Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ina Rospita
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh hormon gonadotropin terhadap kematangan gonad dan proses ovulasi pada ikan gurami {Ospron^mus sourcuny Lac). Penyuntikan dilakukan secara intramuskular terhadap 25 ekor Induk betina Ikan gurami yang terdiri dan kontrol dan empat perlakuan yaitu perlakuan penyuntikan Chorionic Gonadotropin (HCG) . Proenant Metro's Serum. Gonadotropin (PMSG). kombinasi PMSG-KCG. masing-masing dengan dosis 1.000 iu/kg berat badan dan esktrak kelenjar hipofisa (HIP), dengan perbandingan berat resapien dan donor adalah 1 : 1- Penyuntikan dilakukan dua kali dengan interval waktu 4 jam. 24 jam setelah penyuntikan kedua, dilakukan stripping dan pengambilan gonad. Parameter yang diukur adalah ukuran diameter telur, persentase jumlah telur ovulasi dan nilai Indeks Kematangan Gonad. Basil analisis data memper1ihatkan bahwa pada perlakuan penyuntikan PMSG. kombinasi PMSG-HCG. dan HIP terjadi peningkatan kematangan telur. Pematangan telur dan ovulasi hanya terjadi pada perlakuan penyuntikan kombinasi PMSG-HCG dan HIP. tetapi secara statistik menunjukkan bahwa jumlah telur ovulasi lebih banyak terjadi pada perlakuan penyuntikan kombinasi PMSG-HCG."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Recarlo Zulkarnaen
"Penelitian mengenai pengaruh pengaruh pH air terhadap kematangan gonad ikan Rainbow boesemani (melanotaenia boesemani allen and cross, 1980) telah dilakukan. Sebanyak 150 ikan yang terdiri atas ikan jantan dan betina dibagi ke dalam 5 kelompok yang dipelihara dalam air dengan rentang nilai 6?7 (PK), pH 5?6 (P1), 7?8 (P2), 8?9 (P3),dan 9?10 (P4) selama 30 hari. Nilai IGS digunakan sebagai parameter utama, sedangkan persentase sel spermatozoa dan oosit tingkat V digunakan sebagai data pendukung. Nilai IGS terbesar pada ikan jantan dan betina (1,34% dan 3,92%) didapatkan pada P2, sedangkan nilai IGS jantan dan betina terendah (2,36% dan 0,93%) didapatkan pada P1. Persentase spermatozoa dan oosit tingkat V tertinggi (23,97% dan 21,87%) didapatkan pada P2, sedangkan persentase terendah (17,37% dan 9,28%) didapatkan pada P1. (Hasil uji analisis variansi (ANAVA) 1 faktor (P < 0,05) menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan pH terhadap nilai IGS ikan Melanotaenia boesemani . Hasil uji beda nyata terkecil (LSD) (P < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan nyata antara P1 dengan seluruh kelompok perlakuan lainnya; namun tidak ditemukan adanya perbedaan nyata pada kelompok perlakuan lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa pH dengan rentang nilai 5?6 memberikan pengaruh negatif terhadap kematangan gonad dari M. boesemani.

A study about the effect of water pH value on gonad maturity of boesemani Rainbowfish (Melanotaenia boesemani Allen and Cross, 1980) has been conducted. A total of 150 fishes consisted of male and female fishes divided into 5 groups which kept with different pH values : 6?7 (PK), 5?6 (P1), 7?8 (P2), 8?9 (P3),and 9?10 (P5). The GSI value was used as the primary parameter, while the percentage of spermatozoa and stageV oocyte was used as supporting data. The highest IGS value for both the male and female fish (1.34% and 3.92%) was obtained at P2, while the lowest value (2.36% and 0.93%) was obtained at P1. The highest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (23.97% and 21.87%) was obtained at P2, while the lowest percentage (17.37% and 9.28%) obtained at P1. The result of the analysis of variance (ANOVA) (P <0.05) showed that different pH affect the IGS value of M.boesemani. The result of least significant difference (LSD) (P <0.05) showed a significant difference between P1 with all other treatment groups while there are no differences between other treatment groups. It proved that the pH value range of 5-6 negatively M.boesemani? gonadal maturity."
2016
S61775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan dan performa benih ikan gurami (Osphronemus goramy, Lacepede 1801) dalam sistem resirkulasi air. Benih gurami (berat rata-rata 13,73 ± 0,93 g) ditebar dengan padat penebaran 4, 7, 10, 13, dan 16 ekor/20 l air. Pakan yang diberikan berupa pelet komersial dengan kandungan protein 38%. Pakan diberikan dua kali/hari sebanyak 3% berat tubuh ikan. Hasil percobaan selama 30 hari menunjukkan bahwa padat penebaran 4, 7, 10, 13, dan 16 ekor/20 l air masing-masing menghasilkan weight gain/WG (11,65; 10,24; 13,32; 10,03, dan 8,27 g), specific growth rate/SGR (2,07%; 1,93%; 1,83%; 1,87%; dan 1,57%), survival rate/sintasan (58,3%; 76,2%; 83,3%; 89,7%; dan 85,4%), dan feed conversion ratio/FCR (1,03; 1,31; 1,28; 1,0; dan 1,27). Hasil uji statistika Kruskal Wallis (p > 0,05) menunjukkan bahwa padat penebaran tidak berpengaruh terhadap WG, SGR, sintasan, dan FCR."
Universitas Indonesia, 2010
S31658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypopthalmus) adalah salah satu ikan air tawar potensial yang memijah hanya pada musim penghujan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan percepatan rematurisasi gonad. Ikan Patin Siam betina yang digunakan telah dipijahkan sebelumnya dan berjumlah 24 ekor; berumur 3,5 tahun, dengan berat 1.200-2.500 g yang dipelihara di hapa berukuran 6m x 3 m x 1,5 m. penelitian ini menggunakan rancangan faktorial yang terdiri atas 3 level dosis PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin) dan 2 level dosis AD (Antidopamin) jenis domperidon. Tiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMSG 10 IU/kg berat ikan + AD 0,01 mg/kg berat ikan merupakan kombinasi terbaik dalam merematurisasi gonad ikan Patin Siam yang ditunjukkan dari meningkatnya laju pertumbuhan spesifik, konsentrasi hormon estradiol, indeks hepatosomatik, indeks gonadosomatik, diameter telur, dan persentase induk matang gonad ikan uji dalam 42 hari.
"
OLDI 39:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pritha Hanindita Sudarawerti
"[ABSTRAK
Pengaruh warna wadah pemeliharaan terhadap kematangan gonad ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990) telah diteliti sebagai upaya peningkatan kualitas gonad indukan. Seratus delapan puluh ekor M. parva yang terdiri atas 90 ekor ikan jantan dan 90 ekor ikan betina berusia ± 7 bulan dibagi menjadi enam set perlakuan (K, P1, P2, P3, P4, dan P5); masing-masing dipelihara dalam 12 wadah polypropylene berwarna transparan, merah, biru, hijau, kuning, dan putih selama 30 hari. Ikan jantan dan betina dipelihara terpisah. Nilai IGS digunakan sebagai parameter utama dengan didukung oleh persentase sel spermatozoa dan sel oosit tahap V pada preparat histologi gonad ikan. Nilai IGS jantan dan betina tertinggi (0,873 % dan 2,617 %) terdapat pada P4 (wadah kuning), sedangkan nilai IGS jantan dan betina terendah (0,364 % dan 1,275 %) terdapat pada P5 (wadah putih). Persentase sel spermatozoa dan oosit tahap V tertinggi (60,01 % dan 29,05 %) terdapat pada P4 (wadah kuning), yaitu sedangkan persentase sel spermatozoa dan oosit tahap V terendah (28,62 % dan 11,07 %) terdapat P5 (wadah putih).
ABSTRACT
Effect of different tank colours on gonad maturity of kurumoi rainbowfish (Melanotaenia parva L.) was tested on this study. A hundred and eighty M. parva, consisted of 90 male and 90 female fishes at ± 7 months of age, was divided to six experimental groups (K, P1, P2, P3, P4, and P5), which kept for 30 consecutive days in 12 polypropylene tanks with 6 colour types: transparent, red, blue, green, yellow, and white, respectively. Male and female fishes was kept on different tanks. The GSI value was counted as the primary parameter, while the percentage of spermatid/spermatozoa and stage V oocytes was counted from gonadal histology preparations as supportive data. The highest GSI value of male and female groups (0,873 % and 2,617 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest GSI value of both gender (0,364 % and 1,275 %) was found on P5 (white tank). The highest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (60,01 % dan 29,05 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (28,62 % dan 11,07 %) was found on P5 (white tank).
;Effect of different tank colours on gonad maturity of kurumoi rainbowfish (Melanotaenia parva L.) was tested on this study. A hundred and eighty M. parva, consisted of 90 male and 90 female fishes at ± 7 months of age, was divided to six experimental groups (K, P1, P2, P3, P4, and P5), which kept for 30 consecutive days in 12 polypropylene tanks with 6 colour types: transparent, red, blue, green, yellow, and white, respectively. Male and female fishes was kept on different tanks. The GSI value was counted as the primary parameter, while the percentage of spermatid/spermatozoa and stage V oocytes was counted from gonadal histology preparations as supportive data. The highest GSI value of male and female groups (0,873 % and 2,617 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest GSI value of both gender (0,364 % and 1,275 %) was found on P5 (white tank). The highest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (60,01 % dan 29,05 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (28,62 % dan 11,07 %) was found on P5 (white tank).
, Effect of different tank colours on gonad maturity of kurumoi rainbowfish (Melanotaenia parva L.) was tested on this study. A hundred and eighty M. parva, consisted of 90 male and 90 female fishes at ± 7 months of age, was divided to six experimental groups (K, P1, P2, P3, P4, and P5), which kept for 30 consecutive days in 12 polypropylene tanks with 6 colour types: transparent, red, blue, green, yellow, and white, respectively. Male and female fishes was kept on different tanks. The GSI value was counted as the primary parameter, while the percentage of spermatid/spermatozoa and stage V oocytes was counted from gonadal histology preparations as supportive data. The highest GSI value of male and female groups (0,873 % and 2,617 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest GSI value of both gender (0,364 % and 1,275 %) was found on P5 (white tank). The highest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (60,01 % dan 29,05 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (28,62 % dan 11,07 %) was found on P5 (white tank).
]"
Universitas Indonesia, 2016
S62388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrain Utama Prawira
"Data pengaruh suhu terhadap reproduksi ikan rainbow boesemani (Melanotaenia boesemaniAllen & Cross) diperlukan untuk mendukung upaya optimalisasi budidaya ikan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu air terhadap indeks gonad somatik (IGS) dan kenampakan histologi gonad ikan rainbow boesemani. Sebanyak 75 ekor ikan jantan dan 75 ekor ikan betinadibagi secara merata ke dalam 5 akuarium ikan jantan dan 5 akuarium ikan betina, kemudian dipelihara pada suhu berbeda, yaknitanpa pengaturan suhu air (kontrol), suhu air 260C, suhu air 280C,suhu air 300C, dansuhu air 320C, selama 30 hari. Rerata IGS tertinggi terdapat pada ikan yang dipelihara pada suhu 260C dengan nilai 1,43%(ikan jantan) dan 3,6%(ikan betina), sedangkan rerata IGSterendah terdapat pada ikan yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 0,82% (ikan jantan) dan 1,33%(ikan betina). Rerata persentase spermatid/spermatozoa tertinggi terdapat pada ikan jantan yang dipelihara pada suhu 280C dengan nilai 23,1% sedangkan yang terendah terdapat pada ikan jantan yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 18%. Rerata persentase oosit tahap V tertinggi terdapat pada ikan betina yang dipelihara pada suhu 260C dengan nilai 27,4% sedangkan yang terendah terdapat pada ikan betina yang dipelihara pada suhu 320C dengan nilai 10,6%.

Information about the effect of water temperature on reproduction of boesemani rainbowfish (Melanotaenia boesemani Allen & Cross) is needed to support optimalization of its cultivation. This research was done to acknowledge the effect of water temperature on gonadosomatic index (GSI) and gonad histology of boesemani rainbowfish. As much as 75 male and 75 female fish were evenly distributed into 5tank of male fish and 5 tank of female fish, then these fish were kept in various water temperature, namelywithout water temperature arrangement, 260C water temperature, 280C water temperature, 300C water temperature, and 320C water temperature,for 30 days. The highest average of GSI found on fishes kept on 260C by the value of 1.43% (male) and 3.6% (female), while the lowest found on fishes kept on 320C by the value of 0.82% (male) and 1,33% (female). The highest average of spermatid/spermatozoa percentage found on male fishes kept on 280C by the value of 23.1%, while the lowest found on male fishes kept on 320C by the value of 18%. The highest average of level 5 oocyte percentage found on female fishes kept on 260C by the value of 27.4%, while the lowest found on female fishes kept on 320C by the value of 10.6%."
2016
S62606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Recarlo Zulkarnaen
"

Penelitian mengenai pengaruh pengaruh pH air terhadap kematangan gonad ikan Rainbow boesemani (Melanotaenia boesemani Allen and Cross, 1980) telah dilakukan. Sebanyak 150 ikan yang terdiri atas ikan jantan dan betina dibagi ke dalam 5 kelompok yang dipelihara dalam air dengan rentang nilai 6—7  (PK), pH 5—6 (P1), 7—8 (P2), 8—9 (P3),dan 9—10 (P4) selama 30 hari. Nilai IGS digunakan sebagai parameter utama, sedangkan persentase sel spermatozoa dan oosit tingkat V digunakan sebagai data pendukung. Nilai IGS terbesar pada ikan jantan dan betina (1,34% dan 3,92%) didapatkan pada P2, sedangkan nilai IGS jantan dan betina terendah (2,36% dan  0,93%) didapatkan pada P1. Persentase spermatozoa dan oosit tingkat V tertinggi (23,97% dan 21,87%) didapatkan pada P2, sedangkan persentase terendah (17,37% dan 9,28%) didapatkan pada P1. (Hasil uji analisis variansi (ANAVA) 1 faktor (P < 0,05) menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan pH terhadap nilai IGS ikan Melanotaenia boesemani . Hasil uji beda nyata terkecil (LSD) (P < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan nyata antara P1 dengan seluruh kelompok perlakuan lainnya; namun tidak ditemukan adanya perbedaan nyata pada kelompok perlakuan lainnya.  Hal tersebut membuktikan bahwa pH dengan rentang nilai 5—6 memberikan pengaruh negatif terhadap kematangan gonad dari M. boesemani. 


A study about the effect of water pH value on gonad maturity of boesemani Rainbowfish (Melanotaenia boesemani Allen and Cross, 1980) has been conducted. A  total of 150 fishes consisted of male and female fishes divided into 5 groups which kept with different pH values : 6—7  (PK), 5—6 (P1), 7—8 (P2), 8—9 (P3),and 9—10 (P5). The GSI value was used as the primary parameter, while the percentage of spermatozoa and stageV oocyte was used as supporting data. The highest IGS value for both the male and female fish (1.34% and 3.92%) was obtained at P2, while the lowest value (2.36% and 0.93%) was obtained at P1. The highest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (23.97% and 21.87%) was obtained at P2, while the lowest percentage (17.37% and 9.28%) obtained at P1. The result of the analysis of variance (ANOVA)  (P <0.05) showed that different pH affect the IGS value of M.boesemani. The result of least significant difference (LSD) (P <0.05) showed a significant difference between P1 with all other treatment groups while there are no differences between other treatment groups. It proved that the pH value range of 5-6 negatively M.boesemani’ gonadal maturity.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"enurunnya populasi ikan soro di alam akibat kerusakan lingkungan habitat dan penangkapan berlebih merupakan ancaman bagi kelestarian ikan ini. Pemijahan buatan telah dapat dilakukan dengan rangsangan hormon, namun hasil yang diperoleh masih perlu disempurnakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi jenis hormon yang tepat, dosis terbaik dan masa laten tercepat terhadap keberhasilan ovulasi dan pemijahan ikan soro. Perlakuan yang diberikan adalah Ovaprim 0,5 mL/kg Induk (O1), kombinasi Ovaprim + hCG (O2), Ovaprim+AI (O3), dan AI + Oxytocin (O4), Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa perlakuan O4, (kombinasi antara AI dengan Oxytocin) memiliki waktu laten untuk merangsang ovulasi yang tercepat (17,5� 0,52 jam) dibandingkan perlakuan lainnya. Secara umum derajat pembuahan perlakuan O4 (AI + Oxytocin) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain yaitu 96,60 � 1,00 percent. Demikian halnya dengan derajat penetasan sebesar 81,05�1,77 percent dan tingkat kelangsungan hidup larva yaitu 98,88 � 1,37 percent. Hasil yang diperoleh memberikan indikasi bahwa O4 (AI + Oxytocin) merupakan kombinasi hormon terbaik yang dapat diinduksi untuk ovulasi dan pemijahan semi alami (tanpa "stripping") pada soro."
551 LIMNO 21:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>