Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian tentang studi populasi codot krawar (Cynopterus brachyotis
Muller, 1838) telah dilakukan di kampus Universitas Indonesia Depok pada
bulan Agustus--Oktober 2006. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui karakteristik populasi C. brachyotis, meliputi kepadatan, rasio
seks, dan rasio umur serta vegetasi di lokasi pengambilan sampel.
Pengamatan dilakukan dua kali seminggu selama dua jam dari pukul
18.00--20.00 menggunakan modifikasi dari metode ground misnetting dan
sub-canopy netting sebanyak 6--10 titik per lokasi. Parameter biotik yang
diukur adalah morfometri, jenis kelamin, dan fase usianya. Pengambilan data
vegetasi dilakukan dengan kuadrat sebanyak 6--10 buah yang ditempatkan
acak di sekitar lokasi pengambilan data. Kepadatan C. brachyotis di lokasi A
(terbuka), B (tertutup), dan C (semi terbuka) berturut-turut adalah 3
individu/m2 jaring/2 jam, 1,92 individu/m2 jaring/2 jam, dan 1,58 individu/m2
jaring/2 jam. Rasio seks dan rasio umur di lokasi A, B, dan C berturut-turut
adalah 1:1; 3,6:1; 1,375 :1 dan 3,5:1; 3,6:1; 18:1. Vegetasi yang banyak
terdapat di lokasi A, B, dan C berdasarkan nilai penting berturut-turut adalah
Acacia mangium (93%), Hevea brasiliensis (221%), dan Acacia mangium
(188%). Berdasarkan rasio seks dan rasio umur, diduga populasi
C. brachyotis saat pengambilan sampel sedang mengalami penurunan."
Universitas Indonesia, 2007
S31429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munarto
"Penelitian tentang struktur komunitas Gastropoda di Situ Salam Kampus Universitas Indonesia, Depok telah dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas Gastropoda di Situ Salam UI yang berkaitan dengan kelimpahan relatif, komposisi, dominansi, kemerataan dan keanekaragaman jenisnya. Pengambilan sampel Gastropoda dilakukan pada 9 stasiun penelitian dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Salam sebanyak 9 jenis, yaitu Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Lymnea rubiginosa, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata dan Thiara scabra. Stasiun 7 yang merupakan lokasi outlet memiliki jumlah jenis tertinggi, yaitu sebanyak 9 jenis dan memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi dengan nilai indeks sebesar 1,74. Jenis Gastropoda yang memiliki kelimpahan relatif tertinggi di Situ Salam adalah Melanoides tuberculata 48,5%.

A study of Gastropoda community at Situ Salam Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, has been conducted to know the structure community of Gastropods with reference to relative abundance, composition, domination, eveness and its diversity. Gastropods samples and abiotic parameters were taken at 9 stations with three repetitions. Result of research showed that 9 species of Gastropods were found, those are Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Lymnea rubiginosa, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata and Thiara scabra. Station 7 which located at outlet of the Situ Salam has the highest number of species as well as highest diversity index that is 9 species and H? = 1,74, respectively. Melanoides tuberculata was the most abundance species with the relative abundance value of 48,5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusratmoko
"Pengamatan hidrologi di kawasan hutan kota Kampus Universitas Indonesia Depok telah dilakukan selama bulan September 2000 - Februari 2001, dalam upaya untuk mengidentifi kasi pengaruh tutupan lahan terhadap pembentukan aliran air. Untuk keperluan itu telah dibangun tujuh stasiun pengamatan yang dikarakteristikkan dengan tutupan lahan yang berbeda. Hasil analisis data menunjukkan, bahwa tutupan vegetasi bawah berupa rumput dan semak pada penggunaan lahan hutan kota di Kampus Universitas Indonesia memainkan peranan penting sebagai faktor pengontrol pembentukan aliran permukaan dan bawah tanah, terutama signifi kan selama kejadian-kejadian hujan konvektif. Proporsi air hujan lolos pada lokasi tersebut, yang menghasilkan aliran permukaan dan bawah tanah, bervariasi antara 5,3-7,2%. Sementara pada lokasi pengamatan tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah dihasilkan angka proporsi aliran sebesar 12,5-18,9%. Tingginya proporsi aliran permukaan pada lokasi bervegetasi bawah selama bulan Desember-Februari diduga akibat meningkatnya kejenuhan dan muka air tanah, yang selanjutnya menghasilkan aliran permukaan yang meluas (widespread saturation overland fl ow). Secara keseluruhan diperlihatkan korelasi positif yang linear antara air hujan lolos dengan volume aliran permukaan pada lokasi tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah. Pengaruh faktor kelembaban tanah terhadap tingginya aliran permukaan yang terjadi terlihat secara nyata pada lokasi dengan vegetasi bawah dan pertanian tanah kering dan ini terutama signifi kan pada kejadian-kejadian dengan air hujan lolos >40 mm.

Hydrological Study on the urban forest in Campus Area of the Indonesia University, Depok during September 2000 - February 2001 hydrological measurement of urban forest in Campus Area of the Indonesia University, Depok were carried out to identify the effect of land cover on the runoff generation processes. Seven observation station which are characteristised by differenced land cover were build to measure overland and sub surface fl ow. The result of data analysis showed that the grass and litter cover in urban forest fl oor played an important role as a control factor of overland fl ow and throughfl ow production, especially signifi cant during the convective rains. During this events the proportion of throughfall on this area which produced overland fl ow, varied between 5,3-7,2%, while on the area without the grass and litter cover, its about 12,5-18,9%. During December?February the overland fl ow was very high. This is probably closely related to the existence of the widespread saturation overland fl ow. Generally it was shown a very close relationship between throughfall and overlandfl ow on the area without the grass and litter cover. The effect of antecedent precipitation index on the overland and throughfl ow production was identifi ed on the location with grass cover and cultivated area and particularly signifi cant on the events with throughfall >40 mm."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian Tentang studi komunitas makroepifit di Kampus UI Depok
telah dilakukan pada bulan September 2007. Penelitian dilakukan untuk
mengetahui komposisi jenis makroepifit, kelimpahan makroepifit pada wilayah
utara dan wilayah selatan di Kampus UI Depok, serta perbandingan
kelimpahan makroepifit pada berbagai strata pohon (basal, batang dan
kanopi). Pengambilan data dilakukan pada pohon sebagai habitat
makroepifit di wilayah utara dan selatan Kampus UI Depok. Data yang
diambil berupa data komposisi jenis, frekuensi, kerapatan dan penutupan
tajuk makroepifit dari setiap pohon pada setiap strata pohon (basal pohon,
batang dan kanopi). Analisis data dilakukan dengan melihat jumlah jenis,
frekuensi relatif, kerapatan relatif, penutupan tajuk relatif, indeks nilai penting,
indeks Sorensen, uji - t, dan hubungan antara faktor abiotik dan kerapatan
makroepifit dengan menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa makroepifit yang ada di Kampus UI Depok terdiri dari 4
famili dan 12 jenis. Drymoglossum piloselloides adalah jenis makroepifit yang
memiliki kelimpahan terbesar di dalam komunitas makroepifit di wilayah utara
Kampus UI Depok. Drymoglossum piloselloides dan Pyrrosia lanceolata
adalah jenis makroepifit yang memiliki kelimpahan besar di dalam komunitas
makroepifit di wilayah selatan Kampus UI Depok. Bagian batang pohon
berperan paling besar sebagai habitat makroepifit di Kampus UI Depok.
Kelimpahan makroepifit di wilayah selatan lebih besar dibandingkan di
iv
wilayah utara karena suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya di wilayah
selatan lebih sesuai untuk pertumbuhan makroepifit dibandingkan di wilayah
utara."
Universitas Indonesia, 2007
S31472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Dermawan
"Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Situ Agathis Kampus UI, Depok. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi Gastropoda antara bulan November 2009 dan Januari 2010. Pengambilan sampel Gastropoda serta pengukuran parameter fisika dan kimia lingkungan dilakukan di 27 titik di Situ Agathis, yang terbagi atas tiga stasiun, masing-masing memiliki sembilan substasiun. Sampel Gastropoda yang berhasil didapatkan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks dominansi Simpson. Pengambilan sampel di stasiun a (pinggir barat situ) dan c (tengah situ) dilakukan sebanyak satu kali pengulangan menggunakan Petersen grab, sedangkan pengambilan sampel di stasiun b (pinggir timur situ) dilakukan sebanyak dua kali pengulangan menggunakan serokan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Agathis, yaitu: Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, dan Thiara scabra. Kepadatan Gastropoda tertinggi di Situ Agathis ditempati oleh Melanoides tuberculata, sebesar 3541 individu/m2. Tingkat keanekaragaman Gastropoda di Situ Agathis tergolong sedang, sebesar 1,669. Tingkat kemerataan Gastropoda di Situ Agathis tergolong hampir merata yaitu sebesar 0,802, dan tidak ada jenis Gastropoda yang mendominansi di Situ Agathis.

A study of community structure of Gastropods have been done at Situ Agathis Kampus UI, Depok. The purpose of this study is to know density, diversity, evenness, and dominance of Gastropods, between November 2009 and January 2010. Gastropods sampling and measurement of environmental physical and chemical parameters carried out at 27 point in Situ Agathis, which is divided into three stations of each with nine substations. Gastropods sample were identified and analyzed using Shannon-Wiener diversity index, evenness index, and Simpson's dominance index. The samples at station a (west edge situ) and station c (middle situ) were grabed using a one-time repetition Petersen grab, while sampling at the station b (eastern edge situ) are taken twice using a brook repetition. The results showed there are eight spesies of gastropods have been found in Situ Agathis, namely : Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, and Thiara scabra. Melanoides tuberculata is the highest density Gastropod in Situ, amounting to 3541 individuals/m2. The level of diversity in Situ Agathis Gastropoda classified as moderate (H? = 1,669). The level of evenness in Situ Agathis Gastropoda pertained almost uniformly that is equal to 0,802, and there is no dominancy among Gastropod species found in Situ Agathis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31587
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Arya Sencakim author
"Telah dilakukan studi mengenai komunitas Gastropoda di Situ Mahoni Kampus Universitas Indonesia, Depok pada bulan November 2009. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi, keanekaragaman, kepadatan, dan penyebaran spesies Gastropoda di Situ Mahoni. Sampel diambil menggunakan Petersen grab bersamaan dengan pengukuran faktor fisika dan kimia lingkungan. Sampel Gastropoda dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman Shanon-Wienner, indeks kemerataan, dan Indeks Dominasi Simpson. Sebanyak sembilan spesies Gastropoda yang ditemukan di Situ Mahoni, yaitu Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Lymnaea rubiginosa, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Thiara scabra, dan Pomacea canaliculata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman Gastropoda di Situ Mahoni termasuk kategori rendah hingga sedang, sementara kemerataan termasuk kategori kurang merata, cukup merata dan hampir merata. Melanoides tuberculata merupakan Gastropoda yang ditemukan dalam kepadatan sangat tinggi di hampir semua stasiun pengambilan sampel di Situ Mahoni."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S31642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitia Pratama
"ABSTRAK
Kawasan Kampus Univesitas Indonesia merupakan habitat alami bagi tumbuhan Amorphophallus variabilis Bl. Pengamatan dilakukan di 6 (enam) lokasi di Kawasan Universitas Indonesia untuk mengetahui pola penyerbukan (polinasi) dan populasi A.
variabilis Bl. Berdasarkan hasil penelitian, penyerbukan A. variabilis terjadi 3 hari setelah mekarnya spatha pada perbungaan. Polinasi kemudian diikuti dengan fase pematangan buah yang terjadi selama 15 hari. Serangga yang berperan sebagai penyerbuk antara lain dari suku Nitidulidae, Endomychidae, Anthomyiidae, dan Tachinidae. Terdapat hubungan antara morfologi perbungaan dengan jumlah individu
serangga yang berkunjung. Pola sebaran populasi A. variabilis di 6 (enam) lokasi penelitian menunjukkan pola yang mengelompok. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi dengan karakter morfologi A. variabilis. Dominansi berkisar antara 0.01--0.06 frekuensi antara 0.2--0.4, dan jumlah individu / m2 berkisar antara 0.13--0.2 . Tinggi tumbuhan berkisar antara 5.2--160 cm dengan diameter 0.05--2.3 cm dengan berbagai variasi morfologi pada bagian perbungaan seperti osmofor, spatha, dan petiolus.

ABSTRACT
University of Indonesia Campus area is a natural habitat for Amorphophallus variabilis Bl. Observations were carried out in 6 locations in the Area, University of Indonesia to find out the pattern of pollination (pollination) and population of A. variabilis Bl. Based on the results of research, pollination A. variabilis occurred 3 days after blooming spatha on the inflorescence. Pollination followed by fruit
ripening phase that occurred during the 15 days. Insects that act as pollinators, such as from the tribe of Nitidulidae, Endomychidae, Anthomyiidae, and Tachinidae. There is a relationship between the morphology of the inflorescence with the number of individuals visiting insects. A. variabilis population distribution pattern in 6 (six)
locations showed a clumped pattern. There was no significant effect between site and morphological characteristics of A. variabilis. Dominance ranged from 0,01 to 0.06, frequencies between 0.2 - 0.4, and the number of individuals / m2 ranged between 0.13--0.12. Plants high ranged from 5.2 - 160 cm with a diameter of 0.05 - 2.3 cm
with a variety of inflorescence morphology in sections like osmophores, spathes, and petioles."
Universitas Indonesia, 2011
S1458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldy Dalimi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Miptahuddin
"Bis troli sebagai alat transportasi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bis diesel, karena menggunakan dua penggerak, motor listrik dan motor diesel, fleksibel, dapat tetap digunakan walaupun listrik PLN padam, jadwal yang teratur dan tidak dapat saling mendahului, mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan polusi udara.
Bis troli dikampus UI Depok direncanakan akan digunakan di rute lingkaran dalam sehingga tidak mengganggu rute bis diesel yang ada dan dapat menjadi sarana rekreasi karena rute mengelilingi danau dan dapat menjangkau sebagian besar fakultas dan sarana penting lain di kampus UI Depok.
Bis troli ini digerakkan oleh motor AS kompon 138 kW, 250 A, 1400 r.p.m dengan satu tegangan AS 750 V. Pada studi perencanaan ini dibutuhkan 47 tiang untuk jarak total 1700 m. Perlu masing-masing satu tiang untuk empat belokan tajam. Besar diameter penampang kawat saluran udara sebesar 0,68 cm. Daya masukan dan keluaran dari penyearah masing-masing 355 kVA dan 293 kW.

Trolley buses as means of transportation has some advantages compared to diesel buses, because it uses two kinds of movers, electrical motors and diesel motors, its flexibility, it still can be used even there is no electricity, having a well organized schedule, and no ability to surpass one and another, demising fossil fuel use and air pollution.
Trolley buses at the University of Indonesia's campus are planned to be used at the inner circle route, not to interfere with the existing diesel buses route, and is able to because are creation means, due to its route around UI's lake and is also able to reach most of the faculties and other important means at UI's Depok campus.
Trolley bus is powered by a DC 138 kW, 250 A, 1400 r.p.m, 750 V compound motor. In this planning study 47 electrical poles are needed for a 1700 m distance, one pole is needed for each 4 (four) sharp turns. A 0,68 cm diameter electric supplying wire is needed. Input and output powers of the rectifier are 355 kVA and 293 kW respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>