Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianigustin Mozar
"Tempuyung (Shoncus arvensis L.) merupakan salah satu anggota famili Compositae yang berkhasiat sebagai bahan obat-obatan. Kalus diketahui mempunyai potensi untuk diekstraksi senyawa metabolit sekundernya. Pada medium Murashige & Skoog (1962) yang diperkaya dengan 0,2 mg/l ?yeast extract? dan 15 % (v/v) air kelapa, dan mengandung gula 0,05-0,25 ppm 2,4-D, IAA, NAA, dan 0,05-0,5 ppm kinetin, eksplan daun dapat membentuk kalus. Kalus yang terbentuk disubkultur untuk meningkatkan berat basah dan dirangsang untuk membentuk organ seperti tunas dan akar. Pengukuran pertambahan berat basah kalus dilakukan setiap minggu selama 2 bulan, dan pembentukan organ diamati setiap 5 hari sekali selama 40 hari. Warna dan jenis kalus yang terbentuk pada perlakuan IAA & kinetin dan NAA & kinetin putih kehijauan da kompak, sedangkan perlakuan 2,4-D & kinetin kuning kecoklatan dan meremah (friable) ?loose?. Pembentukan organ terjadi secara tidak langsung dan uji statistik menunujukkan tidak ada perbedaan antara IAA & kinetin dengan NAA & kinetin. Zat pengatur tumbuh 0,25 ppm 2,4-D & 0,1 ppm kinetin, 0,1 ppm 2,4-D & 0,5 ppm kinetin, dan 0,25 ppm 2,4-D & 0,5 ppm kinetin dapat meningkatkan berat basah kalus rata-rata dari 1,205 g menjadi 3,334 g (176,68 %), 4,854 g (302,82 %), dan 4,357 g (261,58 %)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Esti Widiarti
"ABSTRAK
Canangium odoratum Baill. dikenal dengan nama kenanga, banyak ditanam sebagai tanaman hias. Bunganya yang berbau harum dapat diekstraksi untuk diambil minyak atsiri. Kultur kalus telah banyak dicoba untuk mendapatkan berbagai jenis metabolit sekunder yang disintesa oleir tanaman.
Pemberian zat pengatur tumbuh 2,4-D dan kinetin 0,5 1,5 ppm pada media murashige & Skoog 1962 yang dinerkaya dengan air kelapa 15% dan ekstrak khamir 0,2 ppm, merangsang pertumbuhan eksplan petal kenanga hingga terbentuk kalus. Pengamatan kualitatif dilakukan selama 55 hari dengan selang waktu 5 hari. Pengamatan kuantitatif yaitu menimbang berat kalus hari ke-55.
Jenis kalus yang terbentuk friabel kompak dengan warna bervariasi antara lain: putih dan hiiau. Biomassa kalus terbesar diperoleh pada perlakuan dengan pemberian 2,4-D 1,5-pom/kinetin 1,O pmm, yaitu 1,3129 gram berat basah dengan berat kering 0,0525 gram. Berdasarkan hasil uji perbandingan berganda, biomassa kalus dengan pemberian 2,4-D 1, 5ppm / kinetin 1,0 ppm berbeda nyata dengan biomassa kalus pada pemberian 2,4-D O,5 ppm/kinetin 0,5 PPm. Kenaikan konsentrasi 2,4-D dan kinetin mempercepat pembentukan kalus, tetapi tidak selalu disertai dengan kenaikan biomassa kalus.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nastiti Soertiningsih Wijarso Karliansyah
"ABSTRAK
Tempuyung (Sonchus arvensis L.) adalah salah satu tumbuhan herba liar yang berkhasiat sebagai bahan obat-obatan. Pembentukan kalus dilakukan dengan menanan potongan organ (eksplan) daun tempuyung pada ukuran 0,75 cm x 0,75 cm, dalam medium padat modifikasi Murashige & Skoog (1962) dengan variasi konsentrasi 2,4-D dan kinetin 0, 0,1, 0,5, dan 1 ppm. Pemeliharaan dilakakukan pada tempat cahaya 300 lux dan cahaya 1000 lux, dengan fotoperiodisitas 16 jam/hari. Pengamatan pertumbuhan eksplan dan pertumbuhan kalus dilakukan setiap 2 hari sekali selama 2 bulan. Penghitungan hasil penelitian ini menggunakan analisis non parametrik, dengan uji jenjang Wilcoxon terhadap jumlah kalus yang terbentuk pada kedua perlakuan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembentukan kalus tempuyung membutuhkan cahaya 1000 lux. Pembentukan kalus yang terbaik dalam medium MS pada variasi 2,4-D dan 0,5 ppm dengan kinetin 1 ppm. Jenis kalus yang terbentuk adalah friable kompak, dengan warna cokelat muda sampai agak tua dan bercak putih pada bagian atasnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui respon kalus Centella
asiatica (L.) Urban (pegagan) terhadap medium optimalisasi. Penelitian
dilakukan di Lab. Fisiologi Tumbuhan Dept. Biologi, FMIPA UI, Depok (Maret-
-September 2007). Kalus diinduksi dari tangkai daun bagian atas urutan
ke-1, menggunakan medium Murashige & Skoog (1962) dengan
penambahan 2,5 mgl-1 2,4-D dan 1 mgl-1 kinetin. Kalus yang telah terbentuk
beserta eksplan dipindahkan ke medium optimalisasi (Murashige & Skoog
1962) dengan penambahan 2,5 mgl-1 2,4-D atau NAA, yang dikombinasikan
dengan 0; 0,25; 0,5; 0,75; dan 1 mgl-1 kinetin. Kultur dipelihara pada kondisi
terang kontinu (2 minggu untuk induksi kalus dan 4 minggu untuk optimalisasi
kalus). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh eksplan mampu
membentuk kalus pada medium induksi. Secara umum, kalus hasil induksi
berwarna hijau. Namun, setelah disubkultur ke medium optimalisasi,
sebagian besar sampel pada tiap perlakuan mengalami pencokelatan.
Sebagian besar kalus hasil induksi maupun optimalisasi bertekstur kompak.
Sampel yang ditanam pada medium M9 (MS + 2,5 mgl-1 NAA + 0,75 mgl-1
kinetin) menunjukkan persentase kehidupan sampel paling tinggi (50%).
Dengan demikian, medium M9 merupakan medium yang paling mampu
menunjang pertumbuhan kalus dibandingkan kesembilan medium lainnya."
Universitas Indonesia, 2007
S31466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Purwaningsih
"Eucalyptus alba Reinw. ex Blums adalah tanaman tropis yang banyak dimanfaatkan dalam industri kayu, obat-obatan, kosmetik, dan berpeluang untuk dikembangkan melalui teknik kultur jaringan. Eksplan hipokotil kecambah E. alba usia 5 hari diberi variasi gabungan IBA (0, 2, 4 ppm) dan kinetin (0, 1, 2 ppm) dalam modifikasi medium Murashige Se Skoog (1962). Kultur dipelihara dalam ruang kultur bersuhu + 21°C tanpa pemberian cahaya tambahan.. Pada minggu ke-8 setelah penanaman eltsplan, dihitung jumlah akar dan tunas yang terbentuk. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa morfogenesis eksplan hipokotil E. alba dapat terjadi pada variasi gabungan IBA dan kinetin, melalui tahap pembentukan kalus terlebih dahulu. Kalus yang terbentuk bertekstur kompak. Kalus secara keseluruhan berwarna krem. Pada beberapa kalus, terdapat tonjolan kalus berwarna hijau, dan tonjolan kalus berwarna putih dengan bercak-bercak merah muda. Uji Kruskal-Wallis pada ot = 0,05 menunjukkan bahwa pemberian n variasi IBA dan kinetin berpengaruh terhadap jumlah akar. Oj i perbandingan berganda pada a =. 0,05, menunjukkan bahwa jumlah akar dengan pemberian 2 dan 4 ppm IBA, tanpa pemberian kinetin, berbeda nyata terhadap kontrol. Pembentukan akar yang terbaik didapatkan pada kadar IBA sebesar 4 ppm, tanpa pemberian kinetin. Pembentukan tunas terjadi pada pemberian 2 ppm kinetin, tanpa penambahan IBA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Strelitsia Tiurma Ida
"ABSTRAK
Pembentukan kalus dari Jasminum sambac dapat diperoleh dengan menanam potongan batang muda tanaman tersebut dalam medium padat Murashige & Skoog 1962 yang dimodifikasi dengan variasi kadar 2,4-D dan kinetin masing-masing sebesar 0,5 ppm - 1,5 ppm, dengan interval 0,5 ppm.
Pengamatan kualitatif terhadap jenis dan warna kalus memperlihatkan bahwa jenis kalus yang terbentuk pada semua perlakuan adalah sama, yaitu friabel kompak dengan warna kalus yang sama pada semua perlakuan tetapi berubah sesuai dengan umur kalus. Pada minggu ke-2 kalus berwarna hijau muda, pada minggu ke-4 berwarna hijau keputihan dan pada minggu ke-6 dan ke-8 berwarna putih kekuningan.
Pengamatan kuantitatif dilakukan terhadap berat basah dan berat kering kalus. Hasil uji Kruskal Wallis dan uji Pembandingan Berganda menunjukkan bahwa pemberian 2,4-D dan kinetin masing-masing sebesar 0,5 ppm - 1,5 ppm tidak memberikan perbedaan nyata terhadap pertumbuhan berat basah kalus pada semua perlakuan, tetapi memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan berat kering kalus pada minggu ke-8 yaitu pada pemberian 1,5 ppm 2,4-D dan 0,5 ppm kinetin, dimana berat kering kalus meningkat dari 0,0623 gram menjadi 0,1554 gram.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai optimalisasi kalus remah tangkai
daun urutan ke-1 Centella asiatica (L.) Urban (pegagan) pada medium
Murashige dan Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan delapan variasi auksin
dan sitokinin. Delapan variasi tersebut adalah 2,4-D 0,5 mgl
-1
+ BAP
0,5 mgl
-1
(M1), 2,4-D 0,5 mgl
-1
+ Kinetin 0,5 mgl
-1
(M2), 2,4-D 1 mgl
-1
+ Kinetin
0,5 mgl
-1
(M3), 2,4-D 2,5 mgl
-1
+ Kinetin 1 mgl
-1
(M4), NAA 0,2 mgl
-1
+ BAP
2 mgl
-1
(M5), NAA 0,5 mgl
-1
+ BAP 0,5 mgl
-1
 (M6), NAA 1 mgl
-1
+ Kinetin
0,5 mgl
-1
(M7), dan NAA 2 mgl
-1
+ Kinetin 1 mgl
-1
(M8). Untuk menginduksi
kalus dilakukan penanaman potongan tangkai daun dalam medium
Murashige dan Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan penambahan 2,4-D
2,5 mgl
-1
+ Kinetin 1 mgl
-1
. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok (April 2007--September
2007). Untuk induksi dan optimalisasi kalus, dilakukan pemeliharaan selama
delapan minggu dengan pencahayaan kontinu. Semua eksplan yang
ditanam pada medium induksi kalus membentuk kalus remah. Kalus remah
yang terbentuk pada medium tersebut kemudian disubkultur ke dalam
delapan medium optimalisasi kalus. Setelah ± empat minggu disubkultur ke
medium optimalisasi kalus, tampak bahwa terjadi keragaman tekstur dan
warna kalus yang tergantung pada macam dan konsentrasi ZPT yang
digunakan. Jumlah kalus remah yang terbentuk pada medium optimalisasi
iii
berturut-turut dalam medium M1 (40%), M2 (80%), M3 (66,67%), dan M4
(33,33%) dengan warna kalus sebagian besar abu-abu muda, hartal, hingga
cokelat. Sementara itu, medium M5--M8 cenderung membentuk kalus
kompak dan campuran (remah dan kompak), dengan warna kalus sebagian
besar hijau. Berat basah dan berat kering kalus tertinggi terdapat pada
medium M7 masing-masing (750,7 ± 357) mg dan (69,1 ± 32,3) mg,
sedangkan berat basah dan berat kering terendah terdapat pada medium M4
masing-masing (363,3 ± 230,9) mg dan (29,6 ± 21,1) mg. Secara umum,
medium M2 dapat dinyatakan sebagai variasi auksin dan sitokinin yang baik
untuk optimalisasi kalus remah tangkai daun C. asiatica."
Universitas Indonesia, 2007
S31476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardiah
"Telah dilakukan penelitian induksi kalus tangkai daun majemuk ke-3 antara anak daun ke-2 dan ke-3 (t-2.3) Murraya paniculata (L.) Jack. pada medium Murashige & Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) (0; 0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 dan Kinetin (0; 0,25; 0,5; 0,75) mgl-1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhandan Laboratorium Biologi Perkembangan, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok, selama 5 bulan. Kultur dipelihara selama 8 minggu, dalam ruang gelap.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kalus hanya tumbuh pada medium dengankonsentrasi 2,4-D (0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 tunggal maupun dikombinasikan dengan Kinetin 0,25 mgl-1. Kalus berwarna putih, krem keputihan, krem kecokelatan, dan cokelat, serta bertekstur remah-kompak. Persentase eksplan yang membentuk kalus 10--80%, inisiasi kalus 15--24,33 hari, berat basah dan berat kering eksplan yang membentuk kalus maupun tidak, masing-masing 2,35--51,37 mg dan 0,41--3,86 mg, kategori kalus 1--4,42.
Berdasarkan rekapitulasi hasil pengamatan parameter kuantitatif, perlakuan D (1,5 mgl-1 2,4-D) merupakan perlakuan terbaik untuk induksi kalus t-2.3 M. paniculata, karena memiliki peringkat tertinggi. Berdasarkan pengamatan mikroskopis, kalus diduga berasal dari jaringan korteks dan kambium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Pratiwi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>