Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sejak lama madu telah dikenal sebagai obat dan makanan yang
berguna bagi masyarakat di seluruh dunia. Madu diharapkan dapat
diformulasikan dalam bentuk tablet. Namun, banyak kendala dalam
memformulasikan madu ke dalam bentuk tablet. Penelitian bertujuan untuk
mempelajari proses pengeringan madu dengan menggunakan oven dan
adsorben HPMC dan mencoba memformulasikan serbuk madu dalam bentuk
tablet. Madu dicampur adsorben HPMC dengan perbandingan madu dan
HPMC 5:5; 4:6 dan 3:7 kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu
50°C, 60°C dan 70°C. Pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 180,
240, 300, 360, 420, 480, 540, 600 pengeringan ditentukan kadar airnya.
Serbuk madu terbaik kemudian diformulasikan menjadi tablet. Hasil serbuk
madu yang terbaik adalah serbuk madu dengan perbandingan 4:6 dan
dikeringkan dalam oven dengan suhu 50°C selama 4 jam. Waktu hancur
tablet madu buruk."
Universitas Indonesia, 2006
S32538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Madu bentuk cair memiliki beberapa keterbatasan dalam penggunaan,
penyimpanan, dan pendistribusian. Selain itu, rasa serta aroma madu belum
tentu disukai oleh semua orang. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha
diversifikasi yang diharapkan mampu untuk mengatasi keterbatasan madu
bentuk cair. Pada penelitian telah dilakukan pembuatan tablet madu sebagai
produk diversifikasi. Serbuk madu dibuat dengan metode pengeringan oven.
Madu dicampur dengan Avicel® PH 101 dengan perbandingan 5:5, 6:4, dan
7:3, lalu dikeringkan dengan oven pada suhu ±50°C sampai diperoleh kadar
air 3-5%. Pengeringan 5:5 selama satu jam diperoleh kadar air 3,72±0,14%
dan pengeringan 6:4 selama dua jam diperoleh kadar air 3,96±0,14%. Tablet
madu dengan formula serbuk madu perbandingan 5:5 89%, Primojel® 5%,
Aerosil® 1%, talk 5% dan formula serbuk madu perbandingan 6:4 89%,
Primojel® 5%, Aerosil® 1%, talk 5% memenuhi syarat uji keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, waktu hancur, kekerasan dan keregasan."
Universitas Indonesia, 2006
S32735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Kusumawati
"Penelitian ini menggunakan Hdroxypropylmetilcelullose (HPMC) sebagai adsorben untuk menghasilkan serbuk jeli teripang. Metode pembuatan serbuk menggunakan pengeringan oven pada suhu ± 50oC. Konsentrasi HPMC yang digunakan adalah 5%, 10%, 15% dan 20% dari berat jeli teripang yang digunakan. Serbuk yang dihasilkan, kemudian diuji higroskopisitas, laju alir, sudut diam dan indeks kompresibilitas. Serbuk ini dipersiapkan untuk pembuatan formula massa tablet. Formula massa tablet dievaluasi seperti uji pada serbuk. Campuran jeli teripang dengan HPMC 5% dan 10% terpilih untuk pembuatan serbuk karena memilki waktu pengeringan yang lebih cepat untuk mencapai kadar air 3-5%. Formula B dan C memenuhi persyaratan pada pembuatan massa tablet.

This research the used Hdroxypropylmetilcelulose (HPMC) as adsorbent to produce Sea Cucumber jelly powder. Microwave drying at ± 50oC was used as method to make powder. The concentration of HPMC were 5%, 10%, 15% and 20% of Sea Cucumber jelly weight. The powder was tested the higroscopisity, compressibility index, flow rate and angle of respon. Those powder was prepared for creating tablet formulation and it was evaluated like test for powder. Combination of Sea Cucumber jelly with of HPMC 5% and 10% were selected to make powder because they have faster drying time to achieve water content 3-5%. The B and C formulation can be used for creating tablet formulation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32995
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henrita Vidhayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aerosil sebagai adsorben dalam proses pengeringan jeli teripang. Penelitian ini dilakukan dengan mencampurkan jeli teripang dengan aerosil sebanyak 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Campuran ini dikeringkan menggunakan metode pengeringan oven dengan suhu 50 ± 1oC sampai didapat serbuk dengan kadar air yang sesuai untuk dapat dicetak menjadi tablet. Massa tablet yang dibuat sebanyak 3 formula, dimana penambahan avicel PH 102 dalam formula yaitu sebanyak 10%, 20%, dan 40%. Evaluasi serbuk kering dan massa tablet meliputi laju alir, sudut istirahat, kompresibilitas dan higroskopisitas.
Hasil penelitian menunjukkan serbuk terpilih yaitu serbuk hasil pengeringan campuran jeli teripang dengan penambahan aerosil 6% menggunakan oven dengan waktu pengeringan selama 6 jam, dan serbuk kering tersebut dapat digunakan sebagai zat aktif dalam pembuatan tablet secara cetak langsung. Massa tablet dengan formulasi serbuk kering : Avicel PH 102 = 80% : 20% merupakan massa tablet terpilih yang dapat digunakan sebagai massa tablet yang dapat dicetak secara cetak langsung.

The objective of this research is to study about the effect of aerosil as adsorbent in the drying process of sea cucumber jelly. This research is doing by mixing the jelly with aerosil, which the concentration of aerosil are 2%, 4%, 6%, 8%, and 10%. These mixtures are dried using microwave drying method in temperature of 50 ± 1oC until the water content of dry powder that is required for tablet compression is obtained. Mass tablet are made in 3 formulas, where the concentration of Avicel PH 102 in different formula are 10%, 20%, and 40%. Evaluation for dry powder and mass tablet include flow rate, angle of repose, compressibility, and hygroscopisity.
The results of this research show that the chosen powder is dry powder resulted by drying the jelly and aerosil 6% using microwave in 6 hours, and the dry powder can be used as active ingredient for compressed tablet by direct compression. Mass tablet with the formulation of dry powder : Avicel PH 102 = 80% : 20% is the chosen mass tablet that can be used as mass tablet for direct compression."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33054
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A study to investigate the effect of various cencentrations of hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) 4,6 and 8% /w/v,with a tablet weight gain of 4% on the physical quality and dissolution of 300 mg ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tresye Utari
"ABSTRAK
Alumina anhidrat terdapat dalam bentuk alumina metastabil (÷ -, ç -, ã-, ê-, ä- dan è-alumina) dan alumina stabil (á-alumina). Beberapa bentuk alumina mempunyai struktur berpori dan tuas permukaan besar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben. Umumnya adsorben alumina dibuat dari bauksit dengan proses Bayer. Penelitian ini bertujuan membuat adsorben alumina dari kaolin.
Percobaan dilakukan dengan pemanasan campuran kaolin dan amonium sulfat pada suhu tertentu untuk menghasilkan amonium alum sebagai basil antara. Dekomposisi amonium alum untuk menghasilkan alumina dilakukan pada suhu tertentu. Suhu pembentukkan amonium alum dan suhu pembentukkan alumina ditentukan berdasarkan basil analisis DTA-TGA. Amonium alum dan alumina yang diperoleh dibuktikan dengan analisis difraksi sinar-X. Perbandingan dan waktu pemanasan campuran kaolin dengan amonium sulfat divariasikan untuk memperoleh jumlah amonium alum optimum. Untuk memperoleh alumina dengan daya adsorpsi terbesar, dilakukan variasi waktu pemanasan amonium alum. Data adsorpsi alumina yang dihasilkan ditunjang oleh pengukuran kehilangan berat, luas permukaan dan struktur kristal.
Dari penelitian ini, jumlah optimum amonium alum dihasilkan dari pemanasan campuran kaolin dan amonium sulfat dengan perbandingan berat 1:4 pada suhu 363°C selama 10 jam. Adsorben alumina dengan daya adsorpsi terbesar dihasilkan dari pemanasan amonium alum pada suhu 900°C selama 3 jam. Adsorben alumina tersebut mempunyai struktur kristal yang terdiri dari campuran ÷-, ç- dan ã-Al203 dengan struktur dominan ÷-Al203, luas permukaan 139,83 m2/g dan kapasitas adsorpsi ortofosfat 0,391 mek/g. Perolehan adsorben alumina dad kaolin sebesar 14,68%.

Anhydrate alumina, M203, consist of a stable- (á -alumina) and a metastable (÷ -, ç -, ã-, ê-, ä- dan è-alumina) forms. Some of the metastable form of alumina has a high porosity and very high surface area; these properties are commonly exploited as an adsorbent. The most commonly process for a preparation of alumina adsorbent is the "Bayer process", which employees of bauxite as a raw materials. The purpose of this research is to prepared adsorbent alumina from kaolin.
It is well that when the mixture kaolin and ammonium sulphate are heated at certain temperature, intermediate compound of ammonium alum will be produced. Later, this intermediate compound decomposes to form alumina. The forming temperature ammonium alum and alumina determined by using the DTA-TGA analysis. X-Ray Diffraction (XRD) analizes ammonium alum and alumina produced at the observed temperature. To obtain the maximum amount of ammonium alum, the ratio of kaolin and ammonium sulphate mixture and the heated time at certain temperature is varied. To obtained the alumina with the maximum adsorption, the heated time of the decomposition ammonium alum also varied. Measuring the reduced weight, surface area and structural analysis supports the adsorption data.
This research showed that the maximum amount of ammonium alum could be produced when the mixture kaolin and ammonium sulphate 1: 4 was heated at 363°C for 10 hours period. Alumina with maximum adsorption capacity could be produced when ammonium alum decomposed at 900°C for 3 hours period. Alumina produced from this method are dominantly composed of the -Al2O3 xstructure, with a measured surface area is 39,83 m21g and the phosphate adsorption capacity is 30,43 meg/g. The yield of alumina from kaolin is 14,68%.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Aristia Saputra
"Penelitian ini bertujuan membuat madu kering melalui pemanasan dengan oven pada temperatur 90-110°C dari kristal madu dengan menggunakan kasein sebagai bahan anti caking. Untuk itu diteliti komposisi yang tepat antara kasein dengan madu kristal untuk memperoleh madu kering yang tidak menggumpal.
Lima variasi konsentrasi kasein ditetapkan pada 20, 30, 40, 50, 60 dan 70% berat. Madu kering terbaik yang diperoleh adalah konsentrasi kasein 60 dan 70% namun kadar airnya masih cukup tinggi, yaitu masing-masing 13,5 dan 7,4%. Penggunaan oven sebagai pengering kurang memberikan hasil yang maksimal.

The purpose of this research is to make a dry honey from honey crystal through a heating by oven at 90-110°C with casein as anti caking material. The right composition of casein with honey crystals examined in order to obtain a dry honey which isn't clot.
Five concentration variation set at 20, 30, 40, 50, 60 and 70% of dry casein. The best dry honey obtained from 60 and 70% of casein but the water contents are still high (13,5 and 7,4% respectively). The use of oven as a dryer didn?t give the best results as expected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43195
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Susana
"ABSTRAK
Alumina, A1203 banyak digunakan dalam penanganan masalah limbah yaitu sebagai adsorben dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai kegunaan A1203 untuk mengadsorpsi senyawa-senyawa kimia. A1203 biasanya diperoleh dari mineral bauksit. Bahan mineral lain yang juga mengandung senyawaan aluminium adalah kaolin. Kaolin merupakan bahan mineral lempung (clay), banyak digunakan di industri kertas, industri karet, industri keramik dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh A1203 dari bahan baku kaolin dan kemudian digunakan untuk mengadsorpsi ion Cu2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion
H2F04.
Proses yang digunakan untuk memperoleh A1203 dan kaolin adalah proses asam dan asam yang digunakan adalah HC1. Kaolin direfluks selama 2 jam, filtratnya kemudian dipisahkan dari pengotor lalu dijenuhkan sampai terbentuk kristal PlC131 Kristal mi setelah direkristalisasi kemudian dikalsinasi pada suhu 600 0 C dan 900°C dan didapatkan A1203 dengan struktur kristal yang berbeda.
A1203 pada pemanasan 600°C berbentuk amorf sedangkan A1203 pada pemanasan 900°C terdiri dari η-Al203 keduanya mampu mengadsorpsi ion Cu 2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion H 2PO 4 . dsorpsi maksimum Al203 600°C untuk ion Cu 2 terjadi pada pH 11 sebesar 68,94 7. dan 12O3 900 0 E pada pH 7 sebesar 76,47 7.. Sedangkan untuk ion H 2PO 4 , adsorpsi maksimum Al2O3 600°C berada pada pH 3 sebesar 99,2 7. dan 70,8 7. dengan Al 2 O 3 900°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Yanthie K.
"ABSTRAK
Zeolit merupakan mineral alumunilikasilikat yang mempunyai struktur kerangka barongga Di dalam rongga tersebut terdapat kation logam alkali atau alkali tanah dan molelkul air. Karena stukturnya yang berongga itu, zeolit biasa dipakai sebagai adsorben- Adsopsi yang terjadi pada zeolit berupa adsorpsi putaran kation dan terjadi di dalam rongga. Daya adsorpsi zeolit dipengaruhi oleh ukuran rongga. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>