Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan fermentasi substrat padat pada beras dengan kapang
Aspergillus flavus group isolat 32A penghasil enzim amilase. Medium
fermentasi substrat padat terdiri dari substrat beras yang ditambahkan larutan
garam mineral dengan variasi kadar air 15%; 25%; 35%; 45%; 55% dan 65%.
Jumlah inokulum 2,77--6 X 107 CFU/ml. Fermentasi diinkubasi pada suhu
ruang (27--30o C) selama 30 jam. Hasil uji iodin pada sampel menunjukkan
pati telah dihidrolisis oleh enzim dari kapang. Pengujian aktivitas amilase
dilakukan dengan modifikasi metode Nishishe dkk. Aktivitas amilase pada
kadar air 15%; 25%; 35%; 45%; 55% dan 65% masing-masing adalah
0,29±0,029 U/ml; 1,04±0,19 U/ml; 1,94±0,25 U/ml; 6,15±0,23 U/ml; 5,92±0,74
U/ml dan 4,07±2,73 U/ml. Kadar air optimum untuk menghasilkan enzim
amilase adalah 45% (6,15±0,23 U/ml)."
Universitas Indonesia, 2006
S31385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
S31390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Amilase adalah enzim yang menghidrolisis pati menjadi gula
sederhana. Penelitian dilakukan dengan tujuan membandingkan aktivitas
amilase Aspergillus flavus group isolat 32A pada fermentasi substrat padat
singkong (Manihot esculenta Crantz.), ubi jalar (Ipomoea batatas Lamk.),
jagung (Zea mays L.), dan beras (Oryza sativa L.), serta menentukan substrat
yang memberikan aktivitas amilase tertinggi. Pengukuran aktivitas amilase
dilakukan dengan modifikasi metode Nishise. Aktivitas amilase tertinggi
diperoleh dari substrat beras (10,70+1,47 U/ml) dengan aktivitas spesifik
(45,87+11,11 U/mg). Aktivitas amilase terendah diperoleh dari substrat
jagung (0,18+0,09 U/ml) dengan aktivitas spesifik (1,09+0,49 U/mg)."
Universitas Indonesia, 2006
S31366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefyana Hernawati
"Asam kojat merupakan metabolit sekunder yang disekresikan oleh beberapa kapang dari genus Aspergillus melalui proses fermentasi. Senyawa ini sering digunakan sebagai zat aktif pemutih kulit pada produk kosmetik karena dapat menghambat aktivitas tirosinase dalam melanogenesis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sumber nitrogen kompleks terbaik, nilai pH optimal, dan kadar air awal optimal untuk produksi asam kojat dengan Aspergillus oryzae menggunakan metode fermentasi substrat padat. Optimasi sumber nitrogen kompleks dilakukan dengan menggunakan medium yeast extract, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah. Selanjutnya dilakukan optimasi nilai pH medium dan kadar air awal secara bertahap. Optimasi nilai pH medium dilakukan dengan tiga variasi, yaitu 3,5; 4,5; dan 5,5. Kadar air awal medium dioptimasi dengan variasi 70%, 80%, dan 90%. Dari empat variasi medium, didapatkan sumber nitrogen kompleks yang terbaik, yaitu kacang kedelai dengan perolehan kadar asam kojat sebesar 0,792 mg/ml. Nilai pH yang optimum untuk produksi asam kojat didapatkan pada pH 5,5 dengan kadar asam kojat sebesar 1,2888 mg/ml. Dari tiga variasi yang dilakukan dalam optimasi kadar air awal, diperoleh asam kojat dengan kadar tertinggi sebesar 3,1852 mg/ml pada kadar air awal 80%. Nilai yield sebagai penentu efisiensi proses fermentasi pada keadaan optimum didapatkan sebesar 0,0043 gg-1. Produktivitas dari proses fermentasi pada keadaan optimum diperoleh sebesar 0,0001 gg-1jam-1. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kondisi optimal pada fermentasi substrat padat dengan Aspergillus oryzae untuk asam kojat diperoleh dengan kacang kedelai sebagai sumber nitrogen kompleks, nilai pH 5,5, dan kadar air awal 80%.

Kojic acid is a secondary metabolite secreted by several molds from genus Aspergillus. It is often used as whitening agent in cosmetic products because of its ability to inhibit tirosinase activity in melanogenesis. The aim of this study is to obtain the best complex nitrogen source, optimal pH value, and optimal moisture content for kojic acid production by Aspergillus oryzae under solid-state fermentation. Optimization of complex nitrogen sources was carried out using medium yeast extract, soybean, mungbean, and groundnut. Furthermore, the optimization of pH value and initial moisture content were carried out gradually. Optimization of pH value was carried out with three variations (3.5, 4.5, and 5.5). Initial moisture content was also optimized with three variations (70%, 80%, and 90%). Of four variations of the medium, the optimal complex nitrogen source was obtained in soybeans with kojic acid levels of 0,792 mg/ml. The optimal pH value for kojic acid production was obtained at pH 5.5 with kojic acid levels of 1.2888 mg/ml. Three variations were carried out in the optimization of initial moisture content and the highest level of kojic acid was obtained 3.1852 mg/ml at an initial moisture content of 80%. The yield for determination of fermentation efficiency at optimal conditions was obtained at 0.0043 gg-1. The productivity of the fermentation process was obtained at 0.0001 gg-1hour-1 at optimal conditions. The conclusion of this experiment is optimal condition for solid-state fermentation by Aspergillus oryzae for kojic acid production was obtained with soybean as complex nitrogen source, pH value of 5.5, and initial moisture content of 80%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Rahma
"Salah satu bentuk komponen alami dari vitamin E adalah tokotrienol. Tokotrienol merupakan salah satu senyawa bioaktif yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dan sebagai antioksidan. Tokotrienol terkandung dalam berbagai minyak nabati salah satunya adalah minyak bekatul. Minyak bekatul diperoleh melalui proses ekstraksi bekatul. Pengayaan senyawa bioaktif tokotrienol pada minyak bekatul dapat dilakukan dengan metode fermentasi padat menggunakan kapang Aspergillus terreus. Penelitian ini melakukan variasi pH medium dan variasi jenis karbon tambahan untuk mengetahui efeknya terhadap perolehan kadar tokotrienol. Pada penelitian ini, variasi pH yang dilakukan adalah 4, 5, 6, 7, dan 8 serta variasi jenis karbon tambahan yang digunakan adalah glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Minyak bekatul diekstraksi menggunakan metode Green Bligh-Dyer dengan pelarut etil asetat, etanol, dan KCl 0,58% dalam akuades dengan perbandingan 48:17:35 (v/v/v). Kandungan senyawa dalam minyak bekatul hasil ekstraksi diuji menggunakan instrumen High-Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fermentasi bekatul pada pH 6 meningkatkan tokotrienol dengan perolehan kosentrasi tertinggi sebesar 23,710 ± 2,648 mg/g yakni 790 kali lebih banyak dibandingkan bekatul tanpa fermentasi namun tidak pada variasi jenis karbon tambahan. Optimasi jenis mikroorganisme dan kondisi fementasi lainnya perlu dilakukan agar didapatan kadar tokotrienol minyak bekatul yang lebih tinggi.

One of the natural component forms of vitamin E is tocotrienol. Tocotrienols are bioactive compounds that have many benefits for health and also acts as antioxidants. Tocotrienols can be obtained in various vegetable oils such as rice bran oil. Rice bran oil is obtained through the extraction of rice bran. Enrichment of the bioactive tocotrienol compounds in rice bran oil can be carried out by the solid fermentation method using Aspergillus terreus. This study is carried out with variations of the pH medium and the addition of various types of carbon to determine the effect on the production of tocotrienol. In this study, the variations used for pH are 4, 5, 6, 7, and 8. The variations used for carbon addition are 12 grams of glucose, fructose, and sucrose. Rice bran oil is then extracted using Green Bligh-Dyer method with ethyl acetate, ethanol and 0,58% KCl in distilled water with a ratio of 48:17:35 (v/v/v). The content of compounds in the extracted rice bran oil is tested using a High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) instrument. The results of this study indicated that rice bran fermentation increased the concentration of tocotrienols to its highest at pH 6 at 23,710 ± 2,648 mg/g which is 790 times fold than unfermented rice bran however there was no increase of the tocotrienol concentration in variations of carbon addition. Optimization of the types of microorganisms and other fermentation conditions needs to be done in order to obtain higher tocotrienol concentration."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Aldina Nabila
"Tokotrienol merupakan vitamin E tak jenuh yang memiliki bioaktivitas yang unggul. Tokotrienol dapat digunakan sebagai antioksidan, antikanker, agen neuroprotektif, dan penurun kolesterol. Salah satu sumber alami tokotrienol adalah bekatul. Bekatul merupakan produk samping yang terbuang selama proses penyosohan beras. Pengayaan senyawa bioaktif pada minyak bekatul dapat dilakukan dengan fermentasi padat menggunakan kapang Aspergillus terreus. Penelitian ini memvariasikan volume inokulum kapang yang ditambahkan pada proses fermentasi sebesar 1; 3; 5; 7; dan 9 mL untuk menentukan volume inokulum optimum yang menghasilkan kadar tokotrienol maksimum. Volume inokulum berpengaruh pada hasil metabolisme kapang dalam meningkatkan senyawa bioaktif pada minyak bekatul yang difermentasi. Hasil uji minyak bekatul menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapatkan volume inokulum optimum sebesar 5 mL dengan perolehan tokotrienol 4509,91 ppm. Senyawa bioaktif lainnya yang memiliki aktivitas antioksidan yang terdapat pada minyak bekatul dianalisis menggunakan GC-MS. Sejumlah senyawa yang teridentifikasi yaitu asam pentadekanoat, 14-metil-, metil ester (C17H34O2), asam heksadekanoat (C16H32O2), asam 9-dodekenoat metil ester (C13H24O2), dan asam oleat (C18­H34O2).

Tocotrienols are unsaturated vitamin E with superior bioactivity. Tocotrienols can be used as antioxidants, anticancer, and neuroprotective and cholesterol-lowering agents. One of the natural sources of tocotrienols is rice bran. Rice bran is a by-product that is wasted during the milling process of rice. Enrichment of bioactive compounds in rice bran oil can be done by solid-state fermentation using the mold Aspergillus terreus. This study varied the volume of mold inoculum added to the fermentation process by 1; 3; 5; 7; and 9 mL to determine the optimum inoculum volume that produces maximum tocotrienol content. The volume of inoculum affects the results of mold metabolism in enriching bioactive compounds in fermented rice bran oil. The results of the rice bran oil test using spectrophotometer UV-Vis obtained an optimum inoculum volume of 5 mL with a tocotrienol content of 4509.91 ppm. Other bioactive compounds that have antioxidant activity in rice bran oil were analyzed using GC-MS. The identified compounds are pentadecanoic acid, 14-methyl-, methyl ester (C17H34O2), hexadecenoic acid (C16H32O2), 9-dodecenoic acid methyl ester (C13H24O2), and oleic acid (C18­H34O2).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Ramadhan Aridis
"ABSTRAK
Proses penggilingan padi akan menghasilkan produk samping, salah satunya yaitu bekatul yang memiliki potensi yang sangat besar baik dari segi ekonomi maupun kesehatan tubuh jika diolah lebih lanjut, namun hingga saat ini pemanfaatan bekatul masih sangat terbatas. Bekatul mengandung kadar minyak yang cukup tinggi yaitu sekitar 10-23% yang terdiri atas 80% asam lemak tak jenuh dan 20% asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh umumnya diperoleh dari minyak ikan, namun minyak ikan mempunyai harga yang mahal dan berbau amis. Kandungan asam lemak tak jenuh pada bekatul dapat diperkaya dengan memanfaatkan kapang Aspergillus terreus, karena kapang tersebut dapat menghasilkan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibanding jenis kapang Aspergillus lainnya. Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi pH medium terhadap peningkatan kadar asam lemak tak jenuh pada minyak bekatul hasil fermentasi menggunakan kapang Aspergillus terreus. Metode fermentasi yang digunakan adalah metode fermentasi padat dengan metode ekstraksi Bligh-Dyer termodifikasi dan instrumen Gas Chromatography/Mass Spectrometry (GC-MS) digunakan untuk mengetahui komposisi dan kandungan dari asam lemak tak jenuh dalam minyak bekatul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH medium optimum untuk peningkatan kadar asam lemak tak jenuh dalam minyak bekatul dengan menggunakan Aspergillus terreus, yaitu pada pH 5 dengan kadar asam lemak tak jenuh semula 74,835% menjadi 76,719%.

ABSTRACT
The rice milling process will produce side products, one of them is rice bran which has enormous potential both in terms of economy and health if it is further processed, but until now the use of rice bran is still very limited. Rice bran contains a fairly high oil content, which is around 10-23% consisting of 80% unsaturated fatty acids and 20% saturated fatty acids. Unsaturated fatty acids are generally obtained from fish oil, but fish oil has a high price and smells fishy. The content of unsaturated fatty acids in rice bran can be enriched by using Aspergillus terreus, because these molds can produce unsaturated fatty acid higher than other types of Aspergillus. This study examines the effect of pH of the medium variations on increasing unsaturated fatty acid content in fermented rice bran oil using Aspergillus terreus. The fermentation method used is solid-state fermentation with modified Bligh-Dyer extraction method and Gas Chromatography/Mass Spectrometry (GC-MS) instrument is used to determine the composition and content of unsaturated fatty acids in bran oil. The result showed that the optimum pH of the medium for increasing the unsaturated fatty acid contents in rice bran oil using Aspergillus terreus, which is at pH 5 with the initial unsaturated fatty acid content of 74.835% to 76.719%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Swasono Adhi
"Bekatul merupakan salah satu produk sampingan sebanyak 10% dari seluruh hasil penggilingan padi. Bekatul mengandung sekitar 12-18,5% minyak bekatul yang menjadi sumber senyawa-senyawa bioaktif yang bermanfaat. Kandungan-kandungan bioaktif dan asam lemak di dalam minyak bekatul dapat dimanfaatkan pada bidang kesehatan. Peningkatan hasil rendemen minyak bekatul dapat dilakukan dengan melakukan proses fermentasi padat menggunakan kapang Aspergillus terreus. Faktor yang dapat mempengaruhi proses fermentasi bekatul diantaranya adalah rasio massa penambahan sumber nutrisi dan jenis sumber nitrogen tambahan. Penelitian ini memvariasikan rasio massa penambahan karbon dan nitrogen sebagai sumber nutrisi sebesar 25:1, 30:1, 35:1, 40:1, dan 45:1. Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil metabolisme kapang dalam peningkatan asam lemak. Bekatul yang telah difermentasi, akan diekstraksi menggunakan metode sonikasi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana dan etanol. Analisis kandungan yang terdapat di dalam minyak bekatul akan dilakukan dengan menggunakan instrumen Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis nitrogen tambahan yang cocok untuk sumber nutrisi Aspergillus terreus pada fermentasi padat dengan medium bekatul adalah jenis nitrogen organik (pepton) dengan rendemen minyak bekatul sebesar 10,46% dan rasio massa penambahan sumber nutrisi karbon dan nitrogen adalah rasio 45:1 dengan rendemen minyak bekatul sebesar 10,40%. Proses ekstraksi dari sampel hasil fermentasi padat bekatul dengan kapang Aspergillus terreus untuk menghasilkan minyak bekatul terbanyak adalah dengan menggunakan pelarut polar (etanol). Senyawa antioksidan yang teridentifikasi pada ekstrak minyak bekatul yaitu asam linoleat dan asam a-linolenat

Rice bran is one of the by-products, accounting for about 10% of the total rice milling yield. Rice bran contains approximately 12-18.5% rice bran oil, which serves as a source of beneficial bioactive compounds. The bioactive contents and fatty acids in rice bran oil is beneficial for health. To increase the rice bran oil yield, solid-state fermentation processes can be conducted using Aspergillus terreus. Factors affecting the rice bran fermentation process include the mass ratio of nutrient sources addition in fermentation medium and the addition of nitrogen sources. This study varied the mass ratio of carbon and nitrogen addition as a nutrient source in fermentation medium at 25:1, 30:1, 35:1, 40:1, and 45:1. Both factors can affect fungal metabolism and the increase in fatty acids during rice bran fermentation. After that, the result of rice bran fermentation process will undergo an extraction process using a multi-step sonication method with n-hexane and ethanol as solvents. The content of rice bran oil will be analyze using Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS). The results of this study indicate that the suitable type of additional nitrogen for Aspergillus terreus nutrition in solid-state fermentation with rice bran medium is organic nitrogen (peptone), yielding rice bran oil at 10,46%. The optimal mass ratio of added carbon and nitrogen nutrients is 45:1, resulting in a rice bran oil yield of 10.40%. The extraction process of rice bran oil from the solid-state fermentation sample with Aspergillus terreus is most effective using a polar solvent (ethanol). The identified antioxidant compounds in the rice bran oil extract include linoleic acid and a-linolenic acid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryono Bambang Ardhyo
"ABSTRAK
Nitrogen merupakan salah satu unsur makronutrien yang penting bagi bakteri, baik secara struktural maupun fungsional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan enam variasi sumber nitrogen, yaitu kombinasi ekstrak khamir dengan bakto-pepton, ekstrak khamir, bakto-pepton KNO3, (NH4)2SO4, dan urea dalam medium Pamatong modifikasi, terhadap aktivitas amilase bakteri termofil Bacillus sp. Th4, pada fermentasi 20 jam.
Aktivitas amilase bakteri pada enam variasi sumber nitrogen diuji dengan metoda Morgan & priest modifikasi. Pengukuran kadar gula pereduksi yang terbentuk dengan pereaksi DNS. Aktivitas amilase dinyatakan dalam unit/ml.
Hasil pengujian statistik menunjukkan ada pengaruh penambahan enam variasi sumber nitrogen terhadap aktivitas amilase bakteri. Perbedaan-rata-rata aktivitas amylase terjadi antara (NH4)2SO4. dengan KNO3, bakto-pepton, dan kombinasi ekstrak khamir dengan bakto-pepton, begitu pura antara urea dengan KNO3, bakto-pepton, dan kombinasi ekstrak khamir dengan bakto-pepton. Rata-rata aktivitas amilase bakteri yang maksimar, diperoleh dengan penambahan sumber nitrogen bakto-pepton.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>