Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Minggir Wawan Sugianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Syarifudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjadi Purwoko
"Thesis Supervisors: Dr. Suyanto Pawiroharsono; Prof. Dr. Indrawati Gandjar
SUMMARY
Food deterioration is often due to lipid oxidation, excluding bacterial and
enzymatic spoilage. The end-products of lipid oxidation, such as aldehydes,
ketones, and alcohols are responsible for unacceptable off-tiavors and off-
odors in food. Lipid oxidation can be inhibited by antioxidants.
Soybean tempe is the most popular indigenous fermented food in
Indonesia. Soybeans are known to contain isotiavones. Four major forms are
known respectively as acetylglycosides, malonylglycosides, glycosides, and
aglycones.
Tempe were produced from soybean fermentation by Rhizopus oryzae
UICC 524 and Rhizopus microsporus var. chinensis UICC 521. The tempe
samples were extracted with methanol and the extraction defatted with hexa»
ne. The isoflavone aglycones were isolated using column chromatography,
and then anaiyzed using a gradient elution reverse phase of high-pressure
liquid chromatography (HPLC). After HPLC analysis, isotiavone aglycones
were evaporated to dryness and added to soybean oil at the 100, 200, 300,
iii ' and 400-ppm concentration in test tubes, then heated at 170°C for 30 minu-
tes. The oxidation of soybean oil was measured using the thiobarbituric acid
(TBA) test. The result, called thiobarbituric acid reactive substances
(TBARS) value, was expressed as pmolll and compared to the synthetic
antioxidant, buthylated hidroxytoluene (BHT), at the same concentration.
The profile of isoflavone aglycones isolated contains daidzein and
genistein. No factor-2 (6,7,4'-trihidroxyisoflavone) and glycitein were detec-
ted. Daidzein resulted from biotransformation of daidzin was dominant in
both tempe samples. The isoflavone biotransformation was much greater by
R. microsporus var. chinensis UICC 521 than by R. oryzae UICC 524, except
for the 24 hours incubation. After 72 hours of incubation, the total isoflavone
aglycones in tempe using R. microsporus var. chfnensis UICC 521 was
721.6 pglg and when using R. oryzae UICC 524, 268.2 p.glg.
The oxidized soybean oil without any antioxidants had a TBARS value of
327.32 1 20.31 pmol/1. Addition of the antioxidants showed a decreased
TBARS value following increasing concentration for both. For concentration
until 300 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isofla-
vone aglycones were greater than when added with BHT, respectively
55.40 zl: 2.77 pmol!! and 45.20 i 2.63 pmolll. However at concentration of
400 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isoftavone
aglycones and added with BHT did not show a significant difference.
ix + -51 pp; 6 append; 5 plates; 3 tables.
Bilb 35 (1964-1999).
iv
"
Universitas Indonesia, 2001
T5748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ungke Anton Jaya
"ABSTRAK
Waktu inkubasi merupakan salah satu faktor yang
panbing dalam proses fermentasi untuk menghasilkan
enzim ekstraselular.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas
enzim glukoamilase RKtsopus UICC 128 serta
meneliti waktu inkubasi optimal enzim.
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan medium
Sakai modifikasi pada suhu 30°C. Pengujian aktivitas
glukoamilase dilakukan dengan metode Nishise dhK.
modifikasi. Pengukuran kadar glukosa basil hidrolisis
enzim dilakukan dengan metode Somogyi-Nelson.
Basil analisis seoara statistik menunjukkan adanya
pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim gluko
amilase Rhisopus orysae UICC 128. Demikian pula
terdapat perbedaan nilai tengah aktivitas enzim
glukoamilase di antara waktu-waktu inkubasi: 4 jam
dengan 8, 10, dan 12 jam; 6 jam dengan 10 dan 12 jam;
serta 8 jam dengan 14 jam. Aktivitas tertinggi
glukoamilase Rhisopxis or-yzae UICC 128 tercapai pada
waktu inkubasi 8 jam.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wellyzar
"ABSTRAK
Nitrogen merupakan salah satu makronutrien penting bagi kapang, baik untuk pertumbuhan, maupun untuk memelihara kemampuan sel dalam membentuk enzim. Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sumber nitrogen yang diberikan dalam bentuk amonium sulfat, tepung kedele, dan urea, terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UCC 2 dan Rhizopus oryzae UCC 128. Pengujian aktivitas glukoamilase dilakukan dengan metoda Nishise et al. modifikasi. Satu unit aktivitas glukoamilase setara dengan satu umol glukosa yang di lepaskan per menit. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan metoda Somogyi-Nelson.
Uji statistik menunjukkan adanya pengaruh sumber nitrogen yang berbeda terhadap aktivitas glukoamilase R. arrhizus UCC 2 dan R. oryzae UCC 128. Medium dengan sumber nitrogen urea, memberikan hasil rata-rata aktivitas glukoamilase R. arrhizus UCC 2 dan R. oryzae UCC 128 tertinggi. Nilai tersebut berbeda nyata dengan rata-rata aktivitas glukoamilase pada medium dengan sumber nitrogen tepung kedele maupun amonium sulfat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rela Febriani
"Universitas Indonesia Culture Collection (UICC) memiliki koleksi strain-strain Rhizopus oryzae Went dan Prinsen Geerligs yang diisolasi dari tempe dan telah diidentifikasi berdasarkan karakter fenotipik (morfologi dan fisiologi). Tujuan penelitian adalah melakukan re-identifikasi lima strain R. oryzae (UICC 10, UICC 85, UICC 119, UICC 120, dan UICC 135) berdasarkan data sequence daerah internal transcribed spacers ribosomal DNA dan analisis filogenetik untuk memperoleh identitas spesies yang akurat.
Amplifikasi dan sequencing daerah ITS rDNA dilakukan menggunakan primer forward ITS 5 dan primer reverse ITS 4. Data sequence dikirim ke database DNA GenBank untuk pencarian homologi dengan program BLAST. Sequence alignment dilakukan menggunakan program Clustal X. Konstruksi pohon filogenetik dilakukan menggunakan metode Neighbor Joining, model dua parameter Kimura, dan nilai bootstrap 1000 kali pengulangan. Karakterisasi morfologi dan pengujian kemampuan tumbuh pada variasi suhu dilakukan untuk mendukung hasil re-identifikasi dan melengkapi deskripsi strain masing-masing.
Hasil amplifikasi daerah ITS rDNA menunjukkan bahwa kelima strain R. oryzae UICC memiliki panjang fragmen dengan ukuran 600--700 pb. Hasil pencarian homologi BLAST menunjukkan bahwa kelima strain memiliki homologi 99,8% terhadap type strain R. oryzae CBS 112.07T. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa kelima strain berada dalam satu grup yang monofiletik dengan strain tipe R. oryzae CBS 112.07T dan strain-strain R. oryzae dari database DNA GenBank, dengan dukungan nilai bootstrap yang tinggi (84%). Re-identifikasi lima strain R. oryzae UICC secara molekuler menghasilkan identitas spesies yang sama, yaitu sebagai R. oryzae, dan didukung oleh karakter morfologi dan fisiologi.

Universitas Indonesia Culture Collection (UICC) has collection of Rhizopus oryzae Went and Prinsen Geerligs strains, which were isolated from tempeh. These strains were identified based on phenotypic characters (morphology and physiology). The aim of this study was to re-identify five strains of R. oryzae (UICC 10, UICC 85, UICC 119, UICC 120, and UICC 135), based on internal transcribed spacers (ITS) region of ribosomal DNA sequence data to obtain accurate identification at species level.
Amplification and sequencing of ITS region of rDNA were performed using primer set, forward primer ITS 5 and reverse primer ITS 4. The sequence data was sent to GenBank DNA database for homology search using BLAST. Sequence alignment was carried out using Clustal X. Construction of phylogenetic tree was performed using Neighbor Joining method, Kimura's two parameter model and bootstrap values of 1000 iterations. Characterization of the five strains based on morphology and growth ability at temperature variations were carried out to support the description of each strain.
Amplification result showed that the strains have fragment length of ITS region of rDNA about 600--700 bp. Results of BLAST homology search of the strains showed a very high similarity (99.8%) to the type strain R. oryzae CBS 112.07T. Phylogenetic tree showed that the five strains were clustered together in a monophyletic group with the type strain R. oryzae CBS 112.07T and other R. oryzae strains from GenBank DNA database, and supported by high bootstrap value (84%). Re-identification of five strains of R. oryzae UICC based on molecular method showed that they were identified as R. oryzae, similar to previous identification, and supported by morphological and physiological characterization.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnasia Rahmi Ara
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pH awal terhadap produksi biomassa Rhizopus oryzae U1CC 128 dan Rhizopus microsporus var. chinensis U1CC 500 pada empat variasi pH awal 4,0, 5,0, 6,0 dan 7,0, serta mengetahui ada tidaknya perbedaan produksi biomassa antara kedua jenis kapang tersebut pada empat variasi pH awal, dengan memanfaatkan limbah cair tahu yang ditambahkan 1% tepung tapioka sebagai substrat fermentasi.
Hasil penelitian inenunjukkan bahwa Rh. Oryzae U1CC 128 rnenghasiikan berat bioinassa tertinggi pada pH awal 7,0 (x̅ = 272,60 mg/100 ml) dan berat bioinassa terendah pada pH awal 4,0 (x̅ =193,0 mg/100 ml). Sedangkan pada Rh. nuicrosporus var. chinensis U1CC 500 menunjukkan berat biomassa tertinggi pada pH awal 5,0 (x̅ = 317,60 mg/100 ml) dan berat biomassa terendah pada PH awal 7,0 (x̅ = 230,06 mg/100 ml).
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Anava yang diianjutkan dengan uji Tukey menunjukkan bahwa ada pengaruh pH awal terhadap produksi biomassa Rh. oryzae U1CC 128 dan Rh. microsporus var. chinensis U1CC 500 pada 4 variasi pH awal, serta ada perbedaan hasil berat kering biomassa antara kedua jenis kapang tersebut pada PH awal 4,0 dan 5,0."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyanto
"ABSTRAK
Protease asam yang dihasilkan oleh kapang memiliki peranan penting dalam industri pangan dan farmasi. Rhizopus spp. merupakan salah satu jenis kapang yang memiliki aktivitas proteolitik dan tidak menghasilkan toksin. Kemampuan Rhizopus dalam menghasilkan enzim proteolitik bervariasi baik antar spesies maupun antar galur dalam spesies yang sama. Untuk memperoleh enzim dengan aktivitas proteolitik yang tinggi, perlu diperhatikan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitasnya. Tingkat keasaman (pH) dan suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan aktivitas enzim proteolitik. Setiap enzim memiliki pH optimum yang khas, yaitu pH lingkungan yang menyebabkan aktivitasnya maksimum. Enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme juga mempunyai suhu optimum tertentu untuk mengkatalisis suatu reaksi enzimatis.
Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman hayati kapang. Untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati kapang indigenous Indonesia, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi produksi protease asam ekstra selular dari Rh. microsporus v. Tiegh. var. rhizopodiformis (Cohn) Schipper & Stalpers dan Rh. microsporus v. Tiegh. var. chinensis (Saito) Schipper & Stalpers koleksi University of Indonesia Culture Collection (UICC). Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi biakan Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 519, 520, dan Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 dalam menghasilkan enzim proteolitik, dan penentuan waktu fermentasi, pH, dan suhu optimum aktivitas proteolitik pada kapang terpilih.
Aktivitas proteolitik semi kuantitatif dari ketiga biakan dipelajari berdasarkan kemampuannya membentuk zona bening pada medium 4% (b/v) Skim Milk Agar (SMA) dengan cara pencawanan (plating) spora tunggal pada suhu ruang selama 28-29 jam. Filtrat kultur fermentasi Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 yang diekstraksi dari medium dedak padi digunakan untuk uji aktivitas proteolitik. Uji aktivitas proteolitik kuantitatif dari filtrat kultur dilakukan dengan mengukur jumlah tirosin yang dihasilkan dari hidrolisis substrat kasein pada suhu suhu 37°C ± 2°C selama 30 menit. Setiap labu yang berisi medium fermentasi steril diinokulasi dengan 1 ml suspensi spora Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 yang berisi 3,9-4,6 x(10 pangkat 5)koloni/ml. Medium fermentasi selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang (26--30°C) tanpa pengocokan. Protease kasar diekstraksi dari medium fermentasi pada 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam untuk mengetahui waktu fermentasi optimum. Untuk menentukan pH optimum aktivitas proteolitik, kasein sebagai substrat enzim dilarutkan dalam larutan dapar hingga diperoleh pH 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; dan 8,0. Untuk menentukan suhu optimum aktivitas proteolitik, sampel direaksikan dengan substrat kasein 0,7% (b/v) dalam dapar glisin-HCI pH 3,0 dan dinkubasikan pada suhu 35, 40, 45, 50, dan 55°C.
Berdasarkan diameter zona bening yang terbentuk dari pertumbuhan spora tunggal pada medium SMA dapat disimpulkan bahwa Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 memiliki kemampuan menghasilkan protease lebih cepat dibandingkan Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 519 dan Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 dalam waktu yang sama (28-29 jam). Aktivitas proteolitik Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 dengan medium fermentasi dedak padi mencapai maksimum, yaitu sebesar 0,0944 U/ml pada inkubasi selama 72 jam. Peningkatan aktivitas proteolitik yang cepat diikuti dengan penurunan pH filtrat kultur.
Enzim proteolitik dalam filtrat kultur Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 aktif pada kisaran pH substrat 2,0-6,0 dan memiliki dua puncak aktivitas, yaitu puncak tertinggi pada substrat kasein dengan pH 2,0-3,0 (0,0772--0,0912 U/ml) dan puncak aktivitas kedua yang lebih rendah dari puncak pertama, yaitu pada pH substrat 5,0-6,0 (0,0603-0,0649 U/ml). Enzim proteolitik dari filtrat kuitur Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 aktif pada kisaran suhu 35--50°C. Aktivitas proteolitik tertinggi diperoleh pada suhu 45° C.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Rakhmania
"ABSTRAK
Glukoainilase adalah eksoenzim yang menghidrolisis pati dan oligosakarida dengan melepaskan β -glukosa dari ujung rantai nonpereduksi. Faktor-faktor yang meinpengaruhi produktivitas fermentasi adalah inokulum, nutrisi, suhu, dan pH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH awal terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UICC 2 dan Rhizopus oryzae UICC 128 pada 4 variasi pH awal, yaitu 4,0, 5,0, 6,0, dan 7,0. Medium ferinentasj digunakan medium Sakai modifikasi. Pengujian aktivitas giukoamilase dilakukan dengan inetode Nishise dkk. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan metode Somogyi- Nelson. Aktivitas glukoainilase dinyatakan dalain unit/ml. Satu unit glukoamilase adalah setara dengan satu umol glukosa yang dilepaskan tiap menit.
Hasil penghitungan aktivitas glukoamilase menunjukkan ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. srrhizus UICC 2 pada pH awal antara 7,0 dan 6,0, pH awal 7,0 dan 5,0, dan pH awal 7,0 dan 4,0. Ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. oryzae UICC 128 pada pH awal antara 7,0 dan 4,0, dan pH awal 7,0 dan 5,0. Tidak ada perbedaan aktivitas giukoamilase pada pH awal 7,0 yang mempunyai rata-rata aktivitas glukoamilase tertinggi pada kedua kapang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Bina Edvantoro
"ABSTRAK
Glukoamilase merupakan enzim ekstraseluler yang dapat menghidrolisis pati nrenjadi glukosa.
Penelitian ini bertujuan untuk nengetahui pengaruh empat sumber karbohidrat, yaitu tepung beras, tepung maizena, tepung tapioka, dan soluble starch terhadap aktivitas glukoanilase R. arrhizus UICC 2 dan R. oryzae UICC 128 pada kondisi fermentasi yang diberikan dalam waktu inkubasi 24 jam.
Data rata-rata aktivitas glukoamilase R. arrhizus UICC 2 dan R. oryzae UICC 128 dalam waktu fermentasi 24 jam yang dinyatakan dalam unit/ml, diperoleh nilai tertinggi dari sumber karbohidrat tepung rnaizena, kemudian diikuti dengan tepung tapioka, soluble starch, dan tepung beras.
Hasil perhitungan aktivitas glukoamilase menunjukkan, ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. arrhizus UICC 2 antara sumber karbohidrat tepung maizena dan tepung beras, antara tepung tapioka dan tepung beras, serta antara soluble starch dan tepung beras. Ada perbedaan aktivitas glukoamilase R. oryzae UICC 128 antara tepung maizena dan tepung beras, antara tepung tapioka dan tepung beras, antara soluble starch dan tepung beras, antara tepung maizena dan tepung tapioka, serta antara tepung maizena dan soluble starch.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>