Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Yani
"ABSTRAK
Telah dilakukan Pemeriksaan Biológis Membran Li9f iiisasi
Epidermis Dan Dermis Kulit Babi Steril Setelah Perlakuan
Kimia Dan Radiasi Pada Luka Terbuka Buatan. Membran
dibuat dengan alat derniatoirt yang diatur pada ketebalan
0,25 mm. Kedua meinbran di rendain dalain larutan natrium
hipoklorit 0,2 % selama 30 menit dan setelah dibilas,
diliofilisasi. selania 7 jam. Membran kemudian diradiasi
dengan dosis 25 KGray pada kecepatan 5 KGray perjain.
Penieriksaan biologis dilakukan pada luka terbuka yang
dibuat pada kelinçi percobaan. Pada punggung tiapkelinci
dibuat empat huah luka dengan kedalainan hingga paniculus
carnosus. Masing-inasing luka tersebut diperlakukan dengan
membran epidermis, menibran dermis, sofratulle sebagai peinbanding
dan kasa kontrol. Keberhasilan penyembuhan luka
dihitung dengan caa inengukur persentase luas luka yang
tinggal pada hari tertentu, dan mengukur kecepatan kontraksi
inenurut nietode Billingham-Russel yang diinpdifikasi.
Hasil percobaan inenunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
benmakna pada rata-rata persentase luas luka yang tinggal
dan rata-rata kecepatan kontraksi antara membran liof illsasi.
epidermis dan menibran liofjlj.sasj dermis kulit babi
pada p.0,05.

ABSTRACT
A Biological Examination of Lyophilized Porcine Skin
Epidermal And Dermal Membranes After Chemical And Irradiation
Treatments On Artificial Open Wound has been carried
out. Membranes were made by dermatxne set at 0.25 mm.
After soaking in 0.2% sodium hipochioric for 30 minutes
and cleansing with water s these membranes were lyophilized
for 7 hours and irradiated with dose 25 Kray at rate of 5
KGray per hour.
Biological examination was carried out on artificial
open wound in white rabbits. Four wokinds with depth
through paniculus carnosus were made on the back of the
rabbit. Each wound was treated with subsequently epiderml
membrane, dermal membrane, sofratulle and control
gauze. The success of the treatment was measured with the
percentage of the left-wound area on certain observation
day and contraction rate according to Billinghaiu-Russe].
method.
The result of this experiment showed that there is
no significant difference f9r the mean percentage of the
left-wound area and the mean contraction rate between porcine
skin epidermal membrane and porcine skin dermal membrane
for p.0.05

"
1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masdianto
"Senyawa kimia yang terkandung dalam kulit batang tumbuhan jawura (Garcinia lateriflora BL ) diekstraksi dengan n-heksana. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara kromatografi kolom cepat (flash column chromatography) dengan larutan pengelusi campuran n-heksana : EtOAc, yang polaritasnya dinaikan secara bertahap.
Dari fraksi 11-13 diperoleh senyawa GA, kristal jarum berwarna putih, transparan sebanyak 10 mg. Dari fraksi 20-22 diperoleh senyawa GB merupakan kristal jarum berwarna kuning, transparan sebanyak 300 mg.
Struktur molekul senyawa GA dan GB ditentukan berdasarkan data spektroskopi (inframerah, FAB-MS, 1H-NMR, 13C-NMR serta spektra dua dimensi) dan difraksi sinar- X. Dari data spektroskopi diketahui, bahwa senyawa GA adalah stigmasterol, dengan rumus molekul C29H46D (8M=412), sedangkan senyawa GB merupakan turunan benzoquinon dengan rumus molekul C33H3809 (BM=578), adalah suatu senyawa Baru yang diberi nama laterimasoton.
Daftar pustaka 20 0981-1997)

Chemical constituents contained in the stem bark of Jawura (Garcinia laterilora BL) were extracted by n-hexane, the compounds were separated and isolated with flash column chromatography using silica gel as the stationary phase, n-hexane and ethyl acetate as the mobile phase.
From 11-13 fraction was given rise GA compound, as white needle crystal, weight 10 mg. And from 20-23 fraction was isolated GB compound as yellow needle crystal, weight 300 mg. The structure of GA and GB were established using spectroscopy data (IR, 1H-NMR, 13C-NMR with 2D and X-ray diffraction).
Based on spectroscopy data the GA compound was identified as stigmasterol with formula molecular C29H480 (Mr = 412), while the GB compound was established as benzoquinon derivative with formula C33H3809 (Mr = 578), the GB compound is a new compound, named laterimasoton.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Budiman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nufri Wendri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Harya Dwirekso
"ABSTRAK
Tuntutan pengguna bahan seperti pakaian, kermaik, kaca, dan lain-lain dengan semakin buruknya lingkungan menginginkan bahan terbuat dari material swa-bersih dan swa-steril. Hal tersebut dapat dilakukan dengan modifikasi bahan dengan fotokatalis TiO2, untuk meningkatkan kinerja TiO2 maka diberikan komposit dopan CuO sebagai electron trapper dan SiO2 yang mempertahankan hidrofilitas, namun perlu diketahui seberapa efektif nanokomposit TiO2-SiO2-CuO dari aspek komposisi dan morfologi yang bertujuan mendapatkan komposisi dan morfologi yang terbaik pada sifat swa-bersih dan swa-steril. Pengembangan Nanokomposit TiO2-SiO2-CuO untuk aplikasi swa-bersih dan swa-steril telah dilakukan, nanokomposit dibuat dengan PAD (Photo Assisted Deposition) untuk menempelkan logam Cu pada nanokomposit dan metode Stober untuk menambahkan SiO2 pada nanokomposit kemudian dikalsinasi. Urutan metode pembuatan nanokomposit TiO2-SiO2-CuO dapat dibedakan untuk mendapatkan morfologi nanokomposit yang berbeda dan nanokomposit yang terbentuk dikarakterisasi. Hasil FTIR (Fourier Transform Infra-Red) menunjukkan adanya ikatan Ti-O-Si pada nanokomposit yang dapat meningkatkan sifat hidrofilitas TiO2, sedangkan karakterisasi XRD (X-Ray Diffraction) menunjukkan bahwa adanya silika amorf dan ukuran struktur kristal TiO2 pada nanokomposit rata-rata sebesar 30 nm. Respon sinar tampak nanokomposit meningkat karena adanya dopan logam Cu berdasarkan hasil UV-Vis DRS (Diffuse Reflectance Spectroscopy) dengan bandgap sekitar 2,93 eV. Hasil morfologi pada permukaan nanokomposit TiO2-SiO2-CuO menunjukkan adanya silika yang membentuk granular pada nanokomposit dan persentase massa Cu menurun dengan penambahan komposisi SiO2 dari hasil EDX (Energy Dispersive X-Ray). Hasil CAM (Contact Angle Meter) menunjukkan bahwa nanokomposit memiliki sifat yng hidrofilik dengan sudut kontak 60. Nanokomposit TiO2-SiO2-CuO dengan 3% berat Cu terhadap TiO2 dan komposisi SiO2 sebesar 33% mol memiliki kemampuan disinfeksi E. Coli terbaik hingga 91% disinfeksi dan dekolorisasi metilen biru terbaik sebesar 97% dengan sifat yang superhidrofilik. Nanokomposit TiO2-SiO2-CuO M1 (morfologi 1) yang dibuat dengan memberikan dopan CuO pada TiO2 lalu diselimuti SiO2 memiliki sifat swa-bersih yang lebih unggul dibandingkan nanokomposit TiO2-SiO2-CuO M2 (morfologi 2) yang dibuat dengan menyelimuti TiO2 dengan SiO2 lalu diberikan dopan CuO dengan memiliki konstanta laju dekolorisasi metilen biru hingga 2x lebih besar dan sifat yang lebih hidrofilik, tetapi untuk sifat swa-steril nanokomposit M2 lebih unggul dengan rata-rata disinfeksi bakteri E. Coli sebesar 74,25%.

ABSTRACT
User demands of various material such as clothe, ceramic, glass, and others with the worse environment wanted a material to have self-cleaning and self-sterile properties. It can be done by modifying the material with TiO2 photocatalyst, to increase the TiO2 performance, it was given CuO doped as an electron trapper and SiO2 composite to maintain the hydrophilicity, however it was needed to be known how effective the TiO2-SiO2-CuO nanocomposite from its composition and morphological aspect so the purpose is to obtained the best composition and morphology of the nanocomposite in self-cleaning and self-sterile properties. TiO2-SiO2-CuO nanocomposite development for the self-clean and self-sterile application were done and were made by PAD (Photo Assisted Deposition) to attach the Cu metal in the nanocomposite and Stober method to added the SiO2 in the nanocomposite and then were calcinated. The order of the method could be arranged to obtain a different TiO2-SiO2-CuO nanocomposite morphology and were characterized. FTIR (Fourier Transform Infra-Red) analysis showed that Ti-O-Si bond were developed in the nanocomposite which could increase the hydrophilicity of TiO2, while XRD (X-Ray Diffraction) analysis showed that amorphous silica in the nanocomposite and the average size of TiO2 crystaline in the nanocomposite was 30nm. The visible light response of the nanocomposite was increase because of the Cu-doped based on the result from UV-Vis DRS (Diffuse Reflectance Spectroscopy) with the value of the bandgap was 2.93 eV. Morphological result on the surface of TiO2-SiO2-CuO nanocomposite consist silica forming a granular and percentage weight of Cu decrease by the increase of SiO2 composition based on EDX (Energy Dispersive X-Ray) analysis. CAM (Contact Angle Meter) result showed that the nanocomposite has hydrophilic properties with contact angle value 60. TiO2-SiO2-CuO nanocomposite with 3% weight Cu to TiO2 and 33% mole composition of SiO2 posses the best antibacterial and self-cleaning activity which has 91% disinfection of E. Coli and 97.9% efficiency of the decolorization of methylen blue with superhydrophilic properties. TiO2-SiO2-CuO M1 (morphology 1) Nanocomposite which was made by adding the CuO dopant to TiO2 first then covered it by SiO2 consist superior self-cleaning activities than M2 (morphology 2) nanocomposite which was made by covering the TiO2 with SiO2 first then added the CuO dopant, that has 2 times larger kinetic rates of decolorization of methylen blue and more hydrophilic properties, while for the antibacterial activity M2 nanocomposite was superior than M1 nanocomposite which has the average of E. Coli disinfection around 74.25%."
2019
T54149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Yulianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Silvia Rahmi Ekasari
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penyisihan amonia dengan kombinasi proses absorbsi dalam membran dan oksidasi lanjut menggunakan reaktor hibridaozon plasma. Serta mengetahui pengaruh penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma terhadap proses penyisihan amonia dalam kontaktor membran menggunakan larutan penyerap asam sulfat (H2SO4). Variabel proses pada proses penyisihan amonia menggunakan membran adalah laju alir umpan (3, 4, 5 LPM), pH larutan umpan (10, 11, 12), temperatur umpan (20, 30, 40oC) dan jumlah serat membran (50, 60, 70 serat).
Penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma dapat meningkatkan jumlah amonia yang akan disisihkan oleh kontaktor membran. Konfigurasi gabungan absorbsi dalam membran dan proses oksidasi lanjut dalam RHOP dapat meningkatkan penyisihan amonia menjadi 81,3% dengan konsentrasi amonia tersisa 149.568 ppm sedangkan pada proses tunggal membran yang hanya dapat menyisihkan amonia sebesar 63,9 %. Kodisi operasi optimum dalam penelitian ini diperoleh pada temperatur 400C, pH 11 dan jumlah serat membran 70.

In this experiment liquid waste ammonia will be removedby combination of the absorption process in the membrane and advanced oxidation using RHOP (ozone-plasma hybrid reactor). The effect addition of advanced oxidation processes in RHOP for ammonia removal process in the membrane contactor using absorbent solution of sulfuric acid (H2SO4). Process variables on ammonia removal process using membranes is feed flow rate (3, 4, 5 LPM), the pH of feed solution (10, 11, 12), feed temperature (20, 30, 40 °C) and the amount of fiber membrane (50, 60, 70 fibers).
The addition of advanced oxidation processes in a hybrid ozone plasma reactor can increasing the amount of ammonia that will be set aside by the membrane contactor. Configuring the combined absorption in the membrane and advanced oxidation processes in RHOP can increase ammonia removal to 81.3 % with concentrations149.568 ppm, compared with the single membrane process that can only be set aside ammonia by 63,9 %. Optimum operation in this study were obtained at a temperature of 400C, pH 11, and the number of fibers 70.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfina Rianti
"Telab dilakukan penelitlan daya antibakteri ( cara
difusi cakrain ) terhadap infus 20 % dari 8 tumbuhan pengganggu
dan 6 tumbuhan bakau yang diduga mempunyai khasiat s.
bagai. antibakteri, Penentuan Konsentrasi Hainbatan Minimum
( cara dilusi agar ) hanya dilakukan terhadap infus yang mew,
punyal daya antibakteri. Kuman uji yang digunakan adalak
Escherjchja coil ATOC 25922 dan StaDhylococcus aureus ATCC
25923.
Easil yang diperoieh menunjukkan bahwa infus 20 % dan
8 tumbuhan pengganggu dan 6 tumbuhan bakau yang cLiperiksa
tidak mempenlihatkan daya antibakteri terhadap kuman uji
Escherjchja coil •ATCC 25922. Hanya 5 tumbuhan bakau yang me
penlihatkan daya antibakteni terhadap kuman uji Staphylococcus
aureus ATOC 25923, yaitu : batang, buah dan daun Ael
ceras fioridurn R.&S.; daun Barrintonia psi pticp Kurz (Buton);
b--tang dan daun Excoecania aa11ocha Linn (Buta-buta);
batang dan daun Kandeila candei Druce (Linggoyong), dan batang
Pem phis acidui p Forster (Sentigi). Daun Pem phis acidula
Forster (Sentigi), daun RhizoDhora a piculata Bi. dan 8
tumbuhan pengganggu tidak meznperiihatkan daya antibakteni
terbadap kumanuji Sta phylococcus aureus ATCC 25923.
Tiap gram serbuk kering dari bakau tersebut rnenunjukkan
daya antibakteri yang setara dengan 20 - 10.0. ug Tetrasiklin
Ec. (standar).

Telab dilakukan penelitlan daya antibakteri ( cara
difusi cakrain ) terhadap infus 20 % dari 8 tumbuhan pengganggu
dan 6 tumbuhan bakau yang diduga mempunyai khasiat s.
bagai. antibakteri, Penentuan Konsentrasi Hainbatan Minimum
( cara dilusi agar ) hanya dilakukan terhadap infus yang mew,
punyal daya antibakteri. Kuman uji yang digunakan adalak
Escherjchja coil ATOC 25922 dan StaDhylococcus aureus ATCC
25923.
Easil yang diperoieh menunjukkan bahwa infus 20 % dan
8 tumbuhan pengganggu dan 6 tumbuhan bakau yang cLiperiksa
tidak mempenlihatkan daya antibakteri terhadap kuman uji
Escherjchja coil •ATCC 25922. Hanya 5 tumbuhan bakau yang me
penlihatkan daya antibakteni terhadap kuman uji Staphylococcus
aureus ATOC 25923, yaitu : batang, buah dan daun Ael
ceras fioridurn R.&S.; daun Barrintonia psi pticp Kurz (Buton);
b--tang dan daun Excoecania aa11ocha Linn (Buta-buta);
batang dan daun Kandeila candei Druce (Linggoyong), dan batang
Pem phis acidui p Forster (Sentigi). Daun Pem phis acidula
Forster (Sentigi), daun RhizoDhora a piculata Bi. dan 8
tumbuhan pengganggu tidak meznperiihatkan daya antibakteni
terbadap kumanuji Sta phylococcus aureus ATCC 25923.
Tiap gram serbuk kering dari bakau tersebut rnenunjukkan
daya antibakteri yang setara dengan 20 - 10.0. ug Tetrasiklin
Ec. (standar).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>