Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Ghofir
"ABSTRAK
Suatu penelitlan pendahuluan tentang kondisi habitat dan perilaku Primata dari jenis Owa (Hylobates moloch) telah dilakukan di Cagar Alam Gunung Halirnun, Jawa Barat. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan rnakan owa, pengambilan data vegetasi dengan metoda kuadrat, pengamatan jenis tegakan dan bagian tegakan yang dimakan oleh owa, penggunaan strata hutan untuk berbagai kegiatan owa, dan analisis komposisi tegakan hutan dalam penggunaannya sebagal habitat.
Dari hasil penelitian ini, ternyata bahwa komposisi dan keanekaan jenis tegakan penyusun komunitas hutan primer dan hutan sekunder tidak sama, baik untuk tegakan tingkat pohon maupun tingkat tiang. Kegiatan makan di strata hutan ada kaitannya dengan jenis dan jumlah tegakan yang menjadi pakarnya, namun kekerapan penggunaan stratum tertentu dipengaruhi oleh adanya variasi diurnal. Perbedaan ketinggian setiap stratum serta kerapatan tajuk antar tegakan, menyebabkan terjadinya penggunaan berbagai kegiatan yang berbeda. Berdasarkan besarnya nilal penting Ki Afrika (Maesopsis erninii) untuk tingkat pohon, jenis eksotik ini diduga mampu menjadi pakan utama bagi Owa di hutan sekunder.
Berdasarkan fakta melimpahnya pakan yang tersedia di hutan primer dan sekunder Cagar Alan Gunung Halimun, kedua tipe hutan tersebut diduga mampu untuk mendukung kelangasungan hidup owa.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: ILO Jakarta, 2009
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Konsepsi pendidikan nasional yang berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia, seperti tertuang dalam UUD'45, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkualitas, serta mampu membangun dirinya sendiri dan masyarakat sekelilingnya. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan nasional harus mampu meningkatkan pengetahuan siswa didik berdasarkan kaidah dan rambu-rambu seperti tertuang dalam undang-undang."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Diah Permata
1989
S33400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeni Satva
"This research is related to the Role of Forestry industry on Local Economical Structure Development at West Kalimantan.
From existing problems, the following are formulated for research objective:
(1) To describe and analyze economical structure of West Kalimantan for last three years (2000 - 2002). (2) To decide the role of forestry manufacturing industry on labor for last three years and to estimate it for 2004 ? 2008. (3) To analyze and estimate local dynamic condition at West Kalimantan for 2004 - 2008. Means of dynamic condition here is all living aspects which cover economic, politics, social, culture and defense aspects
Used method is analysis-descriptive method with quantitative and qualitative data. Used data is secondary data, where there is hesitancy on secondary data or there is no secondary data which has been done with structured interview or questionnaire with involved officials.
For research objective on point (1), observed varible is agriculture, manufacturing industrial and trade sectors. And in order to answer research objective on point (2), observed variable is large and medium-scale industries, labor force, amount of employed population with junior high school graduated. And to answer point (3), observed varibie is politics, economical, social, culture and security.
The following is results of the research :
1. Economical structure on West Kalimantan which reflected from GDP (Gross Domestic Product) is still supported by agriculture, manufacturing industry, trade sectors and hotel and restaurants, and contribute 26.03% for agriculture sector, 23.27% for manufacturing and trade sector, and then hotel and restaurant contribute 20.97%. Totally those three sectors contribute to 70.27% for Gross Domestic Product which is a reflection of economical structure at West Kalimantan.
2. Total labor force in manufacturing sector on 2001 was around 43,153 which include timber manufacturing was around 34,957 or 79.52%, and food and beverage processing industry was around 3,729 or 6.64%, and rubber processing industry was around 2,215 or 5.13%. Totally those three industries can absorb around 40,901 or 94,7% of total labor force in large and middle-scale manufacturing industry.
3. Local dynamic condition which is seen from political aspect showed two majority races (Malay and Dayaks) as the cornerstone of population at West Kalimantan which even has different religious, however, they have higher political awareness as citizen under NKRI (The integrated Nation of the Republic of Indonesia). And from interaction at social culture aspects showed that in West Kalimantan is similar to other Indonesian regions which can be said as a harmonious living (Malay, Dayaks, Chinese, and outsiders) as long as under a certain boundary, the outsiders can adjust their living pattern (they can get along together)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: TNGHS, 2008
R 577.34 EKO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Ikhsan
"Indonesia merupakan negara yang mendominasi bahan baku
rotan dunia, untuk itu perlu meningkatkan upaya yang dapat melestarikan
sumberdaya rotan sehingga tetap dapat diambil manfaatnya bagi masyarakat
dan bagi devisa negara. Masalah yang timbul adalah semakin Iangkanya
sumberdaya rotan di hutan alam dan bagaimana mengusahakan
pengembangannya melalui budidaya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) seberapa besar potensi
rotan yang terdapat di hutan alam; (2) jenis bahan baku apa yang diperlukan
dan berapa besar drbutuhkan oleh industri rotan; serta (3) mengetahui
kelayakan budidaya rotan dilihat dari segi teknis, lingkungan dan sosial
ekonomi. Sehubungan dengan itu untuk kawasan hutan KPH Sukabumi
diajukan dua hipotesis yaitu (1) potensi rotan alat dapat memenuhi
kebutuhan industri rotan Tegalwangi; dan (2) kawasan hutan layak untuk
dijadikan kawasan budidaya rotan. Desain penelitian berupa survai analitis,
di mana data potensi rotan alam diambil dengan menggunakan sistematik
sampling dengan unit contoh berupa jalur dengan intensitas 0,05%,
sedangkan data lain diambil melalui pengamatan lapangan, wawancara
bebas dengan buruh kerja, data dari sentra industri rotan Tegalwangi serta
pustaka.
Pengolahan data potensi rotan dilakukan dengan metoda Ratio estimate in
stratified sampling (dengan stratum pertama berupa hutan produksi dan
stratum kedua berupa hutan lindung). Anallsis finansial diolah dengan
menggunakan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Benefit-Cost (B/C) ratio dan metode Pay Back Period (PBP).
Dari data diperoleh hutan alam KPH Sukabumi terdapat rotan lokal
batangan masak tebang sebanyak 11.278.671 batang terdiri dari 8.526-181
batang terdapat di hutan produksi dan 4.750.491 batang terdapat di hutan
lindung dengan jenis-jenis sebagai berikut Balukbuk (Plectocomia
griffithii), Teretes (Calamus heteroides), Seuti (C. scipionum), Seel
(Daemonorops hystrix), Sampay (Korthalsia junghunif), Pelah (C.
perokensis), dan Mencek (D. langipes). Sedangkan jenis-jenis yang
digunakan industri rotan Tegalwangi pada tahun 1991 yang berjumlah 6.404.010 batang berasal dari jenis Manau (C. manan), Seuti, Mandola,
Seel, Tohiti (C. irops), Balukbuk, Teretes dan Semambu (C. scorpionum)
dengan laju peningkatan penggunaan rotan batangan 30,07% per tahun.
Sedangkan rotan jari masak tebang terdapat sebesar 91.501,74 kg di mana
36.169,46 kg terdapat di hutan produksi dan 58.521,40 kg terdapat di hutan
lindung, dengan jenis-jenis berupa Peuteuy (C. ciliaris), Omas (C.
oxleiyamus), Leules (C. asperrimus), Kidang (D. grandis) dan Cacing (C.
javensis). Adapun bahan baku yang digunakan oleh industri Tegalwangi
pada tahun 1991 berjumlah 3.310.000 kg dengan jenis yang dibutuhkan
berupa rotan Sega (C. caesius), Irit (C. trachycoleus) dan Pulut, dengan laju
peningkatan penggunaan rata-rata sebesar 23,74% per tahun.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis pertama ditolak karena rotan alam
lokal KPH Sukabumi tidak dapat memenuhi akan jenis yang diminta
maupun dari ketersediaan potensi rotan yang terdapat di alum secara terus
menerus.
Dengan mempertimbangkan permintaan pasar, kesesuaian tempat tumbuh,
kemudahan penyediaan benih, teknik silvikultur, peluang teknologi dan
kualitas hasil yang diharapkan maka jenis yang dipilih untuk dibudidayakan
adalah rotan Manau, Seel, Seuti, Balukbuk, Pelah dan Teretes.
Dengan analisis finansial pada discounted rate 16% layak dibudidayakan
rotan dalam bentuk tanaman pengisi dari jenis rotan lokal maupun rotan
Manau. Sedangkan dengan mempertimbangkan permintaan pasar dan
kondisi resistensi lingkungan maka sebaiknya dilaksanakan budidaya dalam
bentuk tanaman pengisi roman campuran. Kondisi ini juga didukung oleh
kondisi sosial masyarakat yang memerlukan penyediaan lapangan kerja,
dalam hal mana budidaya rotan dengan sistem ini dapat menyerap 641 orang
tenaga kerja, sehingga hipotesis kedua dapat diterima.

Abstract
Indonesia is a country that dominates rattan supply for the
worldwide. As of this, Indonesia must make efforts to conserve the
resources while at the same takes advantages of its resources and the foreign
exchange. The problems here were (1) the concern was that the rattan
resource in the natural forest was declining too much that it would soon be
endangered; (2) the effort to improve this condition can be made-through
planting (cultivation).
These research objectives were to assess the potency of rattan in the natural
forest, and to assess the feasibility of each variety of rattan planting that
would considering the technical, environmental and social economical aspects. The hypotheses were (1) the potency of natural rattan which should
fulfill the demand of Tegalwangi rattan industry; (2) the forest area should
be feasible for the rattan planting area. The research design was analytical
survey. The sampling technique for the rattan potency data was systematic
sampling, with lines sampling units and its intensity was 0,05%.
Observation, interview and secondary sources have collected the other data.
The rattan potency data were processed by the ratio estimated in stratified
technical sampling method, where the first stratum was production forest
and the second stratum was protection forest. Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Benefit-Cost (BC) Ratio and Pay Back
Period processed the financial analyses.
In the natural forest of KPH Sukabumi that has been found 13,278,671
pieces mature trees of local rattan which consist of 8,526,181 pieces ?riom
production forest and 4,750,491 pieces from protection forest. Those rattan
species were Balukbuk (Plectocomia griffithii), Teretes (Calamus
heteroides), Seuti (C. scipionum), Seel (Daemonorops hystrix), Sampay
(Korthalsia junghunii), Pelah (C. perokensis), and Mencek (D. Iangipes). In
1991 Tegalwangi rattan industry used 6,404,010 pieces rattan, its species
were Manau (C. manan), Seuti, Mandela, Seel, Tohiti (C. irops), Balukbuk,
Teretes and Semambu (C. scorpionum), with a rattan using growth rate of
30.07% per annum.
The mature finger rattans that have been found were as follows 91,501.74
kg where 36,169.46 kg was in the production forest and 58,521.40 kg was in
the protection forest. Those rattan species were Peuteuy (C. ciliaris), Omas
(C. oxleiyamus), Leules (C. asperrimus), Kidang (D. grandis) and Cacing
(C. javensis). In 1991 Tegalwangi rattan industry used 3,310,000 kg which
its species were Sega (C. caesius), Irit (C. trachycoleus) and Pulut, with a
rattan using growth rate of 23.74% per annum.
Based on those data, the first hypothesis was rejected, because the local
natural rattan from KPH Sukabumi could not fulfill the demand of the
species and supply continually.
The selected species for planting were Manau, Seel, Seuti, Balukbuk, Pelah
and Teretes. The considering was based on the market demand, habitat
suitability, ease of seed supply, silviculture technic, technology and crop
quality.
Based on the financial analysis on 16% discounted rate, the rattan should be
feasible for planting in inter-planting form, from both local rattan and
Mauna rattan. Considering on the market demand and the environment
resistance condition, the planting should be done in mixed rattan inter-
planting form. This condition should be supported by a societal condition
that needs working opportunities. The rattan planting by this system needs
641 workers; thus the second hypothesis was accepted."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T3101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>