.
Hasil yang diperoleh dari metode konjugasi diena menunjukkan daya hambat pembentukan hidroperoksida dalam minyak jagung adalah negatif karena menunjukkan efek prooksidan. Hal ini disebabkan EPA dan DHA mengalami proses autooksidasi dan reaksi ini bersifat katalis bagi oksidasi minyak jagung. Berbeda dengan metode konjugasi diena, metode serimetri menunjukkan kemampuan mereduksi serium (IV) amonium sulfat sebanyak 4,17 + 0,04 mek/gram campuran & EPA dan DHA.
"
1997
S32033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhidayah bt. Pazil
"Pisang (Musa Acuminata) merupakan jenis buah yang mengandung banyak senyawa kimia yang bersifat antioksidan dan antibakteri, salah satunya adalah pisang raja (Musa AAB ?Pisang Raja'). Pisang raja merupakan kultivar lokal dan populer di Indonesia, mudah ditemukan, memiliki harga yang relatif murah, serta merupakan jenis pisang yang bisa langsung dimakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan akivitas antioksidan ekstrak daging pisang raja dengan antioksidan lain yaitu vitamin A, vitamin C, dan katekin melalui penghitungan bilangan peroksida. Bilangan peroksida ditentukan dengan cara titrasi iodometri.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada bilangan peroksida yang terbentuk pada sampel minyak saja dan minyak yang ditambah katekin jika dibandingkan dengan sampel minyak yang ditambah dengan ekstrak daging pisang raja. Namun pada sampel minyak yang ditambah dengan vitamin A dan C tidak menunjukkan adanya bilangan peroksida yang berbeda bermakna jika dibandingkan dengan sampel minyak yang ditambah dengan ekstrak daging pisang raja. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan efek antioksidan ekstrak daging pisang raja sama baiknya dengan vitamin A dan vitamin C namun tidak sebaik katekin.

Banana (Musa Acuminata) is a type of fruit that contains a lot of chemical substances that work as antioxidant and antibacterial, one of these is ?pisang raja'. ?Pisang Raja' is a local cultivar banana that is popular among Indonesian which is easy to get with relevant price, and it is a type of banana that can be served directly.
The aim of this research is to compare the antioxidant effect of Pisang Raja's pulp extract with other antioxidant such as vitamin A, vitamin C and catechin by calculating the peroxide number. Peroxide number was determined by iodometri titration method.
The result showed that there is a significance difference in peroxide number which formed in oil sample and in oil which has been added with catechin if it is compared to oil which has been added with Pisang Raja's pulp extract sample. However, in oil which has been added with vitamin A and C showed no significance difference in their peroxide number if it is compared to oil which has been added with Pisang Raja's pulp extract sample. Based on this result, it can be concluded that the antioxidant effect of Pisang Raja's pulp extract is as good as vitamin A and C but not as good as catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Dinagunata
"Di Indonesia, pisang memiliki nilai konsumsi tinggi dan dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat serta diketahui memiliki kandungan antioksidan didalamnya. Tujuan penelitian ini ialah membandingkan aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang mas dengan senyawa lain yang telah diketahui sebagai senyawa antioksidan. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi eksperimental dengan sampel pisang mas yang diambil dari Pasar Rawasari, Jakarta Pusat melalui penghitungan bilangan peroksida. Dari hasil penelitian, nilai penghitungan bilangan peroksida pisang mas lebih tinggi dari nilai penghitungan bilangan peroksida katekin namun lebih rendah dibandingkan nilai penghitungan vitamin A dan vitamin C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam ekstrak daging pisang mas terdapat aktivitas antioksidan.

In Indonesia, banana have high consume value and can be consume by all of people, and it is known to be contain of antioxide in it. The aim of this research is compare antioxide effect of "Mas" banana pulp extract with other substance that known as antioxidant. The method of reseach is eksperimental study with "Mas" banana samples, were collected on "Pasar Rawasari" , Central Jakarta. From this research, value of peroxide number "Pisang Mas" higher than value of peroxide number catechin but lower than value of vitamin A and vitamin C. As a conclusion, there is antioxidant activity in ?Mas?banana pulp extract."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusron Effendi
"Pisang adalah buah yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Satu dari lima jenis pisang lokal yang terbanyak dikonsumsi adalah pisang ambon (Musa AAA `Pisang Ambon`). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang ambon dan membandingkan hasilnya dengan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan, yakni vitamin A, vitamin C, dan katekin dengan mengukur bilangan peroksida. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yakni minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan Vitamin A, vitamin C, katekin, dan ekstrak daging pisang ambon. Tiap kelompok akan dioksidasi dengan cara pemanasan 60oC selama 1 hari dilanjutkan oksidasi udara terbuka pada suhu kamar (27oC) selama 7 hari, dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Peroksida yang terbentuk dari oksidasi tersebut akan dihitung dengan melakukan titrasi dengan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N. Peroksida yang dihasilkan minyak yang ditambahkan ekstrak daging pisang ambon secara bermakna (p < 0.05) lebih sedikit dibandingkan peroksida yang dihasilkan minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan vitamin A, dan minyak goreng yang ditambahkan vitamin C, namun masih lebih besar dibandingkan minyak goreng yang ditambahkan katekin. Sebagai kesimpulan, ekstrak daging pisang ambon terbukti memiliki aktivitas antioksidan karena mampu mengurangi pembentukan peroksida. Aktivitas antioksidan tersebut lebih baik daripada vitamin A, dan vitamin C, namun tidak sebaik katekin.

Banana is the most consumed fruit by Indonesian. One of the top five most consumed species of the banana is Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`). The objectives of this research were to discover if there was antioxidant effect in the pulp of Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`) and to compare the result with some antioxidant substances, such as vitamin A, vitamin C, and catechin by measuring the peroxide number. There were five experiment groups, which were cooking oil , cooking oil added with vitamin A, cooking oil added with vitamin C, cooking oil added with catechin, and cooking oil added with Ambon banana pulp extract. Sample of each group was oxidized by heating at 60oC for one day continued with open air oxidation at room temperature (27oC) for seven days. This experiment was repeated six times. Peroxide formed by this oxidation reaction was measured by titrating the samples with Natrium tiosulphate (Na2S2O3) 0,1 N. Peroxide formed by oxidation of cooking oil added with banana pulp extract was significantly (p < 0.05) less than those formed by oxidation of cooking oil , cooking oil added with vitamin A, and cooking oil added with vitamin C, but still more than cooking oil added with catechin. As the result, it was proven that there was antioxidant activity in Ambon banana pulp extract due to the capability of reducing peroxide formation. This antioxidant activity was better than the activity of vitamin A and vitamin C, but was still worse than the activity of catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09051fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syah Abdaly
"Pisang Raja Sere (Musa AAB ?Pisang Raja Sere?) memiliki banyak kandungan gizi termasuk senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang Raja Sere dengan vitamin A, vitamin C dan katekin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental melalui penghitungan bilangan peroksida. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bilangan peroksida sampel minyak yang ditambahkan ekstrak daging pisang Raja Sere, lebih kecil dibandingkan sampel minyak yang ditambahkan vitamin A maupun vitamin C, namun lebih besar dibandingkan dengan sampel minyak yang ditambahkan katekin. Secara statistik, perbedaan bilangan peroksida ini bermakna karena nilai p<0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak daging pisang Raja Sere terbukti lebih baik dibandingkan vitamin A dan vitamin C, tetapi tidak sebaik katekin.

Raja Sere banana (Musa AAB ?Pisang Raja Sere?) contains a lot of dietary components include antioxidant substances. This research was aimed to compare the antioxidant activity between Raja Sere banana pulp extract, vitamin A, vitamin C, and catechin. This research used experimental method through peroxide value counting. This research?s results showed that average peroxide value of the oil added with Raja Sere banana pulp extract sample was less than the oil sample which was added with either vitamin A or vitamin C, but bigger than the oil sample which was added with catechin. Statistically, this comparison is valuable because the ?p value? is <0,05. Thus, it could be concluded that Raja Sere banana pulp?s antioxidant activity is better than vitamin A and vitamin C, but not as good as catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Irawati Soeria Santoso
"Angiogenesis dalam keadaan normal mempunyai peranan antara lain dalam pertumbuhan dan penyembuhan jaringan. Beberapa zat dapat mempengaruhi proses angiogenesis. Zat yang dapat merangsang keaktifan angiogenesis dapat dipakai untuk merangsang pertumbuhan atau penyembuhan jaringan. Sebaliknya, zat yang dapat menekan proses angiogenesis dapat dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel tumor. Zat antioksidan dapat menghambat kerusakan jaringan dengan menghambat pembentukan gugus radikal bebas yang berlebihan. Beberapa vitamin seperti vitamin A (beta karoten), vitamin C (asam askorbat) dan vitamin E (alfa tokoferol) mempunyai sifat sebagai antioksidan. Yang menjadi permasalahan ialah apakah vitamin A, vitamin E dan vitamin C mempunyai efek terhadap keaktifan angiogenik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin A, vitamin C dan vitamin E yang mempunyai sifat antioksidan terhadap keaktifan angiogenik. Pada penelitian ini dipergunakan jaringan endometrium dari tikus putih (W Ct star) pada kehamilan hari ke 5. Saringan endometrium dari setiap tikus dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok 1 direndam dalam RPMI 1640 + vitamin A, kelompok 2 direndam dalam RPMI 1540+ vitamin C dan kelompok 3 dengan RPMI 1640 + vitamin E. Kelompok 4 sebagai kontrol, jaringan direndam dalam RPMI 1640. Semua jaringan diinkubasi pada suhu 37 derajat C , 5 % C02 selama 60 menit. Pemeriksaan angiogenesis dilakukan dengan metoda Folkman. Eksplan jaringan endometrium yang dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 500 um , ditempatkan dalam matriks gel kolagen 3 dimensi yang berisi sel endotel (HUVEC) dalam media NCTC dan FCS. Eksplan tersebut dikultur selama 96 jam. Potensi angiogenik endometrium diukur dengan derajat migrasi sel endotel menuju jaringan yang ditanam ( skor 0 - 4 ). Skor aktifitas angiogenik adalah Mode dari skor angiogenik eksplan yang ditanam pada setiap cawan kultur. Untuk mengetahui perbedaan skor angiogenik setiap kelompok digunakan analisa dengan Chi-squared test dengan p t 0.05 dan derajat kebebasan (k-1)(b-1). Telah diperiksa aktivitas angiogenik 17 tikus. Dibandingkan dengan kontrol, maka pemberian vitamin A, vitamin C dan vitamin E memberikan skor aktivitas angiogenik yang lebih baik. Namun perbedaan ini tidak bermakna. Skor aktivitas angiogenik pada pemberian vitamin A dan C adalah 1 sedangkan vitamin E mendekati 1 dan pada kontrol lebih rendah sedikit dari pemberian vitamin E. Semula diduga bahwa vitamin A akan menekan proses angiogenesis namun dalam penelitian ini pemberian vitamin A memberikan hasil meningkatkan skor aktivitas angiogenesis. Mungkin hal ini disebabkan oleh dosis vitamin yang diberikan dan sifat vitamin A yang dapat menghambat pertumbuhan sel endotel (retinol babas) dan merangsang pertumbuhan sel (beta karoten dan retinol yang berikatan dengan protein -karier). Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini ialah vitamin yang mempunyai sifat sebagai antioksidan walaupun tidak bermakna namun dapat memperbaiki skor angiogenesis dan mungkin dapat dikembangkan sebagai terapi tambahan disamping terapi konvensional pada beberapa penyakit di klinik.

Angiogenesis is an important physiologic process, which plays an essential role in normal tissue growth or repair. Several substances have been known to modulate angiogenic activity and can therefore be used either to stimulate or inhibit angiogenesis. Antioxydants are known to check tissue injury by inhibiting the formation of free radicals. vitamins A (beta carotene), C (ascorbic acid.), and E (alpha tacopherol) have antioxydant properties. The problem is to determine if these vitamins can also affect angiogei is activity. The purpose of this study is to investigate whether the antioxydant properties of vitamins A, C, and E can affect angiogenesis. Endometrial tissue samples were obtained from white rats (Wistar) on the fifth day of pregnancy. Samples from each rat were divided into 4 portions. The first portion was put into a solution of RPMI 1640 and vitamin A, the second into RPMI 1640 and vitamin C, and the third into RPMI 1640 and vitamin E. The last portion, as control, was put into a solution containing only RPMI 1640. All portions.were incubated at 37°C with 5% C02 for 60 minutes. Angiogenic assay followed the Folkman method. Explants from endometrial tissue were finely chopped into pieces smaller than 500 um and placed in a 3 dimensional collagen gel matrix containing endothelial cells (HUVEC) in NCTC and FCS media. the explants were cultured for 96 hours. Endometrial angiogenic potential were quantified by the degree of endothelial cell migration towards the explants, with a possible score of 0 - 4. The angiogenic activity score is the mode of the explant angiogenic score in each culture dish. Statistical analysis by using the chi-squared test with p<0.OOF. and a degree of freedom of (k-l) (b-1) was used to determine the difference in angiogenic score of each portion. The angiogenic activity of samples from 17'female white rats was evaluated. Vitamins A, C, and E was found to produce a higher score when compared to control. The difference was however not statistically significant. In samples given vitamins A and C the score was 1, while in samples with vitamin E the score was slightly less than 1. The score in the control batch was a little bit less than the vitamin E score. It was thought that vitamin A will inhibit angiogenesis, but this study showed that vitamin A enhanced angiogenic activity. This is probably caused by incorrect dosage, or the characteristics of vitamin A itself. Free retinal has been known to inhibit endothelial cell growth, while beta carotene and retinal bound to protein carriers may stimulate cell growth. From this study it can be concluded that vitamins with antioxydant properties can slightly increase angiogenic scores, and may be developed into an adjuvant tc conventional clinical therapy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaiti Marsas Prilitasari
"
Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman palma dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri, salah satunya adalah Susu Kental Manis produksi PT. Indomilk. Proses oksidasi menyebabkan minyak atau lemak mudah mengalami kerusakan sehingga dapat menurunkan nilai gizi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang mampu menghambat proses oksidasi dan meningkatkan kestabilan minyak nabati. Pada praktik kerja lapangan ini dilakukan analisis bilangan peroksida dan asam lemak bebas. Percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh vitamin E dengan beberapa konsentrasi dalam minyak kelapa sawit. Berdasarkan hasil percobaan saat hari ke-1 diperoleh nilai yang memenuhi spesifikasi minyak kelapa sawit, yakni bilangan peroksida sebesar 0 meq/kg dan kandungan asam lemak bebas < 0,08 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dapat dijadikan bahan baku penambah lemak. Pada hari ke-15, bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0379meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0197 meq/kg, 0,0196 meq/kg sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,0794 meq/kg, 0,0588 meq/kg, 0,0398 meq/kg, 0,0195meq/kg. Pada hari ke-15, asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm secara berturut-turut sebesar 0,0859 %, 0,0843 %, 0,0732 %, 0,0594 %. Sedangkan untuk kemasan terbuka sebesar 0,01867 %, 0,0956 %, 0,0879 %, 0,0681 %. Hasil penentuan perubahan bilangan peroksida untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-10 (0,0187 meq/kg), hari ke-11 (0,0196 meq/kg), hari ke-12 (0,0196 meq/kg), dan hari ke-15 (0,0196 meq/kg). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut mengalami kenaikan pada hari ke-8 (0,0194meq/kg), hari ke-11 (0,0196meq/kg), hari ke-11 (0,0193 meq/kg), dan hari ke-12 (0,0195 meq/kg). Pada penentuan asam lemak bebas untuk kemasan tertutup dengan penambahan vitamin E 0 ppm,10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diluar spesifikasi pada hari ke-12 (0,0802 %), hari ke-15 (0,0843 %), hari ke-17 (0,0852%), dan hari ke-18 (0,0855%). Sedangkan untuk kemasan terbuka dengan penambahan 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm secara berturut-turut nilai asam lemak bebas berada diatas nilai spesifikasi yang telah ditetapkan pada hari ke-8 (0,1361 %), hari ke-12 (0,0842 %), hari ke-15 (0,0879 %), hari ke-17 (0,0910 %). Dapat disimpulkan bahwa penambahan antioksidan dapat mempengaruhi perubahan bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak yang telah diproses."
2008
TA1687
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>