Ditemukan 1461 dokumen yang sesuai dengan query
Huang, Yuesui
Taibei shi: Peign Wenhua, 1993
SIN 392.5 HUA h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Gucun, Zhisui
Taibei: Peigen Wenhua, 1992
SIN 895.13 GUC y
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Wen, Xiaoping
Tai bei shi : Peigen Wenhua, 1995
SIN 895.13 WEN z
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
306 ADA
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sugeng Surjanto
Jakarta: Departemen P & K , 1979
306 SUG a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bangun, Tridah
Jakarta: Kesaint Blanc, 1986
306 TRI a (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fox, Robin, 1934-
Australia: Harmondsworth Penguin Books, 1973
301.442 FOX k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Binar Anisa Hutami
"
ABSTRAKTong-yang-xi童养媳atau simpua媳 妇adalah seorang anak perempuan yang di adopsi sejak kecil dalam keluarga calon suaminya. Dengan tujuan, ketika anak perempuan tersebut sudah cukup dewasa akan dikawinkan dengan calon suaminya yang selama ini merupakan saudara laki-lakinya. Perkawinan dengan menjadikan seorang tong-yang-xi atau simpua dikategorikan sebagai Minor Marriage. Fenomena adanya tong-yang-xi atau simpua dalam perkawinan tradisional Cina sangatlah umum terjadi. Banyak keluarga laki-laki yang lebih memilih mengkawinkan anaknya dengan seorang tong-yang-xi atau simpua. Dalam jurnal ini akan memaparkan mengenai penyebab dari umumnya fenomena tong-yang-xi atau simpua dalam perkawinan masyarakat Cina tradisional yang di lihat dari beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor psikologis. Selain itu, dalam jurnal ini juga akan memaparkan mengenai dampak yang dirasakan oleh seorang perempuan jika menjadi tong-yang-xi atau simpua.
ABSTRACTTong-yang-xi or simpua is a term of a girl who has been adopted since a very young age by the family of her future husband. With the aim, when the girl is mature enough, she will be married with her foster family s son. Marriage by making a tong-yang-xi or simpua is categorized as a Minor Marriage. The phenomenon of tong-yang-xi or simpua in traditional Chinese marriages is very common widespread. Many male families prefer to marry their children with a tong-yang-xi or simpua. This journal will explain the causes of the general phenomenon of tong-yang-xi or simpua in the marriage of traditional Chinese society which is seen from several factors, such like economic factors, social factors and psychological factors. In addition, in this journal it will also describe the impact felt by a woman if it becomes tong-yang-xi or simpua."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dian Pratiwi
"Korea merupakan negara yang sangat gencar mempromosikan kebudayaannya ke manca negara, tetapi di balik image Korea yang sangat menjunjung nilai-nilai ketradisionalannya itu ternyata memiliki hal yang tak terduga, sebagian besar masyarakat sudah meninggalkan tradisi dan menganut gaya hidup modern. Kita dapat melihat dari tata cara pernikahannya. Salah satu cara untuk dapat melihat perubahan yang terjadi, kita dapat melihatnya pada pernikahan modern. Penelitian ini penulis lakukan untuk menemukan sebab orang Korea meninggalkan tata cara pernikahan tradisional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Korea telah beralih ke gaya hidup modern sampai dengan tata cara pernikahan yang mereka pilih dan meninggalkan pernikahan gaya tradisional Korea yang mereka anggap rumit dan melelahkan. Selain itu, waktu yang diperlukan selama prosesi upacara pernikahan berlangsung jauh lebih singkat dari waktu pernikahan tradisional. Banyak yang berpendapat tempat pernikahan modern lebih bagus dan mewah. Namun demikian, masih ada bagian dari pernikahan tradisional yang masih dipraktekkan karena dianggap penting, seperti: sebuah tradisi pengiriman ham; meminta pendapat cenayang; dan acara pyebaek
Korea is one of the countries that excessively promotes their culture to the world. In contras, with that image Korean has something that unbelievable. Most of Korean people have left their tradition and living in the modern life. It can be seen from the wedding ceremony that used. One of the changes happened in the modern wedding ceremony. This research focus in finding the reasons why Korean people left their traditional wedding. The methods that use in this research are interview, observation, and text analysis. The result of this research conclude that Korean people change their life style and wedding ceremony from the traditional into modern one because the traditional one is too complex. The traditional wedding ceremony also take the longer time than the modern one. Korean people thinks that traditional wedding is exhausting. Many of Korean people also say that modern wedding is more sophisticated and luxurious. Although with those changes, there is still also Korean people that doing traditional activity such as sending the ham, ask the matchmaker, and pyebaek ceremony."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Thomas Wijasa Bratawidjaja
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990
306 THO u
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library