Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lina Astuti
"Efek obat dalam tubuh ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain adalah kedapat-an hayatinya di dalam jaringan atau
cairan tubuh. Obat dsngan dosis yang sama dapat berbeda
kedapatan hayatinya, tergantung dari cara formulasinya, serta
faktor farmakokinetik individunya, Untuk mendapatkan data
kedapatan hayati suatu obat perlu ditetapkan . kadar obat
tersebut dalam darah pada waktu-waktu tertentu.
Dalgim cairan biologis, . obat selalu bersama-sama dengan
metabolitnya. Struktur kimia metabolit obat pada umumnya hampir
sama dengan struktur kimia obat dalam bentuk utuh, sehingga
sering mengganggu prosedur penetapannya. Untuk itu diperlukeih
metode analisa yang mempunyai kepekaan dan kekhususan yang
tinggi. Metode yang sekarang banyak dipakai adalah metode
Kromatografi Cair Penampilan Tinggt (KCPT).
Spiramisin termasuk golongan antibiotik yang penggunaannya
dapat menyelamatkan penderita dari infeksi oleh bakteri. Karena
itu diperlukan dosis obat yang tepat dan efektif. Sehingga
pemeriksaan kedapatan hayaiti spiramisin sangat diperlukan. Sebagai
langkah awal untuk menentukan kedapatan hayati, terlebih
dahulu dilakukan pengembangan kadar spiramisin dalam serum.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang spesifik
dan akurat pada penetapan kadar spiramisin dalam serum.
Metode yang dikembangkan merupakan metode dari Dow. J dkk
yang dimodifikasikan sebagai berikut:
A
Sampel serum (2 ml) setelah ditambahkan spiramisin-2 sebagai standar dalam, diekstraksi dengan campuran pelarut kloroform :
isopropanol (1:1) dalam suasana basa. Hasil ekstraksi
dikeringkan diabas penangas air pada suhu 40°C dengan dialiri
gas Nitrogen hingga kering, lalu dilarutkan kembali dalam
campuran eluen asetonitril : larutan 0,1 M Kalium dihidrogen
fosfat (7:23) dan disuntikan langsung ke kolom analitik dengan
menggunakan detektor UV, dilengkapi dengan integrator
komputerisasi.
Kecermatan metode pengukuram kadar spiramisin dinyatakan
dalam koefisien variasi (CV) dalam sehari adalah 0,89 - 17,24 %
dan CV yang diukur dari hari kehari adalah 8,53 - 20,00 % ,
Ketepatan metode pengukuran kadar spiramisin dalam serum
dinyatakan dalam d dalam sehari adalah 0,75 - 26,80 % dan d
yang diukur dari hari kehari adalah 2,70 - 27,00 % . Metode ini
linier untuk kisaran kadar 0,25 - 2,00 mcg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.F. Yuliani Setiawati Leksono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Freadi Sabhara Irwanto
"Sejak dahulu teh dikenal sebagai minuman yang menyehatkan. Katekin, khususnya epigalokatekin galat, merupakan senyawa polifenol yang terkandung di dalam teh, belakangan ini banyak menarik perhatian karena kemampuan antioksidan dan antikarsinogeniknya. Kofein, sebagai senyawa alkaloid terbesar di dalam teh, memiliki efek stimulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar kofein dan epigalokatekin galat dalam teh hijau secara kromatografi cair kinerja tinggi. Sistem pemisahannya menggunakan kolom fase terbalik C18, fase gerak campuran air-asetonitril-metanol-etil asetat (89:8:1:2,v/v), serta kecepatan aliran 0,8 mL/menit. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan perolehan kembali. Dari 5 sampel yang diperiksa, semua sampel mengandung kofein dan epigalokatekin galat. Kandungan kofein dalam sampel kering (2,15 ± 0,02)% hingga (2,72 ± 0,04)%, sedang epigalokatekin galat (3,91 ± 0,01)% hingga (5,41 ± 0,08)%."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harahap, Yahdiana
"A method by high performance liquid chromatography for the analysis of acrylamide in potato chips, is reported. The retention time for the elution of acrylamide from the C18 columm ranged from 3 to 3.2 minutes and the eluate was analyzed by UV-VIS detector. A linear response was found for the acrylamide standard tested within the concentration range of 0.8-10 g/ml and the corelation coefficient (r0 greater that 0.999 with detection limit 0.06 ppm and quantitatice limit 0.19 ppm. Sample preparation was performed by measn of solvent extraction using dichlormethane and subsequent re-extraction of the organic solvent with water. This aqueous sample solution was found to be free of any interferences and gave acrylamide and recorveries higher than 90%."
Majalah Ilmu Kefarmasian, 2005
MIKE-II-3-Des2005-154
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Dwi Rahayu
"ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pendahuluan untuk menemukan kondisi kromatografi penetapan kadar noretindron dalam plasma darah. Sebagai standar dalain digunakan tnedroksi progesteron asetat. Isolasi obat dari plasma dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengendapan protein dengan inetanol dan ekstraksi cair-cair dengan dikioroinetan. Selektivitas yang baik diperoleh pada penyuntikan hasil ekstraksi diklorometan dengan kondisi kroinatografi fase diatn kolom C18 ( 25 cm x 0,4 cm ) dan fase gerak metanol-air (3:1), kecepatan aliran 0,4 ml/inenit. Kepekaan KCKT terhadap noretindron dicari dengan ineinbuat kurva kalibrasi pada tingkat pikogram. Tanggapan yang cukup linear diperoleh pada penyuntikan noretindron dengan interval 50 pg. Deteksi dengan ultra violet dilakukan pada panjang gelombang 238 nm. Batas deteksi noretindron pada percobaan mi adalah 200 pg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syully B. Ongkowijaya
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S32207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rosleni
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S32126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Rahmawati
"Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor fluoresensi untuk menganalisis ofloksasin dalam plasma telah dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh kondisi yang optimum untuk analisis ofloksasin dalam plasma in vitro dan melakukan validasi metode analisis tersebut. Kondisi kromatografi menggunakan kolom C18 dengan fase gerak asetonitril-larutan kalium dihidrogen fosfat 0,01 M (140:860; v/v) pH 3, kecepatan alir 1,0 ml/menit dan dideteksi dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 300 dan emisi 500 nm. Siprofloksasin digunakan sebagai baku dalam. Teknik penyiapan sampel dilakukan dengan cara pengendapan protein menggunakan asetonitril, kemudian supernatannya dipisahkan lalu diinjeksikan ke dalam kolom. Metode ini memberikan nilai linearitas pada rentang konsentrasi 1,0 -5,0 g/ml dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9998. Batas deteksi pada metode ini konsentrasi 0,102 g/ml dan batas kuantitasi 0,340 g/ml. Metode ini memberikan hasil uji perolehan kembali pada konsentrasi 1,02 g/ml adalah 90,668 0,2635 %, konsentrasi 3,06 g/ml adalah 92,932 0,6468 % dan konsentrasi 5,1 g/ml adalah 95,594 3.184 %.

A high-performance liquid chromatographic method (HPLC) with fluorescence detector for analyses of ofloxacin in human plasma was developed. The aim of this research is to find out optimum condition of ofloxacin in human plasma with in vitro analysis using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and then validate the method. Condition of chromatography using C18 column with a mixture of acetonitril-0,01 M dihydrogenpotassium phosphate solution (140:860) pH 3 as mobile phase, at flow rate 1,0 ml/menit, with fluorimetric detection was performed at 300 nm for excitation and 500 nm for emission. Ciprofloxacin was used as an internal standard. The sampel preparation technique was protein precipitation with acetonitril, the supernatant was desperated and injected into C18 column. Linearity was established for range of concentration 1.0-5.0 g/ml with coefficient of correlation of 0.9998. The limit of detection (LOD) was identifiable and reproducible at 0.102 g/ml and the limit of quantitaion (LOQ) at 0.340 g/ml. This method has ofloxacin recovery was 90.668 0,2635 % for concentration 1.02 g/ml, 92,932 0,6468 % for concentration 3.06 g/ml, and 95,594 3.184 % for concentration 5.1 g/ml."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>