Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142760 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Adyati Dwiyahreni
"ABSTRAK
Penelitian tentang aktivitas harian, terutama tingkah laku makan kuskus beruang Ailurops ursinus (Temminck, 1824) pada siang hari telah dilakukan di Cagar Alam Tangkoko-Duasudara Sulawesi Utara dari bulan April 1995 sampai dengan Juli 1995. Data perilaku diperoleh menggunakan metode focal animal sampling. Bila kuskus beruang yang diikuti terlihat makan, maka dicatat pula jenis dan bagian tumbuhan yang dimakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuskus beruang tidak terlalu aktif di siang hari. Sebagian besar waktunya (63,4%) digunakan untuk istirahat dan tidur, sedangkan aktivitas makan hanya menghabiskan 5,6% dari waktu. Daun muda adalah pakan utama kuskus beruang. Berdasarkan nilai indeks preferensi, Gamga floribunda adalah jenis yang paling banyak dipilih. Di antara seluruh tumbuhan yang potensial sebagai sumber pakan, preferensi pakan dipengaruhi oleh kerapatan tiap jenis tumbuhan di alam dan di antara jenis-jenis tumbuhan pakan, preferensi pakan dipengaruhi oleh banyaknya daun muda. Komposisi pakan kuskus beruang selalu berubah dari minggu ke minggu sesuai dengan banyaknya daun muda yang tersedia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"ABSTRAK
Penelitian tingkah laku makan Rangkong Sulawesi (Rhyticeros cassidix Temninck) pada masa tidak berbiak telah dilakukan di Cagar Alam Tangkoko-Batuangus, Sulawesi Utâra pada bulan Maret 1993 hingga Juli 1993. Tingkah laku yang diamati adalah pemilihan rangkong terhadap jenis pakan berdasarkan nilai indeks preferensi, faktor yang meinpengaruhinya, dan karakteristik buah pakan, serta pemilihan waktu untuk aktivitas makan. Data jenis pakan diperoleh dengan cara survai jalan/jelajah. Pengukuran buah pakan (besar, berat) dan penentuan warna buah dilakukan untuk inengetahui karakteristik jenis pakannya. Aktivitas inakan Rangkong Sulawesi diainati dengan menggunakan metoda scan pada jenis-jenis Ficus spp. Hasil penelitian inenunjukkan bahwa pakan utama RangkongSt1awesi adalah Ficus spp. yang berwarna xnerah atau ungu, berat buah berkisar antara 0,08 dan 15,3 gram, ukuran buahberkisar antara 5,43 dan 30 iniliineter. Aktivitas makan Rangkong Sulawesi di pohon Ficus lebih banyak dilakukan pada sore harl dari pada pagi atau siang hari."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rien Esti Pambudi
"Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian pada anak. Hal yang terpenting adalah bagaimana pembina, sebagai orang yang paling mampu mempengaruhi anak, mampu mendukung perilaku mandiri anak. Anak akan tumbuh menjadi individu yang mandiri atau tidak mandiri banyak dipengaruhi oleh bagaimana pembina memperlakukan anak. Apabila pembina selalu membantu anak, walau kesulitan yang dihadapi anak tidak seberapa, selalu mencukupi kebutuhan anak; membatasi gerak, terlalu melindungi dan tidak banyak memberi kesempatan pada anak, maka anak menjadi tidak berani dan akan menggantungkan diri pada pembina.
Mengingat dewasa ini banyak ibu yang juga bekerja dan meninggalkan anak dibawah usia 5 tahun dibawah pengawasan orang lain peneliti ingin mengetahui perilaku pembina di Sasana Bina Balita (SBB) sebagai salah satu alternatif pengasuhan yang dapat dipilih ibu yang bekerja, dalam menghadapi perilaku anak dengan pertimbangan adanya pelatihan serta program secara tertulis.
Respon pembina akan digolongkan sebagai tidak mendukung kemandirian anak bila pembina segera membantu anak, tidak memberi kesempatan serta pilihan pada anak untuk menooba sendiri. Respon pembina diperoleh melalui observasi di SBB terhadap perilaku mandiri-tidak mandiri anak. Anak dikatakan tidak mandiri bila menunjukkan perilaku mencari perhatian dengan meminta pembina, mengikuti ke mana pengasuh pergi, merninta menyelesaikan tugas yang diminta. Sedang anak dikatakan menunjukkan perilaku mandiri bila ia mampu mengikuti dan menyelesaikan instruksi pembina dalam kegiatan makan.
Subyek penelitian adalah pembina di SBB Mitra yang berjumlah enam orang yang tugas sehari-harinya adalah menangani anak usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif dengan melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian. Untuk itu, akan dilakukan studi awal guna mendapatkan informasi mengenai pentingnya kemandirian bagi anak yang diperoleh dari wawancara dengan satu orang pembina dan pengelola SBB, untuk menentukan batasan kegiatan yang akan diamati, dan untuk menentukan kemungkinan respon dari pembina dan tingkah laku makan anak, guna pembuatan lembar pengamatan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi yang menghambat pelaksanaan kemandirian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima pembina di SBB Mitra belum mendukung kemandirian dalam kegiatan makan. Mereka cenderung langsung membantu anak, dan belum banyak menunjukkan usaha untuk melatih anak melakukan aktivitas makan sendiri. Hal ini terutama disebabkan karena masalah waktu, mengingat kegiatan di SBB Mitra sudah terjadwal dan makanan yang disajikan pun harus habis termakan, menuntut mereka bekerja dengan cepat.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran respon pembina terhadap tingkah laku anak dalam kegiatan makan. Respon pembina nantinya akan dikelompokkan sebagai mendukung atau tidak mendukung kemandirian anak. Ditinjau dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan di bidang kemandirian. Dengan demikian, secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sarana perbaikan kualitas pengasuhan di SBB Mitra, terutama dalam penanganan anak dalam kegiatan makan.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih menggali kondisi yang mampu membuat pembina melakukan interaksi yang mendukung."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S2504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Marlangen
2010
S3694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Zulkaida
"ABSTRAK
Perkembangan di berbagai bidang menyebabkan semakin besar
kemungkinan seseorang untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang
dari berbagai kalangan, dengan latar belakang kultur dan gaya hidup yang
berbeda. Hal ini akan berpengaruh terhadap adanya perubahan budaya di
masyarakat, terutama dalam pola komunikasi atau hubungan interpersonal.
Dalam situasi seperti ini, hubungan interpersonal mulai lebih dihargai, karena
dinilai sebagai sumber utama dari kepuasan dan cara mencapai self worth di
dalam kehidupan. Banyak orang menyadari bahwa mereka kurang memiliki
keterampilan dan merasa tidak memiliki kehidupan yang cukup memuaskan,
karena merasakan adanya ktidak-adekuatan personal dalam berinteraksi
dengan orang lain. Ellis (dalam Lange & Jakubowski, 1976) melihat bahwa
cara untuk membantu individu untuk dapat mempertahankan dirinya dalam
dunia yang sulit namun dalam bentuk yang lebih rileks, lebih menyenangkan
dan lebih sehat adalah dengan tingkah laku asertif.
Lange dan Jakubowski (1976) mengatakan karena kebanyakan masalah
psikologi yang melibatkan assertion memiliki komponen kognitif afektif, dan
tingkah laku, maka kombinasi pendekatan kognitif, afektif dan tingkah laku
dalam pelatihan asertif dianggap tepat. Oleh karena itu, mereka kemudian
mengembangkan suatu bentuk pelatihan asertif dengan menggunakan
pendekatan kognitif - tingkah laku (cognitive-behavioral procedures).
Penelitian ini ingin melihat apakah program pelatihan asertif dengan
pendekatan kognitif-tingkah laku dapat menjadi sarana unmk meningkatkan
tingkah laku asertif pada mahasiswa.
Subjek penelitian mahasiswa Universitas Gunadarma tingkat 2 (dua), laki-
laki dan perempuan, berusia antara 18 - 20 tahun, memiliki skor tingkah laku
non asertif yang lebih dominan berdasarkan hasil Tes Skrining Subjek, bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian (mengikuti seluruh program pelatihan
selama 8 kali berturut-turut, mengisi kuesioner dan mengeljakan tugas-tugas
yang diminta - untuk kelompok eksperimen)
Jumlah subjek penelitian 12 orang pada kelompok eksperimen dan 12
orang pada kelompok kontrol. Rancangan yang digunakan di dalam penelitian
ini adalah true experimental design, dengan bentuk randomized matched
prestest-posttest control group design. Pelatihan asertif unluk kelompok
eksperimen diberikan selama 4 minggu dengan 8 kali pertemuan, sekitar 2,5 -
3 jam setiap pertemuan. Adapun untuk kelompok kontrol hanya diberikan
pretest dan posttest.
Untuk mengumpulkan data digunakan Tes Skrining Subjek untuk
menyeleksi individu yang akan diikutsertakan dalam pelatihan, Skala Tingkah
laku sertif yang cligunakan untuk pretest dan posttest (denan I0 aspek yaitu
melakukan percakapan, mencari informasi, mernberikan pendapat, mengajukan
permintaan, menolak permintaan, mengekspresikan perasaan, memberikan
pujian, memberikan kritikan, menerima pujian dan menerima kritikan) Serta
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Asertif. Untuk analisis data digunakan
Wilcoxon Signed Rank Test, Mann Whitney U Test dan distribusi frekuensi.
Kesimpulan yang diperoleh adalah 1) Ada peningkatan tingkah laku
asertif secara sangat signifikan setelah mengikuti pelatihan. Peningkatan terj adi
dalarn semua aspek tingkah laku asertif 2) Ada perbedaan tingkah laku asertif
secara signifikan antara subjek yang mengikuti pelatihan dengan yang tidak
mengikuti pelatihan. Namun jika dilihat secara lebih khusus berdasarkan aspek-
aspeknya, perbedaan yang signifikan terjadi pada aspek kernampuan
melakukan percakapan dan memberikan kritik. Faktor yang mungkin
menyebabkan adalah karena mated yang diberikan untuk setiap sesi (dan tugas
rumah yang diberikan) cukup banyak sedangkan pertemuan dilakukan
seminggu 2 kali, sehingga selang waktu pertemuan yang hanya 2-3 hari
tampaknya menyebabkan peserta pelatihan rnerasa bebannya menjadi banyak
(karena bersamaan dengan pengerjaan tugas-tugas kuliah) dan menyebabkan
beberapa dari mereka menjadi belum sempat untuk menerapkan secara optimal
berbagai keterampilan yang telah mereka pelajari di pelatihan. Komponen
active experimentation, dimana subjek diminta untuk mempraktikkan berbagai
materi yang telah dilatihkan ke dalam situasi sosial keseharian (membuat
keputusan, menyelesaikan masalah), tampaknya kurang berjalan dengan
optimal.
Kesmpulan 3) bentuk tingkah laku asertif yang sulit dilakukan subjek
adalah mengekspresikan orasaan dan menolak permintaan 4) materi yang
dianggap membantu meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah
percakapan sosial, memperkenalkan diri, memberikan pujian, seb’ statement,
imajinasi emosi dan memberikan kritikan S) teknik yang dianggap membanlu
meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah diskusi dalam kelompok besar (sharing masalah dan pengalaman)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norharlina BT Mohd Nor Ahmad
1995
S2291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Pudji Widodo
"ABSTRACT
Dumbo (Clarias gariepinus) is one of walking catfish species from
Africa. Dumbo was introduced to Indonesia in 1986. Sangkuriang (Clarias
gariepinus var. Sangkuriang) is one of dumbo variant that was launched by
Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.
The study about feeding behavior of sangkuriang is using juvenile of
clarias (Clarias gariepinus), common carp (Cyprinus carpio), tambaqui
(Collossoma macropomum) and tilapia (Tilapia mossambica) as preys.
Feeding behavior and prey preference of sangkuriang were compared with
dumbo (control). Parameters were observed in this study included:
aggressivity, time needed to recognize the prey, velocity to attack the prey,
and number of preys eating by two variant of catfish. The study was
conducted in aquarium (artificial environment).
Number of preys have been eaten by dumbo and sangkuriang were
recorded every 2 (two) hours along one day (24 hours). Data of each
parameter of dumbo and sangkuriang was compared. Data analysis was using mean difference comparison with t-test for independence variance and
one way ANOVA used SPSS program release 12.0.
In the feeding preference test, both of sangkuriang and dumbo were
prefer to attack juvenile of common carp and juveniles of clarias was second
preference. But in the feeding test, both of sangkuriang and dumbo
preferred to eat juvenile of clarias itself more than three other species.
Feeding preference of two variant of catfish were influenced by their prey
behavior. Juveniles of clarias were the weakest preys. When juveniles of
clarias needed oxygen, they would swim vertically to water surface. Its time,
both sangkuriang and dumbo attacked juveniles of clarias on the weakest
condition.
The time of sangkuriang ate maximum number of preys is between
02.00 ? 04.00 a.m. This result is match with many other research and studies
that say catfish is nocturnal fish. Dumbo ate preys maximum between 12.00
? 14.00. There are many previous studies describe that on the special case,
catfish can be active on daytime. Dumbo was more aggressive than sangkuriang. Time attacked its
preys by dumbo was faster than sangkuriang?s.. Dumbo was also more
cannibal than sangkuriang. Sangkuriang ate preys more than dumbo. Both
of dumbo and sangkuriang can be serious threat if they enter into natural
environment, because they will attack endemic fishes."
2009
T28826
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qorina Islamia
"Di ranah psikologi sosial, salah satu konsep yang telah banyak diteliti oleh ahli-ahli di bidang ini adalah tingkah laku prososial. Ada beberapa faktor yang dari lama telah dipelajari untuk memahami lebih lanjut tentang apa yang mempengaruhi adanya tingkah laku prososial, baik apa yang mempengaruhi timbulnya tingkah laku prososial ataupun faktor yang tidak menimbulkan tingkah laku prososial tersebut. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara empati dan conscientiousness dengan tingkah laku prososial saat ada bencana alam. Di penelitian ini, sampel dicari melalui survei daring, kemudian hasil analisis data menunjukkan bahwa empati dan conscientiousness menunjukkan efek positif dan signifikan terhadap salah satu tingkah laku prososial, yaitu memberikan bantuan dalam keadaan bencana alam. Semakin tinggi tingkat empati dan conscientiousness seseorang maka semakin memungkinan pula seseorang itu menjukkan tingkah laku membantu ketika bencana alam terjadi. Hasil penelitian ini juga mendukung lebih lanjut penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa empati dan conscientiousness dapat memprediksi kemungkinan tingkah laku prososial.

In social psychology, prosocial behaviour is one of the concepts that is highly researched by those working in the field. Over the years, there have been several factors studied to understand further on what affect prosocial behaviour in whether the behaviour arises, or they do not. Therefore, focus of this study is to find if there is a correlation between empathy and conscientiousness with helping behaviour during natural disaster occurrence respectively. The sample is obtained through online survey and the results supports how empathy and conscientiousness positively affect a specific form of prosocial behaviour, natural disaster helping and that indeed both have significant effect on helping behaviour during natural disaster. The more empathy and conscientiousness a person possess, then the more likely they will give help when natural disaster occurs. These findings further support previous research that found empathy and conscientiousness have a role on increasing prosocial behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Poedjawiyatna
Jakarta: Rineka Cipta, 1990
170 POE e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I.R. Poedjawijatna
Jakarta: Bina Aksara, 1986
170.44 POE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>