Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pauline Ratna Hendrati
Jakarta: LEKNAS-LIPI, 1975
305.8 PAU d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pauline Ratna Hendrati
Jakarta: LEKNAS-LIPI, 1975
305 PAU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pauline Ratna Hendrati
Jakarta: LEKNAS-LIPI, 1975
305 PAU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"sekitar 200 orang berkumpul di depan pengadilan amsterdam belanda pada rabu (20/1/2010). orang-orang itu membawa poster berisi dukungan terhadap geert wilders yang tengah diadili atas dakwaan menyebar kebencian dan diskriminasi terhadap komunitas muslim. sebuah poster memperlihatkan wajah politisi fkamboyan dari sayap kanan belanda itu dengan tanda silang merah dimulut. hentikan islamisasi eropa. teriak salah seorang dari mereka katanya."
361 MAJEMUK 42:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian permasalahan dan perlindungan sosial pekerja migran di Malaysia dilakukan di Keduataan Besar RI di Kuala Lumpur dan konsulat Jenderal RI di Johor Bahru...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Styowati
"Permasalahan sosial menjadi salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi oleh orang yang memiliki riwayat penyakit kusta di Lingkungan Pondok Sosial Para Cacat Eks Kusta di Desa X (untuk selanjutnya akan disebut dengan ‘Liposos Paca’). Permasalahan sosial tersebut bersumber pada adanya stigma sebagai hasil konstruksi sosial negatif yang berkembang di masyarakat. Stigma menciptakan eksklusi sosial dan berbagai tindakan diskriminatif lain yang terjadi sejak mereka dinyatakan menderita kusta sampai mereka dinyatakan sembuh secara medis dari kusta. Analisis tentang stigma dan eksklusi sosial ini akan dikaitkan dengan pembahasan tentang kekerasan simbolik dari Bourdieu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe etnografi yang menekankan pada observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa praktik kekerasan simbolik yang dialami oleh orang yang memiliki riwayat penyakit kusta cenderung langgeng karena adanya pengakuan atas hubungan dominasi yang terbentuk.

Social problem is one of the biggest problems faced by people affected by leprosy, especially in a place called Lingkungan Pondok Sosial Para Cacat Eks Kusta in X village (and then it will be called as Liposos Paca). Social problem comes from stigma as a result of negative social construction. Stigma creates social exclusion and other discrimination actions that is occurred since they are affected by leprosy until they have cured from leprosy. Analysis about stigma and social exclusion in this research will be associated with symbolic violence from Bourdieu. This research uses qualitative research method especially ethnography emphasizing on participation observation, depth interview, and literature study. This research results that symbolic violence on people affected by leprosy tend to be lasting because of the recognition of the domination of relationship happen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Soeskandi
"Latar Belakang Permasalahan
Dalam usaha untuk mencari kelestarian di dalam hidupnya, setiap masyarakat akan selalu cenderung mengarahkan dirinya pada suatu tertib sosial yang mantap. Pergaulan hidup manusia diatur oleh berbagai macam kaidah atau norma yang pada hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan ketertiban dan ketenteraman dalam kehidupan bersama. Di dalam pergaulan hidup tersebut, manusia mendapatkan pengalaman-pengalaman tentang bagaimana caranya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang bersifat pokok, antara lain : sandang, pangan, papan, keselamatan .jiwa dan harta, harga diri, potensi untuk berkembang, dan kasih saying.
Pengalaman-pengalaman tersebut pada suatu titik tertentu akan menghasilkan nilai-nilai yang positif maupun negatif pada diri manusia. Hal ini akan mengakibatkan bahwa manusia akan mempunyai konsepsi-konsepsi abstrak mengenai rnana yang tidak baik dan harus dituruti serta mana yang tidak baik dan harus ditinggalkan. Sistem nilai-nilai tersebut sangat berpengaruh terhadap pola-pola berpikir manusia, hal mana merupakan suatu pedoman mental baginya.
Masyarakat Madura adalah masyarakat yang boleh dikatakan mempunyai tradisi yang tidak begitu menganggap atau memperhatikan aturan-aturan pemerintah dalam hal suatu pengaturan tertentu dalam lingkungan keluarganya. Dalam hal ini kaidah atau tertib sosial yang ada pada urnumnya mereka gunakan atau taati adalah kaidah-kaidah yang secara otonom ditegakkan oleh satuan-satuan keluarga besar mereka atas dasar kekuatan mereka masing-masing.
Kekuatan masing-masirg keluarga tersebut di samping akan menjadi mekanisme untuk menekan dan memperkecil terjadinya konflik, juga akan berfungsi sebagai kekuatan polisional untuk menghadapi serta meniadakan konflik (dengan pola perrmulihan lewat tindakan sendiri), khususnya apabila konflik tersebut menyangkut masalah-masalah kehormatan dalam keluarga. Dalam kaitannya dengan masalah penyelesaian konflik ini, kita sering mendengar suatu istilah yang sering disebut dengan nama "carok"."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dinar Marnoto
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang proses rujukan anak jalanan dari Rumah Singgah "Anak Tersayang" ke Panti Sosial Asuhan Anak "Putra Harapan" dan kendala-kendala didalamnya. Latar belakang tesis adalah ketidakberhasilan rumah singgah dalam merujuk anak jalanan yang menjadi binaannya ke panti sosial asuhan anak, yang ditunjukkan dengan kaburnya lima anak jalanan dari panti sosial asuhan anak. Untuk menjawab pertanyaan tentang ketidakberhasilan rujukan tersebut, maka peneliti mencoba menelusuri proses pelaksanaan rujukan dan kendala-kendalanya baik dari pandangan lembaga pengirim rujukan dan penerima rujukan serta anak jalanan. Rujukan anak jalanan dari rumah singgah ke panti sosial asuhan anak didasari oleh perspektif rehabilitatif dimana rumah singgah berfungsi sebagai pra kondisi untuk mempersiapkan penyesuaian diri mereka di panti sosial asuhan anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif untuk menghasilkan data-data tentang proses pelaksanaan rujukan dan kendala-kendalanya, yang diperoleh melalui para informan. Pemilihan informan ini dilakukan dengan "snowball sampling" yang meliputi enam informan, terdiri dan dua pimpinan lembaga, dua pekerja sosial dan dua klien/anak jalanan yang dirujuk. Untuk mengumpulkan data dari informan tersebut, peneliti menggunakan teknik "in-depth interview", observasi dan studi dokumentasi. Ketiga cara ini dilakukan untuk saling melengkapi sehingga dapat menangkap realitas sosial dari berbagai jawaban informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan rujukan yang dilakukan oleh rumah singgah dan panti sosial asuhan anak dilaksanakan secara tidak sempurna dimana esensi kegiatan seperti kontak awal dan tindak lanjut terpinggirkan, Selain itu anak jalanan sebagai pihak yang berkepentingan dalam rujukan kurang dilibatkan secara aktif baik dalam tahap awal (evaluasi dan pengambilan keputusan rujukan) maupun tahapan berikutnya (pemberitahuan rujukan, penyediaan informasi dan motivasi, pengiriman klien ke panti, identifikasi dan pembinaan). Ketidaksempurnaan dalam pelaksanaan rujukan mengarahkan kegiatan tersebut secara praktis dan "instan" dengan fokus pada bagaimana memindahkan anak jalanan ke panti sosial asuhan anak dan tidak kembali lagi ke jalan.
Ketidaksempurnaan dalam pelaksanaan rujukan berasal dari ketiga faktor kendala yang saling terkaii pada lembaga pengirim rujukan (rumah singgah ), klien/anak jalanan dan lembaga penerima rujukan panti sosial asuhan anak yaitu faktor predisposisi, pemungkin dan penguat. Pada faktor predisposisi terlihat bahwa anak jalanan yang dirujuk masih memiliki kepercayaan, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai jalanan yang menyulitkan penyesuaian dirinya di panti sosial asuhan anak. Kendala dalam faktor pemungkin meliputi ketidakterjangkauan sarana dan prasarana pendidikan (karena harus menunggu tahun ajaran baru) dan kebijakan lembaga yang tertuang dalam mekanisme kerja (baik rumah singgah maupun panti sosial asuhan anak. Kendala dalam faktor penguat adalah kurangnya dukungan teman sebaya, pekerja sosial rumah singgah dan panti sosial asuhan anak.
Pelaksanaan rujukan yang tidak sempurna dan kendala-kendalanya memiliki kontribusi terhadap kasus kaburnya anak jalanan tersebut dari panti sosial asuhan anak., sehingga perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang didasarkan pada perspektif rehabilitatif. Pelaksanaan rujukan pada hakekatnya merupakan upaya membekali anak jalanan dengan pendidikan nilai-nilai dan pekerjaan sehingga mempunyai alternatif pemecahan masalah atas keterlantarannya di jalan. Hal ini perlu dilakukan dengan menggabungkan mekanisme hubungan antar lembaga, standar praktek terbaik ("hest practice standard') dalam rujukan, dan permasalahan-permasalahan transisi kehidupan yang dihadapi oleh anak jalanan atas pilihannya untuk dirujuk ke panti.
Secara kongkret, pelaksanaan rujukan perlu didasarkan pada evaluasi bersama antara pekerja sosial rumah singgah dan klien untuk mencapai pemahaman bersama tentang perlunya rujukan kepada lembaga penerima rujukan. Untuk memperoleh lembaga penerima rujukan diperlukan penyeleksian terhadap beragam alternatif lembaga penerima rujukan dan pekerja sosial perlu memberikan informasi yang sejelas-jelasnya tentang kesesuaian lembaga dengan kebutuhan dan permasalahan klien/anak jalanan. Jika ternyata pilihan klien/anak jalanan jatuh pada panti sosial asuhan anak, pekerja sosial rumah singgah perlu melakukan kontak terhadap lembaga tersebut bersama-sama dengan klien untuk memastikan kesesuaiannya dengan klien dan berdiskusi dengan pekerja sosial panti sosial asuhan anak (untuk memperhitungkan permasalahan transisi kehidupan yang dialami klien pada masa tinggalnya di panti). Setelah klien tinggal di panti sosial asuhan anak, perlu dilakukan tindak lanjut pekerja sosial rumah singgah untuk melakukan pengecekan terhadap penyesuaikan dan pemanfaatan pelayanan panti sosial asuhan anak oleh klien (anak jalanan). Pihak panti sosial asuhan anak perlu untuk "sharing" informasi dan menjalin komunikasi terbuka dengan rumah singgah demi kelangsungan hidup dan perkembangan anak binaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isbandi Rukminto Adi
Depok: FISIP-UI Press, 2007
361 ISB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>