Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddy Yusuf
"Telah dilakukan penetapan kadar residu Oksitetrasiklin HC1 dalam air susu sapi secara kromatografi cair kinerja tinggi. Sampel susu dikumpulkan pada interval waktu tertentu dari sapi perah Frisian hol stain penderita mastitis yang mendapat pengobatan Oksitetrasiklin HC1 dosis tunggal (20,0 mg/kg BB) secara intra muskuler. Proses ekstraksi diawali dengan penanibahan Na 2 EDTA untuk melepaskan ikatan koinpleks Oksitetrasiklin HC1 dengan kalsium. Deproteinasi dilakukan dengan asetonitril, sedangkan leinak dicuci dengan n-heksana. Cairan yang diperoleh ditarik dengan etil asetat. Hasil analisis menunjukkan bahwa tiga han setelah pengobatan, konsentrasi Oksitetrasiklin HC1 dalam air susu memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi, seperti yang ditetapkan oleh FAQ dan WHO. Setelah tujuh hari residu tersebut tidak terdeteksi lagi. Laju penurunan konsentrasi mengikuti persamaan reaksi orde pertama, dengan konstanta eliminasi = 0,01678 jam -1 dan waktu paruh dalain susu = 41,30 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Satrio
"Mastitis merupakan penyakityang merugikan peternak sapi
perah karena dapat menurunkan produksi susu. Untuk
pengobatan mastitis biasanya digunakan antibiotika. Hal
mi menyebabkan adanya residu dalam susu. TUJUan
penelitian mi adalah untuk mengetahui tenggang waktu
residu kloksasilin dalam susu yang berasal dari ambing
yang menderita mastitis. Lima ekor sapi Frisian hoistain
penderita mastitis diberi 200 mg/kuartir/hari kloksasilin
selama 3 hari berturut-turut. Residu dalam susu diamati
selama 10 hari dengan alat KCKT. Ekstraksi diawali dengan
penambahan asetonitril untuk mengendapkan protein dan
lemak, kemudian penyar-ian dengan CH2C1 2 dalam suasana
bufer fosfat •pH 2,2. Petroleum eter (30°-60°C) ditambahkan
pada ekstrak CH2C12 untuk mempermudah ekstraksi
selanjutnya menggunakan bufer fosfat pH 7. Filtrat yang
• diperoleh ditambahkan ammonium sulfat Jenuh sebelum disari
dengan asetonitril. Pada alat KCKT .digunakan kolom
pBondapak t19 RP (300 mm x 3,9 mm. 10 Mm) dengan fase
gerak KH2PO4 0,01 M : CH7CN : CHOH (50 :30 : 20)
dengan kecepatan aliran 1 mi/menit dan dideteksi pada
220 nm. Hasil analisis menunjukkan bahwa residu
kloksasilin tidak terdeteksi lagi pada han ke-8 dihitung
sejak hari pengobatan terakhir.

Mastitis in dairy cow has caused a significant losses to
the farmers due to reduced in milk production. Intensive
used of antibiotics in the treatment of mastitis have
caused antibiotic residue in milk. A study was carried out
to determine withdrawal time of cloxacillin in milk
produced by mastitis dairy cow. Five Frisian ha1tain
suffering from mastitis were treated intramammarily with
200 mg/quarter/day of cloxacillin for 3 successive days.
The residue was observed for 10 days using HPLC method.
Extraction was performed with the addition of CH 3CN to
precipitate proteins and lipids, followed by CH.C1,, in
phosphate buffer at pH 22. Petroleum ether (30°-60°C) was
added to the CH2C1 2 extract to facilitate further
extraction in phosphate buffer at pH 7. Saturated ammonium
sulfate was added to the filtrate before extracting with
CHCN. HPLC analysis was carried out using /.iBondapak C18
Reversed-Phase column (300 mm x 3.9 mm, 10 m) and
KH2PO4 0.01 M : CH3CN : CH3OH (50 : 30 : 20) as mobile
phase with a flow rate of 1 ml/minute and detected at
220 nm. The results showed that cloxacillin residue was
not detected anymore in milk after 8 days since the last
day of treatment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syully B. Ongkowijaya
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S32207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Freadi Sabhara Irwanto
"Sejak dahulu teh dikenal sebagai minuman yang menyehatkan. Katekin, khususnya epigalokatekin galat, merupakan senyawa polifenol yang terkandung di dalam teh, belakangan ini banyak menarik perhatian karena kemampuan antioksidan dan antikarsinogeniknya. Kofein, sebagai senyawa alkaloid terbesar di dalam teh, memiliki efek stimulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar kofein dan epigalokatekin galat dalam teh hijau secara kromatografi cair kinerja tinggi. Sistem pemisahannya menggunakan kolom fase terbalik C18, fase gerak campuran air-asetonitril-metanol-etil asetat (89:8:1:2,v/v), serta kecepatan aliran 0,8 mL/menit. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan perolehan kembali. Dari 5 sampel yang diperiksa, semua sampel mengandung kofein dan epigalokatekin galat. Kandungan kofein dalam sampel kering (2,15 ± 0,02)% hingga (2,72 ± 0,04)%, sedang epigalokatekin galat (3,91 ± 0,01)% hingga (5,41 ± 0,08)%."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harahap, Yahdiana
"A method by high performance liquid chromatography for the analysis of acrylamide in potato chips, is reported. The retention time for the elution of acrylamide from the C18 columm ranged from 3 to 3.2 minutes and the eluate was analyzed by UV-VIS detector. A linear response was found for the acrylamide standard tested within the concentration range of 0.8-10 g/ml and the corelation coefficient (r0 greater that 0.999 with detection limit 0.06 ppm and quantitatice limit 0.19 ppm. Sample preparation was performed by measn of solvent extraction using dichlormethane and subsequent re-extraction of the organic solvent with water. This aqueous sample solution was found to be free of any interferences and gave acrylamide and recorveries higher than 90%."
Majalah Ilmu Kefarmasian, 2005
MIKE-II-3-Des2005-154
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Dwi Rahayu
"ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pendahuluan untuk menemukan kondisi kromatografi penetapan kadar noretindron dalam plasma darah. Sebagai standar dalain digunakan tnedroksi progesteron asetat. Isolasi obat dari plasma dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengendapan protein dengan inetanol dan ekstraksi cair-cair dengan dikioroinetan. Selektivitas yang baik diperoleh pada penyuntikan hasil ekstraksi diklorometan dengan kondisi kroinatografi fase diatn kolom C18 ( 25 cm x 0,4 cm ) dan fase gerak metanol-air (3:1), kecepatan aliran 0,4 ml/inenit. Kepekaan KCKT terhadap noretindron dicari dengan ineinbuat kurva kalibrasi pada tingkat pikogram. Tanggapan yang cukup linear diperoleh pada penyuntikan noretindron dengan interval 50 pg. Deteksi dengan ultra violet dilakukan pada panjang gelombang 238 nm. Batas deteksi noretindron pada percobaan mi adalah 200 pg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rosleni
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S32126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Rahmawati
"Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor fluoresensi untuk menganalisis ofloksasin dalam plasma telah dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh kondisi yang optimum untuk analisis ofloksasin dalam plasma in vitro dan melakukan validasi metode analisis tersebut. Kondisi kromatografi menggunakan kolom C18 dengan fase gerak asetonitril-larutan kalium dihidrogen fosfat 0,01 M (140:860; v/v) pH 3, kecepatan alir 1,0 ml/menit dan dideteksi dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 300 dan emisi 500 nm. Siprofloksasin digunakan sebagai baku dalam. Teknik penyiapan sampel dilakukan dengan cara pengendapan protein menggunakan asetonitril, kemudian supernatannya dipisahkan lalu diinjeksikan ke dalam kolom. Metode ini memberikan nilai linearitas pada rentang konsentrasi 1,0 -5,0 g/ml dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9998. Batas deteksi pada metode ini konsentrasi 0,102 g/ml dan batas kuantitasi 0,340 g/ml. Metode ini memberikan hasil uji perolehan kembali pada konsentrasi 1,02 g/ml adalah 90,668 0,2635 %, konsentrasi 3,06 g/ml adalah 92,932 0,6468 % dan konsentrasi 5,1 g/ml adalah 95,594 3.184 %.

A high-performance liquid chromatographic method (HPLC) with fluorescence detector for analyses of ofloxacin in human plasma was developed. The aim of this research is to find out optimum condition of ofloxacin in human plasma with in vitro analysis using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and then validate the method. Condition of chromatography using C18 column with a mixture of acetonitril-0,01 M dihydrogenpotassium phosphate solution (140:860) pH 3 as mobile phase, at flow rate 1,0 ml/menit, with fluorimetric detection was performed at 300 nm for excitation and 500 nm for emission. Ciprofloxacin was used as an internal standard. The sampel preparation technique was protein precipitation with acetonitril, the supernatant was desperated and injected into C18 column. Linearity was established for range of concentration 1.0-5.0 g/ml with coefficient of correlation of 0.9998. The limit of detection (LOD) was identifiable and reproducible at 0.102 g/ml and the limit of quantitaion (LOQ) at 0.340 g/ml. This method has ofloxacin recovery was 90.668 0,2635 % for concentration 1.02 g/ml, 92,932 0,6468 % for concentration 3.06 g/ml, and 95,594 3.184 % for concentration 5.1 g/ml."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>