Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51872 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amarila Malik
"ABSTRAK
Pemakaian tablet kontrasepsi oral ( yang mengandung estrogen dan progestiri ) dapat menyebabkan peningkatan viskositas darah yang nyata, yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya thrombus. Ingin diketahui pengaruh Depo-medroxyprogesteroni acetas DMPA sebagai kontrasepsi suntikan terhadap viskositas darah dan nilai hematokrit. Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh DMPA terhadap viskositas darah dan nilai hematokrit pada 3 kelompok kelinci putih betina, dengan dosis 3 mg /kgBB, 30 mg /kgBB dan 60 mg/kgBB selama 3 bulan. DMPA dengan dosis 3 mg/kg BB dan 30 mg/kg BB tidak mempengaruhi viskositas darah dan nilai hematokrit pada bulan pertama, kedua dan ketiga setelah penyuntikan Secara intramuskular. Sedangkan dosis 60 mg/kgBB dari DMPA memperlihatkan peningkatan yang bermakna pada bulan pertama setelah penyuntikan, dan kemudian menurun pada bulan kedua dan ketiga."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suswati
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S31962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bororing, Sheella R.
"LATAR BELAKANG: Olahraga memainkan peran penting pada pencegahan penyakit jantung koroner (PJK). Latihan aerobik senam jantung sehat (SJS) adalah senam yang khusus dibuat oleh Yayasan Jantung Indonesia, ditujukan untuk peserta sehat maupun penderita jantung. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh latihan SJS terhadap parameter fibrinolisis (t-PA dan PAI-1), viskositas (viskositas darah dan plasma) dan profil lipid (kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, koletserol LDL)
BAHAN DAN METODE: 30 subyek terdiri dan 28 wanita dan 2 pria yang berusia 40-80 tahun. Subyek penelitian mengikuti latihan SJS dengan frekuensi 3 kali seminggu, intensitas sedang dan durasi 40-45 menit, selama 9-12 minggu. Pengambilan darah sebanyak 13,5 mL dilakukan sebelum program dimulai dan setelah program selesai. Darah dimasukkan ke dalam tabung berisi sitrat, K3EDTA dan tanpa antikoagulan. Plasma sitrat untuk pemeriksaan kadar t-PA dan PAI-1, darah K3EDTA untuk viskositas darah dan plasma, serta serum untuk pemeriksaan profil lipid. Penetapan kadar t-PA dan PAI-1 berdasarkan prinsip double antibody sandwich enzyme linked immuno assay (ELISA), pemeriksaan viskositas menggunakan alat viskometer Brookfield LVDV-III dengan prinsip metode rotasional, kolesterol total dan trigliserida memakai prinsip enzimatik, serta kolesterol HDL dan kolesterol LDL diukur secara langsung dengan prinsip enzimatik homogen.
HASIL: Peneltian ini memberikan hasil peningkatan berrnakna t-PA (18,25%, p=0,040) dan penurunan bermakna PAI-1 (29,14%, p=0,03). Didapatkan penurunan bermakna viskositas darah (2,94%, p=0,030). Didapatkan penurunan yang tidak bermakna viskositas plasma, kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL, dan didapatkan peningkatan yang tidak bermakna kolesterol HDL.
KESIMPULAN: Berdasarkan hasil penelitian ini dibuktikan bahwa latihan aerobik SJS dapat menyebabkan peningkatan fibrinolisis dan penurunan viskositas darah.
SARAN : Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh latihan SJS terhadap fibrinolisis, viskositas dan profil lipid dengan frekuensi latihan ditingkatkan menjadi 4-5 kali. Penelitian lanjutan juga dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik terhadap faktor risiko PJK yang lain, seperti obesitas, fibrinogen dan Lp (a).

BACKGROUND: Exercise plays an important role in the prevention of coronary heart disease. Senam Jantung Sehat (SJS) programmed is an aerobic training originally created by Yayasan Jantung Indonesia, the Indonesia heart foundation. This training is suitable for healthy people and heart patients. The purpose of this study is to analyze the influence of SJS training on fibrinolysis (t-PA and PAl-1), blood viscosity and plasma viscosity, and also lipid profile (total cholesterol, triglyceride, HDL cholesterol, LDL cholesterol) in the member of Kiub Jantung Sehat (KJS).
MATERIAL AND METHODS: 30 subjects consisted of 28 women and 2 men aged 40-60 years_ Subjects had performed a regular SJS training 3 times weekly, with moderate intensity, 40-45 minutes a day for 9-12 weeks. A fasting 13.5 mL arm vein blood sample was taken twice, before and after training. Blood sample was divided into citrate, K3EDTA, and without anticoagulan. Plasma citrate is fort-PA and PAM, blood and plasma in K3EDTA is for viscosity, and serum for lipid profile_ t-PA and PAI-1 was measured using the enzyme linked immuno assay (ELISA) double antibody sandwich. Blood viscosity and plasma viscosity were measured using a rotational method of Brookfield viscometer LVDV-III, lipid profile were measured using the enzymatic method (total cholesterol and triglyceride) and direct enzymatic homogenous method (HDL cholesterol and LDL cholesterol).
RESULTS: There were significant increase in t-PA (18.25%, p=0.040) and significant decrease in PAI-1(29.14%, p=0.003). The blood viscosity was decreased significantly (2.94%, p=0.030). The plasma viscosity, total cholesterol, triglyceride, and LDL cholesterol were decreased but not significantly. The HDL cholesterol was increased not significantly.
CONCLUSIONS: These findings demonstrated that SJS training increased fibrinolysis, and decreased the blood viscosity.
SUGGESTIONS: Further study is needed to know the influence of SJS on fibrinolysis, viscosity, and lipid profile if the training performs 4 or 5 times weekly. The further investigations is also suggested to know the influence of SJS on the other risk factors like obesity, fibrinogen, or Lp(a).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T21246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Widjaja
"Telah dilakukan penelitian pengaruh sari buah L9omordica
charantia Linn yang segar dan yang dila yukan terhadap kadar glukosa
darah kelinci. Sari buah segar maupun sari buah layu memperlihatkan
efek penurunan kadar glukosa darah yang bermakna ( signifikan
) pada takaran pemakaian 260 g / kg BB, tetapi efek mi lebih
kecil dibandingkan dengan efek penurunan kadar glukosa darah
yang disebabkan oleh tolbutamid ( signifikan ). Walaupun tidak
bermakna, efek penurunan kadar glukosa darah sari buah segar
lebih kecil dibandingkan efek penurunan kadar glukosa darah yang
disebabkan oleh sari buah la yu pada takaran pemakaian yang sama.
ABSTRACT
The experiment has been done to know the effect of the fresh
and faded juice of Momordica charantia Linn to the blood glucose
level of the rabbit. The fresh and the faded juice indicated
the effect of the declining of the blood glucose level which
was significant at the dose of 260 g / kg BB but this effect
was smaller compared with the effect of tolbutamid (significant).
The effect of the declining of the blood glucose level of the
fresh juice was smaller compared with the effect of the faded
juice at the same dose, but non significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wispriyono
"Jengkol <'Pi thecolobium -i iringa (Jack) Prain. ex King.)
merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat
tradisional, tetapi sampai saat ini belum banyak penelitian
ilmiah terhadap tanaman jengkol. Salah satu efek tanaman
jengkol yang banyak digunakan di masyarakat adalah untuk
penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada efek hipoglikemik papagan kulit
batang pohon jengkol pada kelinci dengan metode tes
toleransi glukosa secara oral.
Papagan kulit batang pohon jengkol diberi secara oral
dengan menggunakan sonde lambung. Kelinci dibagi atas 4
kelompok. Kelompok pertama diberi air dengan volume
pemberian 1 ml/kg BB, kelompok kedua diberi suspensi
tolbutamid 250 mg/kg BB, kelompok ketiga diberi rebusan
papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi 10% b/v
dengan dosis 1 ml/kg BB, kelompok keempat diberi ekstrak
etanol papagan kulit batang pohon jengkol konsentrasi' 200%
b/v dengan dosis 1 ml/kg BB. Toleransi glukosa kelinci
percobaan yang diberi papagan kulit batang pohon jengkol
dibandingkan dengan toleransi glukosa kelinci percobaan
yang diberi air sebagai kontrol.
Hasil statistik memperlihatkan rebusan papagan kulit
batang pohon jengkol tidak memperlihatkan efek hipoglikemik
A
yang bermakna, kecuali pada jam ke 3 terhadap kelompok
kontrol dan pada jam ke 4 terhadap kelompok ekstrak etanol.

Jengkol t-.hftf>n1obium iiringa (Jack) Prain. ex King.)
has been used as a traditional medicine, but so, far it has
not been proved scientifically. It is used empirically for
the treatment of Diabetes mellitus. Therefore this
experiment has been carried out to know whether jengkol
stem barks has actually the antidiabetic effect.
In this experiment 24 rabbits were used, these animals
were induced by 1 ml/kg body weight using 50% glucose
solution. The first group was received 2 ml/kg body weight
water as a control group, the second group was given 250 mg
tolbutamid per kg body weight as a standard treatment
group, the third group received 1 ml jengkol stem barks
boiled solution 10% wieght/volume (w/v) per kg body weight
and the fourth group was given jengkol stem barks ethanol
extract 200% w/v in dose of 1 ml per kg body weight. Those
preparation were given orally using intragastric tube. The
blood glucose level were measured by glucose tolerance test
using double beam spectrophotometers at 1, l^/s, 2, 3, 4
dan 5 hours after treatments.
The datas were statistically analysed using anova and
followed by tukey test. Stem barks boiled solution did not
show hipoglikemic effect significantly differrence from
other treatments at those observation interval except at +3
A
hours was significantly different from control group and +5
hours from ethanol extract group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Ariasih
"Obat herbal atau jamu banyak digunakan masyarakat sebagai pengobatan alternatif yang bersifat empiris, satu diantaranya adalah untuk melangsingkan tubuh. Penggunaan obat herbal untuk pemeliharaan kesehatan perlu didukung dengan pengujian ilmiah untuk menjamin keamanan penggunaannya, yaitu dengan mengamati gejala toksik yang mungkin terjadi pada hewan uji dengan penggunaan dalam jangka waktu lama. Pada penelitian ini jamu pelangsing diberikan setiap hari secara oral selama 90 hari untuk mengetahui pengaruh hematologis tikus putih galur Sprague Dawley. Tikus dibagi dalam 3 kelompok dosis uji yaitu berturut-turut 1,35; 2,70; dan 5,40 g/kg bb dan 1 kelompok kontrol yang masing-masing terdiri atas 20 ekor tikus (10 ekor tikus jantan dan 10 ekor tikus betina). Pemeriksaan jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke-0, 46, dan 91. Penilaiannya dapat dilihat dari uji statistik (ANAVA) satu arah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian sediaan jamu tidak berpengaruh terhadap jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
TA53
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2009
TA1377
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Hartamto
"ABSTRAK
Tahun 1990 WHO telah menfokuskan efek negatif dari asap rokok pada risiko yang timbul terhadap kesehatan wanita. Sehubungan dengan efek asap rokok terhadap kesehatan wanita terutama pada aspek reproduksi, telah dilakukan penelitian eksperimental pada tikus.
Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui efek asap rokok kretek pada lama siklus estrus dan anak yang dilahirkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan tikus betina dewasa strain LMfl sebanyak 24 ekor dengan berat badan 120 - 135 gram, berumur 3 - 4 bulan yang dipelihara dalam lingkungan yang baik dan diberi makanan standard untuk tikus. Semua tikus percobaan dibagi secara acak dalam 6 kelompok dan masing--masing kelompok terdiri atas 4 ekor tikus. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut : 3 tikus dari tiap kelompok dipajan asap rokok kretek (1 rokok untuk 1 tikus), sisanya sebagai kontrol yang tidak dipajan asap rokok. Tikus-tikus perlakuan dimasukkan dalam kandang khusus (50 x 50 x 40 cm). Semua dinding kandang ditutup tripleks dan ada 2 lubang fentilasi. Tiga rokok kretek untuk pemajanan berada di dalam laci di bawah kandang. Tikus-tikus kontrol juga dimasukkan dalam kandang yang bentuknya lama hanya tak dipajan asap rokok kretek.
Perlakuan dilakukan tiap hari selama 35,. 70, dan 105 hari (atau 7, 14, dan 21 siklus estrus). Setelah satu hari perlakuan selesai, semua tikus dikawinkan dengan tikus jantan dewasa. Lama siklus estrus, jumlah anak, dan jumlah embrio yang diabsorbsi dalam uterus (anomali embrio) dicatat. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam untuk mengetahui perbedaan lama siklus estrus, dan uji Kruskal- untuk mengevaluasi perbedaan jumlah anak yang dihasilkan.
Hasil perhitungan menunjukkan tak adanya pengaruh asap rokok kretek terhadap lamanya siklus estrus pada pemajanan 35, 70, dan 105 hari. Hasil yang sama juga didapatkan pada jumlah anak yang dihasilkan Penemuan yang penting dalam penelitian ini adalah besarnya persentase tikus yang tak bunting (50%) pada pemajanan 105 hari, dan lebih banyaknya embrio yang diabsorbsi pada kelampok perlakuan. Dari fakta pertama kami mempunyai dugaan bahwa pengaruh negatif asap rokok kretek akan lebih nyata bila pemajanan asap rokok lebih lama. Dari fakta kedua menimbulkan dugaan bahwa asap rokok kretek mempunyai pengaruh yang buruk terhadap embrio.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan pemajanan asap rokok yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh asap rokok kretek terhadap fertilitas tikus percobaan. Di samping itu perlu juga dilakukan penelitian dengan pemajanan asap rokok kretek pada tikus yang sedang bunting untuk mengetahui pengaruh asap rokok kretek terhadap anaknya.

ABSTRACT
In 1990 WHO focused the negative effects of cigarette smoke on the: high risk on human female health. Studies in connection with the effects of cigarette smoke on human female health, especially on re-production aspects has been done experimentally in rats.
The purpose of the present study was to investigate the effect of cigarette kretek smoke on the length of estrous cycle and the offspring of rats. To achieve these goals, a research has been Carried out by using female rats (LfR strain), 120 - 135 grams body weight and 3 - 4 months old were kept in a controlled environment and fed a standard rat diet. All female rats were deviled randomly into 6.grouns of 4 rats each and treated as follows.
The first 3 female rats of each group were exposed to cigarette kretek smoke (one cigarette kretek for one rat). The remaining one female rat served as treated control. The rats belonging to the experimental groups were put into a special cage (50 x 50 x 4Ocm). All sides of the cage were covered with athin piece of wood and only had 2 ventilation, Afterwards, the smoke of 3 cigarette kretek Were placed under the cage. The treated control rate were also put into other cage with identical applied to them, but were not exposed to the smoke.
Treated rats and control were analysis the estrous cycles from the vaginal smears that were taken daily.
The treatment was given every day for 35, 70, and 105 days (7, 14, and 21 estrous cycles) respectively. After a series treatment, all rats were mated to an adult male rats. The length of estrous cycles, the number of offspring, and the,number of absorpted embryos in the uterus (anomalies embryos) were noted. The data were analyzed by 2 statistical tests. Analysis of variance was used to test the significant differences of the length of estrous cycles, whereas Kruskal-Wallis test was used to evaluate differences in number of offspring;.
The result showed no effect of kretek smoke on the length of estrous cycles at three dose levels of kretek smoke. The same results were also found in the number of offspring. The interesting finding in the present work is an increasing number, female rats which not be-came pregnant (5D) by 10; days of treatment. And increasing the number of absorpted embryos in treated groups. We suggested that the harmful effects of kretek smoke will be more obvious by the extension smoke exposure, and may be there were harmfull effects of kretek smoke to embryo.
Based on the present results, further studies with longer exposure were needed in order to known the effects of kretek smoke on fecundity Also further studies with pregnant rats exposed to kretek smoke done in order to know the effect on its offspring.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Utarmi Wiguno
"Ringkasan
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK). Diet rendah lemak dan tinggi serat merupakan salah satu upaya untuk menurunkan kadar lemak serum. Apel manalagi mengandung 2,64 % (dari berat segar) pektin, suatu komponen serat yang larut air dan dilaporkan mempunyai efek hipokolesterolemik yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah apel manalagi yang diberikan dalam diet dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, serta menaikkan kadar HDL-kolesterol, serum kelinci hiperlipidemik. Duabpuluh ekor kelinci New Zealand White, jantan, berumur 6 bulan dan berat badan 3 - 3,5 kg, dijadikan hiperlipidemik dengan pemberian diet kolesterol 0,5% selama 2 minggu. Kelinci hiperlipidemik tersebut selanjutnya dibagi secara acak dalam dua kelompok, masing-masing 10 ekor. Kelompok kontrol diteruskan dengan diet kolesterol 0,5% selama 4 minggu, kelompok perlakuan memperoleh diet yang sama dengan tambahan apel manalagi, dalam waktu yang sama. Pada akhir penelitian berat badan, kadar kolesterol total, trigliserida dan HDL-kolesterol dibandingkan secara statistik dengan uji Student t.
Hasil dan Kesimpulan: Berat badan kelinci kedua kelompok, pada awal dan akhir penelitian, tidak menunjukkan perbedaan. Pada awal penelitian hiperlipidemia), serum kelompok kontrol mengandung (X ± SEM) kolesterol 661,3 ± 34,6 mg/dL, trigliserida 322,2 ± 23,5 mg/dL dan HDL-kolesterol 77,3 ± 4,8 mg/dL. Pada akhir penelitian diperoleh nilai, berturut-turut: 2372,4 ± 101,1 mg/dL; 557,0 ± 30,1 mg/dL; dan 233,8 ± 14,3 mg/dL. Pada kelompok perlakuan kadar lipid serum, masing-masing, pada awal penelitian: 721,7 } 43,7; 301,8 ± 19,3; dan 75,6 ± 3,2 mg/dL, dan pada akhir penelitian: 859,0 ± 49,2; 408,6 ± 22,5; dan 103,6 ± 5,2 mg/dL.
Pengujian statistik menunjukkan bahwa fraksi lipid serum kedua kelompok mengalami peningkatan pada akhir penelitian. Namun fraksi lipid kelompok perlakuan pada akhir penelitian lebih rendah daripada kelompok kontrol (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diet apel manalagi, yang mengandung pektin, mempunyai pengaruh menghambat kenaikan kadar lipid serum pada kelinci yang memperoleh diet tinggi kolesterol.
Summary
Scope and Method of Study: Hypercholesterolemia is one of the risk factors of coronary heart disease. Low fat and high fiber in the diet can be used as an intervention to reduce serum lipids. Manalagi apple contain 2.64% (of fresh weight) pectin, a water-soluble fiber component which was reported to have a strong hypocholesterolemic effect.
This study was conducted to evaluate if manalagi apple given in the diet of rabbits could decrease serum total cholesterol and triglyceride, and increase HDL-cholesterol in rabbits with hyperlipidemia. Twenty male New Zealand White rabbits, 6 months of age and weighing 3-3.5 kg, were given a 0.5% cholesterol diet for 2 weeks to induce hyperlipidemia. The rabbits were then randomly allocated into 2 equal groups. The control group continues to receive the cholesterol diet, while the treatment group was given manalagi apple (= 5.26% pectin) in addition to the cholesterol diet. After 4 weeks, body weight, serum total cholesterol, triglyceride and HDL-cholesterol in both groups were determined and compared by student t test.
Findings and Conclusions: The rabbits were of similar body weight initially and at the end of the stud period. Serum cholesterol, triglyceride, and HDL-cholesterol (X i- SEM), respectively, of the hyperlipemic rabbits were initially: 661.3 ± 34.6 mg/dL, 322.2 ± 23.5 mgldL, and 77.3 ± 4.8 mg/dL (control group), and 721.7 ± 43.7, 301.8 ± 19.3, and 75.6 ± 3.2 mg/dL (treatment group). At the end of the study period the values of the control group were, respectively: 2372.4 ± 101.1, 557,0 ± 30,1, and 233.8 ± 14.3 mg/dL, whereas in the treatment group they were: 859.0 ± 49.2, 408.6 ± 22.5, and 103.6 ± 5.2 mg/dL.
Statistical analysis indicates an increase of all the lipid fractions in both groups, but those of the treatment group were less severe than the control group (p < 0.05). It was concluded that manalagi apple, given in the diet, could inhibit an increase of serum lipids in rabbits given a high cholesterol diet. The increase in HDL-cholesterol could not be attributed to the apple diet."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>