Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4751 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nakajima, Seiichi
Cambridge, UK: Productivity Press, 1988
658.27 NAk i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Polmar, Norman
New York: National Strategy Information Center, 1982
623.451 19 POL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brennan, Michael J.
Cincinatie: South-Western, 1973
330.015 BRE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Yacob
"Perusahaan manufaktur tentu saja sangat menggantungkan kegiatan produksi pada mesin-mesinnya tetapi belum memiliki sistem pemeliharaan mesin yang menunjang. Target produk ak yang tinggi dan keterbatasan kapasitas produksi mesin menyebabkan penjagaan mesin produksi supaya tetap bekerja menjadi sangat penting. Daerah pemasaran yang Iuas menambah arti pentingnya kelangsungan produksi. Mesin-mesin berkapasitas dan berteknologi tinggi telah banyak tersedia, masalahnya ialah bagaimana memeliharanya supaya tetap bekerja.
PT Ciptakemas Abadi adalah perusahaan yang memproduksi kemasan untuk makanan. Salah satu kelompok mesin yang penting dalam proses produksinya ialah mesin printing. Kemasan mesin ini (pada komponen printing bearing ) diatasi secara sementara dengan cara menurunkan kecepatan putaran.Penurunan kecepatan ini adalah penundaan penggantian komponen bearing yang rusak. Tindakan pemeliharaan secara kelompok atau group maintenance berupa servis dan penggantian sudah dilakukan. Yang menjadi pertanyaan ialah berapa jumlah penundaan dan berupa perioda group maintenance yang sebaiknya dilakukan.
Pola pemeliharaan yang tidak teratur menyebabkan pengeluaran ongkos yang tidak optimal, sehingga dapat menimbulkan anggapan bahwa tindakan pemeliharaan hanyalah merupakan pemborosan. Keadaan ini menimbulkan kebutuhan pengaturan jadual pemeliharaan yang baik. Selain itu karena menyangkut sekelompok mesin maka harus diperhatikan bila memang penundaan perbaikan masih ekonomis sampai berapa jumlah penundaan penggantian komponen masih dapat dibiarkan. Hasilnya ialah pengadaan kegiatan pemeliharaan berdasarkan perioda T atau bila telah terjadi sejumlah m penundaan penggantian komponen Iertentu pada mesin tersebut.
Model (m, T) Group Maintenance merupakan penyelesaian yang bisa mengatasi masalah di atas. Dengan memanfaatkan sifat universal dari model untuk menangani berbagai fungsi distribusi kerusakan dan fungsi ongkos, akan dicari nilai m dan T yang memberikan perkiraan ongkos rata-rata per unit waktu yang minimal.
Dalam model ini perkiraan ongkos rata-rata per unit waktu, dirumuskan:
E(Kd) adalah pedoman ongkos downtime karena penundaan penggantian. E(K) adalah perkiraan ongkos servis, E(Kr) adalah perkiraan ongkos penggantian komponen, dan E(r) adalah perkiraan waktu antara successive renewals.
Hasil akhir yang diperoleh ialah T = 7 han dan m = 2, artinya perusahaan direkomendasikan untuk melakukan group maintenance bila telah tercapai perioda 7 hari atau telah ditemukan 2 mesin yang mengalami penundaan panggantian kerusakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurtz, Norman R.
New York: McGraw-Hill, 1983
519.5 KUR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irfanul Fikri
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi demikian pesatnya yang masuk di setiap segi kehidupan, PT. "X" sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan senjata dan produk umum tidak terlepas dari perkembangan ini dan bahkan terlibat di perkembangan teknologi ini. Banyak hasil kemajuan teknologi di serap oleh PT. "X", bahkan boleh dikatakan PT. "X" membeli teknologi tersebut baik berupa mesin-mesin dan barang investasi lainnya.
Untuk menjaga kondisi peralatan produksi di PT. "X" agar tetap dalam keadaan prima, maka di PT. "X" dibutuhkan adanya program pengembangan TPM, sehingga kondisi peralatan produksi di PT. "X" selalu terjaga dalam keadaan siap pakai.
Sebelum melakukan implementasi TPM di PT. "X", terlebih dahulu diperlukan data yang terdiri dari jumlah tenaga kerja, jadwal kegiatan training, rencana alokasi biaya, rencana pembelian mesin, biaya material, biaya overhead dan biaya upah karyawan.
Kegiatan training di PT. "X" dilaksanakan dalam negeri dan luar negeri, untuk training dalam negeri sasarannya adalah pneumatik, elektrik, control sinumerik, control fanuc dan operator las. Sedangkan untuk training luar negeri sasarannya adalah mesin Swagging.
Biaya tenaga kerja yang diberikan PT. "X" adalah jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Biaya ini dihitung dari gaji karyawan per bulan mulai dari Eselon II sampai dengan Eselon VI.
Hasil dari penelitian ini adalah berupa suatu rencana implementasi TPM untuk PT. "X", yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemantapan. Disamping itu dengan adanya program TPM di PT. "X", akan dapat dicegah terjadinya kerusakan fatal yang dapat menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan berkurangnya biaya perbaikan

ABSTRACT
Technology development is too speedy which overwhelm every life field, PT. "X" one of the companies which does business in the field of producing guns and general products is not excluded from this development. There are many product of technology progress which are suched up by PT. "X" even it is said that PT. "X" has bought this technology, either in the form of equipments or machineries and other investment goods.
To keep production equipments always in prime condition, there needs a TPM development program so that the production equipment always keep in ready for use condition.
Before doing TPM implementation PT. ""X", first the total manpower data is needed and also training activities schedule, budgeting allocation, machinery purchasing plan, material costs, overhead costs, and employee wages costs.
Training activities in PT. "X" have being done abroad and locally the aim of local training are pneumatics. electrics, cinumeriks control, fanuc control and welding operators while the aim of training abroad is swagging.
Manpower cost spent by PT. "X"" is the payment of the service that paid to the employee by the company. This cost is computerized from the employee's wages each month begins from esselon II up to esselon VI.
The result of this survey is the form of a TPM implementation plan in PT. ""X", that held in three stages that are preparation stage, implementation stage and the last stage. Beside by the execution of this TPM program in PT. "X"" there can be prevented the happening of fatal damages causing the stop of production activities and the reduction of repairmen cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelin Pranata
"Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu program pemeliharaan yang menggabungkan antara konsep Total Quality Control, Preventive Maintenance dan Totak Employee Involveement dengan tujuan mencapai zero decident, sero breakdown, sero crisis, dan sero defect. Keterlibatan seluruh pihak dalam perusahaan merupakan faktor penunjang suksesnya penerapan TPM.
PT. Z merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perakitan truk merek I. Saal ini PT. Z sedang menjalankan program TPM untuk lebih meningkatkan sistem pemeliharaan yang sudah ada. Karena itu dilakukan analisa untuk mengelahui apakah penerapan program TPM sudah berjalan dengan baik atau belum.
Analisa sistem manajemen TPM di PT. Z pertama kali dilakukan dengan menganalisa efektifitas mesin-mesin kritis dengan menggunakan metode perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE). Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai OEE tahun 2000 dengan tahun 2001 dan diketahui bahwa persentase nilai OEE tahun 2000 cenderung menurun sedangkan di tahun 2001 cenderung meningkat. Dengan demikian telah terjadi peningkatan terhadap efektifitas penggunaan mesin setelah PT. Z menerapkan TPM.
Analisa selanjulnya dilakukan melalui penyebaran kuesioner keseluruh level bagian di PT. Z, untuk mengetahui keberhasilan penerapan TPM ditinjau dari faktor manusianya. Dari penelitian diperoleh bahwa belum terdapat komitmen penuh dari pihak manajemen level atas terhadap program TPM yang telah dijalankan selama ini.
Secara keseluruhan, sistem manajemen TPM di PT. Z merupakan tahap persiapan, dan pelaksanaannya masih jauh dari sempurna. PT. Z belum memiliki suatu manajemen pelaksanaan TPM yang terstruktur sehingga diperlukan suatu langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan program TPM yang sedang berjalan saat ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Díaz-Reza, José Roberto
"This book present the state of the art in Total Productive Maintainance (TPM) and its benefits. The authors present a survey applied to 368 manufacturing industries in order to determine their level of execution of TPM. Then a series of causal models are presented. For each model, the authors present a measure of the dependency between the critical success factors and the benefits obtained, allowing industry managers to differentiate between essential and non-essential activities. The content also allows students and academics to obtain a theoretical and empirical basis on the importance of TPM as a lean manufacturing tool in the context of industry 4.0."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20502792
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Matrodji
"Peralatan industri obat- obatan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar yang sekarang banyak menggunakan teknologi canggih pada peralatan-peralatan produksi dan penunjang produksi. Saat ini pemeliharaan yang dilakukan belum mampu memberikan efektifitas pemakaian alat yang tinggi. Hal ini terlihat dari frekuensi dan jumlah mesin yang mengalami kerusakan masih cukup banyak dan hal ini sangat mengganggu aktifitas proses produksinya. Untuk mengatasi hal ini, maka pihak manajemen perlu melakukan peningkatan pemeliharaan dengan menerapkan TPM. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan system pemeliharaan yang sedang berkembang karena keunggulan-keunggulan yang dimilikinya.
Dalam melakukan penelitian ini digunakan teknik pengambilan data dengan interview dan data- data perusahaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan TPM. Langkah selanjutnya adalah membuat suatu rencana program master plan penerapan TPM sistem pemeliharaan. Dalam menerapkan TPM terdiri atas tiga tahap utama yang harus dilaksanakan dan merupakan prosedur penerapan. Masing-masing tahap diuraikan lagi menjadi beberapa langkah dan program yang dimulai dari tahap persiapan, tahap penerapan dan tahap stabilisasi.

The Drug Industry Equipment is one of the largest pharmaceutical companies now use more sophisticated technology in equipment production and production support. Currently, the maintenance has not been able to provide the effectiveness of the use of a high. This is evident from the frequency and number of machines that are still quite a lot of damage, and this activity is the production process. To overcome this, the management need to do maintenance improvement with implementing TPM. Total Productive Maintenance (TPM) is the maintenance of the system is growing because of advantages that they had.
In conducting this research techniques used by the dissemination of personal interview data and company data. Results analysis shows that companies need the TPM. The next step is to create a program master plan for implementing the TPM system maintenance. In implementing the TPM consists of three main stages that must be implemented and is implementing procedures. Each stage described a few more steps and the program that started from the preparation stage, the stage of implementation and stabilization stage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51918
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Tawakkal
"TPM Total Productive Maintenance yang dikembangkan oleh Nakajima pada tahun 1988 dipercaya sebagai salah satu metode yang dapat meningkatkan produktivitas pada proses manufaktur. Dalam implementasinya untuk meningkatkan produktivitas digunakan OEE yang dimana komponen pengukuranya meliputi Availibility, Productivity dan Quality. Pada perkembangan selanjutnya 4 parameter tambahan yaitu produktivitas pekerja, ketepatan pengiriman, efektivitas pekerja man-hour dan produk gagal yang dihasilkan product defect, telah diusulkan tahun 2016 untuk digunakan.
Pada penelitian ini, telah diperkenalkan satu parameter baru yaitu konsumsi energi untuk melihat dampak penerapan TPM. Hal ini mengingat bahwa energi adalah salah satu pembahasan utama yang menjadi pusat perhatian para pemangku kebijakan baik diskala perusahaan, nasional maupun internasional. Untuk melihat pengaruh implementasi TPM pada 6 parameter tersebut, dilakukan studi kasus pada industri pembuat kain ban dengan membandingkan data sebelum dan sesudah penerapan metode ini dilakukan. Dimana dalam hasilnya memperlihatkan bahwa TPM berdampak positif terhadap keenam parameter tersebut.
Dalam analisa data konsumsi energi, dengan membandingkan dengan industri kain ban lain yang tidak menerapkan TPM, menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode ini memberikan penurunan konsumsi energi yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut pemakaian energi dapat dijadikan parameter tambahan untuk penerapan TPM. Dan hal ini dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap perusahaan untuk menerapkan TPM sebagai salah satu program peningkatan kinerja manufaktur.

TPM Total Productive Maintenance was developed by Nakajima on 1988, it was trusted as one of improvement method to increase the productivity on manufacturing process. On its implementation, it used OEE as a quantitive metric to define the improvement. It calculated from its Availibility rate, Productivity rate and Quality Rate. Along with the TPM development, there are 4 additional parameters which used to define the achievements of its implementation, which are labour productivity, delivery accuracy, man hour and product defect rate.
On this thesis, there will be 1 additional parameter proposed, energy usage. Energy is one of the main discussion of any stake holder in a company, nation and even worldwide. The purpose of this paper is to investigate the effect of total productive maintenance practices on manufacturing performance of tire cord industries.
By comparing the data before and after the implementation, it shows that TPM had positive improvement on all 6 parameters. On energy usage analysis, comparison was made between both Indonesian tire cord company which implementing and not use the TPM method. It also shows that TPM brought great decrement on the energy consumption. As conclusion, energy consumption could be use as one of the measurement variables of succesful implementation of TPM. Therefore, this study could be as a basis consideration of companies to implement TPM as one of the improvement program on manufacturing performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>