Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192822 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deksa Presiana
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan Dinatrium Edetat untuk meningkatkan daya antibakteri dari beberapa antibiotika (amoksisilin, amikasin, khloramfenikol dan polimiksin) terhadap kuman liar yang mempunyai resistensi tinggi yaitu Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini dilakukan dengan melihat perbedaan pengaruh kombinasi Dinatrium Edetat dengan antibiotika terhadap Dinatrium Edetat sendiri dan antibiotika sendiri dalam menghambat pertumbuhan kuman Pseudomonas aeruginosa yang resistensinya tinggi. Pada pemeriksaan ini, kuman Pseudomonas aeruginosa diperoleh dengan cara mengisolasi dari penderita yang terinfeksi, kemudian diuji daya resistensinya oleh Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta. Antibiotika yang digunakan merupakan antibiotika yang umum untuk pengobatan infeksi Pseudomonas aeruginosa dan sering menimbulkan keadaan resistensi kuman bila diberikan pada kadar hambat minimalnya (KHM). Pemakaian Dinatrium Edetat pada sub kadar hambat minimalnya (Sub KHM) yaitu satu tingkat pengenceran di bawah kadar hambat minimalnya. Metode yang digunakan yaitu metode pengenceran dan plate count agar. Pada metode pengenceran dapat dilihat adanya efek antibakteri berturut-turut dari antibiotika, Dinatrium Edetat, dan kombinasi Dinatnium Edetat dengan antibiotika. Sedangkan metode plate count agar berguna untuk menghitung dan menentukan prosentase koloni kuman yang hidup. Hasil pemeriksaan menunjukkan hahwa Dinatrium Edetat pada Sub KHM (5000 ug/ml - 9000 ug/ml) secara in vitro dapat meningkatkan daya antibakteri antibiotika dalam menghambat pertumbuhan kuman liar Pseudomonas aeruginosa yang resisten."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nuraini
"Pada beberapa daerah didunia, Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen yang dominan terutama dilingkungan rumah sakit. Meropenem merupakan antibiotik golongan karbapenem yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa. Seiring penggunaan meropenem sebagai terapi menyebabkan munculnya Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap meropenem. Liposom, sebagai karier pengantaran obat telah terbukti sukses meningkatkan aktivitas antibakteri banyak senyawa obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek enkapsulasi liposom terhadap aktivitas antibakteri meropenem pada Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hidrasi lapis tipis untuk enkapsulasi liposom meropenem dan metode dilusi cair untuk penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 3,91 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 250 ppm. Konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 3,91 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 250 ppm sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 7,81 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 500 ppm. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom menurunkan aktivitas antibakteri meropenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

In some areas in the world, Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is the predominant pathogen in the environment, especially hospitals. Meropenem is an antibiotic belonging to the carbapenem class that has antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa. Concomitant use of meropenem in the treatment led to the emergence of Pseudomonas aeruginosa resistant to meropenem. Liposome, as a carrier for drug delivery system, have been successfully improve the activity of many antibacteria compound. The purpose of this research is to determine the effect of liposome encapsulation on antibacterial activity of meropenem against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa and Pseudomonas aeruginosa. The method used in this research is thin layer hydration method for liposome encapsulation meropenem and liquid dilution method for determination of minimum inhibitory concentration (MIC). The result of this research shown that the minimum inhibitory concentration (MIC) for meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 3,91 and 250 ppm when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Minimum bactericidal concentration (MBC) for meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 3,91 ppm and when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 250 ppm while the minimum bactericidal concentration for meropenem liposomal suspension against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 7,81 ppm and when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 500 ppm. Thus, the conclusion that can be drawn is liposome encapsulation decrease antibacterial activity of meropenem against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Ang Jaya
"Perkembangan resistensi bakteri yang cepat menyebabkan diperlukan juga pengembangan terapi pengobatan baru agar mampu mengatasi penyakit yang telah berkembang. Imipenem merupakan antibakteri golongan karbapenem yang merupakan obat pilihan dalam mengatasi infeksi Pseudomonas aeruginosa. Seiring penggunaan Imipenem sebagai terapi menyebabkan munculnya Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap Iimipenem. Liposom sebagai sistem penghantaran obat terbukti dapat meningkatkan aktivitas beberapa antibiotik terhadap bakteri Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh enkapsulasi liposom pada aktivitas Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposom diformulasi dengan metode hidrasi lapis tipis kemudian dilanjutkan dengan sonikasi dan ekstrusi bertingkat dengan membran polikarbonat berpori 0,4 μm dan 0,1 μm steril untuk mengecilkan ukuran liposom dan juga mensterilkan liposom. Penentuan aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi cair.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 1,49 ppm. Konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 2,97 ppm. Sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom Imipenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 5,95 ppm. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom menghambat aktivitas antibakteri Imipenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

Rapid escalation of bacterial resistance lead to the necessity of new drug developments to overcome it. Imipenem is an antibiotic in carbapenem class which is used as drug of choice to treat Pseudomonas aeruginosa infection. Concominant use of Imipenem as therapeutic drug led to the resistance of Pseudomonas aeruginosa towards Imipenem. Liposom as drug delivery system has been proven to increase the activity of some antibiotics against Multidrug resistant Pseudomonas aeruginosa. This study was aimed to determine the effect of liposomal encapsulation on antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Liposomes were prepared with thin-film hydration method and then followed by sonication and extrusion using sterile polycarbonate membrane with pore size 0,4 μm and 0,1 μm to reduce the size and sterilize the liposomes. Liquid dilution method is used to determine the antibacterial activity.
The result of this research showed that the minimum inhibitory concentrasion (MIC) of Imipenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 1,49 ppm. Minimum bactericidal concentration (MBC) of meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 2,97 ppm. Minimum bactericidal concentration of Imipenem liposome against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa are both 5,95 ppm. Thus it can be concluded that liposome encapsulation inhibits antibacterial activity of Imipenem against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Firstya Novani
"Infeksi adalah proses invasi dan pembiakan mikroorganisme yang terjadi di jaringan tubuh manusia yang secara klinis mungkin tidak terlihat atau dapat menimbulkan cidera seluler lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel atau respon antigen-antibodi. Agen penyebab infeksi antara lain adalah bakteri. Timbulnya resistensi bahkan multiresistensi yang menimbulkan banyak masalah dalam pengobatan penyakit infeksi. Sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan obat tradisional berasal dari tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat antibakteri adalah binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) adalah tanaman dari suku Anredera. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakterinya dan zat-zat kimia yang terkandung di dalam tanaman tersebut sebagai zat antibakteri. Ekstraksi tanaman dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut polar yaitu etanol 70 %. Kemudian dibuat 3 konsentarsi ekstrak yaitu 20%, 40%, dan 80%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram kertas dengan mengamati diameter zona hambat. Hasil uji antibakteri ekstrak daun binahong memperlihatkan adanya aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia, dan Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap beberapa antibiotik. Dan ekstrak daun binahong dengan konsentrasi 80% yang paling besar zona hambatnya. Digunakan kontrol positif yaitu antibiotik amoksisilin + asam klavulanat dan antibiotik siprofloksasin. Sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah etanol 70%.

Infection is the invasion and breeding of microorganisms that occurs in human body tissue which may not be apparent clinically or may cause local cellular injury due to competitive metabolism, toxins, intracellular replication or antigen-antibody response. Infectious agents include bacteria. The emergence of resistance or even multi-resistance can cause a lot of problems in the treatment for infectious diseases. Therefore, multi-resistance towards antibiotics becomes a severe problem. Thus, it is necessary to develop traditional medicines derived from plants that can kill the bacteria which resistant towards antibiotics. One of the plants empirically used as antibacterial drugs is binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) is a plant from Anredera species. The research has been conducted to determine the antibacterial activity and chemical substances contained within the plant as an antibacterial agent. The extraction plant has been done by maceration method using a polar solvent that is 70% ethanol. Then made 3 extract concentrations of 20%, 40%, and 80%. Antibacterial activity has tested by using paper disc diffusion method in order to observing the inhibition zone. Antibacterial test results of binahong leaf extraction showed the activity against Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, and Pseudomonas aeruginosa which were resistant to multiple antibiotics. And the leaf extract with a concentration of 80% binahong greatest inhibition zone. The positive control that was used are amoxicillin antibiotic + clavulanic acid and ciprofloxacin antibiotic, while the negative control that was used is 70% of ethanol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia
"Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan ancaman bagi masyarakat, terutama masalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian mengenai tanaman penghasil antibakteri alternatif. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua yang sudah dikenal sejak lama sebagai obat tradisional. Tanaman ini diketahui berpotensi mengobati berbagai penyakit seperti eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga. Kandungan zat aktif yang terdapat pada tanaman mahkota dewa antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, dan lignan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri serta konsentrasi terbaik ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae yang telah resisten terhadap beberapa antibiotik. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode uji difusi agar menurut Kirby- Baurer dengan mengamati zona hambat pertumbuhan bakteri uji sebagai parameter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor, yaitu jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan koloni bakteri uji dengan nilai konsentrasi terbaik 50%. Uji statistik dengan sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak masing-masing berpengaruh nyata (P<0,05). Interaksi antar kedua faktor tersebut pun memberikan makna yang nyata (P<0,05).

Relatively high intensity in using antibiotics caused variation problem that are a treat to society, especially bacterial resistance to antibiotic problems. This problems need to be solved with doing research about plant that could be used as alternative for producing antibacteri. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) is a native plant, i.e from Papua that have been known as a traditional medicine. This plant is known had potential ability to cure many diseases, such as eczema, acne, and wound caused by insect bits. Active substance in this plant, e.g. alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, and lignans.
The aims of this study to determine the best concentration of extract ethanol of the crown fruit of Mahkota dewa that showed the highest antibacterial activity in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Klebsiella pneumoniae that was resistant to many antibiotics. Antibacterial activity assays was conducted with Kirby-Baurer agar diffusion method by observing bacterial growth inhibition zone as parameter. This study was completely randomized factorial design with two factors, the type of bacteria and extract concentration.
This study showed that the best concentration that inhibit the growth of bacterial colonial tested was 50%. Statistical test for variance analysis showed that difference type of bacteria and each of concentration extract was significantly (P<0,05). Interaction between the two factors also significant (P<0,05).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herna
"Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu patogen terpenting yang menyebabkan infeksi nosokomial. Isolat P. aeruginosa sudah banyak yang resisten terhadap carbapenem yang juga berkaitan dengan resistensi terhadap antibiotik lain. Adanya P. aeruginosa yang resisten multiobat menyebabkan kesulitan dalam memilih pengobatan yang tepat. Terapi kombinasi dapat menjadi salah satu alternatif untuk menanggulangi keterbatasan monoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya sinergisme pada beberapa kombinasi antibiotik yang digunakan pada penelitian ini terhadap bakteri P. aeruginosa resisten carbapenem. Spesimen klinis yang terdiri dari sputum, bilasan bronkoalveolar, apusan luka, dan urin diambill dari ruang perawatan intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Isolat bakteri yang berasal dari spesimen klinis kemudian diidentifikasi dan diuji kepekaan. Isolat yang memenuhi kriteria inklusi diuji dengan metode checkerboard mikrodilusi untuk mempelajari efek kombinasi antibiotik antara amikacin dan ceftazidime, ceftazidime dan ciprofloxacin, serta amikacin dan ciprofloxacin. Dari 187 spesimen yang berasal dari 140 pasien diperoleh 16 isolat P. aeruginosa resisten carbapenem. Dari 16 Isolat P. aeruginosa yang resisten carbapenem yang diperiksa dengan uji checkerboard mikrodilusi sebanyak 13 isolat. Sebanyak 3 isolat yang terpapar kombinasi ceftazidime dan amikacin menunjukkan sinergisme dan 1 isolat yang terpapar kombinasi ceftazidime dan ciprofloxacin. Pada semua isolat yang terpapar kombinasi amikacin dan ciprofloxacin memperlihatkan indifference. Tidak ada antagonisme ditemukan pada ketiga kombinasi antibiotik ini. Berdasarkan penelitian ini, kombinasi ceftazidime dan amikacin masih dapat dipertimbangkan pada pasien dengan infeksi P. aeruginosa resisten carbapenem.

Pseudomonas aeruginosa is one of the important nosocomial pathogens. Currently, many P. aeruginosa isolates are resistant to carbapenem and other antibiotics. The occurrence of multidrug resistance in P. aeruginosa, causes difficulties in choosing the appropriate treatment of infection by this bacteria. Combination therapy could be an alternative to overcome the limitations of monotherapy. The objective of this study is to observe the occurrence of synergistic effect in the antibiotic combinations that are used in this study in carbapenem resistant P. aeruginosa. Clinical specimens consisting of sputum, bronchoalveolar lavage, wound swab, blood and urine were obtained from the ICU of Cipto Mangunkusumo Hospital. Bacterial isolates from the clinical specimens were identified and examined for susceptibility pattern. Isolates that fulfill inclusion criteria was tested with checkerboard microdilution method to study the antibiotic combination effect between amikacin and ceftazidime, ceftazidime and ciprofloxacin, amikacin and ciprofloxacin. There From 187 specimens that were collected from 140 patients, 16 carbapenem resistant P. aeruginosa isolates were obtained. From 16 carbapenem resistant P. aeruginosa isolates, there were 13 isolates that tested with checkerboard microdilution method. The results showed synergistic effect in 3 isolates that were exposed to ceftazidime and amikacin combination, and in 1 of the isolates that were exposed to ceftazidime and ciprofloxacin combination. Indifference was observed in all isolates that were exposed to amikacin and ciprofloxacin combination. No antagonism was found among the three antibiotic combinations. Based on this study, ceftazidime and amikacin combination could be considered in patient with carbapenem resistant P. aeruginosa infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiyono W.S.
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian aktivitas antibakteri dan lendir bekicot (achatina fulica fer.) terhadap kuman StaphyLococcus aureus ATCC 2592.3 dan Pseudorrzon.as aertlei.n.osa ATCC 27853 dengan menggunakan metode difusi cara silinder. Dalam penelitian ini digunakan lendir bekicot yang segar, dengan ukuran cangkang antara 5-6 cm dan dengan berat badan antara 19-27 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir bekicot (achatina fulica fer.) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap kuman Pseudorronas czerugnosa ATCC 27853 tetapi tidak terhadap kuman Staphylococcus aureus ATCC 25923."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Tiffarent
"Air limbah asal Rumah Sakit (HWW) dapat menjadi tempat reservoir dan sumber diseminasi bakteri resisten (ARB) dan gen pengode resistensi terhadap antibiotik (ARG) ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan gen Pseudomonas aeruginosa sebagai bakteri patogen oportunis yang tahan di berbagai jenis lingkungan dan ARG terhadap beta-laktam dan aminoglikosida pada air limbah inlet dan outlet Rumah Sakit Rujukan Nasional. Sampel air limbah inlet dan outlet diambil pada durasi 25 Oktober-27 November 2021, dengan interval pengambilan 3 hari. Sampel air limbah kemudian difilter dan total DNA diekstraksi untuk dianalisis profil mikroba dan ARG menggunakan high thorough output qPCR sistem smartchip (HT-qPCR) dan qPCR konvensional. Data yang didapat berupa relative abundance, copy number, dan korelasi ARG dengan kuman target. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen aadA2 dan blaGES merupakan ARG tertinggi untuk antibiotik aminoglikosida dan β-laktam. Hasil qPCR konvensional menunjukkan limit deteksi yang lebih rendah dalam mendeteksi gen P. aeruginosa dibandingkan HT-qPCR. Analisis statistik menunjukkan tidak ada korelasi antara gen aadA2 dan blaGES dengan gen P. aeruginosa dalam seluruh sampel. Dengan terdeteksinya gen kuman P. aeruginosa dan gen pengode resistensi antibiotik di sampel air limbah inlet dan outlet RS Rujukan Nasional mengindikasikan perlunya peningkatan penanganan HWW dalam mengontrol diseminasi dan kejadian resistensi mikroba terhadap antibiotik.

Hospital wastewater (HWW) can be the reservoir and dissemination source of antibiotic resistant bacteria (ARB) and antibiotic resistance genes (ARG) to the environment. This study intends to detect the Pseudomonas aeruginosa gene as opportunistic bacterial pathogen that is highly adaptive in various types of environments and ARG’s towards beta-lactam and aminoglycosides from inlet and outlet wastewater of The National Referral Hospital (NRH). Wastewater samples were taken on October 25th-November 27th, 2021, within 3 days interval. The wastewater sample was filtered and extracted to obtain DNA for microbial and ARGs profiles analysis using high thorough output qPCR smartchip systems (HT-qPCR) and conventional qPCR. Obtained data were relative abundance, copy number, and correlation of ARGs with targeted bacteria. The results showed that the aadA2 and blaGES genes were the highest ARGs towards aminoglycosides and β-lactam. The conventional qPCR results showed lower detection limit in detecting P. aeruginosa gene than HT-qPCR. The statistical analysis showed that there were no correlation between aadA2 and blaGES genes with P. aeruginosa gene in all samples. The detection of P. aeruginosa gene and the ARG in NRH's inlet and outlet wastewater samples indicates the need to improve HWW treatment at NRH in controlling the dissemination."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Latifah
"Latar belakang :Berdasarkan data Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI tahun 2009, P. aeruginosa dan A. baumanii yang resisten terhadap beberapa golongan antibiotik terutama karbapenem merupakan patogen nosokomial terbanyak di ICU RSUPNCM. Penyusunan kebijakan penggunaan antibiotik dan pengendalian infeksi bakteri MDR memerlukan data tentang mekanisme resisten yang banyak terjadi pada kedua isolat tersebut.
Tujuan Umum: Mengetahui karakteristik fenotip dan genotip P.aeruginosa dan A.baumanii resisten karbapenem yang diisolasi dari pasien ICU RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2011.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bersifat deskriptif retrospektif. Sampel adalah isolat stok P. aeruginosa dan A. baumanii , yang menunjukkan hasil uji kepekaan rutin intermediet atau resisten terhadap satu atau lebih antibiotik golongan karbapenem. Setelah isolat dihidupkan, dilakukan identifikasi ulang dengan uji biokimia konvensional dan dilakukan uji konfirmasi penghasil karbapenemase dengan metode Modifikasi Hodge dan deteksi gen pengkode dihasilkannya enzim karbapenemase yaitu blaKPC-2; blaIMP-1; blaVIM-2; blaNDM-1dan blaOXA-48 menggunakan metode PCR.
Hasil: Terdapat isolat stok P. aeruginosa sejumlah 77 dan A. baumanii 85. Berdasarkan hasil identifikasi ulang didapatkan 20 isolat P.aeruginosa dan 42 isolat A.baumanii yang resisten terhadap karbapenem. Hasil uji fenotif penghasil karbapenemase positif pada 4 isolat P. aeruginosa dan 16 isolat A. baumanii. Deteksi gen pengkode dihasilkannya enzim karbapenemase menunjukkan bahwa terdapat 1 isolat (5%) P. aeruginosa memiliki gen blaKPC-2, 4 isolat (20%) memiliki gen blaIMP-1; 1 isolat (5%) memiliki blaVIM-2 dan 2 isolat(10%) memiliki blaNDM-1. Pada isolat A. baumanii ditemukan blaKPC-2 dan blaVIM-2 masing masing pada 1 isolat (5%). Sementara itu gen resisten blaOXA-48 tidak ditemukan pada kedua spesies bakteri.
Kesimpulan: Pada isolat P. aeruginosa dan A. baumanii resisten karbapenem yang diisolasi dari pasien ICU-RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2011 didapatkan isolat penghasil enzim karbapenemase dengan gen pengkode blaKPC-2;blaVIM-2;blaIMP-1 dan blaNDM-1.

Background : Based on data from Laboratory of Clinical Microbiology, Faculty of Medicine Universitas Indonesia in 2009, P. aeruginosa and A. baumannii which were resistant to multiple classes of antibiotics, especially to carbapenem, were the most prevalent nosocomial pathogens in ICU RSUPNCM. The policies formulation of controlling antibiotic usage and MDROs infection requires data on the mechanism of resistance in both isolates.
Aim : To explain the phenotype and genotype characteristics of carbapenem resistant P.aeruginosa and A.baumanii isolated from ICU patients, RSUPN Cipto Mangunkusomo in 2011.
Method : This is a preliminary descriptive retrospective study. Samples were laboratory isolated stock of P. aeruginosa and A. baumannii, which were intermediate or resistant to one or more classes of carbapenem antibiotics in routine antibiotic susceptibility test. After re-inoculating the isolates, re-identification were done by conventional biochemical testing, then confirmation test conducted by Modified Hodge test and detection of karbapenemase produced encoding genes, blaKPC-2; blaIMP-1; blaVIM-2;blaNDM-1 and blaOXA-48, using PCR method.
Result : Of 77 isolates of P. aeruginosa isolates and 85 isolates of A. baumannii, 20 isolates P. aeruginosa and 42 isolates A. baumanii were resistant to carbapenem. By carbapenemase producing phenotypic test, positive results showed in 4 isolates of P. aeruginosa and 16 isolate A. baumannii. The detection of karbapenemase produced encoding genes showed that there was 1 isolate (5%) P. aeruginosa had blaKPC-2 gene, 4 isolates (20%) had blaIMP-1 gene; 1 isolates (5%) had blaVIM-2 gene and 2 isolates (10%) had blaNDM-1 gene. In A. baumannii population found blaKPC-2 gene and blaVIM-2 gene at 1 isolates (5%), respectively. Meanwhile, blaOXA- 48 gene were not found in both species of bacteria
Conclusion: In isolates of P. aeruginosa and A. baumannii carbapenem-resistant from in the ICU Cipto Mangunkusomo in 2011 producing isolates obtained with the gene encoding the enzyme karbapenemase blaKPC-2; blaVIM-2; blaIMP-1 and blaNDM-1.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>