Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Alfiansyah Halim
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Telah dilakukan pencacahan secara kualitatif dengan metode subsampel terhadap sampel fitoplankton dan zooplankton yang berasal perairan Teluk Jakarta, Sungai Ciliwung, dan Situ Cikaret. Sampel plankton dicuplik dari stasiun yang telah ditetapkan di masing-masing tipe perairan pada bulan Agustus dan Oktober 1998. Untuk mengetahui hubungan kuantitatif antara fitoplankton dengan zooplankton dilakukan uji korelasi Spearman.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara fitoplankton dan zooplankton di perairan Teluk Jakarta dan Situ Cikaret pada bulan Oktober bersifat positip. Korelasi negatip ditunjukkan oleh hubungan antara fitoplankton dan zooplankton di Sungai Ciliwung dan Situ Cikaret pada bulan Agustus. Hubungan negatip antara fitoplankton dan zooplankton di Situ Cikaret disebabkan oleh tingkat pemakanan fitoplankton oleh zooplankton.
Alasan ini tidak berlaku untuk hubungan yang sama di Sungai Ciliwung. Secara keseluruhan, hubungan antara fitoplankton dan zooplankton yang terjadi di tiga tipe perairan tersebut di atas tidak dapat diterangkan oleh ketiga teori hubungan fitoplankton dan zooplankton yang ada. Perbedaan kimia fisik perairan dan komposisi struktur komunitas plankton diduga sebagai salah satu penyebab tidak selarasnya hubungan antara fitoplankton dan zooplankton dari ketiga tipe perairan dengan teori yang ada.
Hasil pencacahan menunjukkan bahwa kepadatan plankton (dalam log 10) di tiga tipe perairan sangat fluktuatif berkisar antara 4,1541 - 7,7962 untuk fitoplankton di perairan Teluk Jakarta dan 0 - 6,2286 untuk zooplankton di Sungai Ciliwung.
Kelompok fitoplankon yang dominan adalah Bascillariophyta di perairan Teluk Jakarta dan Sungai Ciliwung, sedangkan di Situ Cikaret adalah Cyanophyta. Untuk zooplankton Copepoda merupakan kelompok dominan di perairan Teluk Jakarta, sedangkan di Sungai Ciliwung dan Situ Cikaret didominasi oleh kelompok Rotifera."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Rachman
"Penelitian hubungan kuantitatif antara fitoplankton dan zooplankton herbivor di Teluk Jakarta telah dilakukan pada Agustus dan September 2009. Sampel pada 10 stasiun diambil secara horizontal menggunakan jaring Kitahara untuk sampel fitoplankton dan jaring NORPAC untuk zooplankton. Tabulasi data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Kelimpahan kelompok Diatom, Dinoflagellata, dan Cyanophyta memiliki korelasi negatif terhadap kelimpahan zooplankton herbivor pada bulan Agustus 2009. Kelimpahan zooplankton herbivor dapat dijelaskan sebesar 23,4% dengan persamaan regresi linear yang terbentuk pada bulan Agustus 2009. Kelimpahan kelompok Diatom, Dinoflagellata, dan Cyanophyta memiliki korelasi positif terhadap kelimpahan zooplankton herbivor pada bulan September 2009. Kelimpahan zooplankton herbivor dapat dijelaskan sebesar 88,8% dengan persamaan regresi linear yang terbentuk pada bulan September 2009.

Research on quantitative relationship between phytoplankton and herbivore zooplankton in Jakarta Bay was conducted on August and September 2009. Sample at 10 stations was taken horizontally by Kitahara net for phytoplankton and NORPAC net for zooplankton. The data tabulation are showed in tables and graphs and also analyzed descriptively. Abundance of Diatom, Dinoflagellate, and Cyanophyta have negative correlation for herbivore zooplanktons on August 2009. Abundace of herbivor zooplankton can explain 23,4% by regression linearity on August 2009. Abundance of Diatom, Dinoflagellat, and Cyanophyta have positive correlation for herbivore zooplanktons on September 2009. Abundace of herbivor zooplankton can explain 88,8% by regression linearity on September 2009."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfade
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Alief Farid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Aulia Handayani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S31326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwadi Eka Tjahjono
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mempelajari dan memahami tentang hubungan antara pranata sosial-ekonomi dengan kondisi kemiskinan dan pemiskinan masyarakat di desa Meok. Secara khusus penelitian ini mengkaji hubungan antara pola produksi, pola distribusi dan pola konsumsi dan kemiskinan serta pemiskinan masyarakat Desa Meok.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan teori, khususnya pada masalah-masalah antropologi pembangunan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kerangka pemikiran untuk memahami gejala-gejala sosial-budaya yang terjadi dalam proses pembangunan, sehingga dapat dibuat suatu kebijakan atau keputusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Konsep kemiskinan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai kondisi kerentanan dan ketidakmampuan yang dialami individu atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Sedang konsep pemiskinan dirumuskan sebagai proses yang menyebabkan individu atau masyarakat menjadi miskin atau bertambah miskin. Pranata sosial-ekonomi dalam penelitian ini dirumuskan sebagai sistem hubungan sosial yang mantap yang mengatur pola produksi, pola distribusi dan pola konsumsi dalam memenuhi keperluan (kebutuhan) pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur--berfokus, artinya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan tidak dengan struktur tertentu tetapi tetap terfokus kepada satuan-satuan gejala yang menjadi pokok kajian penelitian ini. Hasil wawancara ada yang. direkam ke dalam pita kaset, ada yang dicatat langsung dan ada pula yang dicatat kemudian, tergantung dari suasana dan individu yang diwawancarai.
Macam data yang dikumpulkan melalui pengamatan terlibat meliputi jenis mata pencarian, pengolahan komoditas, jenis peralatan dan cara penggunaannya, pendistribusiannya, pola konsumsinya dan kondisi lingkungan hidupnya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih realistis maka masalah-masalah tersebut dilacak pada tingkat pendapatan keluarga, tingkat pengeluaran rata-rata perbulan (pola konsumsinya), tingkat pendidikan dan kesehatan.
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan infomasi mengenai pandangan-pandangan masyarakat Desa Meok yang mencakup norma-norma atau aturan-aturan yang tercermin pada pranata sosial-ekonominya, tentang pengalaman dan perasaannya yang berhubungan dengan keadaan kemiskinan dan pemiskinan.
Penelitian ini dilakukan di Desa Meok, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Pemilihan desa tersebut sebagai lokasi penelitian karena Desa Meok merupakan desa yang mayoritas penduduknya terdiri dari suku bangsa Enggano, dan kondisi masyarakatnya sebagian besar masih dalam keadaan miskin.
Hasil penelitian mengungkapkan batasan pengertian kemiskinan menurut masyarakat Desa Meok sebagai berikut: bahwa orang atau rumah tangga yang dikategorikan miskin mempunyai ciri-ciri rumahnya jelek, tidak punya uang, tidak punya apa-apa, tidak pernah pergi ke Bengkulu, pekerjaannya hanya sebagai anak buah (buruh). Dalam batasan tentang kemiskinan, tidak terdapat unsur pemilikan luas lahan, tingkat pendidikan dan kesehatan, hal ini disebabkan oleh kondisi dan situasi lokalitas mereka. Dengan demikian batasan mengenai kemiskinan dapat dirumuskan sebagai kondisi individu atau rumah tangga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya; mobilitasnya rendah dan kedudukan dalam struktur pekerjaan hanya sebagi buruh.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pola produksi yang belum mampu memberikan nilai tambah yang lebih maksimal terhadap sumberdaya alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Meok dalam menghadapi persaingan bebas dalam pola distribusi yang cenderung mengarah kepada sistem ekonomi pasar. Rendahnya produktivitas dan kecilnya nilai tambah serta kekalahan dalam transaksi menyebabkan tingkat pendapatan rumah tangga mereka dengan sendirinya menjadi sedikit. Dengan pendapatan yang sedikit tersebut akan menjadi hambatan atau kendala bagi mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Di samping tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya mereka juga tidak punya kesempatan untuk mengakumulasikan surplus dalam rangka investasi untuk pemilikan faktor produksi.
Sikap dan perilaku masyarakat golongan miskin dalam menghadapi gejala sosial di lingkungannya ditunjukkan (diungkapkan) melalui gejala kepasrahan yang menjurus pada fatalisme dalam kehidupan sehari-hari, dan partisipasi semu dalam memberikan respon terhadap pembangunan. Sehingga tanpa mereka sadari, mereka telah membiarkan kondisi kemiskinan tersebut melembaga di dalam lingkungan sosialnya. Ini dapat diamati dalam orientasi mereka terhadap masa depan, misalnya dalam perilaku menabung atau menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi belum tampak dalam kehidupan masyarakat miskin di Meok. Juga dalam proses penerusan (pewarisan) jenis pekerjaan yang dilakukan orangtuanya kepada anak-anaknya yang mulai meningkat remaja. Jika hal ini berlangsung secara berlanjut terus menerus dari orangtua ke anak-anaknya maka besar kemungkinannya kemiskinan yang dialami oleh masyarakat di Desa Meok akan menjadi suatu gaya hidup atau way of life."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Faiqoh
"Hurun Gulf waters including Fisheries Management Area (WPP) and the Java Sea in the area of Lampung Bay waters. Hurun Bay around many ponds, sights, and karamba Floating Net, so the activities carried out at sea and on land can have a negative effect on this region, especially the quality of aquatic environment. Therefore, to study the depth of the plankton community structure that can be used as the basis of information in monitoring the condition of the waters.
This research was conducted during two weeks in January, February, and March. Defined 15 stations taking measurements and water and plankton samples, with two replications, from each station. Determination of the station based on the condition of the area.
Sampling for phytoplankton taken with a Kitahara net cone with diameter 31 cm, length 100 cm and eye net size for surface and vertical net 80 m. Zooplankton sampling with a NORPAC net with diameter 45 cm, 180 cm length and eye net size for surface and vertical net 300 m. These samples were preserved with formalin 4 then analyzed in the laboratory using the method of sub-samples. Plankton was observed and analyzed using a microscope binoculars. The instrument used for measuring chemical and physical parameters are thermometer, refraktometer, Secchi disc, and bathymetrimeter. Vehicle used was 40 HP fishing boat.
Phytoplankton species identification results of the surface are 50 genera, including in the class 3 or Diatoms Bacillariophyceae (36 genera), Cyanophyceae (3 genera) and Dinophyceae (11 genera) and the vertical is 56 genera which are 36 genera composition classes Bacillariophyceae, 4 genus 16 genus of Cyanophyceae and Dinophyceae. The dominant genus of the class is Bacillariophyceae Chaetoceros, Thalassiosira, Thalassionema and Biddulphia and three genera of the class Dinophyceae is Ceratium, Noctiluca and Protoperidinium. Diversity index values range in the surface 1.50 (Station 15) - 0.59 (Station 10), while the vertical 1.79 (Station 9) - 0.78 (Station 15). The range of values of surface uniformity index 0.47 (Station 15) - 0.17 (Station 10), whereas the vertical range of values uniformity index 0.64 (Station 9) - 0.16 (Station 15). Dominance is the highest index of 0.83 indicates that dominance is. Total abundance of phytoplankton ranged from the lowest 750 cells / l until the highest 192750 cells / l.
The dominant zooplankton obtained from the class Crustacea, which is taking 24 genera in the genus 19 surface and vertically, Protozoa class (on the surface of genus 17 and 18 are vertical), Annelida (on the surface of genus 7 and 6 are vertical), Protochordata (there are two genus on the surface or vertical), molluscs (two genera), and Rotifera Echinodermata one genus. Diversity index values range in the Surface, 2.27 (Station 4) - 0.64 (Station 3) and the Vertical 2.33 (Station 1) -0.82 (Station 15). The range of surface uniformity index value, 0.99 (Station 2) -0.42 (Stasiun12), whereas the vertical range of values uniformity index 0.95 (Station 4) -0.54 (Station 14). Dominance is the highest index of 0.66, indicating that dominance was.
The lowest surface abundance of 6750 ind / l (Station 14), the highest 144000 ind / l (Station 3). Phytoplankton relationships with environmental factors, phytoplankton abundance parameters are influenced by phosphate and brightness, but the most affecting is phosphate, when viewed between phytoplankton abundance parameters week has a close affinity with salinity, DO, depth and pH. Zooplankton relationships with environmental factors seen in between stations have a close connection with the phosphate and brightness, and when viewed from the inter-week zooplankton abundance parameter has a close affinity with salinity, DO, phosphate and pH. Relationships of phytoplankton-zooplankton abundance correlated positively linear in time corresponding to the regression equation Y = 0,502X – 8226. The results showed that herbivorous zooplankton feed speed is proportional to the speed increase phytoplankton populations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T29018
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Distribusi spasial fitoplankton sungai Rokan ini meliputi kelimpahan dan biomassa fitoplankton, hal ini menggambarkan karakteristik umum suatu badan air sehingga dapat digunakan untuk menentukan kesuburan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial kelimpahan dan biomassa fitoplankton berdasarkan kesuburan perairan di Sungai Rokan Riau. Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan selama empat kali dalam setahun yaitu bulan Maret, Mei, Juni dan Oktober tahun 2011. Contoh fitoplankton diambil menggunakan Kemmerer water sampler volume 500 mL dengan metode pengendapan dan diidentifikasi di laboratorium Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Palembang menggunakan mikroskop inverted dengan pembesaran 40 kali. Kelimpahan fitoplankton dihitung menggunakan metode Sedweigt Rafter dan biomassa dihitung berdasarkan kandungan klorofil-a perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Sungai Rokan ditemukan tiga kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae (19 genera), Chlorophycea (15 genera) dan Cyanophyceae (8 genera). Kelimpahan total fitoplankton berkisar 8.800 sell/L? 210.300 sell/L. Rata-rata kelimpahan fitoplankton tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu 210.300 sell/l dan terendah bulan Juni yaitu 8800 sell/l. Biomassa fitoplankton berkisar 0,56 mg/L ? 2,23 mg/L menunjukan eutrofikasi yang rendah. Parameter yang mencerminkan kesuburan perairan adalah kecerahan 17-52 cm, kekeruhan (TSS) <50 mg/L, kadar oksigen terlarut tidak kurang dari 4 mg/L, suhu 26,5 ? 32,7oC dan pH=7, serta total nitrogen (TN) berkisar 0,292 ? 0,98 mg/L dan total fosfat (TP) berkisar 0,063 -0,087 mg/L. Biomassa fitoplankton berkisar 0,56 mg/L - 2,23 mg/L. Kualitas perairan di Sungai Rokan masih dalam katergori bagus untuk kehidupan petumbuhan plankton"
570 LIMNO 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Geo Sahid Akbar Mardani
"Pulau Enggano yang memiliki keterbatasan di bidang pelayanan medis dan penggunaan lahan memerlukan fasilitas yang mampu menunjang dan mengingkatan pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan membandingkan kelayakan ekonomi dan waktu pembangunan rumah sakit terapung dengan metode konversi barge second-hand dan pembuatan desain lambung baru rumah sakit terapung sebagai gagasan pengingkatan taraf kesehatan penduduk Pulau Enggano. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari sisi cost dan lama pengerjaan antara konversi barge second-hand menjadi rumah sakit terapung jika dibandingkan dengan pembangunan rumah sakit terapung menggunakan desain lambung baru. Untuk memenuhi beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014, penulis menyarankan agar sebaiknya perancangan rumah sakit terapung untuk Pulau Enggano menggunakan desain lambung baru.

Enggano Island has limitations in the term of medical services and land use and requires a facility that can support and improve health conditions for the native. This study aims to analyze and compare the economic and time feasibility of floting hospital as an idea to increase the health care for the people of Enggano Island that apply conversion to a second hand barge and floating hospital that uses a newly designed hull. This research conducts a quantitative method with a descriptive design. The results shows that there was a significant difference in the cost and time consumed between the conversion of second hand barge to floating hospital when compared with a newly designed hull. To fulfill many requirements from the Regulation of the Minister of Health of Republic Indonesia No. 24 year 2014, author suggest that the design that should be used with the newly designed hull floating hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>