Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Amin
"Skizofrenia merupakan salah satu contoh gangguan jiwa berat dan merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat dan menimbulkan disorganisasi personalitas terbesar yang tidak mempunyai kontak dengan realita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran daerah tempat tinggal terhadap kejadian penyakit skizofrenia pada penderita gangguan jiwa yang dirawat inap di RS.Dr.Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007.
Hasil penelitian menemukan bahwa responden yang tinggal di perkotaan yang menderita penyakit skizofrenia sebanyak 155 orang (82.4%). Berdasarkan hasil analisis multivariat menunjukan bahwa penderita yang tinggal di perkotaan mempunyai resiko 3,22 kali untuk mengalami penyakit skizofrenia dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan, setelah dikontrol dengan tingkat pendidikan, yaitu dengan OR= 3,22 (CI; 1,99 - 5,46 ).

Schizophrenia is one of example of serious mental disorder and the most serious functional psychosis form and cause severest disorganization of personality which does not have any contact to reality.
This study aim to find out the role of residence area for schizophrenia disease to inpatient of mental disorder treated in Dr.Ernaldi Bahar Hospital South Sumatera Province year 2007.
Study result founds that respondent who live in the city area suffering schizophrenia as much as 155 people (82.4%). Based on multivariate analysis, it showed that sufferers who lived in city area have 3,22 times of risks to suffer schizophrenia disease compared with their counterparts in the village, after controlled by education level, with OR = 3,22 (CI; 1,99 - 5,46).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T28809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Sitawati
"Latar Belakang: Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat, Skizofrenia diderita oleh 21 juta orang di dunia. Anggota Rumah Tangga (ART) di Indonesia yang menderita Skizofrenia/ psikosis 6,7 per mil pada 2018. Cakupan pengobatan penderita Skizofrenia atau psikosis yang berobat ke RS Jiwa/fasilitas layanan kesehatan/Tenaga Kesehatan adalah pernah/seumur hidup (85%) dan yang minum obat rutin 1 bulan terakhir (48,9%). Sekalipun prevalensinyaya kecil namun dampaknya sangat besar biaya finansial Skizofrenia di Amerika Serikat diperkirakan melampaui biaya semua kanker bila digabungkan, karena Skizofrenia bermula pada awal kehidupan, menyebabkan hendaya/ketidakmampuan yang signifikan dan bertahan lama, membuat tuntutan perawatan rumah sakit yang berat, membutuhkan perawatan rawat jalan, rehabilitasi, dan layanan dukungan terus-menerus. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya determinan kepatuhan minum obat pada penderita Skizofrenia di Poli Rawat Jalan RSJ Daerah Propinsi Lampung tahun 2019.
Metode: Penelitian Kuantitatif dengan desain Cross Sectional, sampel 192 responden diolah dengan chi square dan regresi logistik.
Hasil: Sebagian dari penderita yang menjadi responden patuh minum obat (51,0%), berumur dewasa >30 tahun (70,3%), berpenghasilan dibawah UMP Lampung (82,3%), tingkat pendidikan dasar (46,9%), akses ke RSJ terjangkau (73,4%), persepsi dukungan keluarga sangat kuat (50,5%), wawasan terkait penyakit luas (94,3%), persepsi keparahan penyakit sedang (61,5%), persepsi tidak ada efek samping obat (54,7%), persepsi peran Dokter baik (35,9%) dan peran Apoteker sangat baik (80,2%). Kepatuhan berasosiasi secara positif dengan penghasilan (OR= 4,73), tingkat pendidikan, akses ke RSJ (OR=5), persepsi dukungan keluarga (OR=2,2), wawasan terkait penyakit (OR=5), persepsi keparahan penyakit, persepsi efek samping obat (OR=2,6), peran Dokter dan peran Apoteker (OR=2,7). Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat adalah akses dengan OR = 6,6.
Rekomendasi: Meningkatkan akses pada penderita melalui optimalisasi pelayanan kesehatan mental rujukan berjenjang di PPK I, II, disertai sumber daya manusia (Dokter, Apoteker) serta obat-obatan terkait, mengaktifkan Website RSJ serta melakukan edukasi melalui video edukasi, leaflet, poster, banner terkait kepatuhan minum obat penderita Skizofrenia.

Introduction: Skizophrenia is a severe mental disorder, it affects 21 Million people in the word. Household membersin Indonesia who suffer from schizophrenia/psychosis 6,7 per mile in 2018. Treatment coverage for schizophrenia/ psychosis patients who go to mental health/health care facilities/ health workers is ever/ for lifetime (85%) and who take routine medication for last month (48.9%). Even though the prevalence is small but the impact is enormous, financial costs of schizophrenia in the United States are estimated to exceed the costs of all cancers when combined, because schizophrenia starts early in life, causes significant and long-lasting health/disability, makes demands for severe hospital treatment, requires outpatient care, rehabilitation, and continuous support services. The purpose of this study was to determine the determinants of medication adherence in patients with paranoid schizophrenia in outpatient polyclinic in Lampung Province Regional Hospital in 2019
Method: a quantitative research with cross sectional design, 192 sample respondents, using chi square and logistic regression analysis.
Result: Some of the patients who became respondents obeyed taking medication (51.0%), having adult age > 30 years (70.3%), earning under the UMP Lampung (82.3%), basic education level (46.9%), access to RSJ affordable (73.4%), perception of family support was very strong (50.5%), good insight into illness (94.3%), perception of disease severity moderate (61.5%), perception of drug: no side effects (54.7%), perceptions of the role of the doctor good (35.9%) and the role of the Pharmacist is very good (80.2%). Compliance was positively associated with income (OR = 4.73), education level, access to RSJ (OR = 5), perceptions of family support (OR = 2.2), insight into illness (OR = 5), perception of disease severity, perception of drug side effects (OR = 2.6), the role of the doctor and the role of the pharmacist (OR = 2.7). The most dominant variable that is related to medication adherence is access with OR = 6.6
Recommendation: Increase access to patients through optimization of tiered referral mental health services in PPK I, II, along with human resources (Doctors, Pharmacists) and related medicines, activate the RSJ Website and conduct education through educational videos, leaflets, posters, related banners compliance with taking medication for patients with schizophrenia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Makmur Salpator
"Tesis ini membahas pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 dan Susenas 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tempuh ke fasilitas UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan imunisasi dasar diperlukan optimalisasi manajemen posyandu.

The focus of this study is the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province using secondary data Riskesdas 2007 and Susenas 2007. The purpose of this study is to know the factors relating to the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province. This research is a quantitative research methode with cross sectional design.
This study found that the access time to the Community Based Health Efforts (UKBM) facility is the dominant factor in the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province in 2007. The researcher suggests that Posyandu management as one of the UKBM should be optimized to increase the basic immunization coverage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Jek Amidos
"Masalah keperawatan skizofrenia yang paling banyak ditemukan adalah risiko perilaku kekerasan, halusinasi dan harga diri rendah. Ditemukan 55% klien risiko perilaku kekerasan, halusinasi dan harga diri rendah yang mengalami kekambuhan dan tidak patuh minum obat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pangaruh Acceptance and Commitment Therapy dan Pendidikan Kesehatan kepatuhan minum obat terhadap gejala, kemampuan menerima dan berkomitmen pada pengobatan dan kepatuhan klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. Desain penelitian ini quasi eksperimental pre testpost test with control group. Tehnik pengambilan sampel ini adalah purposive sampling, dimana sampel penelitian ini 90 orang klien skizofrenia, 30 kelompok intervensi yang diberikan Acceptance and Commitment Therapy dan pendidikan kesehatan kepatuhan minum obat, 30 kelompok intervensi yang diberikan Acceptance and Commitment Therapy dan 30 kelompok kontrol.
Hasil penelitian ini ditemukan penurunan gejala risiko perilaku kekerasan, halusinasi dan harga diri rendah serta peningkatan kemampuan menerima dan berkomitmen pada pengobatan dan kepatuhan klien skizofrenia yang medapatkan Acceptance and Commitment Therapy dan pendidikan kesehatan kepatuhan minum obat lebih besar secara bermakna dibandingkan kelompok yang hanya mendapatkan Acceptance and Commitment Therapy (pvalue < 0.05). Acceptance and Commitment Therapy dan pendidikan kesehatan kepatuhan minum obat direkomendasikan sebagai terapi keperawatan dan pendukung terapi keperawatan lanjutan dalam merawat klien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan, halusinasi dan harga diri rendah.

Schizophrenia nursing problems most commonly found is the risk of violent behavior, hallucinations, and low self esteem. Found 55% of client risk violent behavior, hallucinations, and low self-esteem who have a relapse and medication adherence.
This study aims to obtain the effects Acceptance and Commitment Therapy and Health Education adherence to symptoms, ability to accept and commit to treatment and compliance in schizophrenia clients Mental Hospital of Medan, North Sumatra. This research design quasi-experimental pre-test post-test with control group. This sampling technique was purposive sampling, where the sample is 90 clients with schizophrenia, 30 the intervention group were given Acceptance and Commitment Therapy and medication adherence health education, intervention group were given 30 Acceptance and Commitment Therapy and 30 control group.
Results of this study found a reduction in symptoms risk of violent behavior, hallucinations, and low self-esteem and increased ability to accept and commit to the treatment of schizophrenia and compliance client who gets Acceptance and Commitment Therapy and health education medication adherence was significantly greater than the group that only get Acceptance and commitment Therapy (pvalue <0.05). Acceptance and Commitment Therapy and medication adherence health education recommended as a therapeutic nursing and therapy support advanced nursing care for clients in the risk of schizophrenia with violent behavior, hallucinations, and low self esteem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismayanti
"Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang masih banyak menimbulkan masalah kompleks. Masalah tersebut bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah sosial, ekonomi dan budaya (W1-L0,2000). Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu kabupaten endemis kusta di provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki Case Detection Rate tertinggi ( 50,9/100.000) di tahun 2006 dan prevalensi rate 4/10.000. Jumlah kasus baru yang ditemukan di tahun 2006 sebesar/69 kasus. Sebagian besar kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Jeneponto dinyatakan endemis dan derajat endemisitasnya, cukup tinggi sehingga risiko tertularnya penduduk menjadi sangat besar. Masih tingginya case detection rate di kabupaten Jeneponto disertai kepadatan hunian yang cukup tinggi memungkinkan penularan kusta melaitri droplet maupun sentuhan langsung. Untuk itu perlu di ketahui hubungan kepadatan human terhadap risiko kejadian kusta.
Tujuan penelitian ini tuttuk rnengetahui hubungan faktor hunian dengan kejadian kusta di Ka.bupaten Jeneponto setelah dikontrol oleh faktor konfounding yaitu umur, jenis kelamin, vaksinasi BCG, pengeluaran, riwayat kontak serurnah, pendidikan dart pekerjaan. Penelitian ini menggunakan disain study kasus kontrol yang dipadankan( pair wise matching). Sampel penelitian adalah seluruh penderita kusta baru yang ditemukan periode Juli 2006 sampai September 2007. Jumlah kasus sebanyak 115 orang dan jumlah kontrol sebanyak 115 orang. Analisis data diIakukan meialui tiga tahapan, yaitu Univariat (distribusi frekuensi), Bivariat (uji McNemar) dan rnultivariat (Conditional Multiple Logistic Regression).
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepadatan hunian berhubungan dengan kejadian kusta dengan nilai OR 10,65 (95% Cl: 4,11— 27,62) dart nilai p 0,000 setelah dikontrol variabel pengeluaran, pekerjaan dan riwayat kontak serurnah. Dari hasil penelitian ini disarankan perlu dilaksanakan pemeriksaan kontak serumah yang lebih intensif pada wilayah puskesmas yang tingkat kepadatan hunian tinggi, screening terhadap rumah yang ada penderita kusta terutarna pada rumah-rumah dengan tingkat kepadatan hunian tinggi.

Disease of Leprosy represent contagion which still many generating the problem of complex. The problem not merely from medical facet but extending to problem of social, cultural and economic ( WHO,2000). Sub-Province of Jeneponto represent one of the sub--province of endemic of leprosy in Province of South Sulawesi owning highest Case Detection Rate ( 50,9/100.000) in year 2006 and prevalence rate 4,1/10.000. Amount of new case found in year 2006 amount 169 cases. Mostly district of exist in region of sub-province of Jeneponto expressed by endemic and degree of high endemic enough so that its contagious risk resident become very big. Still height of case detection rate in sub-province of Jeneponto accompanied by density of dwelling which high to enough enable infection of leprosy through droplet and also direct touch. For that need in knowing relationship of density of dwelling to risk of leprosy occurrence.
Target of this research to know relation of factor of dwelling with occurrence of leprosy in Sub-Province of Ieneponto after controlled by confounder that is age, gender, vaccination BCG, expenditure, history contact house, education and work. This research use to design case control study (pair wise matching). Sample of Research is all new leper was found by period of July 2006 until September 2007. Amount of case of counted 115 people and amount of control of counted 115 people. Data analyzing conducted to through three steps, that is Univariate ( frequency distribution), Bivariate (McNemar test) and multivariate (Conditional Multiple Logistic Regression).
Result of research of show that density of dwelling relate to occurrence of leprosy with Odd Ratio 10,65 ( 95% CI: 4,11 - 27,62) and p value 0,000 after controlled by variable of expenditure, job and history contact house. From result of this research is suggested require to be executed by a inspection contact more intensive house at region of puskesmas (public health center) which mount density of high dwelling and screening to existing house of leper especially at house with level density of high dwelling.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Nomiko
"Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di 6 ruang rawat inap. Sampel sebanyak 51 perawat pelaksana yang merupakan total populasi. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap, tidak sedang sakit, tidak sedang tugas belajar, dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi Iogistik berganda. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa perawat pelaksana rata-rata mempunyai persepsi baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi.
Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, motivasi, pengembangan karir, dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv < 0,05). Sedangkan variabel umur, lama kerja, persepsi terhadap pekerjaan, kepemimpinan, dan imbalan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv > 0,05).Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat adalah tingkat pendidikan dan supervisi.
Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh direksi dan manajer keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit. Caranya adalah dengan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia khususnya perawat dan manajemen keperawatan di ruangan melalui upaya pengoptimalan kedua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu tingkat pendidikan dan supervisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Mahakarya Sembahen
"Batu bara masih menjadi primadona di beberapa daerah yang memiliki potensi besar di Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera Selatan. Tidak terpenuhinya pasokan batu bara dalam negeri pada sistem Domestic Market Obligation dari tahun ke tahun menjadi indikator bahwa batu bara dijual secara ekspor dengan berorientasi pada perolehan pendapatan yang maksimal. Dalam paradigma pembangunan berkelanjutan, produksi yang bergantung pada permintaan ekspor dinilai dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan menghasilkan eksternalitas negatif. Dalam Geografi Ekonomi Evolusioner, pendekatan Path Dependence digunakan dalam penelitian ini untuk mengurai kondisi tersebut berdasarkan penelusuran proses sejarah Provinsi Sumatera Selatan sebagai wilayah pengekspor batu bara yang dibentuk oleh kelembagaan, serta menelisik perilaku kelembagaan yang mengunci identitas tempat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kelembagaan dalam membentuk dan mengunci identitas tempat Provinsi Sumatera Selatan sebagai Wilayah Pengekspor Batu Bara. Pendekatan kualitatif yang digunakan pada penelitian ini bersifat desk research untuk literatur sejarah terkait dengan menekankan dari masa kemerdekaan, serta melakukan wawancara mendalam kepada kelembagaan pada masa sekarang untuk menggali perspektif yang mengunci identitas tempat. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kelembagaan pada masa ke masa memberikan kontribusi dalam berbagai bentuk yang terus berkembang dari masa ke masa, dan kelembagaan terkait mengunci identitas tempat Provinsi Sumatera Selatan sebagai wilayah pengekspor batu bara.

Coal is basic commodity in several provinces that have great potential in Indonesia, including the Province of South Sumatra. The non-fulfillment of domestic coal supply through the ‘Domestic Market Obligation’ system from year to year is an indicator that coal is sold by export with the orientation of obtaining maximum income. In the sustainable development paradigm, production that depends on export demand is considered to make economic be volatile and create negative externalities. In Evolutionary Economic Geography, Path Dependence approach is used in this study to unravel this conditions based on tracing historical process of South Sumatra Province as a coal exporting region formed by institutions, and examines this condition being locked the place identity. The purpose of this study was to analyze the influence of institutions in shaping and lock the identity of the province of South Sumatra as a Coal Exporting Region. The qualitative approach used in this research is desk research for and related history literature around Indonesia post-independence period, and conducting in-depth interviews with institutions this era. The results of the study was concluded that institutional from time to time gave contributions in various forms and continued to develop, then the related institutions locked the place identity of South Sumatra Province as a coal exporting region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawwaroh
"ABSTRAK
Pemekaran daerah yang menghasilkan daerah-daerah otonom baru
menjadi fenomena yang menarik di Indonesia saat ini. Dalam 10 tahun
desentralisasi, yaitu dari tahun 1999 sampai dengan 2009, daerah otonom di
Indonesia sudah bertambah mencapai 205, yang terdiri dari 7 provinsi, 164
kabupaten, dan 34 kota. Kini, hingga akhir tahun 2013 tercatat jumlah daerah
yang ada di Indonesia sebanyak 539 daerah otonom, terdiri dari 34 provinsi, 412
kabupaten, dan 93 kota. Demokrasi pasca reformasi memang memberi ruang yang
besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dari Sabang
sampai Merauke melalui munculnya daerah-daerah otonom baru. Tapi di sisi lain,
kinerja daerah hasil pemekaran tersebut tidak berjalan secara maksimal. Sejumlah
evaluasi yang dilakukan pemerintah maupun lembaga kredibel lainnya
membuktikan bahwa pemerintahan daerah otonom baru tidak berjalan secara
efektif dan efisien. Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang mengalami
penambahan daerah otonom baru yang jumlahnya cukup siginifikan juga layak
untuk dievaluasi. Penelitian ini melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintah
daerah otonom baru menggunakan skala indeks dan ketimpangan dengan
menyertakan daerah otonom lama sebagai pembanding. Hasilnya, kinerja
pemerintah daerah otonom baru di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008-
2012 masih berada di bawah kinerja pemerintah daerah otonom lama. Namun
demikian, pembangunan di daerah otonom baru sudah berjalan cukup baik yang
dibuktikan dengan sejumlah indeks kinerja yang selisih angkanya tidak begitu
jauh berbeda dengan daerah otonom lama.

ABSTRACT
Rapid proliferation of regional administrations has resulted new
autonomous regions becomes an interesting phenomena in Indonesia nowadays.
In 10 years of decentralization, from 1999 to 2009, the autonomous region in
Indonesia has increased to reach 205, which consists of 7 provinces, 164
regencies, and 34 cities. Now, until the end of 2013 there are 539 autonomous
regions, consists of 34 provinces, 412 regencies, and 93 cities. Democracy in the
post reform does give a large space to improve the welfare of Indonesian people
from Sabang to Merauke through the emergence of new autonomous regions. But
on the other hand, the performances were not running optimally. A number of
evaluations by government or other credible institutions proved that the new
autonomous regional governments do not run effectively and efficiently. South
Sumatra province as one of province having new autonomous regions should be
evaluated. This study evaluated the government performance of the new
autonomous regions using the index scale and imbalance by including old
autonomous regions as a comparison. As a result, the performance of the new
autonomous regions in South Sumatra Province in 2008-2012 is still under the old
autonomous regions performance. However, the development of new autonomous
regions has been running quite well, as proved by index numbers, is not really
different from the old autonomous regions."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukarramah
"ABSTRAK
Nama : MukarramahProgram Studi : Epidemiologi KomunitasJudul : LDL Terhadap Hipertensi Pada Petani Usia Produktif Di Daerah RuralSumatera Selatan Yang Melaksanakan Ibadah Haji Tahun 2016Pembimbing : Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim., MPH.Latar Belakang: Petani adalah kegiatan utama di daerah pedesaan. Hipertensi adalahgangguan kardiovaskular yang paling umum dan tantangan kesehatan masyarakat yangdiakibatkan dari transisi sosioekonomi, demografi, dan epidemiologis. Tujuan dari studi iniuntuk mengetahui hubungan dan kontribusi kolesterol LDL terhadap kejadian hipertensi.Metode: Desain dalam penelitian ini adalah studi cross sectional. Penelitian ini menggunakandata sekunder dari Siskohatkes sistem komputerisasi haji terpadu kesehatan . Populasi sumberadalah seluruh jemaah haji yang bekerja sebagai petani di daerah pedesaan Provinsi SumateraSelatan. Sampel berjumlah 411 orang petani usia produktif 15-64 tahun . Variabel independenutama adalah kolesterol LDL dan dependen utama adalah hipertensi. Data dianalisismenggunakan univariat, bivariat dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda.Perhitungan dampak potensial menggunakan artibutable risk AR sedangkan ukuran asosiasimenggunakan Odds ratio OR Hasil: Analisis multivariat model akhir dengan regresi logistik ganda, ada hubungan antarakolesterol LDL dengan hipertensi, P = .001, OR 2,284 dengan 95 CI 1,474-3,540 setelahdikontrol oleh usia dan IMT. Berdasarkan perhitungan dampak pottential menggunakan AR didapatkan nilai sebesar 4,0 atau 40 . Artinya bahwa jika kadar kolesterol

ABSTRACT
Name MukarramahStudy Program EpidemiologiTitle LDL Cholesterol Contribution to Hypertension, At Farmers ofProductive Age, in Rural Areas, South Sumatera Province 2016Counsellor Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim., MPH.Background Farmers are the main activities in rural areas. Hypertension is the most commonand acquired cardiovascular disorder that can be acquired from socioeconomic, demographic,and epidemiological transitions. The purpose of this study was to determine asosiation andcontribution LDL cholesterol to hypertension.Method The design in this study was a cross sectional study. This study used secondary datafrom Siskohatkes computerized integrated haj computerized system . The population is allpilgrims who work as farmers in the rural areas of South Sumatra Province. Secret sample 411productive ages 15 64 years . The main independent variable is LDL and the major dependentis hypertension. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate using multiplelogistic regression. Potential compensation uses a meaningless risk AR while the measureuses the Odds ratio OR Result Multivariate analysis of the final model with multiple regression, there was arelationship between LDL cholesterol with hypertension, P 0.001, OR 2.284 with 95 CI 1,474 3,540 after intervention by time and BMI. Based on the trigger using AR , get a valueof 4.0 or 40 . This means if the cholesterol level "
2018
T50450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Nur Izati
"Setiap tahunnya terdapat 1 juta bayi yang meninggal pada hari pertama dikarenakan asfiksia. Risiko kematian karena asfiksia adalah 8 kali lebih tinggi di negara dengan angka kematian neonatal tinggi (Lawn dkk, 2005). Di Indonesia, sekitar 27.0()0 bayi baru lahir meninggal pada hari pertama karena asfiksia (Save the Children, 2005). Selain itu, asfiksia menempati urutan kedua penyebab utama ematian neonatal di Indonesia, setelah berat bayi lahir re dah (29%) ya itu sebesar 27% (SKRT:, 2001).
Kejadian astiksia pada bayi baru lahir di RS, menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima oleh ibu dan bayi baik sebelum masuk RS maupun sesudah masuk RS. Kualitas pelaya nan yang diterima ibu dan bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa aktor, diantaranya adalah akses terhadap pelayanan kesehatan. Akses terhadap pelayanan kesehatan yang bagus akan dapat mencegah keterlambatan dalam enerima pela):anan kesehatan yang berkwalitas dan mencegah terjadinya asfiksia. Sebaliknya akses yang tidak bagus terhadap pelayanan kesehatan akan menggamoarkan adanya permasalalian sebelum mencapai fasilitas kesehatan dan hal ini dapat terlihat dengan adan ya tanda dan gejala asfiksia pada bayi baru lahir.
Faktor tempat tinggal ibu merupakan salah satu proksi yang dapat setelah mempertimbangkan faktor ibu dan anak dan pelayanan kesehatan. Pola kejadian asfiksia di RS berdasarkan wilayah tempat tinggal menunjukkan bahwa ibu­ ibu yang berasal dari wilayah rural memiliki risiko 1,57 kali untuk bayinya mengalami asfiksia jika dibandingkan dengan ibu yang berasal dari wilayah urban (OR I ,57 95% Cl I,17 - 2, I 0) setelah dikontrol dengan variabel terkait lainnya.

Every year I million babies died on the first day born due to asphyxia. The risk of asphyxia i8 times higher in the country with high neonatal Heath (Law n et al,:2005). In Indonesia, about 27.0. 0 newborn babies d ied in he fi rst day of their life d ue to asphyxia (Save the childre , 2005). Asphyxia is the second cause of death in neonatal periooe in Indonesia (27%), after lew birth weight in th first place (29%) (SKR1\ 2001).
Asphyxia of newborn by, ill ustrate health service qualiry hat mother and baby accept before and afte care in tHe hospi tal The quality of services received by mother and Baby can be infl uence by sev ra J factors; one f those is access to the hea lth service. Good access to t h hea lth service can prevent delayed i n the acceptance for quality of hea lth service an prevent baby to get asphyxia. On the other side, poor access to the health service ean ill ustrate a prob le before reaching the healtH facilities and thi can be seen i n he sign and symptom of birth asphyxia of the newborn baby.
Mother's residence is one of the p oxies that can illustrate access to the health facilities in one area. The proxy of health service facilities can used to evaluate improveme to prevent asphyx ia. Identify the delay before reaching hospital can also be illustrated poor access t0 the healt}l service. And t his can be used to identify poor access through mother-'s residence rela. ed to birth a hyxia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>