Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Prawitasari
"Saat ini terdapat berbagai jenis produk daging olahan yang dijual bebas di pasaran. Produk daging olahan tersebut mengandung natrium nitrit yang digunakan sebagai pengawet dan untuk mempertahankan warna merah pada daging. Kadar natrium nitrit yang digunakan pada daging olahan perlu mendapat perhatian, karena pada konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan efek karsinogenik. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi dan penetapan kadar natrium nitrit dalam daging olahan dengan merek kurang dikenal menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 551,0 nm. Kurva kalibrasi dibuat dengan rentang konsentrasi 0,5 – 20,0 ppm. Penelitian dilakukan terhadap 11 sampel daging olahan, yaitu 1 sampel daging asap, 2 sampel daging ham, 4 sampel daging sosis dan 4 sampel daging kornet. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sampel A, B, C, D, F, H, I, J dan K mengandung nitrit, sedangkan sampel E dan G tidak. Kandungan nitrit pada sampel C 0,0047%, sampel H 0,0039%, sampel J 0,0038% dan sampel K 0,0063%. Kadar nitrit pada sampel C, H, dan J tidak melewati batas kadar maksimum yang diijinkan, sedangkan kadar nitrit pada sampel K melewati batas kadar maksimum yang diijinkan."
Universitas Indonesia, 2006
S32347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekasari Syukmawati
"Saat ini terdapat berbagai jenis produk daging olahan dan daging segar yang dijual di pasar swalayan, yang kadang - kadang mengandung natrium nitrit sebagai pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum. Kadar natrium nitrit perlu mendapat perhatian karena nitrit dapat bereaksi dengan amin sekunder membentuk senyawa N-nitrosamin yang dapat menyebabkan kanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menetapkan kadar natrium nitrit pada beberapa produk daging dan daging segar. Penetapan kadar natrium nitrit dalam sampel dilakukan dengan cara menambahkan aquadest kemudian didihkan diatas penangas air, setelah itu ditambahkan larutan zink sulfat dalam suasana alkali lalu disaring. Filtrat yang diperoleh selanjutnya direaksikan dengan pereaksi Griess yang terdiri dari asam sulfanilat, naftilamin, dan natrium asetat. Panjang gelombang analisis adalah 546,0 nm.
Hasil penelitian terhadap 7 sampel, didapatkan pada sampel A (produk
daging), E dan G dari daging segar mengandung natrium nitrit dengan kadar
secara berturut-turut 9,80 mg/kg, 026 mg/kg,sedangkan keempat sampel lainnya
yaitu B,C,D,dan F tidak mengandung natrium nitrit.
Nowadays there are many kind of meat products and fresh meats types sold in the supermarket contain sodium nitrite as preservative for inhibit the growth of bacterium Clostridium botulinum. Sodium nitrite rate require attention because nitrite can react with secondary amines to form N-nitrosamine compound available for causing cancer.
This research was aim to identified and also determined the content of sodium nitrite in meat products and fresh meat. Sodium nitrite assay in sample done by the way of adding aquadest then boiled to water bath, then added by zinc sulphate condensation in alkali atmosphere then filtered. Filtrate which obtained hereinafter reacted with reactant Griess consist of sulfanilic acid, naftilamin, and sodium acetate. Analysis wavelength is 546,0 nm.
From 7 sample there was 3 sampels contain sodium nitrite. The contents of sodium nitrite at sample A (meat product) 9,80 mg/kg, sample E 1,17 mg/kg and sampel G from fresh meat 0,26 mg/kg.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
TA1435
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
TA1115
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1280
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
TA1118
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhimatun Nisa
"Ion fluorida dibatasi jumlahnya karena mempunyai efek buruk pada gigi yang berupa fluorosis gigi yang tidak dapat diobati. Namun disamping pengaruh buruk tersebut, ion fluorida mempunyai manfaat dalam menurunkan angka caries pada gigi bila digunakan dalam konsentrasi tertentu. Oleh karenanya, konsentrasi ion fluorida dalam air minum yang optimum adalah yang dapat memberikan manfaat menurunkan caries gigi tetapi tidak menimbulkan fluorosis pada gigi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar ion fluorida pada sampel air minum dalam kemasan. Analisis kuantitatif kadar ion fluorida dilakukan secara spektrofotometri visible pada panjang gelombang maksimum 576 nm menggunakan pereaksi sodium 2-parasulfofenylazo 20-1,8-dihidroksi-3,6- naftalen disulfonat (SPADNS)-asam zirkonil.
Hasil validasi metode menunjukkan batas deteksi 0,0550 mg/L, batas kuantitasi 0,1833 mg/L, dan koefisien variasi 0,34%. Perolehan kembali ion fluorida pada sampel air minum dalam kemasan berada dalam rentang 80-110%. Hasil penelitian menunjukkan kadar ion fluorida pada air minum dalam kemasan masih dalam batas kadar yang diizinkan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, batas maksimum kadar fluorida yang diperbolehkan sebesar 1,0 mg/L dan berdasarkan FDA (Food and Drug Administration), kadar maksimum ion fluorida adalah 1,5 mg/L. Rata-rata kadar ion fluorida pada sampel air minum dalam kemasan yang diuji masih dalam batas normal yakni antara 0,1 mg/L sampai 0,46 mg/L.

Fluoride ion was restricted due to its health effects on dental fluorosis that could not be repaired. But in addition to adverse effects, fluoride ion has benefits in reducing dental caries when used in certain concentration. Therefore, the concentration of fluoride ion in drinking water is the optimum that can provide the benefits of reducing dental caries, but did not cause dental fluorosis.
The aim of this research was to identify and measure the levels of fluoride ion in bottled drinking water samples. Quantitative analysis of fluoride ion concentration visible spectrophotometry with maximum wavelength 576 nm using acid zirconylsodium 2-parasulfofenylazo 20-1,8-dihidroksi-3,6-naftalen disulfonat (SPADNS) reagent. The limit of detection, limit of quantitation, and coefficient of variation for fluoride ion were 0,0550 mg/L, 0,1833 mg/L, and 0,34%, respectively. Recovery of fluoride ion in samples of bottled drinking water were in the range of 80-110%.
The result showed levels of fluoride ion in bottled drinking water is still within the limits permitted. In the Indonesian national standard, the maximum permitted concentration of fluoride ion 1.0 mg/L and according to the FDA (Food and Drug Administration), the maximum levels of fluoride ion is 1,5 mg/L. The average level of fluoride ion in bottled drinking water samples tested within normal range between 0,1 mg/L until 0,46 mg/L.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>