Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192976 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria
di perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Kampus Universitas
Indonesia Depok pada bulan Januari--Maret 2005. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan plankton net dengan mata jaring 20 μm yang ditarik
secara horizontal. Parameter lingkungan perairan yang diukur, antara lain
suhu perairan, intensitas cahaya matahari, pH, kecerahan, dan konduktivitas.
Hasil identifikasi dan pencacahan sampel di ketiga situ diperoleh dua bangsa
Cyanobacteria, yaitu Chroococcales dan Oscillatoriales. Cyanobacteria yang
ditemukan di Situ Agathis sebanyak 7 jenis, di Situ Kenanga sebanyak 9
jenis, dan di Situ Ulin-Salam sebanyak 6 jenis. Jenis-jenis yang ditemukan
adalah Arthrospira sp., Borzia sp., Chroococcus sp., Merismopedia sp.,
Microcystis aeruginosa, Microcystis sp., Oscillatoria agardhii,
Oscillatoria sp. 1, Oscillatoria sp. 2, dan Spirulina sp. Rerata indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener tertinggi (1,365) terdapat di Situ Ulin-
Salam dan rerata indeks keanekaragaman terendah (1,031) terdapat di Situ
Agathis. Indeks kesamaan Sorensen menunjukkan tingkat kesamaan
Cyanobacteria yang cukup tinggi di antara ketiga situ (70,59--76,93%)."
Universitas Indonesia, 2006
S31403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria
di Situ Agathis, Situ Kenanga, dan Situ Ulin-Salam. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman Cyanobacteria di ketiga
situ tersebut pada bulan September--November 2005. Sampel
Cyanobacteria diambil secara horizontal menggunakan plankton net dengan
mata jaring 20 μm dan dicacah menggunakan metode subsampel. Hasil
penelitian diperoleh 12 jenis, yaitu dari bangsa Chroococcales (5 jenis) dan
Oscillatoriales (7 jenis). Kepadatan tertinggi Cyanobacteria di Situ Agathis
(1007200 plankter/m3), Situ Kenanga (878400 plankter/m3), dan Situ Ulin-
Salam (703200 plankter/m3) dicapai pada bulan Oktober 2005. Nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Weiner (H`=1,18--1,64) dipengaruhi nilai
dominasi jenis Oscillatoria agardhii, Oscillatoria sp.3 dan Merismopedia sp.
Kesamaan tertinggi komunitas Cyanobacteria terdapat di Situ Kenanga dan
Situ Ulin-Salam (CN=0,616). Musim diduga mempengaruhi pengelompokan
kesamaan komunitas Cyanobacteria antara ketiga situ."
Universitas Indonesia, 2006
S31469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Indriana Karmila
"Penelitian mengenai keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Universitas Indonesia pada bulan Juni--Agustus 2006 dan Juni--Agustus 2007 (musim kemarau) telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh data mengenai jenis-jenis Cyanobacteria dan mengetahui keanekaragaman jenisnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara melempar plankton net sejauh 5 m dan ditarik secara horizontal. Penelitian ini menggunakan data parameter lingkungan, yaitu suhu, pH, intensitas cahaya matahari, konduktivitas, kecerahan, cuaca, DO, total nitrogen dan fosfat. Sampel jenis Cyanobacteria dan marga fitoplankton lain dianalisis dengan cara mengidentifikasi komposisi pada sampel awetan dengan menggunakan metode subsampel. Jumlah jenis Cyanobacteria yang didapat, kemudian dianalisis menggunakan persamaan indeks keanekaragaman Shannon- Weiner. Cyanobacteria yang ditemukan terdiri dari Bangsa Chroococcales dan Oscillatoriales. Rerata indeks keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam pada bulan Juni--Agustus 2006 masing-masing sebesar 0,99; 0,9; dan 1,06, sedangkan pada 2007 sebesar 0,6; 0,9; dan 1,07."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
"Eksplorasi mikroalga di kawasan perairan kampus Universitas Indonesia, telah dilakukan sejak tahun 1989 sampai 2005. Eksplorasi dilakukan untuk mengetahui dan mendata kekayaan jenis-jenis mikroalga di kawasan tersebut (Situ Kenanga, Situ Agathis. Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, dan Situ Salam). Penelitian bersifat deskriptif. Dari keenam Situ yang ada, Situ Kenanga dan Situ Agathis merupakan habitat yang kaya dengan jenis-jenis mikroalga dari kelompok Cyanobacteria dan Chlorophyta- Sekurang-kurangnya terdapat 40 marga dapat ditemukan di kedua situ tersebut. Marga-marga tersebut terdiri atas 10 genera dari Cyanobacteria dan 30 genera dari Chlorophyta, Marga-marga Cyanobacteria yang umum ditemukan adalah Oscitlatoria (3 jenis), dan Microcystis (1 jenis). Sedangkan jenis-jenis Chlorophyta yang umum ditemukan adalah Scenedesmus (4 jenis), Chlorella, Pediastrum (2 jenis), Pandorina, dan Coelastrum (2 jenis). Beberapa jenis mikroalga yang ditemukan meiimpah pada beberapa tahun yang lalu diketahui mulai sulit ditemukan, antara lain Anabaena, Anabaenopsis. Gloeocapsa, Lyngbia. Ankistrodesmus, Arthrodesmus, Bulbochaete, Pithopora. Pleodorina, dan Zygnema. Keberadaan beberapa jenis mikroalga asli (indigenous species) dari perairan Ul semakin sulit ditemukan. Oleh karena itu. konservasi ex situ penting segera direalisasi untuk mencegah hilangnya jenis-jenis mikroalga asli dari perairan kampus UI. Depok.

Cyanobacteria and Chlorophyta of Kenanga and Agathis Lake of Indonesia University, Depok: The exploration of microalgae from water area of University of Indonesia (UI) campus was done since 1989 to 2005. Exploration was done to understand and collect the data of microalgae genus richness from this area (Kenanga, Agathis, Mahoni. Puspa, Ulin, dan Salam lake). The research was descriptive study. Among the six lakes locating at Ul, Kenanga dan Agathis lakes are rich habitat of microalgae species of Cyanobacteria and Chlorophyta. At least there are 40 genera found at those two (2) lakes. Those are 10 genera of Cyanobacteria and 30 genera of Chlorophyta. Cyanobacteria genera which commonly found are Oscillatoria (3 species) dan Microcystis (1 species). Common Chlorophyta genera, whereas, are Scenedesmus (4 species), Chlorella, Pediastrum (2 species), Pandorina. dan Coelastrum (2 species). Some genera, which found abandontly several years ago, are known difficult to be found, such as Anabaena, Anabaenopsis, Gloeocapsa, Lyngbia, Ankistrodesmus, Arthrodesmus, Bulbochaete, Pithopora, Pleodorina, and Zygnema. The occurance of several indigenous species microalgae from UI area are difficult to be found more and more. Because of that, the ex-situ conservation is important to realize immediately to prevent dissapearance of indigenous species microalgae from waters area of UI campus, Depok."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2005
SAIN-10-3-2005-28
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Rianto
"Telah dilakukan penelitian mengenai studi perbandingan struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Agathis, Kampus Universitas Indonesia, Depok pada bulan September--November 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan plankton net (mata jaring 20 μm) yang ditarik secara horizontal. Marga fitoplankton yang diperoleh di Situ Kenanga berjumlah 22 marga, terdiri dari divisi Cyanophyta/Cyanobacteria (6 marga), Chlorophyta (12 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (1 marga). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan di Situ Agathis adalah 27 marga, terdiri dari Cyanophyta/Cyanobacteria (7 marga), Chlorophyta (15 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (2 marga). Rerata kepadatan fitoplankton di Situ Kenanga (2172 plankter/l) lebih rendah daripada Situ Agathis (6476 plankter/l). Meskipun demikian, indeks keanekaragaman fitoplankton di Situ Kenanga (1,9) dan Situ Agathis (2,12) tidak berbeda nyata (p = 0,05). Indeks kemerataan di Situ Kenanga dan Situ Agathis tidak jauh berbeda berturut-turut, yaitu 0,61 dan 0,64. Selain itu, indeks kesamaan Sorensen di kedua situ menunjukkan tingkat kesamaan marga fitoplankton yang besar, yaitu 89,8%. Data parameter lingkungan di kedua situ juga tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Dermawan
"Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Situ Agathis Kampus UI, Depok. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi Gastropoda antara bulan November 2009 dan Januari 2010. Pengambilan sampel Gastropoda serta pengukuran parameter fisika dan kimia lingkungan dilakukan di 27 titik di Situ Agathis, yang terbagi atas tiga stasiun, masing-masing memiliki sembilan substasiun. Sampel Gastropoda yang berhasil didapatkan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks dominansi Simpson. Pengambilan sampel di stasiun a (pinggir barat situ) dan c (tengah situ) dilakukan sebanyak satu kali pengulangan menggunakan Petersen grab, sedangkan pengambilan sampel di stasiun b (pinggir timur situ) dilakukan sebanyak dua kali pengulangan menggunakan serokan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Agathis, yaitu: Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, dan Thiara scabra. Kepadatan Gastropoda tertinggi di Situ Agathis ditempati oleh Melanoides tuberculata, sebesar 3541 individu/m2. Tingkat keanekaragaman Gastropoda di Situ Agathis tergolong sedang, sebesar 1,669. Tingkat kemerataan Gastropoda di Situ Agathis tergolong hampir merata yaitu sebesar 0,802, dan tidak ada jenis Gastropoda yang mendominansi di Situ Agathis.

A study of community structure of Gastropods have been done at Situ Agathis Kampus UI, Depok. The purpose of this study is to know density, diversity, evenness, and dominance of Gastropods, between November 2009 and January 2010. Gastropods sampling and measurement of environmental physical and chemical parameters carried out at 27 point in Situ Agathis, which is divided into three stations of each with nine substations. Gastropods sample were identified and analyzed using Shannon-Wiener diversity index, evenness index, and Simpson's dominance index. The samples at station a (west edge situ) and station c (middle situ) were grabed using a one-time repetition Petersen grab, while sampling at the station b (eastern edge situ) are taken twice using a brook repetition. The results showed there are eight spesies of gastropods have been found in Situ Agathis, namely : Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, and Thiara scabra. Melanoides tuberculata is the highest density Gastropod in Situ, amounting to 3541 individuals/m2. The level of diversity in Situ Agathis Gastropoda classified as moderate (H? = 1,669). The level of evenness in Situ Agathis Gastropoda pertained almost uniformly that is equal to 0,802, and there is no dominancy among Gastropod species found in Situ Agathis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31587
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Viranti Nurul Aulia
"Situ Kenanga dan Situ Agathis Universitas Indonesia memiliki aliran masukan limbah yang berasal dari DAS Ciliwung-Cisadane dan limbah domestik dari pemukiman. Berbagai macam kegiatan antropogenik yang terjadi di sepanjang aliran DAS dan sekitar situ memungkinkan masuknya material lain ke dalam kolom perairan sehingga kualitas perairan menurun hingga ke tangka tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status tingkat cemaran organik di Situ Kenanga dan Situ Agathis berdasarkan Indeks Saprobik. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2022. Penelitian mengenai tingkat cemaran organik di Situ Kenanga dan Situ Agathis UI dilakukan masing-masing pada tiga stasiun berdasarkan pemilihan lokasi yang sering dilakukan di sekitar Situ. Hasil pencacahan plankton dari Situ Kenanga diperoleh empat divisi fitoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, dan Bacillariophyta) dan empat filum zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, dan Arthropoda). Sedangkan di Situ Agathis diperoleh lima divisi fitoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Bacillariophyta, dan Chrysophyta) dan empat filum zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, dan Arthropoda). Situ Kenanga memiliki nilai indeks saprobik berkisar antara -0,94 hingga -1,11. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Situ Kenanga berada di fase α- mesosaprobik/ polisaprobik. Situ Agathis memiliki nilai indeks saprobik berkisar antara -1,56 hingga -1,80. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Situ Agathis berada di fase polisaprobik/α- mesosaprobik. Kedua fase tersebut menunjukkan bahwa Situ Kenanga dan Situ Agathis memiliki tingkat pencemaran limbah organik yang cukup berat.

Situ Kenanga and Situ Agathis University of Indonesia have an input stream of waste originating from Ciliwung-Cisadane watershed and domestic waste from settlements. Various kinds anthropogenic activities that occur along the watershed and around Situ allow the entry of other materials into the water column so that the water quality decreases to a certain level. This research aims to determine the status of organic contamination levels in Situ Kenanga and Situ Agathis based on the Saprobic Index. The research has been conducted from March to June 2022. Research on the level of pollution in Situ Kenanga and Situ Agathis UI has been conducted at three stations respectively based on the location selection that are often carried out around the lake. The results of plankton enumeration from Situ Kenanga obtained four phytoplankton divisions (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, and Bacillariophyta) and four zooplankton phyla (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, and Arthropoda). Meanwhile, at Situ Agathis, there were five divisions of phytoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Bacillariophyta, and Chrysophyta) and four phyla of zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, and Arthropoda). Situ Kenanga has a saprobic index value ranging from -0,94 to -1,11. This value indicates that Situ Kenanga is in the α-mesosaprobic/polysaprobic phase. Situ Agathis has saprobic index value ranging from -1,56 to -1,80. This value indicates that Situ Agathis is in the polysaprobic/α-mesosaprobic phase. The two phases indicate that the waters of Situ Kenanga and Situ Agathis have a fairly heavy level of organic waste pollution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zifana Hazifa
"Telah dilakukan penelitian mengenai penilaian kualitas air secara biologis menggunakan bioindikator makrozoobentos di Situ Agathis dan Situ Salam Universitas Indonesia, Depok pada bulan Februari 2020 yang mewakili musim hujan. Situ Agathis dan Situ Salam merupakan dua situ yang secara berturut-turut merupakan awal dan akhir dari aliran air di situ KAMPUS UI, Depok. Penelitian bertujuan untuk membandingkan kualitas air dengan menggunakan makrozoobentos sebagai bioindikator dengan Family Biotic Index (FBI) dan mengkaji penggunaan indeks keanekaragaman Shannon Wiener dan indeks dominansi Simpson di Situ Agathis dan Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. Pengukuran parameter lingkungan fisik-kimia juga telah dilakukan seperti suhu, turbiditas, arus, TSS, TDS, pH, DO, BOD, fosfat dan nitrat. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kualitas air di Situ Agathis termasuk kategori sangat buruk dengan nilai FBI berkisar 7,69—9,47 dan Situ Salam tergolong perairan agak buruk dengan nilai FBI sekitar 6,00—6,41. Indeks keanekaragaman di kedua situ tergolong rendah dengan nilai <2,302 dan nilai indeks dominansi <0,5 yang artinya tidak ada jenis makrozoobentos yang mendominansi walaupun beberapa famili ditemukan dalam jumlah individu yang banyak. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan uji statistik Mann Whitney, terdapat perbedaan kualitas air di Situ Agathis dan Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. Kualitas air di Situ Salam cenderung lebih baik dibandingkan di Situ Agathis karena adanya sistem cascade pond. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisik-kimia yang telah dilakukan, Situ Agathis dan Situ Salam tergolong dalam perairan yang masih dapat ditoleransi oleh organisme makrozoobentos.

Research on biological water quality assessment using macrozoobenthos in Situ Agathis and Situ Salam Universitas Indonesia, Depok was conducted on February 2020 which represents the rainy season. The study aimed to compare water quality using macrozoobenthos as bioindicator with the Family Biotic Index and to examine the Shannon Wiener diversity index and the Simpson dominance index in Situ Agathis and Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. The measurement of physical and chemical environmental parameters such as temperature, turbidity, flow rate, TSS, TDS, pH, DO, BOD, phosphate and nitrate have also been carried out. Based on the results obtained, the water quality in Situ Agathis was classified as very poor with an average FBI score that ranged between 7.69—9.47 and Situ Salam was classified fairly poor with an average FBI score that ranged between 6.00—6.41. The diversity index in the two locations was classified as low diversity with the score <2.302 while the dominance index score is <0.5 which means there is no dominance even though some families are found in large number of individuals. Based on data analysis that has been carried out with the Mann Whitney statistical test, there are differences in water quality in Situ Agathis and Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. The water quality of Situ Salam tends to be better than Situ Agathis due to a cascade pond system. Based on the results of the measurements of physical and chemical environmental parameters that have been carried out, Situ Agathis and Situ Salam are classified as waters that can be tolerated by macrozoobenthos organisms."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Hema Saira
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulia
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan kelimpahan, bentuk, dan warna mikroplastik yang terkandung pada air, sedimen, dan keong mas Pomacea canaliculata di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel air, sedimen dan keong mas Pomacea canaliculata dilakukan di 3 titik lokasi yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel air (20 l) disaring dengan plankton net 350 mesh, sampel sedimen dimasukkan ke jar 250 ml menggunakan Ekman grab lalu dioven dan dihaluskan. Sampel keong mas dikoleksi sebanyak 20 sampel setiap Situ, kemudian dianalisis dengan melarutkannya pada HNO3 65%, lalu sampel dijenuhkan dengan NaCl agar mikroplastik dapat mengapung ke permukaan. Sampel dihomogenisasi (20 ml) dan selanjutnya 1 ml diletakkan di Sedgewick Rafter Chamber untuk diamati di bawah mikroskop dan dihitung kelimpahan mikroplastik, bentuk dan warnanya. Hasil dari penelitian, kelimpahan mikroplastik di Situ Kenanga sejumlah 434,33± 23,51 partikel L-1 pada air, 45.837,04 ± 36.305,97 partikel Kg-1 pada sedimen dan 1.320,33 ± 533,91 partikel Ind-1 dan 116,19 ± 37,1 partikel pergram Ind-1 pada keong mas. Kelimpahan mikroplasik di Situ Mahoni pada air sejumlah 437,67 ± 30,21 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 36.237,04 ± 16.702,59 partikel Kg-1, dan keong mas sejumlah 1.301,67 ± 200,72 partikel Ind-1 dan 148,38 ± 40,00 partikel pergram Ind-1. Hasil uji t dari sampel air, sedimen dan keong mas perindividu tidak terdapat perbedaan, sedangkan keong mas pergram ind-1 terdapat perbedaan. Bentuk mikroplastik yang ditemukan diantaranya adalah Fiber, fragmen, film, dan granula. Warna mikroplastik didominasi oleh hitam dan tidak berwarna.

A study was conducted to compare the abundance, shape, and color of microplastics contained in water, sediment, and gold snail Pomacea canaliculata in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia Campus, Depok. Sampling of water, sediment and gold snail Pomacea canaliculata was carried out at 3 locations, namely inlet, midlet, and outlet. The water sample (20 l) was filtered with a 350 mesh plankton net, the sediment sample was put into a 250 ml jar using an Ekman grab and then baked and mashed. The gold snail samples were collected as many as 20 samples each Situ, then analyzed by dissolving them in 65% HNO3, then the samples were saturated with NaCl so that the microplastics could float to the surface. The saturated sample was homogenized (20 ml) and then 1 ml was placed in the Sedgewick Rafter Chamber to be observed under a microscope and the microplastic abundance, shape and color were calculated. The results of the study, the abundance of microplastics in Situ Kenanga were 434.33 ± 23.51 particles L-1 in water, 45,837.04 ± 36,305.97 particles Kg-1 in sediments and 1,320.33 ± 533.91 particles Ind-1 and 116.19 ± 37.1 particles per gram Ind-1 in gold snails. The abundance of microplastics in Situ Mahoni in water was 437.67 ± 30.21 particles L-1, in sediments was 36.237.04 ± 16.702.59 particles Kg-1, and golden snails were 1,301.67 ± 200.72 Ind-1 particles and 148.38 ± 40.00 particles per gram Ind-1. The results of the t-test of water, sediment and individual gold snails were not different, while the gold snails per gram were different. The forms of microplastics found included fiber, fragments, films, and granules. The color of microplastics is dominated by black and colorless."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>