Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diandra Andina Ratimanjari
"Penderita diabetes banyak mengkombinasi antidiabetes herbal dan sintetis untuk mendapatkan efek sinergis atau aditif tanpa menginformasikan terlebih dahulu kepada praktisi kesehatan, seperti penggunaan sambiloto dan glibenklamid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa herba sambiloto terhadap glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan yang dibuat diabetes. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan Sparague-Dawley yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol normal dan kontrol diabetes diberi larutan CMC 0,5% 1 ml/200 g bb tikus, kontrol glibenklamid diberikan suspensi glibenklamid 0,9 mg/200 g bb tikus, kontrol sambiloto diberikan infusa herba sambiloto 50 mg/200 g bb tikus, dan 2 kelompok interaksi diberikan infusa herba sambiloto dengan 2 variasi dosis (50 mg dan 100 mg/200 g bb tikus) dan suspensi glibenklamid 0,9 mg/200 g bb tikus, masing - masing diberikan secara per oral. Semua kelompok diinduksi aloksan 32 mg/200 g bb tikus, kecuali kontrol normal. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan 2 jam dan 4 jam setelah pemberian dengan metode o-toluidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa herba sambiloto 100 mg/200 g bb tikus memberikan pengaruh signifikan terhadap glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah setelah satu minggu pemberian.

Many diabetics perform self-medication with antidiabetic herbs and synthetic drugs with the aim to obtain a synergistic or additive effects without informing their primary physician, such as the use of creat and glibenclamide. This research was carried out to know the impact of creat herb infusion on glibenclamide in lowering blood glucose levels on diabetic male albino rats. This study used 24 male Sparague-Dawley rats, which are divided into 6 groups, normal control and diabetic control were given 0,5% CMC solution 1 ml/200 g bw of rat, glibenclamide control were given glibenclamide suspension 0,9 mg/200 g bw of rat, creat control were given creat herb infusion 50 mg/200 g bw of rat, and 2 interaction groups were given creat herb infusion in 2 variant doses (50 and 100 mg/200 g bw of rat) and glibenclamide suspension 0,9 mg/200 g bw of rat, each of them were administrated orally. All of groups were induced with alloxan 32 mg/200 g bw of rat except normal control. Blood glucose was measured by o-toluidine method at 2 hours and 4 hours after administration. The result showed that the creat herb infusion at 100 mg/200 g bw gave significant impact on glibenclamide in lowering blood glucose levels a week after administration."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S56
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wulandah Fitriani
"Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan dua atau lebih obat secara bersamaan, termasuk penggunaan obat sintetik dengan obat herbal. Kombinasi glibenklamid dengan sari buah mengkudu seringkali digunakan pasien diabetes melitus untuk pemeliharaan kadar glukosa darah yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah mengkudu terhadap glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan yang dibuat diabetes. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 6 kelompok. Sebelum diberi perlakuan, hewan uji dibuat diabetes dengan diinduksi aloksan (32 mg/200 g bb tikus) terlebih dahulu, kecuali kelompok 1 yang merupakan kontrol normal. Kelompok 2 merupakan kontrol diabetes yang tidak diberikan bahan uji. Kelompok 3 dan 4 adalah kelompok kontrol tunggal dari masing-masing bahan uji, yaitu glibenklamid (0,9 mg/200 g bb tikus) dan sari buah mengkudu (2,5 ml/200 g bb tikus). Kelompok 5 dan 6 adalah kelompok uji interaksi glibenklamid (0,9 mg/200 g bb tikus) dengan sari buah mengkudu (2,5 ml atau 5,0 ml/200 g bb tikus) dengan selang waktu pemberian satu jam. Kadar glukosa darah ditentukan menggunakan metode spektrofotometri dengan pereaksi o-toluidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah mengkudu dengan dosis 5,0 ml/200 g bb tikus dapat memperbesar penurunan kadar glukosa darah oleh glibenklamid setelah dua minggu pemberian.

Drug interactions can occur in the use of two or more drugs simultaneously, including the use of synthetic drug with herbal medicine. Combination of glibenclamide with noni juice (Morinda citrifolia Linn.) often used by diabetic patient to decrease their blood glucose level. The aim of this research was to know the interaction between glibenclamide and noni juice administration on blood glucose level. This research used 24 Sprague-Dawley male rats which were divided into 6 groups. Before the experiment, the rats were first induced by alloxan, except group 1, which was the normal control. Group 2 was the control of diabetic without given any drugs. Group 3 and 4 were the control of glibenclamide (0.9 mg/200 g body weight of rat) and control of noni juice (2.5 ml/200 g body weight of rat). Group 5 and 6 were the interaction test group which were given glibenclamide (0.9 mg/200 g body weight rat) and noni juice (2.5 ml or 5.0 ml/200 g body weight of rat) with an hour interval. Measurement of blood glucose level used spectrophotometer with o-toluidine as reagent. The result of this research shows that noni juice at a dose 5.0 ml/200 g body weight rat is able to enlarge the reduction of blood glucose levels from glibenclamide after two weeks administration."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S197
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina
"Asupan serat dalam menu harian penyandang diabetes masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan serat dalam makanan selingan penyandang diabetes melitus (DM) 2 terhadap kadar glukosa darah. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain menyilang alokasi acak pada 7 laki-laki dan 13 perempuan di Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih Jakarta. Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok: kelompok kontrol mendapat anjuran diet DM dan kelompok perlakuan mendapat anjuran diet DM dan pemberian makanan selingan yang mengandung serat 6 gram/hari selama 3 minggu. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial dilakukan pada awal dan akhir perlakuan. Status gizi obes didapatkan pada 55% subyek. Sebagian besar subyek tidak mematuhi anjuran diet DM: asupan lemak tinggi sedangkan asupan serat 7,0–13,7 g/hari. Pada awal penelitian, kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial serum kedua kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna. Setelah periode perlakuan, perubahan kadar glukosa darah tidak bermakna, namun terlihat cenderung menurun pada kelompok perlakuan. Kesimpulan: pada penyandang DM tipe 2, pemberian makanan selingan yang mengandung serat 6 gram selama 3 minggu tidak menurunkan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial serum.

Fiber intake in the daily menu of diabetes patients was observed to be lower than recommendation. The aim of this study was to evaluate the effect of fiber supplementation as snack on blood glucose levels in type 2 diabetic subjects. This randomized, cross-over controlled clinical trial involved 7 men and 13 women, who visited to Family Doctor Clinic Kayu Putih in Jakarta. Subjects were assigned into two groups: control group who got diabetic diet recommendation, while treatment group got diabetic diet recommendation and snack containing 6 grams fiber/day for three weeks. Fasting blood glucose (FBG) and 2 hours postprandial blood glucose (PPBG) levels were assessed before and after intervention. Fifty five percent of the subjects were obese. Majority of subjects could not comply with diabetic regiment: high in fat, while fiber intakes was around 7.0–13.7 g/day. At baseline, FBG and PPBG levels were comparable. After intervention period, blood glucose level did not changed significantly, but tend to decrease in the treatment group. In conclusion: snack containing 6 grams of fiber for three weeks did not decrease FBG and PPBG of type 2 diabetic subjects."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Budianto
"Senam diabetes merupakan jenis latihan aerobik yang bermanfaat mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan senam diabetes. Pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pengamatan pada serangkaian waktu (Time Series Design) dengan tehnik pengambilan sampel concecutive sampling. Besarnya sampel pada penelitian ini 87 orang, setiap responden mengikuti senam selama 60 menit, 3 kali seminggu, selama 1 minggu.
Hasil penelitian didapatkan ada perubahan yang signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan senam diabetes (p value <0.05). Penelitian ini merekomendasikan bahwa senam diabetes dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 serta perlu dikembangkan penelitan lebih lanjut.

Diabetes exercise is an aerobic exercise that help Diabetes Mellitus (DM) type 2 patient in maintaining normal blood sugar level. The purpose of this study is to examine the changes in DM type 2 patient’s blood sugar level when they are having diabetes exercise. This is descriptive quantitative study using time series observation design. Sample of 87 patients were recruited using consecutive sampling. Each participant had 60 minutes exercise and 3 times in a week.
The result shows significant changes in decreasing blood sugar level of DM type 2 patient after diabetes exercise (p value <0.05). This study recommends that diabetes exercise can decrease blood sugar level of DM type 2 significantly, and can be continue to further studies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T38699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christofer Novrisatya Hartawan
"Diabetes melitus adalah sindrom metabolik yang banyak diderita oleh masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus dapat terjadi karena gangguan sekresi insulin atau gangguan pada reseptor insulin. Gangguan sekresi insulin pada diabetes melitus disebabkan oleh kerusakan pankreas, yang terjadi salah satunya akibat penumpukan stres oksidatif. Daun Tectona grandis adalah salah satu bahan herbal yang dikatakan memiliki efek antidiabetik. Penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun Tectona grandis dengan histopatologi pankreas belum pernah dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan total sampel sebanyak 30 sampel yang dibagi menjadi 6 kelompok, yakni kelompok kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol positif (diabetes dengan metformin), kontrol negatif (diabetes tanpa perlakuan), perlakuan 1 (diabetes dengan pemberian ekstrak daun jati 200 mg/kgBB), perlakuan 2 (diabetes dengan pemberian ekstrak daun jati 400 mg/kgBB), dan perlakuan 3 (diabetes dengan pemberian ekstrak daun jati 800 mg/kgBB). Organ pankreas akan dibaca di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 dan 200 kali untuk diamati jumlah pulau Langerhans, ukuran pulau Langerhans, dan sel yang mendominasi pulau Langerhans. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara pemberian ekstrak etanol daun Tectona grandis dengan histopatologi organ pankreas (p>0.05).

Diabetes mellitus is a metabolic syndrome that is suffered by many people in Indonesia. Diabetes mellitus can occur due to impaired insulin secretion or insulin receptor disorders. Impaired insulin secretion in diabetes mellitus is caused by damage to the pancreas, one of which occurs due to accumulation of oxidative stress. Tectona grandis leaf is one of the herbal ingredients that are said to have antidiabetic effects. Research on the effect of Tectona grandis leaf extract on pancreatic histopathology has never been done. This research is an experimental study with 30 samples divided into 6 groups, normal control group (without treatment), positive control (diabetes with metformin), negative control (diabetes without treatment), treatment 1 (diabetes with extract 200 mg/kgBW), treatment 2 (diabetes with extract 400 mg/kgBW), and treatment 3 (diabetes with extract 800 mg/kgBW). The pancreas organ will be read under a microscope with 100 and 200 times magnification to observe the number of islets of Langerhans, the size of the islets of Langerhans, and the cells that dominate the islets of Langerhans. The results of the Kruskal-Wallis test showed that there was no significant effect between the administration of the ethanolic extract of the leaves of Tectona grandis and the histopathology of the pancreas (p>0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Mei Astuti
"Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit yang memerlukan pengelolaan berkelanjutan khususnya dalam pengendalian kadar glukosa darah untuk mencegah atau memperlambat terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengendalian kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 yang meliputi umur, jenis kelamin, durasi penyakit, kepatuhan minum obat, kepatuhan diet, asupan (karbohidrat, protein, lemak, serat), indeks glikemik, aktivitas fisik, pengetahuan dan dukungan keluarga. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan responden 86 pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang pada bulan April-Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kuesioner, food recall 1x24 jam, pengukuran berat badan dan tinggi badan serta pencatatan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dari catatan medik pasien. Analisis statistik menggunakan uji Chi square dan Anova. Hasil penelitian menunjukkan 61,6% responden memiliki pengendalian kadar glukosa darah buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat, kepatuhan diet, pengetahuan, asupan lemak dan dukungan positif keluarga dengan pengendalian kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan edukasi dan evaluasi terkait diet pasien kepada pasien dan keluarga pasien serta memberikan motivasi bagi pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya peran keluarga dalam pengelolaan diabetes.

Type 2 Diabetes Mellitus is a disease that requires continuous management particularly in blood glucose control to prevent or slowing complication. The objective of this study was to identify factors related to blood glucose control in type 2 Diabetes Mellitus includes age, gender, duration of disease, medication adherence, dietary adherence, intake (carbohydrate, protein, fat, fiber), glycemic index, physical activity, knowledge and family support. The design used in this study is cross sectional, with 86 outpatients at Internal Medicine Clinic Prof. Dr. Soerojo Psychiatric Hospital Magelang in April-May 2013 as respondent. Data were collected through interview with questionnaire, 1x24 hour food recall, weight and height measurement and record blood glucose assessment result from patient medical record. Statistical analysis used Chi square and Anova test. The result of this study showed that 61,6% respondents have poor blood glucose control. Bivariate analysis indicated that there were significance association between medication adherence, dietary adherence, knowledge, fat intake, and positive family support with blood glucose control. Based on that result, health workers are expected to improve education and evaluation for patient and their family regarding patient dietary and improve education and motivation for patient and their family regarding the importance of family support in diabetes management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlitasari
"Piper cf. fragile, Benth dan Centella asiatica, (L.) Urb telah diketahui berpotensi menyembuhkan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penyembuhan luka diabetes dari kombinasi infusa daun Piper cf. fragile, Benth dan herba Centella asiatica, (L.) Urb pada luka tikus yang diabetes. Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok dan dilukai menggunakan metode Morton. Semua kelompok diinduksi aloksan secara intraperitoneal dengan dosis 32 mg/200 g BB tikus kecuali kelompok 1. Kelompok I sebagai kontrol normal menerima akuades dan kelompok II sebagai kontrol induksi. Kelompok III diberi glibenklamid dengan dosis 0,9 mg/200 g BB tikus, kelompok IV diberi infusa dosis tunggal daun Piper cf. fragile, Benth dan kelompok V, VI dan VII diberi kombinasi infusa daun Piper cf. fragile, Benth dan herba Centella asiatica, (L.) Urb. Persentase penyembuhan luka dianalisis secara statistik dengan uji ANAVA satu arah. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan selama 8 hari perlakuan.

Piper cf.fragile, Benth. and Centella asiatica, (L.) Urb were evaluated for their wound healing potential. The aim of this study was to assess the wound healing effect of a combination of Piper cf. fragile leaves and Centella asiatica, (L.) Urb herbs infusions on diabetic male rats. Rats divided into 7 groups and experimentally wounded by Morton methode. All groups received intraperitoneally 32 mg/ 200 g bw of alloxan except group I. Group I was normal control received aquadest and group II was induced control. Group III received 0.9 mg/200 bw of glibenclamide, group IV had been treat with a single dose of Piper cf.fragile, Benth leaves infusions and group V, VI and VII had been given a combination of Piper cf. fragile leaves and Centella asiatica, (L.) Urb herbs infusions. The percentage of wound healing analized statistically by one way ANOVA. The result showed no significant different between groups for 8 days treatment."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S346
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Dwi Julia Maharami
"Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah global dan merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang. Salah satunya penyebab DM yaitu pola makan yang kurang sehat. Manifestasi klinis dari DM salah satunya yaitu kadar gula darah diatas 200 mg/dl. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran manfaat terapi nutrisi dalam menurunkan kadar gula darah pada keluarga ibu T di RT 01/ RW 06 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Metode yang digunakan yaitu pendekatan asuhan keperawatan keluarga. Implementasi keperawatan yang diberikan kepada ibu T adalah pendidikan kesehatan mengenai terapi nutrisi dengan prinsip tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah, serta penyusunan menu makanan DM untuk sehari-hari. Hasilnya gula darah sewaktu ibu T menurun dari 382 mg/dl menjadi 178 mg/dl, sedangkan gula darah puasa menurun dari 224 mg/dl menjadi 95 mg/dl. Kepatuhan dalam penerapan prinsip terapi nutrisi ini dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita DM.

DM is a global problem and one of the degenerative diseases that can affect a person's quality of life and productivity. One factor that causes DM is unhealthy diet. One of clinical manifestations of DM is blood sugar levels above 200 mg/dl. The aim of this final assignment is to provide delineation of the benefits of nutritional therapy to lower blood sugar levels in the T family in RT 01/RW 06 Sukatani Village, Tapos District, Depok. The method used is family nursing care for 7 weeks. Nursing implementation given to T's family is health education on nutrition therapy in the right time, right type, and right amount and scheduling daily nutrition. The result of blood sugar during Mrs. T decreased from 382 mg/dl to 178 mg/dl, and fasting blood sugar decreased from 224 mg/dl to 95 mg/dl. Compliance in the implementation of the principles of nutritional therapy can lower blood sugar level for people suffering from diabetes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Lesmana
"Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia Selain faktor genetik gaya hidup dengan konsumsi makanan yang tinggi kalori kurang sehat dan tidak teratur merupakan penyebab terjadinya penyakit diabetes mellitus Karya Ilmiah Akhir ini memberikan gambaran intervensi terapi diet untuk menurunkan dan mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes dengan pendekatan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga Hasil evaluasi menunjukkan bahwa setelah diintervensi terjadi penurunan kadar gula darah dari 356 mg dl menjadi 133 mg dl dan keluarga mendukung penderita dalam pengaturan diet sebagai terapi diabetes mellitus.

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by hyperglycemia In addition to genetic factors lifestyle by the consumption of foods high in calories unhealthy and irregular is the cause of diabetes mellitus This Final Scientific Paper gives an overview of dietary therapy interventions to reduce and control blood glucose levels in diabetics with a family approach to the implementation of nursing care Results showed that after the intervention decreased blood glucose levels of 356 mg dl to 133 mg dl and family support patients in the diet as a therapy of diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Tahan Adrianus
"Terapi air putih merupakan metode perawtaan dan penyembuhan dengan menggunakan air untuk mendapatkan manfaat terapis dalam penanganan penyakit. Diabetes melitus adalah salah satu penyakit degeneratif yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan datang. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya untuk menkan terjadinya peningkatan insiden penyakit tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh terapi air putih terhadap penurunan kadar gula darah seaat pada pasien DM tipe 2. Dengan demikian terapi air putih berpengaru terhdap penurunan kadar gula darah sesaat pada pasien DM tpe 2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang terapi air secara internal dengan setting yang berbeda seperti jumlah sampel yang lebih besar, dilakukan pada pasien yang tidak menggunakan insulin atau pada kelompok-kelompok di masyarakat yang berisiko tinggu untuk kejadian DM
Water therapy is a method of treatment and healing by using water to obtain therapeutic benefits in treating disease. Diabetes mellitus is a degenerative disease that will increase in number in the future.
For this reason, it is necessary to make an effort to suppress the increase in the incidence of the disease. This study aims to explain the effect of water therapy on reducing temporary blood sugar levels in type 2 DM patients.
It is necessary to do further research on internal water therapy with different settings such as a larger sample size, carried out in patients who do not use insulin or in groups in the community who are at high risk for the incidence of DM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>