Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Tauriestaningtyas
Universitas Indonesia, 1995
S32097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Ramadhani
"Perkembangan liposom sebagai sistem penghantaran obat dapat membantu menargetkan obat ke targetnya secara spesifik sehingga dapat mengurangi efek samping dan toksisitas obat. Lepasnya obat dari liposom dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, di antaranya pH dan temperatur. Liposom harus dapat stabil pada pH fisiologis tetapi juga sensitif terhadap kondisi pH yang lebih asam yaitu pH 5,5-6,0. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan asam oleat terhadap sensitivitas liposom yang mengandung spiramisin pada berbagai kondisi pH dan menguji efisiensi penjerapannya. Dalam penelitian ini digunakan tiga formula yaitu tanpa penambahan asam oleat, dengan penambahan 0,16 mol dan 0,32 mol asam oleat. Evaluasi yang dilakukan terhadap liposom adalah morfologi partikel menggunakan Scanning Electron Microscope dan mikroskop konfokal, distribusi ukuran partikel menggunakan Particle Size Analyzer, persentase penjerapan yang diperoleh dari hasil dialisis, dan yang utama adalah sensitivitas liposom pada pH 2; pH 5,5; dan pH 8. Hasil yang didapat adalah liposom dengan diameter rata-rata 15-17 µm dan efisiensi penjerapan dari ketiga formula menurun dengan meningkatnya kosentrasi asam oleat. Adanya penambahan asam oleat dapat meningkatkan sifat sensitivitas liposom terhadap pH asam dan stabilitasnya pada pH basa. Pelepasan obat tertinggi didapat dari liposom dalam medium pH 2 dan terendah dalam medium pH 8.

The development of liposomes as drug carrier is applied for drug targetting in order to reduce adverse effects and toxicity of drugs. The drug release from liposomes is influenced by environmental conditions such as pH and temperature. As drug carrier, liposomes must be stable in physiological pH, but they have to be able to release their content in lower pH condition (pH 5.5-6.0). The aims of this research are to study about the presence of oleic acid in liposome formula containing spiramycin on their pH sensitivity and to evaluate their entrapping efficiency. There are three concentrations of oleic acid that use in liposome formula which are 0, 0.16 mol, and 0.32 mol. Liposomes were evaluated by their morphology with Scanning Electron Microscopy and convocal microscope, particle size distribution with Particle Size Analyzer, entrapment efficiency with dialysis, and their sensitivity in pH 2, 5.5 and 8 medium. Evaluation results showed that liposomes particle sizes are range from 15 to 17 µm, and it illustrated that the higher oleic acid concentration, the lower their entrapment efficiency. The percentages of drug released from liposomes proved that adding of oleic acid in liposome formula increased their sensitivity to acidic condition and their stability to basic condition. The highest drug released could be obtained from liposomes in pH 2 medium, while the lowest drug released was in pH 8 medium."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S134
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Andreas H.
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Asam lemak adalah salah satu bahan baku yang digunakan pada saat
melakukan reaksi penyabunan. Perbedaaan perbandingan asam lemak pada
pembuatan sabun cair, sangat mempengaruhi kualitas busa dan kelembutan yang
dihasilkan oleh sabun tersebut. Penelitian ini menitik beratkan pada efek perbedaan
rasio asam lemak pada formula sabun cair terhadap kestabilan, kualitas busa dan
kelembutan produk. Hasil yang dicapai dari penelitian ini didapat bahwa sabun cair
dengan perbandingan asam lemak yang digunakan pada proses penyabunan, yaitu 6%
asam laurat dan 4% asam miristat, memberikan kestabilan viskositas, kerapatan, pH
dan penampakan yang baik, serta disukai oleh para responden. Hasil dari penelitian ini
dapat menjadi referensi bagi formulator produk untuk mengaplikasikan rasio asam lemak
yang paling optimum yang bisa memberikan kestabilan serta kualitas busa dan skin
feeling yang paling bagus."
Universitas Indonesia, 2006
S30613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiri
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S32077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nabila Indah Hermanto
"Apoteker memiliki peran sebagai tenaga yang bekerja di bidang kefarmasian. Seorang mahasiswa apoteker harus menempuh pendidikan profesi untuk dapat bisa memiliki gelar Apoteker dan harus telah memenuhi persyaratan dan standar kompetensi untuk dapat melakukan praktek profesi. Selama masa pendidikan, dalam hal untuk mewujudkan Apoteker yang kompeten, maka dilaksanakan sebuah kegiatan yaitu Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA), kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung mahasiswa apoteker untuk dapat memahami pekerjaanya. Kegiatan PKPA ini dilakukan di Industri Farmasi yaitu PT Paragon Technology and Innovation pada periode January-Maret 2021 dan di Apotek Roxy Pondok Labu pada bulan Mei 2021. Kegiatan PKPA ini menjadi wadah bagi mahasiswa apoteker untuk dapat memahami lingkup kerja dan pekerjaan kefarmasian secara mendalam dan rinci, memberikan gambaran dan pembelajaran mengenai tempat praktek profesi yang kelak akan dilakukan oleh Apoteker setelah menyelesaikan pendidikan profesi.

Pharmacists have a role as personnel who work in the pharmaceutical sector. A pharmacist student must take professional education to be able to have a Pharmacist degree and must meet the requirements and competency standards to be able to practice profession. During the education period, in terms of realizing competent pharmacists, an activity is carried out, namely the Pharmacist Professional Work Practice (PKPA), this activity is an activity that can support and support pharmacist students to be able to understand their work. This PKPA activity is carried out in the Pharmaceutical Industry, namely PT Paragon Technology and Innovation in the period January-March 2021 and at Apotek Roxy Pondok Labu in May 2021. This PKPA activity is a forum for pharmacist students to be able to understand the scope of work and pharmaceutical work in depth and detail, provide an overview and learn about the place of professional practice that will later be carried out by pharmacists after completing professional education."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Hermawan Sulistomo
"Liposom merupakan molekul pembawa yang terdiri dari lipid sferis yang memiliki potensi untuk menjerap dan menghantarkan spiramisin. Metode pembuatan yang paling umum adalah metode hidrasi lapis tipis yang menghasilkan liposom Multilamellar Vesicle (MLV) dengan ukuran yang besar, sementara liposom berdiameter sekitar 100 nm memiliki distribusi yang lebih baik pada sirkulasi sistemik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan asam oleat dan metode ekstrusi bertingkat terhadap karakteristik serta efisiensi penjerapan liposom. Liposom diformulasikan dengan asam oleat, kemudian diekstrusi melewati membran berpori 0,4 μm dan 0,2 μm masing-masing sebanyak lima siklus. Efisiensi penjerapan berkurang seiring dengan proses ekstrusi yang dilakukan dan penambahan asam oleat. Liposom formula 1 sebelum diekstrusi, diekstrusi dengan membran 0,4 μm, dan 0,2 μm mengalami penurunan efisiensi penjerapan berturut-turut 77,11%, 61,17% dan 48,82%, dan liposom formula 2 sebesar 54,1%, 50,63% dan 45,52%. Penambahan asam oleat juga meningkatkan ukuran liposom yang belum diekstrusi dan diekstrusi dengan membran 0,4 μm. Proses ekstrusi dengan membran berpori 0,4 μm dapat menghasilkan liposom dengan diameter rata-rata yang menyerupai ukuran pori membran. Namun, proses pengekstrusian sebanyak lima siklus dengan membran 0,2 μm menyebabkan distribusi ukuran liposom menjadi tidak homogen dan liposom cenderung berukuran lebih besar

Liposomes are carrier molecules comprising spherical lipids which is potential in entrapping and delivering spiramycin. The most common method to make liposome is thin-film hydration method that produces multilamellar vesicle liposomes with relatively large size, while approximately 100 nm diameter liposome have a better distribution in the systemic circulation. The purpose of this research is to determine the influence of the addition of oleic acid and sequentials extrusion on the characteristic and entrapment efficiency of liposomes. Liposome was formulated with oleic acid and then extruded through a porous membrane with a pore size of 0.4 μm and 0.2 μm for 5 cycles. The addition of oleic acid and extrusion process in liposome decrease the entrapment efficiency. The liposome entrapment efficiency of unextruded, extruded with 0.4 μm and 0.2 μm formula 1 decreased respectively by 77.11%, 61.17% and 48.82%, and 54.1%, 50.63% and 45.52% in formula 2. The addition of oleic acid also increased the liposomes size of unextruded and extruded with 0.4 μm membranes. Extrusion process with 0.4 μm membrane can produce liposomes with an average diameter that resembles the membrane pore size. However, five cycles of extrusion process with 0.2 μm membrane causes inhomogeneous liposome size distribution and liposomes size are also tend to be larger."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fransisca
"Sabun antibakteri merupakan salah satu produk surfaktan yang tidak hanya membersihkan kotoran, tetapi juga dapat membunuh bakteri. Zat antibakteri seperti triklosan dan triklokarban masih ditemukan pada beberapa sabun komersil. Padahal, penggunaannya sudah dilarang oleh Food and Drug Administration (FDA) tahun 2017 karena dapat mengganggu sistem reproduksi dan menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Sabun aman untuk digunakan jika memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 3532:2016. Salah satu standar sabun yaitu alkali bebas dan asam lemak bebas. Kedua standar ini dapat menentukan efek sabun dalam menimbulkan iritasi. Semakin rendah nilai alkali dan semakin tinggi nilai asam lemak (dan nilai masih memenuhi nilai SNI) maka sabun semakin baik untuk digunakan. Pada penelitian ini, Spirulina platensis dan minyak kelapa murni (VCO) direaksikan dengan NaOH untuk menghasilkan sabun. VCO digunakan sebagai pengganti triklosan dan triklokarban karena memiliki zat monolaurin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Variasi yang dilakukan yaitu mikroalga S. platensis (0,5 dan 1 g) dan konsentrasi asam sitrat (2, 4 dan 6% w/w VCO). Metode hot process dengan pemanasan 65℃ dipilih untuk mempercepat reaksi dan memecah dinding sel mikroalga sehingga asam lemak dapat terekstrak. Uji yang dilakukan adalah alkali bebas, asam lemak bebas, pH, kadar air dan aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini, penggunaan S. platensis produksi PT. Polaris Sinar Intan (SP1) memperlihatkan kualitas yang lebih baik dibandingkan penggunaan mikroalga dari kultivasi oleh peneliti (SP2). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kondisi operasi, medium kultivasi dan teknik pemanenan sel yang berbeda. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri menggunakan metode KHM, sabun yang dihasilkan memiliki kemampuan yang sama baik dalam membunuh S. aureus dan dapat menggantikan zat antibakteri berbahan kimia. Sabun terbaik diperoleh pada variasi penambahan 1 g SP1 dan asam sitrat 6%.

Antibacterial soap is one of surfactant products that funtions not only cleanse dirt, but also can kill bacteria. Maintaining personal hygiene such as using antibacterial soap is the best way to prevent bacteri infections. Unfortunately, the use of triclosan and triclocarban as antibacterial agent is still found in some commercial soaps, eventhough it has been banned by Food and Drug Administration (FDA) in 2017. This is because those substances proven to cause disturbance in reproduction system and decrease immunity system. Soap can be safely used if it meets Indonesian National Standard (SNI) 3532:2016. Few of them are free alkali and free fatty acid values. Both standards can determine irritation effect on soap. The lower the free alkali value and the higher the fatty acid value (and still meet SNI value), the better the soap is made. In this study, Spirulina platensis and virgin coconut oil (VCO) were reacted with NaOH to produce soap. VCO is used as a substitute for triclosan and triclocarban because it has monolaurin which can inhibit bacterial growth. Variations done were mass of S. platensis (0.5 and 1 g) and citric acid concentrations (2, 4 and 6% w / w VCO). The hot process method by heating 65 is chosen to accelerate the reaction process and break down the microalgae cell wall so that fatty acids can be extracted. Tests carried out are free alkali, free fatty acids, pH, water content and antibacterial activity. In this study, the use of S. platensis produced by PT. Polaris Sinar Intan (SP1) showed better quality than that obtained from cultivation by researchers (SP2). This was due to differences in operating conditions, cultivation mediums and different cell harvesting techniques. Based on the results of the antibacterial activity test using the MIC method, the resulting soap has the same ability to kill S. aureus and can replace chemical antibacterial substances. The best soap was obtained in the variation of adding 1 g SP1 and 6% citric acid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Prakasa
"Sabun digunakan sebagai kosmetik pembersih kulit, memiliki keunggulan diantaranya daya pembersih yang kuat terutama dalam air, kurang berbahaya, dan harganya murah. Sabun mengandung zat berkhasiat salah satunya adalah senyawa asam alfa hidroksi (AHA). AHA berfungsi sebagai pelembab, exfoliant dan chemical peeling. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis asam glikolat dan asam laktat yang valid menggunakan kromatografi gas (KG), dan untuk mengetahui kadar asam glikolat dan asam laktat dalam sabun cair. Sebelum disuntikkan pada KG, derivatisasi metilasi dilakukan terhadap sabun cair menggunakan metanol dan asam sulfat. Kondisi optimal untuk analisis menggunakan detektor ionisasi nyala, kolom kapiler VB-Wax, suhu injektor 200°C, suhu detektor 200°C, suhu kolom terprogram dengan suhu awal kolom 100°C dengan kenaikan suhu 2°C/menit sampai 150°C dan dipertahankan selama 5 menit, dan laju alir gas pembawa (He) 0,8 mL/menit. Waktu retensi asam laktat pada menit ke 6,4 dan waktu retensi asam glikolat pada menit ke 7,1. Hasil validasi metode analisis asam laktat memiliki linearitas(r) sebesar 0,9997 dengan batas deteksi (LOD) sebesar 24,09 μg/mL dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 80,29 μg/mL. Hasil uji keterulangan asam laktat memberikan nilai koefisien variasi di bawah 2% dan hasil uji perolehan kembali asam laktat sebesar 99,76 ± 1,17%. Untuk asam glikolat memiliki linearitas (r) sebesar 0,9993 dengan batas deteksi (LOD) sebesar 27,01 μg/mL dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 90,04 μg/mL. Hasil uji keterulangan asam glikolat memberikan nilai koefisien variasi di bawah 2%. Kadar asam laktat dalam sampel A (0,09 ± 0,00%)%; sampel B (0,39 ± 0,01)%; dan sampel C (2,93 ± 0,14)%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>