Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153992 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sujati Woro Indijah
"ABSTRAK
Clerodendron serratum, Linn merupakan tumbuhan : Asia Tropik yang di Indonesia dikenal sebagai tumbuhan yang banyak digunakan dalam obat-obat tradisional untuk bermacam - macam penyakit, namun pernyataan ini belum didukung oleh hasil-hasil. penelitian yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Telah dilakukan percobaan infus dan hasil ekstraksi dari daun Clerodendron serratum, Linn yang berasal dari daerah Kebayoran Lama terhadap tonus usus kelinci terisolasi. Sebagai zat standard dipakai pilokarpin.
Fraksi yang larut dalam air mempunyai pengaruh menaikan tonususus kelinci._terisolasi, oleh karena i tu perlu dilakukan percobaan terhadap manusia untuk membuktikan khasiatnya sebagai obat sakit perut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernest S. Latanna
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S31998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pitra Ariesta
"Tujuan: Menilai keamanan rebusan daun sirih terhadap kornea, konjungtiva dan bilik mata depan kelinci New Zealand White Metode: Penelitian ini merupakan uji eksperimental pada kelinci percobaan. Rebusan daun sirih yang diuji terdiri dari 3 konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 20%. Penilaian dilakukan secara klinis pada jam ke 1, 24, 48 dan 72. Pemeriksaan histopatologi dilakukan pada jam ke 72. Hasil penelitian akan didasarkan pada protokol The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) guideline for "Acute Eye Irritation/Corrosion" no 405 Hasil: Hasil pemeriksaan klinis pada mata kelinci untuk semua konsentrasi rebusan daun sirih tidak menunjukkan reaksi toksik pada jam ke 1 - 72. Pada pemeriksaan histopatologis jam ke 72, tidak ditemukan sebukan sel radang maupun kerusakan sel pada kornea dan konjungtiva untuk semua konsentrasi rebusan daun sirih. Kesimpulan: Rebusan daun sirih konsentrasi 5%, 10% dan 20% aman pada mata kelinci untuk pemakaian dalam jangka waktu singkat (72 jam). Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan untuk melihat keamanannya pada mata manusia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T57259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggraeni A.
"ABSTRAK
Nasturtium indicum DC, merupakan herba yang tumbuh liar di tempat-tempat yang agak lembab (sawah, tepi sungai) Secara empirik dinyatakan bahwa Nasturtium indicum DC (Sawi tanah) banyak digunakan untuk berbagai tujuan pengobatan, di antaranya sebagai obat diare. Telah dilakukan penelitian pendahuluan daya relaksasi usus terisolasi kelinci dari rebusan segar, infus dan hasil ekstraksi herba sawi tanah yang berasal dari desa Sukamantri Bogor, menurut metoda Magnus. Dari hasil percobaan diperoleh Infus dan rebusan segar memberikan pengaruh menurunkan tonus usus kelinci terisolasi. - Ekstrak eter, ekstrak alkohol dan ekstrak air memberikan pengaruh menaikkan tonus usus kelinci terisolasi. - Dalam tanaman ini terdapat zat yang menuruhkan kontraksus, yang tidak nyata setelah serbuk diekstraksi dengan pelarut organik, yang mungkin disebabkan adanya perubahan kimia. Infus dan rebusan segar mempunyai pengaruh menurunkan kontraksi peristaltik usus normal, yang dapat menerangkan sifat anti diare Sawi tanah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dailami
"Daun handeuleum atau Graptophyllum pictum L. (Griff) merupakan bahan obat tradisional Indonesia yang salah satu kegunaannya adalah untuk pengobatan hemoroid. Sebagai obat hemoroid digunakan dalam bentuk rebusan daun. Untuk mempermudah penggunaannya dan adanya sediaan sewaktu dibutuhkan serta untuk mengurangi bau dan rasa yang kurang enak dari daun handeuleum, di rasa perlu untuk membuat suatu sediaan yang stabil dalam penyimpanan dan disukai oleh pengguna.
Penelitian ini mencoba membuat sediaan yang memenuhi kriteria tersebut, dengan memilih bentuk sirup dari infus daun handeuleum. Sebagai pengawet digunakan nipagin dan nipasol, sorbitol dan gliserol sebagai humektan, HPMC sebagai pengental, serta strawberry dan vanilli sebagai pemberi rasa. Sebagai pengawet digunakan nipagin dan nipasol, sorbitol dan gliserol sebagai humektan, HPMC sebagai pengental, serta strawberry dan vanilli sebagai pemberi rasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa dan bau yang tidak sedap dari infus
daun handeuleum dapat dikurangi. Sediaan yang berkadar gula 30% dan 45% tetap
stabil secara fisik selama 3 bulan penyimpanan pada suhu rendah dan suhu kamar serta
dapat di terima oleh pencicip rasa.

The leaves of handeuleum plant or Graptophyllum pictum L. (Griff) are usually used as Indonesian traditional medicament, for curing many kind of deseases including haemorrhoid. For curing haemorrhoid the leaves were boiled in water and then filtered, the filtrate was used as the medicament. However to make it available at anytime or always in store and ready for use, and to minimize the unfavourable taste and odour of handeuleum leaves, it is convenient to make a formula that is stable in storage and accepted by the user.
This experiment was aimed to produce the formula in the form of syrup. To make the syrup, 10% of dried powder or the fresh leaves in equivalent amount with the dried powder was heated at for 15 minute, filtered. To the filtrate, sugar and other additive were added. Nipagin and nipasol were added as preservative, sorbitol and gliserol as humectan, HPMC, strawberry and vanilli as flavors. To choose the most accepted formula, some formulas were made and the taste were experienced by some taste volunteers.
The result shows that the unfavourable taste and odour from the handeuleum leaves can be minimized, and the formula with 30% and 45% sugar concentration are most accepted by the taste volunteers, and stable in 3 months storage in low and room temperatures.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wispriyono
"Jengkol <'Pi thecolobium -i iringa (Jack) Prain. ex King.)
merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat
tradisional, tetapi sampai saat ini belum banyak penelitian
ilmiah terhadap tanaman jengkol. Salah satu efek tanaman
jengkol yang banyak digunakan di masyarakat adalah untuk
penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada efek hipoglikemik papagan kulit
batang pohon jengkol pada kelinci dengan metode tes
toleransi glukosa secara oral.
Papagan kulit batang pohon jengkol diberi secara oral
dengan menggunakan sonde lambung. Kelinci dibagi atas 4
kelompok. Kelompok pertama diberi air dengan volume
pemberian 1 ml/kg BB, kelompok kedua diberi suspensi
tolbutamid 250 mg/kg BB, kelompok ketiga diberi rebusan
papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi 10% b/v
dengan dosis 1 ml/kg BB, kelompok keempat diberi ekstrak
etanol papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi' 200%
b/v dengan dosis 1 ml/kg BB. Toleransi glukosa kelinci
percobaan yang diberi papagan kulit batang pohon jengkol
dibandingkan dengan toleransi glukosa kelinci percobaan
yang diberi air sebagai kontrol.
Hasil statistik memperlihatkan rebusan papagan kulit
batang pohon jengkol tidak memperlihatkan efek hipoglikemik
A
yang bermakna, kecuali pada jam ke 3 terhadap kelompok
kontrol dan pada jam ke 4 terhadap kelompok ekstrak etanol.

Jengkol t-.hftf>n1obium iiringa (Jack) Prain. ex King.)
has been used as a traditional medicine, but so, far it has
not been proved scientifically. It is used empirically for
the treatment of Diabetes mellitus. Therefore this
experiment has been carried out to know whether jengkol
stem barks has actually the antidiabetic effect.
In this experiment 24 rabbits were used, these animals
were induced by 1 ml/kg body weight using 50% glucose
solution. The first group was received 2 ml/kg body weight
water as a control group, the second group was given 250 mg
tolbutamid per kg body weight as a standard treatment
group, the third group received 1 ml jengkol stem barks
boiled solution 10% wieght/volume (w/v) per kg body weight
and the fourth group was given jengkol stem barks ethanol
extract 200% w/v in dose of 1 ml per kg body weight. Those
preparation were given orally using intragastric tube. The
blood glucose level were measured by glucose tolerance test
using double beam spectrophotometers at 1, l^/s, 2, 3, 4
dan 5 hours after treatments.
The datas were statistically analysed using anova and
followed by tukey test. Stem barks boiled solution did not
show hipoglikemic effect significantly differrence from
other treatments at those observation interval except at +3
A
hours was significantly different from control group and +5
hours from ethanol extract group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew, Thomas
"Konsumsi jus jeruk terus meningkat dengan kehadiran jus jeruk dalam kemasan. Belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai efek jus ini dibanding jus jeruk segar terhadap gigi.
Tujuan: Mengetahui perbedaan penurunan pH plak setelah konsumsi jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar.
Metode: Subjek diberikan 3 perlakuan: mengonsumsi jus jeruk kemasan, jus jeruk segar, jus lemon segar. Nilai pH plak kemudian diukur setelah 1-30 menit.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna penurunan nilai pH plak 1-10 menit setelah konsumsi jus jeruk kemasan, jus jeruk segar, jus lemon segar
Kesimpulan: Penurunan pH plak setelah konsumsi jus jeruk kemasan lebih besar dibandingkan dengan jus jeruk segar.

Orange juice consumption has been increased with the presence of commercially orange juice. There had been little study about the effect of this juice compared to fresh fruit juice on human teeth.
Objective: To know the difference of pH dental plaque reduction, after consumption of commercially orange juice and fresh orange juice.
Methods: Subjects were given three treatments: consuming commercially orange juice, fresh orange juice, and fresh lemon juice. pH dental plaque was measured after 1-30 minutes
Results: The difference of pH dental plaque reduction is statistically significant after 1-10 minutes consuming commercially orange juice, fresh orange juice, fresh lemon juice.
Conclusion: The reduction of pH dental plaque was greater after consumption of commercially orange juice than after fresh orange juice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Anindya Nugroho
"Latar Belakang : Jus jeruk mengandung asam yang mengakibatkan erosi. Erosi pada permukaan email gigi dapat dilihat dengan mengukur kekasarannya. Tujuan : Mengetahui perbedaan kenaikan kekasaran permukaan email antara perendaman jus jeruk kemasan dan segar. Metode : 60 gigi premolar dibagi dalam 2 kelompok untuk direndam jus jeruk kemasan dan segar selama waktu tertentu. Hasil : Perbedaan kenaikan kekasaran permukaan email pada perendaman jus jeruk kemasan dan segar berbeda bermakna dengan p<0.000 Kesimpulan : Terjadi peningkatan kekasaran permukaan email gigi yang lebih tinggi pada pemaparan dengan jus jeruk kemasan dibandingkan dengan pemaparan pada jus jeruk segar.

Background: Despite the health benefits, orange juice has acidic contents, which may cause tooth erosion. Objective: Know increase enamel roughness between submerge in commercial and fresh orange juice. Method: 60 premolar teeth are divided in 2 groups to be submerged in commercial and fresh orange juice at a certain point of time. Result: Different increasing levels of roughness in tooth’s enamel surface between the submergence in commercial and fresh juice has a significant value of p<0.000 Conclusion: Increase of roughness in tooth’s enamel submerge in commercial fruit juice are greater than submerge in fresh fruit juice.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Caryabudi
"Latar belakang: Jus buah bersifat asam sehingga meningkatkan risiko karies dan erosi gigi. Sebaliknya, saliva dengan mekanisme buffering-nya berperan dalam menetralkan asam. Tujuan: Mengetahui perubahan pH saliva setelah mengonsumsi jus jeruk kemasan, jus jeruk segar, dan jus lemon segar. Metode: Subjek usia 18-22 tahun diberi perlakuan mengonsumsi ketiga jenis jus jeruk. Nilai pH saliva diukur setelah 1-30 menit. Hasil: Perubahan pH saliva setelah konsumsi ketiga jenis jus tidak melewati pH kritis 5,5. Kesimpulan: Mekanisme buffering saliva normal mampu menetralkan asam dari jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar sehingga pH saliva pada waktu 1-30 menit setelah konsumsi jus tidak melewati pH kritis.

Background: Fruit juices are acidic, thus increase the risk of dental caries and dental erosion. On the other hand, buffering mechanism of saliva has role in neutralizing acid. Objective: To find out changes in saliva pH after consumption of commercial orange juice, fresh orange juice and fresh lemon juice. Method: Subjects with age range of 18-22 are given 3 types of orange juice. Saliva pH is measured after 1-30 minutes. Result: Changes in saliva pH after consumption of all three juices didn’t reach the critical pH of 5.5. Conclusion: Normal saliva buffering mechanism can neutralize acid from commercial orange juice and fresh orange juice so that saliva pH in 1-30 minutes after consumption of juice did not reach critical pH."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>