Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eeng Oktia Vitri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safrina Dewi Ratnaningrum
"Penelitian prcxiuksi β-karoten pada Spirulina platensis (Norstedt) Geitler (1925) di dalam medium Zarouk p.a. (proanalisis) dan teknis telah diiakukan dl Lab. Akuakultur, Puslitbang Bioteknologi LIPI, Cibinong. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan produksi β-karoten pada S. platensis yang dipeiihara di dalam medium Zarouk p.a. dan teknis. Selain itu, juga diiakukan analisis biomasa, klorofil a, dan karotenoid sebagai data penunjang. Rancangan pdhelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan yaitu: medium Zarouk p.a. dan teknis, dengan 3 ulangan pada masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi β-karoten tertinggi dicapai keduanya pada ts (180 jam) sebanyak 0,1608 pg/ml (medium Zarouk p.a.) dan 0,1837 pg/ml (medium teknis)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S31084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarahmaida Taurina
"ABSTRAK
Mikroalga Spirulina platensis berpotensi untuk dikembangkan karena dapat memproduksi senyawa kimia esensial berupa pigmen fikosianin yang dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan alami. Pertumbuhan mikroalga dan produksi fikosianin sangat bergantung pada ketersedian nutrisi dalam medium kultur. Penelitian ini menggunakan variasi ketersediaan nutrisi dalam medium kultur sebagai alternatif mahalnya medium Zarrouk. Variasi medium kultur berupa ekstrak tauge 4 , 6 , dan 8 v/v dengan penambahan pupuk urea 80, 100, dan 120 ppm pada masing-masing konsentrasi ekstrak tauge, serta medium Zarrouk 10 mL/L sebagai kontrolnya. Tiap medium akan dilihat pengaruhnya terhadap profil pertumbuhan serta kandungan fikosianin. Kultivasi pada masing-masing variasi medium akan dilakukan pada reaktor 1 L dengan aerasi secara terus menerus, intensitas cahaya sebesar 3000-4000 lux, dan suhu 27-30oC. Fikosianin diperoleh dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan buffer fosfat pH 7, dan diuji kandungannya menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Pada penelitian ini, densitas sel tertinggi diperoleh pada kultur mikroalga Spirulina platensis dalam medium ekstrak tauge 8 v/v dengan penambahan 120 ppm pupuk urea. Kandungan fikosianin tertinggi diperoleh pada kultur mikroalga Spirulina platensis dalam medium ekstrak tauge 8 v/v dengan penambahan 100 ppm pupuk urea dengan konsentrasi fikosianin sebesar 257,12 mg/L.

ABSTRACT
Spirulina platensis has the potential to be developed because of essential chemical compounds in the form of phycocyanin that can be used as an antioxidant. The growth of microalgae and phycocyanin depends on the availability of nutrition contained in culture medium. This study used variations of nutrition contained in culture medium as alternatives to the expensive Zarrouk medium. Microalgae is cultured in variations medium which are bean sprout extract medium 4 , 6 , and 8 v v with the addition of urea fertilizer 80, 100, and 120 ppm , and Zarrouk 10 mL L as the control in order to know effect on the growth profile and phycocyanin content. The cultivation will be carried out at 1 L reactor with continuous aeration, light intensity is 3000 4000 lux, and temperature is 27 30oC. Phycocyanin is obtained by liquid liquid extraction method using phosphate buffer pH 7. Phycocyanin test performed by using UV Vis spectrophotometry. The result show that the highest dry biomass is obtained on bean sprout extract medium 8 v v with the addition of urea fertilizer 120 ppm. The highest content of phycocyanin is obtained on bean sprout extract medium 8 v v with the addition of urea fertilizer 100 ppm with phycocyanin concentration of 257.12 mg L."
2017
S67807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumala
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Atria, Author
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh urea terhadap pertumbuhan alga hijau Chlorella pyrenoidosa Chick. Pertumbuhan diukur dengan cara menghitung kerapatan sel/ml C. pyrenoidosa menggunakan haemacytometer. Sel C~ pyrenoidosa dikultur selama 14 hari dalam medium umum Beneck (kontrol) dan Beneck modifikasi dengan penambahan urea 100 ppm; 150 ppm; 200 ppm; 250 ppm; 300 ppm dan 350 ppm. Hasil uji Tukey (ot = 0,05) menunjukkan rata-rata kerapatan sel/ml Chlorella pyrenoidosa kontrol, berbeda sangat nyata dibandingkan 'dengan medium urea 200 ppm 350 ppm. Dari enam konsentrasi urea yang diujikan, rata-rata kerapatan sel saat peak pada konsentrasi urea 100 ppm, 150 ppm, 250 ppm dan 300 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol. Namun demikian sel Chlorella pyrenoidosa pada medium urea 250 ppm dan 300 ppm menunjukkan pertumbuhan yang tidak baik (terjadi clumping·) dan penampakan mikroskopis sel tidak normal (vakuola membesar). Selanjutnya analisis regresi linier menunjukkan kerapatan sel/ml menurun sesuai dengan meningkatnya konsentrasi urea dalam Beneck modifikasi dengan persamaan Y = 7,38 - 0,001X."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledy Febriana Nur Wulan Ayu
"Spirulina platensis adalah mikroalga hijau-biru yang berfotosintesis menghasilkan kultur biomassa yang komersil. Spirulina terkenal akan kandungan protein (60-74%(w/w) dan pigmen fikosianin (pigmen hijau biru). Kandungan biologis yang dimilkinya membuat ia spesial dijadikan suplemen makanan, anti-inflammatory untuk manusia atau dipakai sebagai pewarna alami di industri farmasi, terlebih lagi kemampuannya yang dapat memfiksasi kadar CO2 di atmosfir.
Pada penelitian kali ini Spirulina platensis akan dikultivasi dalam medium Conwy pada pencahayaan konstan sebesar 500 lx. Pencahayaan secara konstan ini dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan fotobioreaktor, dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konfigurasi reaktor susun seri (3 buah) terhadap produksi biomassa Spirulina platensis. Sebagai perbandingan dilakukan pula kultivasi Spirulina platensis pada reaktor tunggal dengan volume yang ekuivalen (1500 ml) dan kondisi operasi yang sama yakni Ug = 1,2 m/h, aliran gas CO2 3%(v/v) udara, tekanan 1 atm, dan temperatur ruang.
Hasil akhir yang dicapai pada penelitian ini adalah peningkatan jumlah produksi biomassa yang dihasilkan pada reaktor susun seri 1.31 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan pH kultur, Konsentrasi [HCO3-] dan laju pertumbuhan spesifik (μ). Konsumsi energi Spirulina platensis pada reaktor susun seri untuk produksi biomassany mengalami kenaikan sebesar 3-5 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Model Ierusalimsky digunakan untuk menggambarkan kinetika reaksi penyerapan substrat non-kompetitif dengan nilai laju pertumbuhan maksimum (μmax) 0.058-0.077 h-1, konstanta penjenuhan substrat (KS) -1.9 sampai -0.72, dan konstanta inhibisi (KI) 16.772 sampai 33.2.

Spirulina platensis is a marine microalga photoautotropic whose cultivation is particularly attractive for several commercial purposes. Its main interest is centered in its high protein content, 60?74% on a dry weight basis and phycocyanin pigment. It can be used either as anti-inflammatory, nutritional supplement for humans and animals or as source of active principles in pharmaceutical, cosmetic industries moreover fixation CO2 in atmosphere.
The study attemps to investigate the effects of configuration reactor in order to increasing Spirulina platensis biomass yield. Conwy medium was used for the batch culture in auto claved sea water. This experiment, light was adjust to 500 lx, superficial velocity of air was adjust to 1,2 m/h, and concentration of carbondioxide as source carbon was adjust to 3%(v/v) of air stream. At the beginning cultivation, inoculum was started from 4.000.000 cell/cm3. System photobioreactor respectively using reactor in 3 series with 500 mL in each reactor and it was compared with single reactor at equivalen total volume.
The specific growth rate and biomass production S.platensis at 3 series reactor achieved in this present experiment are higher than the single reactor. The series effect was also increasing levels of medium substrat, higher pH medium and energy consumption. At the end of this experiment ( after 87 hour of culture ), 3 series reactor resulted 1.31 increase times in biomass production which is energy consumption increasingly three to five times rather than single reactor. For pilot scale purposes, this experiment was also studied to predict the kinetic reaction models of substrat absorption in S.platensis cell. A number of kinetic models were constructed to see the conjunction of growth rate and concentration substrat in S.platensis cell while producing biomass. Finally, Ierusalimsky equation was significantly resulted growth rate calculation data closer to the experimental data with constant substrat saturation value (KS) was -1.9 to -0.72, and constant inhibition (KI) 16.772 to 33.2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firnanda Rizki Riasta
"ABSTRAK
Anemia merupakan peyakit yang menduduki urutan keempat dalam sepuluh besar penyakit di Indonesia akibat kekurangan zat besi. Salah satu sumber penghasil zat besi tinggi adalah Spirulina platensis. Selain zat besi, Spirulina juga memiliki fikosianin yang dapat menambah jumlah sel darah merah. Kandungan gizi S. platensis dipengaruhi oleh berbagai faktor tertutama nutrisi pada medium kulturnya. Sudah ada beberapa penelitian yang memanfaatkan penggunaan medium organik sebagai salah satu alternatif dari mahalnya medium anorganik bagi mikroalga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh medium tumbuh organik terhadap profil pertumbuhan, serta kandungan zat besi dan fikosianin S. platensis sehingga dapat menjadi salah satu bahan baku suplemen pencegah anemia. Alga dikultur dalam 3 media yaitu medium ekstrak tauge dengan konsentrasi 4%, 8%, dan 10% (v/v); Medium ekstrak daging dengan konsentrasi 4% dan 8% (v/v); serta medium Zarrouk (10 mL/L) sebagai kontrol. Kultivasi dengan tiga medium berbeda akan dilakukan pada kondisi reaktor yang sama. Aerasi dilakukan secara terus menerus dengan intensitas cahaya sebesar 800-1000 lux, suhu 27-300C, dan pemberian kultur Spirulina platensis 10% dari volume media kultur. Hasil pemanenan mikroalga kemudian dikeringkan dan diuji kandungan zat besi dan fikosianinnya. Pada hasil dari penelitian ini, profil pertumbuhan terbaik adalah S. platensis dalam medium ekstrak tauge 4% (v/v). Sementara kandungan tertinggi zat besi juga ada pada medium ekstrak tauge (423-885 mg/kg) dan kandungan fikosianin tertinggi terdapat pada medium ekstrak tauge 4% (v/v) (68,55 mg/g).

ABSTRACT
The fourth biggest symptom in Indonesia is Anemia that caused by iron prevelention. One of Iron Rich Food is Spirulina platensis. Besides, Spirulina also contain phycocyanin which can adding red blood cell. S. platensis? nutrient can be affected by a lot of factors, one of them is the medium culture. There are several researches that applied organic culture medium as one of the alternative to the expensive anorganic medium for microalgae. The purpose of this research is to find out the effect of organic culture medium to the growth rate, the iron content and phycocyanin content in S. platensis, so it can be the one of the anemia prevention supplement ingredients. Microalgae is cultured in three kind of medium which are bean sprout extract medium (4%, 6%, and 8% v/v), chicken meat extract medium (4% and 8% v/v), and Zarrouk (10 mL/L) as the control medium. The reactor condition is equally made. The aeration is continous with the light intensity is 800-1000 lux, temperature is 27-300C, and S. platensis given is 10% (v/v). Microalgae then harvested and dried before the iron and phycocyanin testing. The results show that the best S. platensis growth rate is the one that cultivated in bean sprout extract medium 4% (v/v), while the highest iron content is obtained in sprout bean extract medium (423-885 mg/kg) and the highest phycocyanin content is also available in sprout bean extract medium 4% (v/v) (68,55 mg/g)."
2016
S63421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Delaamira
"Spirullina sp. telah banyak diteliti karena terkenal akan kandungan yang lengkap serta mampu memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Kandungan yang dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan nutrisi didalam medium tempat mikroalga tumbuh. Penelitian ini akan memanfaatkan beberapa jenis medium yang berbeda untuk selanjutnya dapat melihat bagaimana pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan serta kandungan esensial. Beberapa jenis kandungan yang akan diuji diantaranya yaitu protein, klorofil, karbohidrat, serta lipid (lemak). Uji protein dilakukan dengan metode lowry, lipid dilakukan dengan metode bligh dryer dan klorofil dilakukan dengan cara melarutkan.
Spirullina sp. ini akan ditumbuhkan di dalam reaktor plat datar dengan masing-masing medium berbeda. Medium yang digunakan adalah medium Walne, medium Zarrouck's, medium ekstrak daging serta medium ekstrak tauge. Pada penelitian ini, Spirulina platensis dengan kandungan lipid (1,787%) serta klorofil (0,052%) tertinggi diperoleh dari kultivasi dengan Medium Walne. Kandungan protein tertinggi (29,957%) diperoleh dari kultivasi dengan medium Zarrouck dan jumlah biomassa tertinggi diperoleh dari kultivasi dengan Medium Tauge 4%. Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa medium alternatif berupa ekstrak daging dan ekstrak tauge dapat digunakan sebagai pengganti medium komersial, meskipun kandungan protein, lipid serta klorofil tertinggi didapati pada medium komersial.

Spirulina sp. has been researched because of its prosperous essential content and its ability to meet people needs everyday. This essential content would be influenced by nutrition contained in medium where microalgae lives. Various mediums will be utilized in this research in order to know the effect of nutrition contained to growth rate and essential content. The essential content that will be tested is lipid, protein, and chlorophyll. Protein test performed by lowry method, lipid test performed by bligh-dryer method, and chlorophyll test performed by acetone solvent.
Spirulina platensis will be cultivated in flat plate reactor with 8 variant mediums, namely Zarrouck, Walne, Meat Extract (2%, 4%, 10%) and Bean Extract (2%, 4%, 10%) medium. Highest lipid (1,787%) and chlorophyll (0,052%) accumulation found in Spirulina platensis cultivated in Walne Medium, highest protein accumulation (29,957%) found in microalgae cultivated in Zarrouck Medium, also highest biomass accumulation found in microalgae cultivated in 4% Bean Extract Medium. Through this research, it can be concluded that alternative medium such as Meat and Bean Extract Medium can be used as a substitution of commercial medium, though the highest essential content still found in commercial medium.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Weediyanti
"Kanker merupakan penyebab kematian terbanyak urutan ketiga di Indonesia. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari sel tubuh. Salah satu dari penyebab kanker adalah adanya radikal bebas reactive oxygen species (ROS) pada tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang memiliki elektron tidak berpasangan, sehingga bersifat reaktif. Radikal bebas dapat distabilkan dengan antioksidan. Fikosianin adalah salah satu zat yang memiliki aktivitas antioksidan dan dengan begitu memiliki potensi untuk mencegah kanker. Spirulina platensis adalah penghasil fikosianin yang paling dikenal. Kandungan dari fikosianin pada Spirulina dapat dioptimalkan melalui jenis dan kandungan nitrogen pada media kultivasi. Penelitian ini akan mengkaji hal tersebut dengan memvariasikan sumber nitrogen pada medium Zarrouk, yaitu NaNO3 dan NH4NO3, dan konsentrasinya untuk kultur Spirulina platensis. Kultivasi dilakukan pada fotobioreaktor 250 mL dengan aerasi 250 mL/min, pencahayaan kontinyu 2200 lux, dan suhu 27 – 30 °C, selama 165 jam periode kultivasi. Fikosianin kemudian diekstrak dengan metode sonikasi dan diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Profil pertumbuhan, yield fikosianin, dan aktivitas antioksidan terbaik didapat dari kultur dengan NaNO3 0,03 M sebagai sumber nitrogen. Yield fikosianin yang didapat adalah sebesar 22,996 ± 0,072 mg/g dengan nilai IC50 sebesar 1.438,681 ± 50,274 ppm.

Cancer is the third leading cause of death in Indonesia. Cancer is a disease caused by abnormal growth of body cells. One of the causes of cancer is the presence of free radicals reactive oxygen species (ROS) in the body. Free radicals are compounds that have unpaired electrons, this condition will make them reactive. Free radicals can be stabilized by antioxidants. Spirulina platensis is the best known producer of phycocyanin. The content of phycocyanin in Spirulina can be optimized through the type and concentration of the nitrogen in the cultivation medium. This study will examine this matter by varying the nitrogen sources in Zarrouk medium, namely NaNO3 and NH4NO3, and their concentrations for Spirulina platensis culture. Cultivation was carried out in a 250 mL photobioreactor with aeration of 250 mL/minute, continous lighting of 2200 lux, and temperature of 27 – 30 °C for 165 hours of cultivation. Phycocyanin then was extracted by ultrasonication method and tested for its antioxidant activity by DPPH method. The best growth profile, phycocyanin yield, and antioxidant activity were obtained from culture that used NaNO3 0.03 M as nitrogen source. The yield of phycocyanin obtained was 22,996 ± 0,072 mg/g with an IC50 value of 1.438,681 ± 50,274 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desya Pramadhanti
"Sabun antibakteri merupakan sabun yang paling diminati di Indonesia sebagai agen pembersih. Sayangnya, sabun antibakteri yang selama ini digunakan memiliki beberapa masalah, seperti bahan antibakteri yang digunakan. Bahan antibakteri yang biasa digunakan dalam sabun, seperti triclosan, triclocarban, dan lainnya, telah dilarang penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat karena berbahaya untuk penggunaan jangka panjang. Namun, sabun antibakteri tetap diperlukan di tempat-tempat yang memiliki tingkat penyebaran bakteri yang tinggi, seperti rumah sakit. Untuk itu, diperlukan bahan antibakteri yang aman, baik digunakan dalam jangka panjang maupun pendek. Mikroalga Spirulina platensis merupakan salah satu microflora dengan kandungan zat esensial yang beragam serta berpotensi sebagai zat antibakteri. Di samping itu, jenis mikroalga ini memiliki khasiat lain yang sangat banyak bagi kulit. Selain bahan, bentuk sabun juga perlu dipertimbangkan untuk menghindari kontaminasi. Bentuk sabun dengan lapisan tipis merupakan bentuk yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suhu reaksi saponifikasi dan konsentrasi NaOH yang optimal. Variasi suhu reaksi yang digunakan adalah 50, 60 dan 70oC, sedangkan variasi massa NaOH yang digunakan adalah 3,75, 5, 6,25, dan 8,75 M. Konsentrasi NaOH yang optimal untuk pembuatan sabun antibakteri ini berkisar 5-6,25 M dengan suhu 60oC. Namun, berdasarkan kualitas sabun dengan konsentrasi 5 M dan suhu 60oC merupakan sampel terbaik dengan kadar air 13,86, kadar asam lemak bebas 0,18 dan nilai konsentrasi hambat minimum 0 atau tidak ada bakteri yang hidup hingga pengenceran 25.

Antibacterial soap is the most popular soap in Indonesia as a cleaning agent. Unfortunately, antibacterial soap has some issues, such as the antibacterial ingredients used. Antibacterial ingredients commonly used in soaps, such as triclosan, triclocarban and others, have been banned from use by the United States Food and Drug Administration (FDA) because they are dangerous for long-term use. However, antibacterial soap is still needed in places that have high levels of bacterial spread, such as hospitals. For this reason, we need safe antibacterial ingredients for long and short term use. Microalgae Spirulina platensis is one of microalgae that contains safe antibacterial compound. In addition, these types of microalgae have other compounds that are very beneficial for skin. Besides the ingredients, the form of soap also needs to be considered to avoid bacterial contamination. The form of soap with a thin layer is the right form to solve this problem. This research aims to obtain the optimal saponification reaction temperature and NaOH concentration. The variation of reaction temperature used is 50, 60 and 70oC, while the mass variations of NaOH used are 3.75, 6.25, and 8.75 M. Optimal NaOH concentration for making this anti-bacterial soap is about 5-6.25 M at 60oC. But, based on quality, soap that made of 5 M NaOH concentration solution at 60oC is the best sample with 13.86 of water, 0.18 of free fatty acid and minimum inhibitory value 0 or no bacteria growth until 25 of dilution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>