Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132314 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah Ferial
"ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari berapa konsentrasi gliseril mono stearat dan setil alkohol yang perlu ditambahkan ke dalam 3 macam formula body lotion sehingga memenuhi syarat pH, viskositas, stabiliitas dan aplikasi. Pada formula I variabel adalah gliseril mono stearat dengan konsentrasi 4%, 5%, 6% dan 7%, formula II setil alkohol dengan konsentrasi 0,1%, 0,3%, 0.5% dan 0,7% serta pada formula III sebagai variabel adalah gliseril mono stearat dengan konsentrasi 21%, 3% dan 4%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa body lotion formula I dengan konsentrasi glseril mono stearat 6110 dan 7% serta formula II dengan konsentrasi setil alkohol 0,1% memenuhi syarat pH, viskositas serta cukup baik stabilitasnya. Hasil pemeriksaan aplikasi pada ketiga body lotion tersebut menunjukkan body lotion formula I dengan konsentrasi gliseril mono stearat 6% dan 7% memiliki aplikasi yang lebih baik dari body lotion formula II dengan konsentrasi setil alkohol 0,1%.
ABSTRACT
The main objection of this study is to find the right concentration of glyceryl mono stearat and cetyl alcohol that needed to be added into o kinds of body lotion formula in order to fulfill the constraints of pH, viscosity, stabilit y and apleation Variable in formula I is glyceryl mono stearat at concentrations 4% 5%, 6% dan 7%, while in formula II the variable is cetyl alcohol at concentration 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0.7% and variable in formula Iii is glyceryl mono stearat at concentrations 2%, 3% and 4%. The result indicates that body lotion formula I with glyceryl mono stearat 6% dan 7% and body lotion formula II with cetyl alcohol o,1% fulfill the constraints of pH and viscosity and have good enough stability. The result of aplication evaluation that have been done for the three body lotion formula indicates that body lotion formula I with glyceryl mono stearat 6% dan 7% have better aplication than body lotion formula II with cetyl alcohol 0,1%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Hasan
"Gliserol monostearat dan setil alkohol merupakan dua dari sekian banyak komponen basis krim. Kedua komponen ini mempengaruhi nilai efikasi, konsistensi dan stabilitas krim. Senyawa-senyawa tersebut tidak memiliki gugus kromofor dan berfungsi sebagai basis krim bersama komponen lainnya sehingga metode yang mungkin digunakan adalah kromatografi. Pada penelitian-penelitian sebelumnya , gliserol monostearat dan setil alkohol dapat dianalisis dengan metode kromatografi gas (KG), KCKT atau KLT. Analisis dengan kromatografi gas dari gliserol monostearat dan setil alkohol memerlukan instrumentasi yang berbeda-beda yang meliputi suhu, kolom, gas pembawa, detektor dan injektor. Oleh sebab itu diperlukan suatu metode yang dapat menetapkan kadar senyawa-senyawa tersebut dengan kromatografi gas secara serempak. Kadar gliserol monostearat dan setil alkohol perlu diketahui untuk mengetahui komposisinya dalam formula. Kondisi KG yang digunakan untuk penetapan kadar gliserol monostearat dan setil alkohol adalah suhu terprogram dengan suhu awal kolom 170oC, kenaikan suhu 2oC/menit sampai 220oC suhu dipertahankan selama 5 menit, menggunakan helium sebagai gas pembawa dengan laju alir 1,2 mL/menit. Metode ini linier dengan koefisien korelasi 0,9993 untuk gliserol monotearat dan 0,9994 untuk setil alkohol,dengan rentang 8040-18090 ppm. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) gliserol monostearat adalah 479,519 ppm dan 1598,398 ppm dan memiliki koefisien variasi (KV) 1,10-1,39%. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) setil alkohol adalah 426,244 ppm dan 1420,795 ppm dan memiliki koefisien variasi (KV) 1,09-1,79%. Penetapan metode ini pada sampel sunblock menunjukkan bahwa sampel mengandung gliserol monostearat dan setil alkohol. Kadar gliserol monostearat pada sampel (3,19 ± 0,02)%, kadar setil alkohol pada sampel (3,71 ± 0,07)%.

Glycerol monostearate and cetyl alcohol are two of the many component of the base cream. Both of these components affect the value of efficacy, consistency and stability of the cream. This compound has no chromophore and used as a cream base with other components therefore the method can be used is chromatography. A previous studies, glycerol monostearat and cetyl alcohol can be analyzed by gas chromatography (GC), HPLC or TLC. Analysis of glycerol monosterate and cetyl alcohol with gas chromatography require different instrumentation, including temperature, column, carrier gas, detector and injector. Therefore we need a method that can determine the level of compounds by gas chromatography simultaneously. Glycerol monostearat and cetyl alcohol concentration need to know to make the cream to resemble the desired cream and the same quality. GC condition for glycerol monostearate and cetyl alcohol determination used temperature programmed with an initial temperature 0f 170oC column, the temperature rise of 2oC/min to 220oC, using helium as the carrier gas flow rate of 1,2 mL/min. this method was linier with correlation coefficient of 0,9993 for glycerol monostearate and 0,9994 for cetyl alcohol, within the concentration range of 8040-18090 ppm. The limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) glycerol monostearate was 479,519 ppm and 1598,398 ppm and has a coefficient of variation (CV) from 1,10-1,39%. The limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) cetyl alcohol was 426,244 ppm and 1420,795 ppm and has a coefficient of variation (CV) from 1,09-1,79%. Application of this method on sample showed that the samples contain glycerol monostearat and cetyl alcohol. Glycerol monostearat concentration in the sample (3.19 ± 0.02)%, cetyl alcohol concentration in the sample (3.71 ± 0.07)%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33188
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian formula body lotion yang menqandung minyak Jojoba dan Flnsoi v TNR ci an memenuh ± par syar aL an yang di ± nq I n 1< an"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Amalia
"Daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) secara empiris memiliki kandungan flavonoid yang dapat memberikan aktivitas pada pertumbuhan rambut. Fitosom adalah suatu sistem pembawa obat dimana komponen ekstrak tanaman herbal berikatan dengan fosfolipid yang dapat meningkatkan absorpsi obat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat fitosom fraksi etil asetat daun mangkokan serta memperoleh karakteristik fitosom yang dibentuk dengan metode hidrasi lapis tipis. Selanjutnya fitosom diformulasikan ke dalam sediaan lotion untuk mengetahui stabilitas secara fisik. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan lotion fitosom yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4o±2oC), suhu kamar (25o±2oC), dan suhu tinggi (40o±2oC); cycling test; dan uji sentrifugasi. Pembuatan fitosom dengan perbandingan antara fraksi etil asetat dan fosfatidilkolin sebesar 1 : 2 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 74,36%, nilai distribusi ukuran partikel sebesar 335,4 nm, nilai polidispersitas sebesar 0,252, dan nilai zeta potensial sebesar -3,5 mV. Sediaan lotion fitosom fraksi etil asetat daun mangkokan 1%, 0,5%, dan 0,25% mengalami peningkatan ukuran partikel setelah fitosom ditambahkan ke dalam sediaan lotion tetapi secara fisik terbukti stabil dalam berbagai suhu penyimpanan, cycling test, dan uji sentrifugasi.

Nothopanax scutellarium leaves contain flavonoid compounds which have hair growth activity. Phytosome is a drug carrier system which herbal plant extracts bind with phospholipid that can enhance the absorption of the drug. The aims of this research are to formulate ethyl acetate fraction phytosome of Nothopanax scutellarium leaves and to obtain phytosome characteristic which formed by thin layer hidration method. Subsequently, the phytosome was formulated into lotion dosage form to know the physical stability. The physical stability test was conducted at low temperature (4o±2oC), room temperature (25o±2oC), and high temperature (40o±2oC) storage; cycling test; and centrifugation test. Phytosome formulation with a ratio of ethyl acetate fraction and phosphatidylcholine was 1 : 2 indicated the entrapment efficiency value was 74,36%, the particle size distribution value was 335,4 nm, polidispersity index was 0,252, and zeta potential value was -3,5 mV. Phytosome lotion containing ethyl acetate fraction of Nothopanax scutellarium leaves 1%, 0,5%, and 0,25% increased the particle size after phytosome was added to the lotion but phytosome lotion was physically proved that stable in a wide range of temperature storage, cycling test, dan centrifugation test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Irmayanti
"ABSTRAK
Tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan tanaman yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Kandungan utama minyak tembakau dari proses pirolisis pada suhu 500oC ini adalah nikotin dan 3-metilpiridin. Kandungan tersebut memiliki potensi sebagai pengusir nyamuk. Pengusir nyamuk yang menggunakan zat aktif sintetis memiliki efek berbahaya bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan minyak tembakau dengan memformulasikan minyak tembakau hasil pirolisis fraksi bawah ke dalam formula losio dengan empat konsentrasi yang berbeda-beda (0,0; 0,5; 1,5; dan 3,0%). Formula tersebut diuji stabilitas fisiknya. Pada uji stabilitas fisik dilakukan dengan menyimpan losio pada tiga suhu yang berbeda (suhu rendah 4oC, suhu kamar 25oC, dan suhu tinggi 40oC), uji sentrifugasi dan cycling test. Hasil uji stabilitas pada keempat formula sediaan losio minyak tembakau adalah stabil.

ABSTRACT
Tobacco (Nicotiana tabacum) plants that are abundant in various places in Indonesia . The main content of the tobacco oils from the pyrolysis process at a temperature of 500oC are nicotine and 3-methylpyridine. The content has potential as a mosquito repellent. Mosquito repellent which is used synthetic active substances have harmful effects to the body. The aim of the study is to develop stability properties from tobacco oil by formulating it into the lotion formula with four different concentrations ( 0.0 , 0.5, 1.5, and 3.0 % ). These formulas were physical stability tested. In the physical stability test performed by storing the lotion at three different temperatures (low temperature 4°C, room temperature 25°C , and high temperature 40oC ) , centrifugation test and cycling test . The results shown that the stability tests on the four tobacco oil lotion formula preparation are physically stable."
2014
S56841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Cerry Puspa Sari
"Latar Belakang: Bahan pemanis yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah gula sukrosa. Namun belakangan ini madu juga mulai dikenal dan dijadikan sebagai bahan pemanis. Kandungan karbohidrat yang tinggi di dalam kedua bahan pemanis ini dianggap dapat mempengaruhi proses karies gigi. Dengan mengidentifikasi kualitas saliva, dapat diketahui pengaruh kedua bahan pemanis ini terhadap karies gigi.
Tujuan: Membandingkan perubahan nilai viskositas, pH, dan kapasitas dapar saliva setelah konsumsi air madu dan air gula sukrosa.
Metode: Tiga puluh orang subyek yang berusia 20-22 tahun mengkonsumsi air madu dan air gula sukrosa pada hari yang berbeda, masingmasing sebanyak 150 ml. Subyek menunggu selama 10 menit sebelum dilakukan uji viskositas, pH, dan kapasitas dapar saliva.
Hasil Penelitian: Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p = 0,05. Setelah mengkonsumsi air madu dan air gula sukrosa, terjadi penurunan nilai viskositas, pH, dan kapasitas dapar saliva. Tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perbandingan nilai uji viskositas, pH, dan kapasitas dapar saliva antara setelah mengkonsumsi air madu dan setelah mengkonsumsi air gula sukrosa.
Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan adanya penurunan yang bermakna pada nilai viskositas, pH, dan kapasitas dapar saliva setelah mengkonsumsi air madu dan air gula sukrosa. Namun, pada perbandingan nilai viskositas, pH, dan kapasitas dapar saliva setelah mengkonsumsi air madu dan setelah mengkonsumsi air gula sukrosa, tidak terdapat perbedaan bermakna di antara keduanya.

Background: Usually, the Indonesians use sugar as their main sweetener. But nowadays, honey also begins to be recognized and used as a sweetener too. Because of their high carbohydrate content, people assume that both of these sweeteners can influence the tooth caries process. By identifying the quality of saliva, we can get the information about the effects of these sweeteners in tooth caries process.
Objective: To compare the changes of viscosity, pH, and buffering capacity of saliva after consuming water containing honey and water containing sugar.
Method: Thirty subjects aged 20-22 years old consumed 150 ml of water containing honey and water containing sugar in different day. Subjects waited until 10 minutes before the researcher run the test of viscosity, pH, and buffering capacity of saliva.
Results: The data was analyzed using Wilcoxon test with 0,05 as the level of significance. In this research, the result showed that the value of viscosity, pH, and buffering capacity of saliva decreased after consuming water containing honey and water containing sugar. But, there were no significant differences in viscosity, pH, and buffering capacity of saliva between consumption of water containing honey and water containing sugar.
Conclusion: The value of viscosity, pH, and buffering capacity of saliva decreased significantly after consuming water containing honey and water containing sugar. However, the comparison between the values of viscosity, pH, and buffering capacity after consuming water containing honey and water containing sugar were not significant."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wulida Elmiya
"PT. Unilever Indonesia yang bergerak dibidang consumer goods. mempunyai divisi home and personal care yang salah satu produknya adalah deterjen cair. Proses pembuatan deterjen cair berlangsung secara batch dengan kapasitas 10 ton setiap batchnya. Waktu pembuatan (cycle time) yang dibutuhkan berkisar 90 - 104 menit. Cycle time ini lebih lama dibandingkan dengan pembuatan produk lain yang seperti fabric sofiener mempunyai cycle time 60 menit dan Floor Cleaner 60 menit.
Sebagai perusahaan yang mempunyai komitmen menjadi pabrik kelas dunia, PT. Unilever Indonesia memakai TPM (Total Productive maintenance) sebagai sarana untuk mencapainya. Dimana salah satunya adalah diterapkannya sistem zero losses yaitu tidak boleh terjadi adanya kerugian. Dalam pembuatan deterjen ini waktu yang dibutuhkan diharapkan dapat dikurangi sehingga kerugian biaya karena waktu bisa dihilangkan.
Pada tahapan proses pembuatan deterjen cair ini, waktu untuk mengatur pH dan viskositas mempunyai waktu yang paling lama diantara tahapan proses lainnya. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui mengapa pengaturan pH dan viskositas menjadi lama. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan 4 M (Man, Methode, Machine and Material} untuk mencari penyebab lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengatur pH dan viskositas yang sesuai dengan target produk . Pada Penelitian ini hanya aspek material dan metode saja yang akan dipelajari dengan asumsi aspek machine dan man sudah sesuai standar.
Dari hasil penelitian didapatkan untuk material SLES dan LAS semakin tinggi kadar aktifnya akan mengakibatkan viskositas produk yang didapatkan semakin besar. Sedangkan untuk air semakin banyak jumlah yang digunakan akan menyebabkan viskositas turun. Dan kadar aktif optimum yang bisa untuk mencapai target viskositas adalah untuk SLES 68,7 - 70,5 % dan untuk LAS yaitu 95,8 - 97,8 %. Sedangkan untuk mengatur pH digunakan buffer asam cilric acid untuk memudahkan pencapaian pH target."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>