Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfina Rianti
"Telab dilakukan penelitlan daya antibakteri ( cara
difusi cakrain ) terhadap infus 20 % dari 8 tumbuhan pengganggu
dan 6 tumbuhan bakau yang diduga mempunyai khasiat s.
bagai. antibakteri, Penentuan Konsentrasi Hainbatan Minimum
( cara dilusi agar ) hanya dilakukan terhadap infus yang mew,
punyal daya antibakteri. Kuman uji yang digunakan adalak
Escherjchja coil ATOC 25922 dan StaDhylococcus aureus ATCC
25923.
Easil yang diperoieh menunjukkan bahwa infus 20 % dan
8 tumbuhan pengganggu dan 6 tumbuhan bakau yang cLiperiksa
tidak mempenlihatkan daya antibakteri terhadap kuman uji
Escherjchja coil •ATCC 25922. Hanya 5 tumbuhan bakau yang me
penlihatkan daya antibakteni terhadap kuman uji Staphylococcus
aureus ATOC 25923, yaitu : batang, buah dan daun Ael
ceras fioridurn R.&S.; daun Barrintonia psi pticp Kurz (Buton);
b--tang dan daun Excoecania aa11ocha Linn (Buta-buta);
batang dan daun Kandeila candei Druce (Linggoyong), dan batang
Pem phis acidui p Forster (Sentigi). Daun Pem phis acidula
Forster (Sentigi), daun RhizoDhora a piculata Bi. dan 8
tumbuhan pengganggu tidak meznperiihatkan daya antibakteni
terbadap kumanuji Sta phylococcus aureus ATCC 25923.
Tiap gram serbuk kering dari bakau tersebut rnenunjukkan
daya antibakteri yang setara dengan 20 - 10.0. ug Tetrasiklin
Ec. (standar).

Telab dilakukan penelitlan daya antibakteri ( cara
difusi cakrain ) terhadap infus 20 % dari 8 tumbuhan pengganggu
dan 6 tumbuhan bakau yang diduga mempunyai khasiat s.
bagai. antibakteri, Penentuan Konsentrasi Hainbatan Minimum
( cara dilusi agar ) hanya dilakukan terhadap infus yang mew,
punyal daya antibakteri. Kuman uji yang digunakan adalak
Escherjchja coil ATOC 25922 dan StaDhylococcus aureus ATCC
25923.
Easil yang diperoieh menunjukkan bahwa infus 20 % dan
8 tumbuhan pengganggu dan 6 tumbuhan bakau yang cLiperiksa
tidak mempenlihatkan daya antibakteri terhadap kuman uji
Escherjchja coil •ATCC 25922. Hanya 5 tumbuhan bakau yang me
penlihatkan daya antibakteni terhadap kuman uji Staphylococcus
aureus ATOC 25923, yaitu : batang, buah dan daun Ael
ceras fioridurn R.&S.; daun Barrintonia psi pticp Kurz (Buton);
b--tang dan daun Excoecania aa11ocha Linn (Buta-buta);
batang dan daun Kandeila candei Druce (Linggoyong), dan batang
Pem phis acidui p Forster (Sentigi). Daun Pem phis acidula
Forster (Sentigi), daun RhizoDhora a piculata Bi. dan 8
tumbuhan pengganggu tidak meznperiihatkan daya antibakteni
terbadap kumanuji Sta phylococcus aureus ATCC 25923.
Tiap gram serbuk kering dari bakau tersebut rnenunjukkan
daya antibakteri yang setara dengan 20 - 10.0. ug Tetrasiklin
Ec. (standar).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dailami
"Daun handeuleum atau Graptophyllum pictum L. (Griff) merupakan bahan obat tradisional Indonesia yang salah satu kegunaannya adalah untuk pengobatan hemoroid. Sebagai obat hemoroid digunakan dalam bentuk rebusan daun. Untuk mempermudah penggunaannya dan adanya sediaan sewaktu dibutuhkan serta untuk mengurangi bau dan rasa yang kurang enak dari daun handeuleum, di rasa perlu untuk membuat suatu sediaan yang stabil dalam penyimpanan dan disukai oleh pengguna.
Penelitian ini mencoba membuat sediaan yang memenuhi kriteria tersebut, dengan memilih bentuk sirup dari infus daun handeuleum. Sebagai pengawet digunakan nipagin dan nipasol, sorbitol dan gliserol sebagai humektan, HPMC sebagai pengental, serta strawberry dan vanilli sebagai pemberi rasa. Sebagai pengawet digunakan nipagin dan nipasol, sorbitol dan gliserol sebagai humektan, HPMC sebagai pengental, serta strawberry dan vanilli sebagai pemberi rasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa dan bau yang tidak sedap dari infus
daun handeuleum dapat dikurangi. Sediaan yang berkadar gula 30% dan 45% tetap
stabil secara fisik selama 3 bulan penyimpanan pada suhu rendah dan suhu kamar serta
dapat di terima oleh pencicip rasa.

The leaves of handeuleum plant or Graptophyllum pictum L. (Griff) are usually used as Indonesian traditional medicament, for curing many kind of deseases including haemorrhoid. For curing haemorrhoid the leaves were boiled in water and then filtered, the filtrate was used as the medicament. However to make it available at anytime or always in store and ready for use, and to minimize the unfavourable taste and odour of handeuleum leaves, it is convenient to make a formula that is stable in storage and accepted by the user.
This experiment was aimed to produce the formula in the form of syrup. To make the syrup, 10% of dried powder or the fresh leaves in equivalent amount with the dried powder was heated at for 15 minute, filtered. To the filtrate, sugar and other additive were added. Nipagin and nipasol were added as preservative, sorbitol and gliserol as humectan, HPMC, strawberry and vanilli as flavors. To choose the most accepted formula, some formulas were made and the taste were experienced by some taste volunteers.
The result shows that the unfavourable taste and odour from the handeuleum leaves can be minimized, and the formula with 30% and 45% sugar concentration are most accepted by the taste volunteers, and stable in 3 months storage in low and room temperatures.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Hikmatul Maftukhah
"ABSTRACT
Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus adalah patogen yang paling sering dilaporkan menyebabkan infeksi, terutama di ICU. Saat ini kedua bakteri tersebut sudah resisten terhadap berbagai antibiotik. Kasus resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan suatu masalah serius dalam dunia kesehatan. Data Cancer for Disease Prevention menunjukkan bahwa terdapat 13.300 pasien meninggal akibat infeksi bakteri yang resisten. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk menemukan antibiotik baru. Senyawa yang berpotensi sebagai antibiotik baru adalah asam galat dan amil galat. Kedua senyawa mempunyai potensi terapeutik yang menguntungkan, yaitu sebagai antibakteri, antidiabetes, antiinflamasi, antijamur, antikanker, antioksidan, dan antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri senyawa asam galat dan amil galat terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Pengujian dilakukan dengan metode disk diffusion. Kemudian diukur diameter zona hambatan yang ditimbulkan. Pada penelitian ini terdapat 10 perlakuan, yaitu gentamisin 10μg sebagai kontrol posititf, etanol 96% dan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif, dan 7 variasi konsentrasi senyawa asam galat dan amil galat. Konsentrasi senyawa yang digunakan sebesar 16 mg/L, 32 mg/L, 64 mg/L, 128 mg/L, 256 mg/L, 512 mg/L, dan 1024 mg/L. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan. Data dari hasil penelitian tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji nonparametrik Kruskal Wallis. Oleh karena hasil uji Kruskal Wallis signifikan, dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji Mann-Whitney terdapat hubungan signifikan secara statistik pada setiap konsentrasi asam galat terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa (p=0,037), asam galat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus (p=0.034), amil galat terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa (p=0,034), dan amil galat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus (p=0.034) dengan zona hambat 0 mm. Nilai p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara tujuh konsentrasi senyawa asam galat ataupun amil galat dengan kontrol positif gentamisin. Perbedaan yang bermakna ini menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut tidak memiliki efek antibiotik secara signifikan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.

ABSTRACT
The bacteria Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus are the pathogens most commonly reported to cause infection, especially in the ICU. At present the two bacteria are resistant to various antibiotics. The case of bacterial resistance to antibiotics is a serious problem in the world of health. Cancer for Disease Prevention data show that there are 13,300 patients dying from resistant bacterial infections. Therefore, research is needed to find new antibiotics. Potential compounds as new antibiotics are gallic acid and amyl gallic. Both compounds have beneficial therapeutic potential, namely as antibacterial, antidiabetic, anti-inflammatory, antifungal, anticancer, antioxidant, and antiviral properties. This study aims to examine the antibacterial activity of gallic acid and amyl gallic compounds against Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Testing is done by the disk diffusion method. Then the diameter of the resistance zone is measured. In this study there were 10 treatments, namely 10 μg gentamicin as positive control, 96% ethanol and 0.9% NaCl as negative control, and 7 variations in concentrations of gallic acid and amyl gallic compounds. Concentrations of compounds used were 16 mg / L, 32 mg / L, 64 mg / L, 128 mg / L, 256 mg / L, 512 mg / L, and 1024 mg / L. Each treatment is carried out three repetitions. Data from the results of the study were not normally distributed, so a Kruskal Wallis nonparametric test was conducted. Because the Kruskal Wallis test results are significant, followed by the Mann-Whitney test. Based on the Mann-Whitney test, there was a statistically significant relationship on each gallic acid concentration on the growth of Pseudomonas aeruginosa (p = 0.037), gallic acid on the growth of Staphylococcus aureus (p = 0.034), amyl gallic on the growth of Pseudomonas aeruginosa (p = 0.034), and gallic acid on the growth of Staphylococcus aureus (p = 0.034), amyl gallic on the growth of Pseudomonas aeruginosa (p = 0.034), and Amyl error for the growth of Staphylococcus aureus (p = 0.034) with inhibition zone of 0 mm. A p value <0.05 indicates a significant difference between the seven concentrations of gallic acid or amyl gallic compounds with positive control of gentamicin. This significant difference shows that the two compounds do not have a significant antibiotic effect in inhibiting the growth of the bacteria Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masdianto
"Senyawa kimia yang terkandung dalam kulit batang tumbuhan jawura (Garcinia lateriflora BL ) diekstraksi dengan n-heksana. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara kromatografi kolom cepat (flash column chromatography) dengan larutan pengelusi campuran n-heksana : EtOAc, yang polaritasnya dinaikan secara bertahap.
Dari fraksi 11-13 diperoleh senyawa GA, kristal jarum berwarna putih, transparan sebanyak 10 mg. Dari fraksi 20-22 diperoleh senyawa GB merupakan kristal jarum berwarna kuning, transparan sebanyak 300 mg.
Struktur molekul senyawa GA dan GB ditentukan berdasarkan data spektroskopi (inframerah, FAB-MS, 1H-NMR, 13C-NMR serta spektra dua dimensi) dan difraksi sinar- X. Dari data spektroskopi diketahui, bahwa senyawa GA adalah stigmasterol, dengan rumus molekul C29H46D (8M=412), sedangkan senyawa GB merupakan turunan benzoquinon dengan rumus molekul C33H3809 (BM=578), adalah suatu senyawa Baru yang diberi nama laterimasoton.
Daftar pustaka 20 0981-1997)

Chemical constituents contained in the stem bark of Jawura (Garcinia laterilora BL) were extracted by n-hexane, the compounds were separated and isolated with flash column chromatography using silica gel as the stationary phase, n-hexane and ethyl acetate as the mobile phase.
From 11-13 fraction was given rise GA compound, as white needle crystal, weight 10 mg. And from 20-23 fraction was isolated GB compound as yellow needle crystal, weight 300 mg. The structure of GA and GB were established using spectroscopy data (IR, 1H-NMR, 13C-NMR with 2D and X-ray diffraction).
Based on spectroscopy data the GA compound was identified as stigmasterol with formula molecular C29H480 (Mr = 412), while the GB compound was established as benzoquinon derivative with formula C33H3809 (Mr = 578), the GB compound is a new compound, named laterimasoton.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arti Tamara Guru
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S29531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yani
"ABSTRAK
Telah dilakukan Pemeriksaan Biológis Membran Li9f iiisasi
Epidermis Dan Dermis Kulit Babi Steril Setelah Perlakuan
Kimia Dan Radiasi Pada Luka Terbuka Buatan. Membran
dibuat dengan alat derniatoirt yang diatur pada ketebalan
0,25 mm. Kedua meinbran di rendain dalain larutan natrium
hipoklorit 0,2 % selama 30 menit dan setelah dibilas,
diliofilisasi. selania 7 jam. Membran kemudian diradiasi
dengan dosis 25 KGray pada kecepatan 5 KGray perjain.
Penieriksaan biologis dilakukan pada luka terbuka yang
dibuat pada kelinçi percobaan. Pada punggung tiapkelinci
dibuat empat huah luka dengan kedalainan hingga paniculus
carnosus. Masing-inasing luka tersebut diperlakukan dengan
membran epidermis, menibran dermis, sofratulle sebagai peinbanding
dan kasa kontrol. Keberhasilan penyembuhan luka
dihitung dengan caa inengukur persentase luas luka yang
tinggal pada hari tertentu, dan mengukur kecepatan kontraksi
inenurut nietode Billingham-Russel yang diinpdifikasi.
Hasil percobaan inenunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
benmakna pada rata-rata persentase luas luka yang tinggal
dan rata-rata kecepatan kontraksi antara membran liof illsasi.
epidermis dan menibran liofjlj.sasj dermis kulit babi
pada p.0,05.

ABSTRACT
A Biological Examination of Lyophilized Porcine Skin
Epidermal And Dermal Membranes After Chemical And Irradiation
Treatments On Artificial Open Wound has been carried
out. Membranes were made by dermatxne set at 0.25 mm.
After soaking in 0.2% sodium hipochioric for 30 minutes
and cleansing with water s these membranes were lyophilized
for 7 hours and irradiated with dose 25 Kray at rate of 5
KGray per hour.
Biological examination was carried out on artificial
open wound in white rabbits. Four wokinds with depth
through paniculus carnosus were made on the back of the
rabbit. Each wound was treated with subsequently epiderml
membrane, dermal membrane, sofratulle and control
gauze. The success of the treatment was measured with the
percentage of the left-wound area on certain observation
day and contraction rate according to Billinghaiu-Russe].
method.
The result of this experiment showed that there is
no significant difference f9r the mean percentage of the
left-wound area and the mean contraction rate between porcine
skin epidermal membrane and porcine skin dermal membrane
for p.0.05

"
1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambono Saleh
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Hartono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rahmat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Ida Bonauli
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>