Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94894 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian telah dilakukan untuk memperoleh mutan ganda dari mutan
Enterobacter aerogenes AY-2 dengan produktivitas gas hidrogen (H2) lebih
tinggi dari sebelumnya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi
Bioindustri, BPPT, Serpong selama enam bulan (April--September 2006).
Mutasi dilakukan pada kultur bakteri dalam awal fase logaritmik dengan
pemberian ethyl methane sulfonate (EMS) pada variasi konsentrasi 10, 11,
12 ,13, 14, dan 15 μl/ml suspensi sel selama 120 menit. Mutasi dilakukan
kembali pada konsentrasi yang memberikan survival ratio paling rendah
(0,01%), yaitu konsentrasi EMS 14 μl/ml suspensi sel dengan variasi waktu
inkubasi selama 30, 60, 90, dan 120 menit. Sebanyak 166 mutan ganda
hasil mutasi dikoleksi dan dipilih secara acak. Sebanyak 43 koloni terpilih
ditumbuhkan dalam medium kompleks gliserol untuk memperoleh sepuluh
mutan ganda dengan produktivitas H2 tertinggi. Mutan ganda E. aerogenes
AD-H43 memiliki produktivitas H2 tertinggi dengan kenaikan sebesar 20%
dan asam laktat yang dihasilkan mengalami penurunan sebesar 31% dari
produktivitas mutan E. aerogenes AY-2. Penurunan produktivitas asam laktat
akibat perlakuan mutasi dengan EMS disebabkan adanya defisiensi laktat
dehidrogenase."
Universitas Indonesia, 2007
S31431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Nur Ayu Dana Pradipta
"Telah dilakukan penelitian dengan pemberian mutagen ethyl methane sulfonate (EMS) pada jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus O. K. Mill. ) untuk meningkatkan kandungan β-glukan sebagai komponen eksopolisakarida (EPS). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, BPPT, Serpong selama bulan Juni 2007--Februari 2008. Variasi konsentrasi EMS yang diberikan sebesar 8, 15, 20, 25, dan 30 µl/ml selama 60 menit. Konsentrasi EMS 15 μl/ml menunjukkan rasio kematian sebesar 99,2% yang mengindikasikan terjadinya mutasi. Perlakuan EMS konsentrasi 15 μl/ml dengan variasi inkubasi 0, 20, 40, dan 60 menit pada jamur tiram cokelat wild-type menghasilkan isolat jamur tiram cokelat berturut-turut menurut waktu inkubasinya adalah TCMK1 (Tiram Cokelat Mutagen Kimia 1), TCMK2, TCMK3, dan TCMK4. Hasil rerata penimbangan berat kering miselium pada hari ke-3 menunjukkan produksi miselum isolat TCMK4 meningkat sebesar 492%, TCMK3 sebesar 205%, TCMK2 sebesar 165%, dan TCMK1 sebesar 23% dibandingkan dengan kontrol. Analisis isozim peroksidase (PER), fosfatase asam (ACP), dan dehidrogenase malat (MDH) dari isolat TCMK4 mengekspresikan pita isozim yang berbeda dibandingkan kontrol (tanpa perlakuan EMS). Peningkatan produksi EPS tertinggi (28%) dihasilkan oleh isolat TCMK4, tetapi kandungan crude β-glukan pada EPS menurun 40%. Pemberian mutagen EMS dapat memengaruhi pertumbuhan dan produksi EPS serta β-glukan pada jamur tiram cokelat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian dengan pemberian mutagen ethyl methane
sulfonate (EMS) pada jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus O. K. Mill. )
untuk meningkatkan kandungan β-glukan sebagai komponen
eksopolisakarida (EPS). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi
Bioindustri, BPPT, Serpong selama bulan Juni 2007--Februari 2008. Variasi
konsentrasi EMS yang diberikan sebesar 8, 15, 20, 25, dan 30 μl/ml selama
60 menit. Konsentrasi EMS 15 μl/ml menunjukkan rasio kematian sebesar
99,2% yang mengindikasikan terjadinya mutasi. Perlakuan EMS konsentrasi
15 μl/ml dengan variasi inkubasi 0, 20, 40, dan 60 menit pada jamur tiram
cokelat wild-type menghasilkan isolat jamur tiram cokelat berturut-turut
menurut waktu inkubasinya adalah TCMK1 (Tiram Cokelat Mutagen Kimia 1),
TCMK2, TCMK3, dan TCMK4. Hasil rerata penimbangan berat kering
miselium pada hari ke-3 menunjukkan produksi miselum isolat TCMK4
meningkat sebesar 492%, TCMK3 sebesar 205%, TCMK2 sebesar 165%,
dan TCMK1 sebesar 23% dibandingkan dengan kontrol. Analisis isozim
peroksidase (PER), fosfatase asam (ACP), dan dehidrogenase malat (MDH)
dari isolat TCMK4 mengekspresikan pita isozim yang berbeda dibandingkan
kontrol (tanpa perlakuan EMS). Peningkatan produksi EPS tertinggi (28%)
dihasilkan oleh isolat TCMK4, tetapi kandungan crude β-glukan pada EPS
menurun 40%. Pemberian mutagen EMS dapat memengaruhi pertumbuhan
dan produksi EPS serta β-glukan pada jamur tiram cokelat."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fitriani
"Gas hidrogen (H2) merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diproduksi oleh mikroorganisme melalui fermentasi memanfaatkan limbah organik. Penelitian bertujuan mengetahui produksi H2 menggunakan kultur campuran mikroorganisme dengan substrat limbah biodiesel. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri BPPT Serpong selama lima bulan (Maret--Juli 2006). Produksi H2 dalam limbah biodiesel dilakukan secara fermentasi gelap pada 37o C selama 72 jam oleh kultur campuran Bacillus megaterium MS 961, Bacillus stearothermophilus DSM 22, dan Enterobacter aerogenes AY-2 serta kultur tunggal E. aerogenes AY-2 sebagai kontrol. Penggunaan kultur campuran pada substrat gliserol murni menghasilkan H2 (2,24 mol H2/mol gliserol) dan etanol lebih banyak dibandingkan kultur tunggal (1,93 mol H2/mol gliserol), sedangkan produksi asam laktat dan 2,3-butandiol lebih sedikit. Penggunaan kultur campuran pada substrat limbah biodiesel menghasilkan H2 (1,8251 mol H2/mol gliserol), akan tetapi hasil tersebut lebih sedikit dibandingkan kultur tunggal (1,8619 mol H2/mol gliserol). Pengukuran metabolit lain menunjukkan kultur campuran memproduksi etanol lebih sedikit tetapi memproduksi asam laktat dan 2,3-butandiol lebih banyak dibandingkan kultur tunggal. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa H2 dapat diproduksi menggunakan kultur campuran dengan substrat limbah biodiesel, walaupun produksi H2 tersebut lebih kecil dibandingkan kultur tunggal."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S31422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyu S Poerba
"Amorphophallus muelleri blume (aracceae) is one of 27 amorphophallus species occur wild in Indonesia (Sumatra, Java, Flores and Timor). The species is valued for its glucoman content for use in food industry (health diet food), paper industry, pharmacy and cosmetics. The cultivation of A. mueller is hampered by limited genetic quality of seed. The species is triploid (2n=3x=39), the seed is developed apomictically, and pollen production is low. The species is only propagated vegetatively. This may explain that the species is difficult to bread conventionally and genetic variability in the existing landraces cultivars is rather limited. Induced mutation using ethyl methan sulfonate is one of techniques to increase genetic variation. The present research is aimed to determine lethal dosage (LD) 50% and 75% of EMS and to study effect of EMS on growth of A muelleri in vitro cultures for use in induced mutation program. Result of the experiment showed that LD-50 and LD-75 was observed at 0.875% EMS and 0.5% in induced mutation program. Result of the experiment showed that LD-50 and LD-75 was observed at 0.875 % EMS and 0.5% in induced mutation program. Result of the experiment showed that LD-50 and LD-75 was observed at 0.875 % EMS 0.5% EMS, respectively, number shoot, and percentage of rooting culture were decreasing as EMS level concentration increase. "
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2009
BBIO 9:4 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Kanissa Anggita
"Perubahan iklim mulai menjadi perhatian besar masyarakat karena suhu bumi meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan oleh para pengamat lingkungan. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ini adalah tingginya konsumsi bahan bakar fosil dari aktifitas sehari-hari masyarakat yang membuat komposisi karbon dioksida (CO2) di atmosfer meningkat. Kemajuan yang meningkat menuju circular economy mendorong berkembangnya bahan bakar terbarukan seperti hidrogen (H2) sebagai sumber energi. Bahan bakar hidrogen adalah bahan bakar bersih yang dapat dihasilkan dari gas alam, energi terbarukan, dan biomassa seperti ampas tebu. Pasar bahan bakar ini menunjukkan masa depan yang menjanjikan karena minat untuk menggunakan bahan bakar hidrogen meningkat setiap tahun. Proses produksi dengan menggunakan 2000 ton ampas tebu per hari akan didesain. Gasifikasi termal adalah proses yang dipilih untuk produksi hidrogen berdasarkan persyaratan untuk proyek ini. Proses tersebut terdiri dari empat tahap: pra-pengolahan ampas tebu, gasifikasi, pembersihan gas dan pemisahan gas. Dalam setiap tahapan, teknologi alternatif dievaluasi untuk menemukan teknologi yang sesuai yang dapat diterapkan dan memenuhi spesifikasi proses. Dalam makalah ini, proses pembersihan gas dan desain peralatan diselidiki lebih lanjut dengan tujuan menghilangkan gas asam dan meningkatkan komposisi H2 melalui reaksi pergeseran air-gas. Meminimalkan dampak lingkungan dari proses ini juga merupakan salah satu tujuannya. Karbon dioksida (CO2), gas asam (H2S) dan emisi flash vapor amina yang kaya, dan air limbah adalah dampak lingkungan yang diidentifikasi dalam proses ini yang perlu dikelola secara efektif.

Climate change starts to become a big concern to the people as the Earth’s temperature is increasing faster than the predicted. One of the factors of it is the big consumption of fossil fuels in people’s activity in their daily lives which contributes to the increase of carbon dioxide (CO2) in the atmosphere. The increasing progress towards a circular economy drives the development of renewable fuel such as hydrogen (H2) as an energy source. Hydrogen fuel is a clean fuel that can be produced from natural gas, renewable power and biomass such as sugarcane bagasse. The market for this fuel shown a promising future as the interest on using hydrogen fuel increasing each year. A production process using 2000 tonnes per day of sugarcane bagasse is to be designed. Thermal gasification is chosen process for hydrogen production based on the brief given. The process consists of four stages: bagasse pre-treatment, gasification, gas cleaning and gas separation. In each stages, alternative technologies are assessed and evaluated to find the suitable technology that can be applied and meet the process specification. In this paper, the gas cleaning process and equipment designs are further investigated with the objective of removing the acid gas and increasing the H2 composition via water-gas shift reactions. Minimizing the environmental impact from this process is also one of the objectives. Carbon dioxide (CO2), acid gas (H2S) and rich amine flash vapor emissions, and wastewater are the environmental impacts identified in this process that need to be managed effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Yulianti
"Dekomposisi katalitik metana adalah salah satu alternatif untuk memproduksi hidrogen dan nanokarbon bermutu tinggi secara simultan. Nanokarbon banyak diaplikasikan dalam penyimpanan hidrogen, support katalis, alat penyimpan memory, penyimpanan emisi, dan industri polimer, sedangkan hidrogen dapat digunakan sebagai umpan pada sel bahan bakar (fuel cell) yang ramah lingkungan karena apabila dibakar tidak menghasilkan polutan. Masalah yang biasanya timbul dalam reaksi dekomposisi katalitik metana ini adalah terjadinya deaktivasi katalis akibat deposit karbon dan terjadinya pressure drop di dalam reaktor.
Penelitian ini bertujuan menguji kinerja reaktor dengan katalis terstruktur untuk mengatasi pressure drop di dalam reaktor. Katalis Ni-Cu-Al dipreparasi dengan menggunakan metode sol-gel dengan perbandingan atomik 2:1:1. Katalis ini dilapisi pada kawat stainless steel yang telah dibentuk dengan metode dip coating. Reaksi dilakukan dengan mengalirkan metana ke dalam reaktor pada temperatur 650°C dan 700°C serta tekanan atmosferik. Produk gas dianalisis dengan menggunakan gas chromatography yang terpasang secara online dengan aliran keluar reaktor. Penggunaan katalis terstruktur pada dua temperatur berbeda ini dapat menghasilkan konversi metana hingga 87.55 % dan 94.87%. Produk dari reaksi dekomposisi katalitik metana berupa hidrogen memiliki kemurnian hingga 87.53% dan 95.14%.
Karbon yang dihasilkan memiliki yield 28.45 dan 32.85 gr karbon/gr katalis untuk waktu reaksi 8.4 jam. Untuk reaksi selama 33 jam menghasilkan 201 gr karbon/gr katalis. Karakterisasi dengan menggunakan TEM menunjukkan karbon yang dihasilkan berbentuk nanotube dengan diameter 50-100. Pada reaktor dengan katalis terstruktur ini tidak terjadi pressure drop yang dapat mengakibatkan berakhirnya reaksi. Reaksi berakhir karena katalis sudah terdeaktivasi akibat tertutupnya permukaan katalis oleh deposit karbon. Lifetime katalis dapat mencapai 33 jam dan masih dapat berlanjut.

Methane decomposition is an alternative way to produce high quality carbon nanotubes (CNTs) and hydrogen simultaneously. CNTs can been used for various applications such as hydrogen storage, electronic device, composite materials, field emission source, and catalyst support. Hydrogen can be used as the future clean energy resource such as for fuel cells, which doesn't emit pollutants when combusted. The problem often found in methane catalytic decomposition is the presence of pressure drop. This problem is expected to be solved by designing a structured catalyst reactor.
In this experiment, Ni-Cu-Al catalyst is prepared by sol-gel method. Stainless steel wiremesh is coated with catalyst by dip coating method and put into a quartz tube reactor. The experiment was done at 650°C and 700°C with atmospheric pressure. Methane is fed into the reactor and decomposed by the catalyst. An online chromatograph is used to detect the gas products. The morphology of CNTs is characterized by TEM. The use of structured catalyst in these two different temperature gives conversion of methane up to 87.55 % and 94.87%. Hydrogen as the product has a purity of 87.53% dan 95.14% .
The carbon yields are 28.45 and 32.85 gr carbon / gr catalyst for 8.4 hours of reaction. For 33 hours of reaction, the yield becomes 201 gr carbon/ gr catalyst. TEM characterization shows that the diameter of CNTs are between 50-100 nm for both cases. Pressure drop isn't found in this structured catalyst reactor which could end the reaction. The reaction ends when the catalyst is deactivated due to carbon deposit on the catalyst. The lifetime of the catalyst can reach 33 hours and can still continue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Refani Iskandar
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan rancangan reaktor katalis terstruktur pelat sejajar yang digunakan untuk memproduksi nanokarbon dan hidrogen melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Katalis yang digunakan adalah katalis multimetal Ni-Cu-Al 3:2:1. Pada reaktor katalis terstruktur pelat sejajar ini dilakukan pengujian untuk 20 menit dan 355 menit reaksi. Pada 20 menit reaksi, konversi metana tertinggi yang didapat adalah 70,16% dengan kemurnian hidrogen 74,29% dan yield karbon 2,58 gram. Pada 355 menit reaksi, didapatkan bahwa konversi metana mengalami penurunan dari 76,15% hingga 46,06% dan naik kembali pada menit ke-235 sebesar 59,90% kemudian cenderung stabil setelah menit ke-235. Pada 6 jam reaksi uji stabilitas, yield karbon yang dihasilkan 17,25 gram.

The purpose of this research is to construct plate catalyst structured to produce nanocarbon and hydrogen with catalytic decomposition of methane. Catalyst which is used in this research is multimetal catalyst, Ni-Cu-Al 3:2:1. Two experiment that had already done were twenty minutes and 355 minutes reactions. The highest conversion of methane is 70,16% and 74,29% hydrogen purity for twenty minutes reaction and yield carbon was 2,58 gram. For 355 minutes reaction, the conversion of methane decreasing from 76,15% to 46,06% and increase to 59,90%. After that, methane conversion relative stabil. After 355 minutes reaction , yield carbon was 17,25 gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51732
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Hotmaria
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Lestari
"Sebelum penggunaan bahan bakar hidrogen dan metana dapat diaplikasikan secara luas, metode penyimpanan yang efektif untuk gas-gas tersebut juga harus dikembangkan. Penyimpanan dalam bentuk compressed gas dan gas cair kriogenik masih mengalami berbagai kendala baik dari segi ekonomis maupun segi teknis. Penggunaan karbon aktif untuk menyimpan hidrogen dan metana teradsorpsi memungkinkan diperolehnya performa storage yang kompetitif dengan CNG pada tekanan rendah. Hal tersebut dapat mengurangi tekanan dan masalah dalam hal logistik.
Pada penelitian ini digunakan karbon aktif untuk mengadsorpsi gas metana dan hidrogen. Karbon aktif yang digunakan berasal dari bahan baku tempurung kelapa dan batubara dengan variasi perbandingan activating reagent KOH terhadap bahan baku yang digunakan dan suhu aktivasi. Uji adsorpsi dilakukan pada karbon aktif yang dibuat di Departemen Teknik Kimia UI yang terdiri dari empat macam adsorben, yaitu karbon aktif dari batubara dengan perbandingan KOH/bahan baku = 4/1 yang diaktivasi pada suhu 900°C (BB, 4:1, 900), karbon aktif dari tempurung kelapa dengan perbandingan KOH/bahan baku = 4/1 yang diaktivasi pada suhu 700°C (ATK, 4:1, 700), karbon aktif dari tempurung kelapa dengan perbandingan KOH/bahan baku = 3/1 yang diaktivasi pada suhu 700°C (ATK, 3:1, 700), dan karbon aktif dari batubara dengan perbandingan KOH/bahan baku = 3/1 yang diaktivasi pada suhu 700°C (BB, 3:1, 700). Uji kapasitas adsorpsi karbon aktif dilakukan terhadap adsorbat gas hidrogen dan metana pada tekanan yang bervariasi pada kisaran 0 - 900 Psia dalam kondisi isotermal (25°C).
Hasil yang diperoleh adalah daya adsorpsi karbon aktif terhadap metana lebih tinggi dibandingkan daya adsorpsinya terhadap hidrogen. Pada tekanan sekitar 900 psia, karbon aktif ATK, 4:1, 700 memiliki kapasitas adsorpsi yang paling tinggi dibandingkan tiga adsorben lainnya yang digunakan, yaitu dapat mengadsorp sebanyak 2.8 mmol gas metana per gram karbon aktif dan sekitar 0.6 mmol gas hidrogen per gram karbon aktif.

Before hydrogen and methane can widely used as fuels, an effective storaging method for these gases have to be developed. Compressed gas and criogenic liquid gas method were still have difficulties, technically and economically. The used of activated carbon as hydrogen and methane storage by adsorption method can performs a competitive method than CNG at lower pressure.
In this experiment, activated carbon from coal and coconut shell with varied comparison between KOH and raw materials and activation temperature was used to adsorp methane and hydrogen. Activated carbons used were locally made in Laboratory of Chemical Engineering Department, University of Indonesia. Adsorbent used are activated carbon from coal with KOH/raw material = 4/1 and activation temperature 900°C (BB, 4:1, 900), activated carbon from coconut shell with KOH/raw material = 4/1 and activation temperature 700°C (ATK, 4:1, 700), activated carbon from coconut shell with KOH/raw material = 3/1 and activation temperature 700°C (ATK, 3:1, 700), and activated carbon from coal with KOH/raw material = 3/1 and activation temperature 700°C (BB, 3:1, 700). Methane and hydrogen adsorption capacity of activated carbon measured at varied pressure with range 0 ' 900 Psia and isothermal condition (25° C).
Obtained result from this experiment, methane adsorption capacity of activated carbon is higher than its hydrogen adsorption capacity. At pressure about 900 psia, activated carbon from coconut shell, with KOH/shell 4:1 and activation temperature 700o C (ATK, 4:1, 700) was having higher methane and hydrogen adsorption capacity than others, it can adsorp 2.8 mmol methane per gram activated carbon used and 0.6 mmol hydrogen per gram activated carbon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51945
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>