Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Obat yang diberikan secara oral akan mengalami proses absorpsi
sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Proses absorpsi dapat dipelajari secara
in vitro menggunakan alat absorption simulator dengan suatu membran
artifisial. Absorption simulator telah digunakan untuk menguji laju absorpsi
ketoprofen dan klorfeniramin maleat menggunakan membran artifisial yang
terbuat dari kertas penyangga tipe GV 0,22 μm (Millipore) yang diimpregnasi
dengan berbagai kombinasi lesitin-kolesterol (1:1, 3:2, 7:3) dalam parafin cair.
Pengujian laju absorpsi menggunakan larutan ketoprofen 20 ppm dan larutan
klorfeniramin maleat 50 ppm dalam cairan lambung simulasi pH 1,0 dan 3,0
serta cairan usus simulasi pH 6,5 selama 5 jam pada suhu 371°C dimana
sampel diambil pada jam ke-1, 3 dan 5 sebanyak 5 ml. Dari berbagai
kombinasi lesitin-kolesterol yang dibuat, kombinasi 1:1 kurang memenuhi
syarat sebagai membran artifisial karena kenaikan bobot setelah impregnasi
kurang dari 90% dan menyebabkan perubahan pH yang signifikan pada akhir
percobaan. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan kombinasi lesitinkolesterol
3:2 menunjukkan absorpsi terbesar untuk senyawa ketoprofen dan
klorfeniramin maleat. Hasil uji absorpsi menunjukkan laju absorpsi ketoprofen
termasuk laju absorpsi lambat dan laju absorpsi klorfeniramin maleat
termasuk laju absorpsi sedang. Hasil tersebut menunjukkan alat belum
bekerja optimal untuk senyawa ketoprofen karena hasil tidak sesuai dengan
literatur."
Universitas Indonesia, 2006
S32554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sihombing, Ivander Christian
"Pemisahan CO2 pada umumnya menggunakan kolom absorpsi konvensional. Namun, teknologi pemisahan kolom absorbs konvensional memiliki beberapa kekurangan dalam pengoperasiannya seperti terjadinya foaming, entrainment, flooding, serta energi yang dibutuhkan jumlahnya besar. Teknologi yang dapat mengatasi masalah-masalah dalam pemisahan CO2 adalah kontaktor membran. Oleh karena itu, penelitian ini meninjau pengaruh laju gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 murni melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah CO2; larutan penyerapannya adalah PEG 5 v; dan parameter kinerja penyerapannya adalah efisiensi penyerapan, koefisien dan fluks perpindahan massa.
Pada penelitian ini didapatkan nilai koefisien perpindahan massanya KL sebesar 1,1 x 10-6 m/s, Fluks perpindahan massa J sebesar 1,8 x 10-5 mol/m2.s , Persen penyerapan CO2 sebesar 8,03 , CO2 terabsorpsi sebesar 1,7 x 10 5 mol/s, dan CO2 loading didapatkan sebesar 0,0204 mol/mol. Pada penelitian didapatkan konsentrasi optimum pada konsentrasi 10 v.

Carbon dioxide separation usually using conventional absorption. But, conventional absorption have several disadvantage foaming, flooding, entraiment, and a huge amount require energy. This study evaluated the performance of absorption of CO2 through the superhydrophobic contactor membran. Superhydrophobic contactor membran's performance is evaluated from four main parameters with the variation of solvent flow rates of gas carbon dioxide 160, 260, and 311 mL min and the number of contactors membran fibers 1000, 3000, and 5000.
The results of this study will define the flow rate of the Polyethylene Glycol solvent effects, increases superhydrophobic contactor membran's performance in terms of mass transfer coefficient, flux, and the efficiency CO2 absorption. Based on the research mass transfer coefficient is 1.1 x 10 6 m s, flux is 1.8 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1.7 x 10 5 mmol s, CO2 loading is 0.0204 mol mol , dan absorption efficieny is 8.03 . The optimum concentration of absorbent is 10 v.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Sofwan Rizky
"(NOx) merupakan salah satu gas pencemar udara yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Di antara beberapa jenis nitrogen oksida, gas yang paling banyak ditemukan di udara adalah nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas NOx dari gas buang perlu diturunkan kadarnya demi memenuhi peraturan lingkungan yang berlaku terkait bahayanya. Penelitian ini akan mempelajari proses absorpsi pada utilisasi modul membran serat berongga (polysulfone) dengan prinsip kerja reaktor gelembung menggunakan pelarut H2O2 0,5 wt dan HNO3 0,5 M.. Gas umpan NOx akan dialirkan menuju bagian tube pada membran, bagian shell yang telah diisi pelarut H2O2 dan HNO3 bersifat statis, dan aliran masukan shell dan keluaran tube yang ditutup agar terciptanya gelembung gas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa efisiensi penyerapan dan NOx loading meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah serat membran, namun koefisien perpindahan massa dan fluks menurun. Sementara itu, koefisien perpindahan massa, fluks, dan NOx loading meningkat seiring dengan meningkatnya laju alir gas umpan, namun efisiensi penyerapan menurun. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks yang diperoleh pada penelitian ini adalah 92,4, 0,03613 cm.detik-1, and 2,82 x 10-7 mmol.cm-2.detik-1, secara berurutan.

Nitrogen oxide (NOx) is one of the air polluting gases that is harmful to human and environment. Among several types of nitrogen oxide, gases most commonly found in the air are nitric oxide (NO) and nitrogen dioxide (NO2). NOx needs to be reduced from flue gas in order to fulfil environment regulations due to its hazardous nature. This research will study the absorption process through utilization of hollow fiber membrane module (polysulfone) with bubble reactor principle using H2O2 (0.5 w t), and HNO3 solvent (0.5M). NOx feed gas will be flown to the tube side of the membrane, the shell side is filled with static H2O2 dan HNO3 solvent, and the shell input and the tube output flow is closed to create gas bubbles. The experimental results showed that the absorption efficiency and NOx loading increased when the number of membrane fibers increased, but the mass transfer coefficient and flux decreased. Meanwhile, the mass transfer coefficient, flux, and NOx loading increased with increasing the feed gas flow rate, but the absorption efficiency decreased. The highest values of NOx absorption efficiency, mass transfer coefficient and flux achieved in the study were 92.4, 0.03613 cm.sec-1, and 2.82 x 10-7 mmole.cm-2.sec-1, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeline Paramitha
"Teknologi alternatif yang potensial untuk pemisahan CO2 dari gas alam adalah kontaktor membran. Teknologi tersebut terus dikembangkan sampai sekarang karena kontaktor membran memiliki kekurangan seperti selektivitas yang semakin lama semakin menurun. Pada kali ini, pemisahan CO2 dari gas alam akan dilakukan dengan pelarut fisika, yaitu PEG. Pemisahan gas dengan pelarut fisika dapat memberikan keuntungan, dapat menghasilkan selektivitas yang cukup tinggi terhadap CO2 serta lebih tidak korosif dibandingkan dengan pelarut kimia. Ada tiga buah jumlah serat membran yang digunakan, yaitu 1000, 3000, 5000. Laju alir pelarut divariasikan dari 100-500 cm3/s. Konsentrasi pelarut divariasikan dari 5-20 b/v. Laju alir gas yang digunakan tetap yaitu sebesar 305 mL/menit. Penelitian dilakukan pada tekanan dan temperatur ambien. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas sintetik CO2 dan CH4 dengan komposisi masing-masing 30 dan 70.
Berdasarkan penelitian, didapatkan jumlah CO2 terabsorpsi mencapai 1,07 x 10-5 mol/s dan efisiensi penyerapan mencapai 12,44 . Koefisien dan fluks perpindahan massa masing-masing mencapai 4,47 x 10-7 m/s dan 2,05 x 10-5 mol/m2.s, serta acid loading mencapai 1,3 x 10-2 mol CO2/mol PEG untuk variasi laju alir dan jumlah serat membran. Sedangkan untuk variasi konsentrasi, kondisi optimumnya adalah PEG 10 b/v.

Alternative technology for CO2 separation is a membrane contactor. This technology continuous to be developed untul now to overcome the weaknesses of the membran itself such as the selectivity progressively decreased as the time goes by. The present study will be done with a physical solvent, PEG. Gas separation with physical solvent provides benefits such as it can produce sufficiently high selectivity towards CO2 and less corrosive than the chemical solvents. There are 3 total membrane fiber that we used, 1000, 3000, and 5000. The solvent flow rate varied from 100 500 cm3 s. Solvent concentration varied from 5 20 wt. The gas flow rate used remains at 305 mL min. The study was conducted at ambient pressure and temperature. The gas used in this study is a synthetic gas mixture of CO2 and CH4 with the composition of their respective 30 and 70.
Based on research, it was obtained the amount of CO2 absorbed reached 1.07 x 10 5 mol s and absorption efficiency reached 12.44 . Mass transfer coefficient and flux respectively reached 4.47 x 10 7 m s and 2.05 x 10 5 mol m2.s, as well as acid loading of 1.3 x 10 2 mol CO2 mol PEG for the variation of solvent flow rate and total membrane fiber. Whereas for the concentration variation, the optimum condition was PEG 10 wt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Christofer
"Kontaktor membran serat berongga digunakan untuk mengabsorpsi gas CO2 murni. Bahan membran yang digunakan adalah polipropilen dan pelarut yang digunakan merupakan pelarut campuran senyawa amina (MEA/DEA) dan dibandingkan pelarut tunggal DEA. Penelitian ini menganalisis efektivitas perpindahan massa dengan menghitung nilai koefisien perpindahan massa (kL), fluks, dan korelasi perpindahan massa pada variasi laju alir pelarut 200,250,300,350,400 ml/menit dan jumlah serat 20,30,40. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelarut campuran MEA/DEA lebih efektif menyerap gas CO2 dibandingkan pelarut tunggal DEA pada laju alir 400 ml/menit dan jumlah serat 40 dengan nilai kL, fluks dan sebesar 0.00244 cm/s dengan persentasi CO2 yang terabsorpsi sebesar 93%.

Hollow fiber membrane contactor was used for the absorption of pure carbon dioxide. The membranes applied were made of PVC and the absorbents included aqueous solution of mixed amine (MEA/DEA) that would be compared with single amine absorbent. This research detemined the mass transfer efficiency with determining mass tranfer coefficient, flux and mass transfer correlation under different absorbent flow rate 200,250,300,350,400 cc/minutes and number of fiber 20,30,40. The results showed that the mixed amine absorbent was more effective in doing absorption than the single amine under the flow rate absorbent 400 cc/minutes and number of fiber 40 with the value kL 0.00244 cm/s with percentage of CO2 absorped 93%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43403
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Ika Putra
"Untuk mencapai sirkulasi sistemik absorpsi suatu obat harus melewati satu atau beberapa membran sel. Sifat membran dan struktur molekul obat sangat berhubungan dengan permeabilitas obat. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh penambahan surfaktan tween 80 terhadap laju absorpsi ibuprofen secara in vitro menggunakan alat absorption simulator. Ibuprofen sebanyak 500 mg dalam 100 ml cairan lambung buatan tanpa enzim pH 1,0; 3,0 atau cairan usus buatan tanpa enzim pH 6,5 pada kompartemen I akan diabsorpsi secara difusi pasif ke kompartemen II (100 ml cairan plasma simulasi pH 7,4). Membran artifisial pada percobaan ini dibuat dari kertas penyangga bentuk bulat tipe GV 0,22 μm (Milipore), dengan luas permukaan 13,2 cm2 yang diimpregnasi dengan campuran lesitin-kolesterol (1:1) dalam pelarut parafin cair. Percobaan absorpsi berlangsung 5 jam pada suhu 37°C ± 1°C dan sampel diambil pada jam ke-1, 3, dan 5, kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ 264 dan 263,5 nm. Hasil percobaan menunjukan adanya peningkatan ibuprofen yang diabsorpsi dari kompartemen I ke kompartemen II dengan meningkatnya jumlah konsentrasi tween 80. Jumlah ibuprofen yang diabsorpsi dari kompartemen I ke kompartemen II paling besar terjadi pada cairan usus buatan pH 6,5. Tween 80 dapat meningkatkan kelarutan ibuprofen pada konsentrasi maksimal 1,5%.

Drugs have to pass one or more cell membranes in order to reach systemic absorption. Cell membrane and molecular structure characteristics are strongly related to drugs permeability. The objective of this research is to evaluate the effect of surfactant tween 80 addition based on in vitro absorption rate of ibuprofen by using absorption simulator. 500 mg Ibuprofen is added to simulation gastric liquid without enzim pH 1.0; 3.0 or simulation colon liquid without enzim pH 6.5 at compartment I that will be absorbed by passive diffusion to compartment II (100 ml plasma liquid simulation pH 7.4). Artificial membrane in this trial is made of spherical buffer paper GV 0.22 μm type (milipore) with 13.2 cm2 surface area that was impregnated to lecithin-cholesterol mixture in liquid paraffin solution. Absorption experiment has been conducted for 5 hours at temperature 37oC+1oC and the mixture is sampled at the first hour, 3rd hour and 5th hour. Then it is analyzed using spectrophotometer UV-Vis with λ 264 and 263,5 nm. Experiment result shows intensity of ibuprofen that is absorbed from compartment I to compartment II with increment of tween 80 intensity at compartment I. Ibuprofen intensity that was absorbed from compartment I to compartment II will be increased due to the increment of pH simulation liquid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32993
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>