Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Wispriyono
"Jengkol <'Pi thecolobium -i iringa (Jack) Prain. ex King.)
merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat
tradisional, tetapi sampai saat ini belum banyak penelitian
ilmiah terhadap tanaman jengkol. Salah satu efek tanaman
jengkol yang banyak digunakan di masyarakat adalah untuk
penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada efek hipoglikemik papagan kulit
batang pohon jengkol pada kelinci dengan metode tes
toleransi glukosa secara oral.
Papagan kulit batang pohon jengkol diberi secara oral
dengan menggunakan sonde lambung. Kelinci dibagi atas 4
kelompok. Kelompok pertama diberi air dengan volume
pemberian 1 ml/kg BB, kelompok kedua diberi suspensi
tolbutamid 250 mg/kg BB, kelompok ketiga diberi rebusan
papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi 10% b/v
dengan dosis 1 ml/kg BB, kelompok keempat diberi ekstrak
etanol papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi' 200%
b/v dengan dosis 1 ml/kg BB. Toleransi glukosa kelinci
percobaan yang diberi papagan kulit batang pohon jengkol
dibandingkan dengan toleransi glukosa kelinci percobaan
yang diberi air sebagai kontrol.
Hasil statistik memperlihatkan rebusan papagan kulit
batang pohon jengkol tidak memperlihatkan efek hipoglikemik
A
yang bermakna, kecuali pada jam ke 3 terhadap kelompok
kontrol dan pada jam ke 4 terhadap kelompok ekstrak etanol.

Jengkol t-.hftf>n1obium iiringa (Jack) Prain. ex King.)
has been used as a traditional medicine, but so, far it has
not been proved scientifically. It is used empirically for
the treatment of Diabetes mellitus. Therefore this
experiment has been carried out to know whether jengkol
stem barks has actually the antidiabetic effect.
In this experiment 24 rabbits were used, these animals
were induced by 1 ml/kg body weight using 50% glucose
solution. The first group was received 2 ml/kg body weight
water as a control group, the second group was given 250 mg
tolbutamid per kg body weight as a standard treatment
group, the third group received 1 ml jengkol stem barks
boiled solution 10% wieght/volume (w/v) per kg body weight
and the fourth group was given jengkol stem barks ethanol
extract 200% w/v in dose of 1 ml per kg body weight. Those
preparation were given orally using intragastric tube. The
blood glucose level were measured by glucose tolerance test
using double beam spectrophotometers at 1, l^/s, 2, 3, 4
dan 5 hours after treatments.
The datas were statistically analysed using anova and
followed by tukey test. Stem barks boiled solution did not
show hipoglikemic effect significantly differrence from
other treatments at those observation interval except at +3
A
hours was significantly different from control group and +5
hours from ethanol extract group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alda Zerlina Amelia
"

Vitamin D memiliki peran dalam implantasi plasenta dan meningkatkan sensitivitas insulin di sel target.  Pada plasenta, VDR ditemukan di vili trofoblas, desidua, otot polos sel pembuluh darah plasenta, dan nukleus sel stroma vili plasenta. Melalui peningkatan sensitivitas insulin, vitamin D dapat memengaruhi kadar glukosa di jaringan plasenta. Insulin akan menstimulasi GLUT4 pada plasenta untuk pengambilan glukosa ke dalam sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar vitamin D dan kadar glukosa dalam jaringan plasenta. Penelitian ini merupakan studi awal dengan desain potong lintang dengan sampel berupa 10 jaringan plasenta kehamilan normal. Setiap sampel diukur kadar vitamin D dan kadar glukosanya lalu dilakukan uji korelasi. Kadar vitamin D diukur dengan metode ELISA sedangkan kadar glukosa diukur dengan metode spektofotometri. Uji korelasi dilakukan dengan uji Pearson menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji korelasi kadar vitamin D dan kadar glukosa menunjukkan kecenderungan korelasi positif lemah menuju sedang dengan korelasi Pearson r=0,397. Namun, hasil uji memberikan p=0,128 sehingga secara statistika tidak bermakna. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dengan besar sampel minimal, yaitu 48 sampel. 


Vitamin D has a role in placental implantation and increases insulin sensitivity in target cells. In the placenta, VDR is found in trophoblast villi, decidua, smooth muscle cells of the placental vessels, and nuclei of placental villous stromal cells. Through increased insulin sensitivity, vitamin D can affect glucose levels in placental tissue. Insulin stimulates GLUT4 on the placenta for glucose intake. This study aimed to determine the relationship of vitamin D levels and glucose levels in placental tissue. This study was a preliminary study with a cross-sectional design with a sample of 10 normal pregnancy placental tissues. Vitamin D levels were measured by the ELISA method while glucose levels were measured by spectrophotometric methods. Then performed a correlation test. Correlation test was carried out by Pearson test using SPSS version 20. The results of the correlation test of vitamin D levels and glucose levels showed a weak-to-moderate positive correlation with Pearson correlation r=0.397. However, the test results give p=0.128 that means statistically it’s not significant. The results of this study can be used as a reference for further research with a minimum sample size, which is 48 samples. 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oriza Safrini S.
"Penggunaan kulit salak sebagai antidiabetes belum populer di Indonesia. Kemampuan hipoglikemiknya ini telah dibuktikan oleh beberapa penderita diabetes di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode Tes Toleransi glukosa Oral (TTGO) menggunakan tikus putih jantan galur Spargue Dawley umur 2 - 3 bulan dengan berat 150 - 200 g. Setelah diberikan perlakuan sesuai dengan rancangan, darah diambil pada interval waktu tertentu. Air rebusan kulit salak diberikan secara oral dengan dosis 9 g/200g bb, 18 g/200 g bb dan 36 g/200 g bb. Sebagai pembanding digunakan glibenklamid 0,9 g/200 g bb. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan metode otoluidin dilakukan dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 632,0 nm. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa air rebusan kulit salak dosis 9 g/200g bb tidak dapat menurunkan secara bermakna (P>0,05) kadar glukosa darah tikus. Pemberian air rebusan kulit salak dosis 18 g/200 g bb dapat menurunkan secara bermakna (P<0,05) kadar glukosa darah tikus, sedangkan dosis 36 g/200g bb menunjukkan potensi yang lebih tinggi. Meskipun demikian, efek hipoglikemiknya masih dibawah glibenklamid.
The use of salak skin as anti-diabetes has been attested by some diabetic people in Indonesia.The study was analyzed further by The Oral Glucose Tolerance Test (TTGO) ang was conducted using male white rats of Spargue Dawley (age 2-3 month, 150-200 g). After the design treatment, the blood sample were collected at certain time interval. Aqueous of salak skin was given orally with a dosage 9 g/200 g bb, 18 g/200 g bb and 36 g/200 g bb. As a comparison it using Glibenclamide 0,9 g/200 g bb. A measurement of blood glucose degree is using o-toluidin method and was conducted employing spectrophotometer at 632,0 nm. The acquired data analyzed using Anova test (95%).
The result show that aqueous of salak skin with dosage 9 g/200g bb were unable to decrease significantly ( P>0,05) the blood glucose level in glucose-preloaded glucose. Aqueous of salak with dosage of 18 g/200 g were capable to decrease significantly (P<0,05) blood glucose degree of male white rats, whereas a 36 g/200g bb dose shows a higher potential. Nevertheless, the highest hypoglycaemic effect of aqueous of salak skin still lower than of Glibenklamid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Evi Yuliana
"Ekstrak etanol kulit kayu jamblang (Syzygium cumini Skeels) telah diuji untuk mengetahui efek penurunan kadar glukosa darah tikus yang diberi diit glukosa. Hewan percobaan dibagi menjadi lima kelompok dan tiap kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Kelompok 1 (kontrol normal), kelompok II (kontrol pembanding), Kelompok III, IV, dan V (kontrol perlakuan). Kontrol normal diberi larutan CMC 0,5%, kontrol pembanding diberi suspensi glibenklamid, dan kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol kulit kayu jamblang secara oral dengan dosis berturut-turut 0,72 g/200 g bb; 1,44/200 g bb; dan 2,88 g/ 200 g bb. Ekstrak etanol kulit kayu jamblang dibuat menjadi suspensi dengan menggunakan CMC 0,5%. Pada 1/2 jam setelah perlakuan, menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada semua kelompok perlakuan setelah dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA (α < 0,05). Penurunan kadar glukosa darah terhadap kontrol normal paling besar ditunjukkan oleh kontrol perlakuan yang diberi dosis 2,88 g/200 g bb, yaitu sebesar 30,07% setelah 1/2 jam.

Ethanol extract of bark of jamblang (Syzygium cumini Skeels) has been examined to find out effect of blood glucose concentration of rat that was treated with glucose diet. The animal divided to five groups and each group consisted of five rats. Group I was normal control, group II was comparison control), and group III , IV, V were treated control. Normal control group was treated with 0,5% CMC solution, comparison control group was treated with glibenclamid suspention and treated control group was gived orally with etanol extract of bark of Syzygium cumini with the following doses; 0,72 g/200 g bw; 1,44/200 g bw; and 2,88 g/ 200 g bw. Ethanol extract of jamblang?s bark was made into suspention in 0,5% CMC solution. At half an hour after the treatment, blood glucose concentration showed a significant decrease in the treated control group. After being analyzed statistically with ANOVA test (α < 0,05). The highest decrease of blood glucose concentration compared to normal control group was showed by the treated control group (2,88 g/200 g bw) by 30,07% after half an hour."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S33022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suswati
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S31962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maria Ulfa
"Khasiat daun pletekan (Ruellia tuberosa L) sebagai antidiabetes telah diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh air rebusan daun pletekan terhadap kadar glukosa darah tikus yang dibebani glukosa. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan tikus putih jantan galur Spargue Dawley (SD) usia 2 - 3 bulan, berat 150 - 200 g. Setelah diberikan perlakuan sesuai dengan rancangan, cuplikan darah diambil dalam interval waktu tertentu menggunakan metode Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA (Analisis Varians). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun pletekan pada ketiga variasi dosis (2,7 g/200 g bb, 5,4 g/200 g bb dan 10,8 g/200 g bb) mampu menurunkan secara bermakna (<0,05) kadar glukosa darah tikus. Meskipun demikian, efek hipoglikemianya masih di bawah glibenklamid.
The use pletekan leaf (Ruellia tuberosa L) as a antidiabetic agents, has ben known and used by people in Central Java. This study has been carried out to obtain information on the effect of pletekan leaf extract on the blood glucose level in glucose - preloaded rats. A complete random design was employed in this study on male Sprague Dawley (SD) rats (age 2 - 3 months, 150 - 200 g). After the treatments, the samples of bloods are using Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) that the time have an interval. The result showed that the variance of doses (2,7 g/200 g bb, 5,4g/200 g bb and 10,8 g/200 g bb) of pletekan leaf extract were able to decrease (< 0,05) the blood glucose level were significantly. Eventhought, in the present study, the highest hypoglycaemic effect of pletekan leaf extract was lower than that of Glibenclamid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Widjaja
"Telah dilakukan penelitian pengaruh sari buah L9omordica
charantia Linn yang segar dan yang dila yukan terhadap kadar glukosa
darah kelinci. Sari buah segar maupun sari buah layu memperlihatkan
efek penurunan kadar glukosa darah yang bermakna ( signifikan
) pada takaran pemakaian 260 g / kg BB, tetapi efek mi lebih
kecil dibandingkan dengan efek penurunan kadar glukosa darah
yang disebabkan oleh tolbutamid ( signifikan ). Walaupun tidak
bermakna, efek penurunan kadar glukosa darah sari buah segar
lebih kecil dibandingkan efek penurunan kadar glukosa darah yang
disebabkan oleh sari buah la yu pada takaran pemakaian yang sama.
ABSTRACT
The experiment has been done to know the effect of the fresh
and faded juice of Momordica charantia Linn to the blood glucose
level of the rabbit. The fresh and the faded juice indicated
the effect of the declining of the blood glucose level which
was significant at the dose of 260 g / kg BB but this effect
was smaller compared with the effect of tolbutamid (significant).
The effect of the declining of the blood glucose level of the
fresh juice was smaller compared with the effect of the faded
juice at the same dose, but non significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaity
"Penelitian efek hipoglikemik ekstrak daun tapak dara, biji petai cina dalam bentuk tunggal telah dilakukan pada hewan percobaan. Akan tetapi uji efek hipoglikemik dalam ramuan daun tapak dara dengan biji petal cina belum dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun ramuan tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) dengan biji petai cina (Leucaena leucocephala (Link) de Wit) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus dan mengetahui karakteristik bahan yang digunakan.
Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan faktorial 5 x 5 x 6, dengan rancangan acak kelompok. Ada 3 faktor yang menjadi variabel bebas yaitu : faktor daun tapak data, biji petai cina masing-masing dengan 5 variasi konsentrasi, dan faktor interval waktu pengambilan darah dengan 6 x pengambilan. Sebagai variabel tidak bebas adalah kadar glukosa darah tikus. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus, digunakan kelompok kontrol ( diberi air suling ), 24 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi ekstrak etanol ramuan yang bervariasi, dan kelompok pembanding yang diberi suspensi tolbutamid 250 mg / kg berat badan. Perlakuan pada tikus percobaan digunakan metode uji toleransi glukosa secara oral. kadar glukosa darah dihitung pada interval waktu tertentu yaitu sebelum pemberian bahan uji sampai dengan 4 jam setelah pemberian bahan uji, analisis kadar glukosa darah ditentukan dengan metode orto-toluidin dan diukur dengan spektrofotometer pada k 630 nm. Untuk mengetahui karakteristik pola kromatogram ekstrak etanol daun tapak dara dengan biji petal cina digunakan kromatografi gas/spektrometer massa.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa tidak semua variasi kombinasi larutan uji dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol. Perlakuan yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol adalah perlakuan t2p1 dan t2p4 (p<0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol ramuan pada perlakuan tzpi ( 0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petal cina) dan perlakuan t2p4 ( 0,10 g serbuk daun tapak data + 4,16 g serbuk biji petai cina ) 1 kg berat badan dapat menurunkan kadar glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Hasil analisis ekstrak dengan kromatografi gas terlihat bahwa tidak semua puncak-puncak yang ada pada kromatogram tunggal muncul pada kromatogram ramuan, dan puncak-puncak yang ada pada kromatogram ramuan tidak sama dengan gabungan puncak yang- ada pada kromatogram tunggalnya. Hal ini terlihat adanya puncak-puncak yang hilang dan munculnya puncak-puncak baru pada kromatogram ramuan.

The hypoglycemic effect of single form extract of Catharanthus roseus (L) G. Don leaves and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds have been studied on nondiabetic and diabetic rats. So far there is not any report on the treatment of extract combination of the plants on rats yet.
The aim of this study was to determine the hypoglycemic effect of the ethanolic extract from a combined Catharanthus roseus (L) G. Don and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds in non diabetic rats.
To find out the effect of combined extract ethanolic in hypoglycemic activity the normal rats, are devided into 26 group : one group of untreated control ; 24 are treated groups, each of which were administrated orally with different doses of these combined extract; and one group was fed 250 mg/kg of tolbutamid as a reference compound. Blood glucose was determined by using ortotoluidin method and the characteristic of ethanolic extract was analized by using gas chromatography 1 mass Spectrometry.
By statistical analysis it was shown a significant decrease of blood glucose of the t2p1 and t2p4 groups compared to the control group, and the other treated groups. Gas chromatography analysis shown that some of peaks were missing and some new peaks appeared in the chromatogram of the extract."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Septi Hirnanda
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>