Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131354 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellyanufara
"ABSTRAK
Panas testis yang melebihi suhu skrotum akan menyebabkan perubahan pada testis. Sebagaimana diketahui banwa apapun bentuk panas, apabila dikenai pada testis akan bersifat merusak jaringan testis dan perkembangan sel-sel spermatogenik yang ada di dalam tubulus testis.
Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh pemanasan testis secara berulang terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa mencit (Mus musculus L.) strain CBR.
Dari 50 ekor mencit yang berumur 3-4 bulan dan mempunyai berat badan sekitar 20-25 gram, dibagi menjadi lima kelompok. Kelima kelompok mencit tersebut adalah, kelompok kontrol tanpa periakuan (K1), kelompok kontrol yang dibius selama 10 menit (K2), kelompok pemanasan testis 390C (P1), kelompok pemanasan testis 40°C (P2) dan kelompok pemanasan testis 410C (P3). Lamanya pemanasan untuk setiap kelompok diberikan selama 10 menit. Perlakuan diulang sebanyak empat kali dengan selang waktu sembilan hari atau satu siklus epitel seminiferus. Kemudian mencit dimatikan dengan eter dan dibedah untuk diambil sperma yang tersimpan di dalam vas deferens. Selanjutnya spermatozoa yang dikeluarkan dari vas deferens dihitung jumlah prosentase viabilitas dan morfologi spermatozoa yang abnormal.
Dari uji statistik diperoleh hasil bahwa pemanasan testis pada suhu 39 C, 40 C, dan 41°C berpengaruh terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa. Sedangkan berat testis terpengaruh pada pemanasan 41°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ekatiwi
"[ ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh infusa daun keluwih
(Artocarpus camansi Blanco) terhadap pematangan spermatozoa mencit (Mus
musculus L.) jantan di epididimis. Sebanyak 24 ekor mencit jantan dibagi menjadi
4 kelompok, yaitu kelompok kontrol (KK) yang diberikan perlakuan berupa
akuades, kelompok perlakuan 1 (KP1), kelompok perlakuan 2 (KP2), dan
kelompok perlakuan 3 (KP3) yang diberikan infusa daun keluwih dengan dosis
berturt-turut yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg bb selama 8 hari. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penurunan persentase motilitas spermatozoa pada kelompok
perlakuan dosis 2,5 g/kg bb dan peningkatan persentase motilitas serta
abnormalitas pada dosis 5 g/kg bb dan 10 g/kg bb. Hasil penelitian menunjukkan
adanya penurunan persentase viabilitas spermatozoa pada kelompok perlakuan
dosis 2,5 g/kg bb; 5 g/kg bb; dan 10 g/kg bb. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pemberian infusa daun keluwih (Artocarpus camansi Blanco) memiliki pengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas spermatozoa mencit jantan
ABSTRACT The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa., The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf’s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf’s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.]"
Universitas Indonesia, 2016
S62726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah
"1(1 jamuju (Podocarpus imbncatus) merupakan tanaman tingkat
tinggi yang termasuk ke dalam golongan Spermatophyta (tumbuhan
berbiji) dan keluarga Podocarpacae. Tanaman mi berukuran besar clan
merupakan pohon tertinggi di daerah tropis. Tinggi pohon dapat mencapal
60 meter, kadang-kadang Iebth, garis tengah batangnya sampal 200 cm
Tanaman Podocarpus imbricatus tumbuh subur di Indonesia, pada
daerah yang tinggi clan dingmn dengan ketinggian 700 - 2900 meter di atas
permukaan laut terutama di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi clan Nusa Tenggara. Tanaman mi hldup clan berkembang di
daerah tropis dan subtropis terutama Asia bagian timur, Asia Tenggara,
Australia clan Amenka Latin. Buah, daun clan kUfit batang Podocarpus mempunyal khasiat
sebagal obat untuk penyakit jantung, ginjal, paru-paru, reumatik clan
penyakit darah. Bermacam-macam spesies Podocarpus mengandung
senyawa yang mempunyal sifat-sifat biotogl yang luas termasuk akttvttas
anti tumor (anti kanker).
Penelitian ml bertujuan untuk mengisolasi clan menentukan struktur
molekul senyawa kimia yang terkandung dalam buah Podocarpus
imbricatus. Isotasi dilakukan dengan cara merendam buah yang telah
dihaluskan di dalam pelarut metanol. Ekstrak metanol tersebut
dipekatkan dengan ffrotary evaporator kemudian diekstraksi dengan
kioroform air = I : 1. Pemisahan komponen ddakukan dengan cara
kromatografl kolom, kioroform clan metanol digunakan sebagai fase
gerak clan silika gel 7734 sebagal fase diam. Setanjutnya melakukan
pemumian komponen krlstal dengan dengan kromatografl kolom clan
rekristalisasi. Komponen-komponen yang telah mumi ditentukan struktur
molekulnya dengan menggunakan spektrofotometer FTIR, GC-MS, MS,
APCI, 1 H-NMR clan 13C-NMR.
Senyawa kimia yang berhasil dilsolasi clan ditentukan struktur
mofekulnya adalah senyawa asam-a.- pimarat dengan rumus molekul
C1-102 clan senyawa lain dengan berat molekul 318 yang diduga
merupakan senyawa diterpen"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Asmarinah
"Telah. lama diketahui bahwa bpermatogenesis mudah dipengaruiii oleh.kenaikan suhu di sekitar testis, Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh pemanasan testis in vivo secara berulang dengan menggunakan air terhadap jumlah spermatogonia A dan spermatosit primer pakhiten, yang dilakukan pada mencit n (Mus musculus L.) strain CER« Mencit dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol tanpa perlakuan apapun, kelompok kontrol dengan perlakuan pembiusan selama 10 menit, kelompok pemanasan. testis 39 °C selama 10 menit, kelompok pemanasan testis 40 °C selama 10 menit dan kelompok pemanasan testis 4I °0 selama 10 menit. Perlakuan-perlakuan tersebut masing-masing diberikan empat kair ulangan dengan selang waktu' sembilan hari di antara tiap ulangan, Setelah empat kali ulangan, mencit ditimbang lalu testisnya diambil dan kemudian ditimbang, Setelah itu testis dibuat preparat histologi, Jumlah; spermatogonia A dan spermatosit primer pakhiten dihitung serta diameter tubulus seminiferus diukur,- Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemanasan testis in vivo tidak berpengaruh terhadap jumlah spermatogonia A, tetapi berpengaruh terhadap jumlah spermatosit primer pakhiten, Khusus peman-asan testis bersuhu 41° C mempengaruhi berat testis dan ukuran diameter tubulus.seminiferus"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochman Isdiyanto
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa panas pada suhu yang lebih tinggi daipada suhu tubuh, apa pun bentuk dan sumber panas itu berasal, dapat bersifat antifertilitas terhadap mamalia jantan, khusunya pada individu yang mempunyai testis tersimpan di dalam skrotum. Dalam penelitian ini dilakukan efek pemanasan terhadap testis tikus (Rattus norvegicus L.) strain LMR. Tikus jantan dewasa sebanyak 48 ekor, umur 4-5 bulan dan berat badan 210-265 gram, dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, kontrol tanpa dibius (K); Kelompok II, kontrol yang dibius selama 15 menit (Kb); Kelompok III, skrotum berisi testis direndam dalam air bersuhu 45 0C selama 15 menit (E2). Setelah berlangsung 2 siklus spermatogenesis (104 hari) sejak perlakuan diberikan, tikus dibedah untuk diamati spermatozoanya. Efek antifertilitas dapat diketahui dengan menghitung jumlah persentase viabilitas dan morfologi spermatozoa abnormal yang berasal dari vas deferens. Hasil uji dari statistik yang diperoleh, efek perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara K, Kb,E1 dan E2 masing-masing terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa abnormal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Suriady W
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh
penyuntikan CdCl2 dosis tunggal (IP) terhadap sistem tulang
keras fetus mencit strain CBR. Penyuntikan dilakukan pada
hari kehamilan ke-7 terhadap 30 ekor induk yang dibagi menjadi
3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok penyuntikan 0 n
mol CdCl2/kg b.b. (plasebo); 15 p mol CdCl2/kg b.b.; dan
20 [1 mol CdCl2/kg b.b. dengan pelarut akuabidestilata. Pada
hari kehamilan ke-18 induk dibunuh, kondisi intrauterin dicatat,
dan fetus diwarnai dengan Alizarin Red S. Pengamatan
dilakukan dengan membandingkan sistem tulang keras fetus
perlakuan dengan plasebo, dan kelaihan dikenali berdasarkan
literatur. Hasil Uji Jonckheere-Terpstra (a = 0,05)
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hardwiyantoro
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penyuntikan CdCl~ dosis tunggal intraperitoneal terhadap .<;. malformasi mor-fologi luar fetLts mencit galur CBR. Penyuntikan dilakukan pada hari ke-7 kehamilan terhadap 30 ekor induk yang dib~gi menjadi 3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok penyuntikan 0 mg CdC1 2 /kg b.b. (plasebo); 2,5 mg CdC12 /kg b.b.; dan 3,5 mg CdC1 2 /kg b.b. dengan pelarut akuabidestilata. Pada hari ke-18 kehamilan induk dibunuh, kondisi intrauterin dicatat, dan fetus dimasukkan dalam larutan Bouin. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan morfologi luar fetus perlakuan dengan plasebo, dan malformasi luar ditetapkan berdasarkan literatur. Hasil Uji Kruskal-Wallis (a = 0,05) terhadap persentase kegagalan berimplantasi, berat dan panjang badan fetus tidak berbeda nyata. Hasil Uji Jonckheere-Terpstra (a = 0,05) menunjukkan kematian pasca implantasi dan malformasi morfologi luar cenderung meningkat seiring kenaikan dosis. Deviasi morfologi yang ditemukan yaitu: hematoma, fusi plasenta, dan retardasi pertumbuhan. Hasil Uji Kruskal-Wallis terha~ dap malformasi polidaktili ekstremitas depan berbeda nyata pada seluruh kelompok penyuntikan, namun tidak berbeda terhadap malformasi eksensefali."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Budi Setia Asih
"Telah dilakukan penelitian eksperimental terhadap jumlah total, motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa pada 25 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss. Penyuntikan dilakukan secara intraperitoneal selama 36 hari. Kelompok eksperimen 1 (KE 1), terdiri dan kelompok mencit yang disuntik dengan dosis 0,0225 mg Cd 2+/kg b.b., kelompok eksperimen 2 (KE 2) terdiri dari kelompok mencit yang disuntik dengan dosis 0,0450 mg Cd2+/kg b.b., kelompok eksperimen 3 (KE 3), terdiri dan kelompok mencit yang disuntik dengan dosis 0,0900 mg Cd2+/kg b.b., dan kelompok eksperimen 4 (KE 4), terdiri dari kelompok mencit yang disuntik dengan dosis 0,1800mg Cd2+/kg b.b.. Kelompok kontrol terdiri dari kelompok mencit yang disuntik dengan akuabidestilata. Hasil uji statistik parametnik (ANAVA) pada taraf nyata α = 0,05 menunjukkan bahwa penyuntikan kadmium klorida (CdCl 2) dosis 0,0225 mg Cd 2+/kg b.b. tidak menurunkan jumlah total spermatozoa, sedangkan dosis 0,0450; 0,0900; dan 0,1800 mg Cd2+/kg b.b. menurunkan jumlah total spermatozoa. Penyuntikan kadmium klorida (CdC 2) dosis 0,0225; 0,0450; 0,0900; dan 0,1800 mg Cd2+/kg b.b. mengakibatkan penurunan persentase jumlah spermatozoa motil, persentase viabilitas spermatozoa dan peningkatan persentase jumlah spermatozoa abnormal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitro Sunityoso
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penyuntikan CdCI 2 terhadap perkembangan fetus serta gambaran histologi organ hati dan ginjal induk mencit (Mus muscukus L) strain CBR. Penyuntikan dilakukan secara intraperitoneal pada hari ke-7 kehamilan terhadap 30 ekor induk mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok I penyuntikan 0 mg CdCI 21kg b.b. (plasebo); kelompok II penyuntikan 2,5 mg CdCl 21kg b.b. dan kelompok III penyuntikan 3,5 mg CdCI 21kg b.b. dengan pelarut akuabidestilata. Pada hari ke -18 kehamilan induk mencit dikorbankan dengan cara dislokasi serviks, kondisi intrauterin dicatat, fetus dikeluarkan dan difiksasi dengan larutan Bouin. Organ hati dan ginjalnya juga dikeluarkan untuk dibuat sediaan histologi.
Pengamatan dilakukan dengan membandingkan morfologi luar fetus perlakuan dengan plasebo. Hasil uji Kruskal-Wallis (o: = 0,05 ) terhadap presentase kegagalan berimplantasi, berat dan panjang badan fetus tidak berbeda nyata. Hasil uji Jonckheere-Terpstra ( a = 0,05 ) menunjukkan kematian pasca implantasi dan malformasi morfologi luar cenderung meningkat seiiring kenaikkan dosis. Deviasi morfologi yang ditemukan yaitu hematoma, fusi plasenta dan retardasi pertumbuhan. Hasil uji Kruskal-Wallis terhadap malformasi polidaktili ekstremitas depan berbeda nyata pada seluruh kelompok penyuntikan, namun tidak berbeda terhadap malformasi eksensefali.
Hasil pemeriksaan mikroskopik gambaran histologi hati terdapat kerusakan berupa diatasi dan pembendungan di versa sentralis, sel-sel hati terjadi lisis dan perlemakan. Sedangkan gambaran histologi ginjal terdapat kerusakan berupa penyusutan glomerulus dan terjadi pelebaran jarak antara kedua dinding kapsula Bowman Tingkat kerusakan organ hati maupun ginjal terlihat cenderung meningkat seiring kenaikan dosis penyuntikan CdCI 2."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>