Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaplan, Bert
Cambridge, UK: Peabody Museum, 1954
752 KAP s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Joke Widya
Depok: Universitas Indonesia, 1975
S2075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tissa Pitaloka Pagehgiri
"Dalam pemeriksaan psikologi, alat tes mempunyai peranan penting sebagai alat bantu bagi psikolog dalam memberikan penilaian tentang perilaku seseorang. Dengan alat tes dapat diketahui kemampuan seseorang serta ciri-ciri perilaku seseorang, seperti sikap, motivasi, kondisi emosi, dan hubungan sosial orang tersebut dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada tes Rorschach yang merupakan tes kepribadian dngan metode proyeksi. Perilaku yang ditunjukkan seseorang selama pemeriksaan psikologi merupakan cerminan kepribadiannya.
Sebagai alat tes kepribadian Rorschach dapat mengungkap aspek-aspek kepribaiaan yaitu aspek intelektual/kognitif aspek emosi atau afektif, serta aspek fungsi ego. Fungsi aspek-aspek tersebut hanya dapat dipahami bila masing-masing aspek dihubungkan daiam suatu totalitas. Selain dapat mengungkap aspek-aspek kepribadian, tes Rorschach juga dapat mengungkap hal-hal patologis dari suatu kasus klinis, seperti Skizofrenia yang mempakan gangguan jiwa terberat dalam kelompok psikotik. Seorang penderita skizofrenia akan mengalami gangguan pada aspek kognitif, aspek emosi, dan aspek perilakunya. Pada aspek kognitif penderita mengalami gangguan berupa halusinasi, waham maupun proses pikirnya. Gangguan pada aspek emosi berupa emosi yang tidak sesuai yang ditunjukkan oleh penderita.
Sedangkan gangguan perilaku ditunjukkan penderita dalam bentuk perilaku katatonik atau postur lilin. Berdasarkan gangguan-gangguan yang ada pada penderita skizofrenia maka peneliti ingin melihat bagaimana gambaran gangguan tersebut pada tes Rorschach, terutama pada aspek intelektualnya yang merupakan gangguan yang paling mencolok pada penderita skizofrenia.
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari bagian Psikologi Klinis Dewasa sejak tahun 1996-2002, diperoleh 30 sampel yang terdiri dari skizofrenia tipe paranoid berjumlah 13 orang, tipe hebefrenik berjumlah 2 orang, tipe katatonik berjumlah 1 orang, tipe tak tergolongkan beljumlah 9 orang dan tipe residual berjumlah 5.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pada penderita skizofrenia baik tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, tak tergolongkan maupun residual memiliki lcapasitas intelektual dibawah rata-rata dengan efisiensi intelektual yang juga berada pada rentang yang sama, yaitu dibawah rata-rata. Penderita skizofrenia juga mempunyai persentas respon W tinggi dengan kualitas minus. Selain W- pada penderita skizofrenia juga ditemukan konfabulasi W. F- minus juga terdapat pada sebagian besar penderita skizofrenia. Jumlah respon popular rendah dan respon minus ditemukan pula pada penderita skizofrenia. Untuk content, paling banyak ditemukan respon A. A% pada penderita skizofrenia sangat tinggi. Selain itu ditemukan juga suksesi loose dan confused."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janda, Louis
"24 revealing test to identity & overcome your personal barriers to a better life"
New York: John Wiley & Sons, 2001
155.286 9 JAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
D`ambra, Gilles
Sydney: Foulsham, 1999
155.28 DAM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Machover, Karen Alper
Springfield: C. C. Thomas, 1949
155.284 MAC p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Natural History Press, 1967
301.1 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Honolulu: University of Hawaii Press, 1980
155.8 PEO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Chadavi
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara religiusitas dengan motivasi sukarelawan, dan juga untuk melihat dimensi-dimensi religiusitas yang memiliki hubungan dengan motivasi sukarelawan. Pengukuran religiusitas menggunakan alat ukur religiusitas (Iqbal, 2011) yang diadaptasi dari alat ukur religiusitas milik Fetzer (2003) dan pengukuran motivasi sukarelawan menggunakan alat ukur volunteer motivation inventory (Esmond & Dunlop, 2004). Partisipan penelitian ini adalah sukarelawan yang mayoritas mengikuti kegiatan sukarela di bidang pendidikan dan keagamaan. Total partisipan dalam penelitian ini berjumlah 182 orang dan berdomisili di Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dan motivasi sukarelawan (understanding, reciprocity, dan social interaction). Sebaliknya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan motivasi sukarelawan (values). Selain itu, dimensi religious coping diketahui sebagai satu-satunya dimensi dalam religiusitas yang memiliki hubungan signifikan dengan motivasi sukarelawan (reciprocity).

The Study was conducted to find the relationship between religiousity and volunteer motivation, and also to see which dimensions of religiousity that has a relationship with a volunteer motivation. Measurement of religiousity using religiousity measuring instrument (Iqbal, 2011), adapted from the measuring religiousity instrument?s of Fetzer (2003), and the measurement of volunteer motivation using volunteer motivation inventory (Esmond & Dunlop, 2004). Participants of this study were volunteers who followed the majority of the volunteer activities in the field of education and religious affairs. Total Participants of this study are 182 volunteers who live in Jabodetabek.
The results of this study showed a significant positive relationship exists between religiousity and volunteer motivation (understanding, reciprocity, and social interaction). In contrast, there is no significant relationship between religiousity and volunteer motivation (values). In addition, coping religious dimension known as the only dimension in religiousity that has a significant positive relationship with the volunteer motivation (reciprocity).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melysa Martha Auliasari
"Tes pilihan ganda merupakan tes yang sering digunakan guru untuk menilai kinerja peserta tes. Jenis penilaian ini dapat mengukur kemampuan reseptif siswa. Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan membaca, mendengarkan dan tata bahasa (Brown dan Hudson: 1998, hal.659). Tidak hanya batang soal, jumlah pilihan jawaban juga dapat menentukan kualitas tes, terutama jumlah distraktor. Distraktor adalah pilihan jawaban yang salah di setiap item pilihan ganda. Semakin banyak distraktor yang diberikan tidak serta merta berarti tes tersebut memiliki tingkat kesukaran dan diskriminasi yang baik. Penelitian ini berfokus pada pengujian dua tes pilihan ganda yang memiliki tiga pilihan, terdiri dari satu jawaban dan dua distraktor dan empat pilihan, terdiri dari satu jawaban dan tiga distraktor. Tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda bahasa Mandarin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang jenis tes pilihan ganda bahasaMandarin mana yang lebih efektif dalam hal jumlah pilihan jawaban yang digunakan, sehingga pembuat tes dapat membentuk tes pilihan ganda bahasa Mandarin dengan kualitas yang lebih baik. Metode penelitian ini adalah metode campuran dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Instrumen data penelitian ini adalah dua tes Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK) tingkat 4 dan hasil wawancara dengan dua puluhpartisipan. Hasil tes dianalisis menggunakan konsep metode klasik item facility dan itemdiscrimination (Brown dan Abeywickrama, 1950) serta menggunakan metode modern aplikasi pemodelan Rasch. Kedua metode ini digunakan untuk membuat analisis lebih akurat. Hasil analisis dibandingkan dan disajikan dengan table t-test. Setelah itu, data hasil wawancara juga disajikan untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jumlah pilihan jawaban yang berbeda pada tes pilihan ganda bahasa Mandarin tidak berpengaruh pada tingkat kesukaran dan diskriminatif pada tes. Hasil wawancara partisipan menunjukkan bahwa partisipan lebih menyukai tes pilihan ganda bahasa Mandarin dengan tiga pilihan jawaban karena dengan jumlah pilihan jawaban yang lebih sedikit berarti mereka harus memahami karakter Han yang lebih sedikit juga. Selain itu, penggunaan tiga pilihan dapat menghemat waktu pembuat tes dalam membuat tes pilihan ganda bahasa Mandarin.

Multiple choice test is a test that is often used by teachers to assess test takers’ performance. This type of assessment can measure students' receptive abilities. Multiple choice tests can be used to measure reading, listening and grammar knowledge (Brown and Hudson: 1998, p.659). Question stems as well as the number of options can determine the quality of the test, in particular the number of distractors or the wrong options in each multiple choice item. The more choices provided in the test do not necessarily mean that the test has a good level of difficulty and discrimination. This study focuses on examining two multiple choice tests that have three options, consisting of one answer and two distractors and four options, consisting of one answerand three distractors. The multiple choice tests used in this study are Chinese multiple choice tests. The purpose of this research is to provide information on which type of Chinese multiple choice test is more effective in terms of the number of optionsused, so test makers can make a Chinese multiple choice test with better quality. This research method is a mixed method by combining quantitative and qualitative methods. The data instruments of this research are two tests of Chinese language Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK) level 4 and interview results with twenty participants. The test results are analyzed using the classical method concept of item facility and item discrimination (Brown and Abeywickrama, 1950) and also using the modern method of Rasch model application. These two methods are used to make the analysis more accurate. The results of the analysis were compared and presented with a t-test table. After that, the data from the interviews were also presented to answer the third research question. The results showed that the use of different numbers of options in the Chinese multiple choice tests had no effect on the level of difficulty and discrimination on the test.. The results of the participant interviews show that the participants prefer to have a Chinese multiple choice test with three options because a fewer number of options means they have to understand fewer Han characters. In addition, the use of three options can save the test writer’s time in writing Chinese multiple choice tests."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>