Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Tanti Adriani
Jakarta: Universitas Indonesia, 1995
TA3443
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
TA3573
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Suparji
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
TA3686
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin
"Penelitian ini adalah tentang partisipasi warga dalam pengelolaan sampah di dalam sebuah komuniti perkotaan. Partisipasi warga dipengaruhi oleh norma dan institusi kebersihan yang berlaku di dalam komuniti. Norma kebersihan merupakan acuan perilaku warga dalam melakukan kegiatan atau tindakan yang berkaitan dengan penanganan sampah di dalam komuniti. Sedangkan institusi kebersihan berperan dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Strategi pengumpulan data dilakukan dengan cara : pengamatan langsung di lokasi, dan melakukan wawancara dengan informan berdasarkan isu dan satuan data yang dibutuhkan. Data dianalisa dengan cara pengeditan dan penyortiran terhadap berbagai informasi menjadi bagian-bagian yang dapat dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditentukan; Menginterpretasikan perilaku komuniti berdasarkan norma kebersihan yang berlaku di dalam komuniti; serta menginterpretasikan peranan institusi kebersihan dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa: Norma kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti belum menjadi acuan perilaku warga dalam penanganan sampah di dalam komuniti. Sementara institusi kebersihan di tingkat komuniti belum berperan secara efektif dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Partisipasi warga dalam pengelolaan sampah di dalam komuniti dipengaruhi oleh norma dan institusi kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti. Meskipun ada norma kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti akan tetapi tidak didukung oleh peranan institusi kebersihan yang secara efektif mengatur kegiatan penanganan sampah di tingkat komuniti maka pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan baik dalam rangka mengatasi masalah sampah dan kebersihan di dalam komuniti. Norma dan institusi kebersihan merupakan satu kesatuan yang fungsional dan secara signifikan mempengaruhi perilaku warga dalam penanganan sampah di dalam komuniti.

Norms And Social Institution Influence to Residents Participation in Waste Management: Case Study at Bonto Rannu Subdistrict Makassar This research was about residents' participation in waste management in the urbanized community. The residents' participation is influenced by the applicable of norms and cleanliness institution in the community. The cleanliness norm becomes a reference for residents' behavior in conducting the action or activities for waste efforts in the community. At the time that cleanliness institution take a role to be in waste efforts management activities in the community.
The data collection strategy was carried out by the manners: The direct observation at the location, and interviewing the informants based on the issue and data unit required. Data was analyzed by the ways: Editing and sorting toward the variety of information to become the parts that may be categorized based on the specified categories; Interpreting the community behaviors or point of view in connection with applicable cleanliness norms in the community; and interpreting take a role the cleanliness institution in waste efforts management activities.
The observational results show that the applicable cleanliness norms at the community level are not reference resident?s behavior in waste efforts in the community. While the cleanliness institution at the community level are not affectivity take a role in waste efforts management activities in the community.
The residents' participation in waste management in the community by applicable norms and cleanliness institution influence to be is at the community level. Although to be are the applicable cleanliness norms in the community but will not affectivity take a role cleanliness institution support for waste efforts at the community level then waste management will not good of road for problem solving of waste and clean in the community. The norms and cleanliness institution are significantly and unity of functional in residents' behavior influence for waste efforts in the community.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Waste management is serious problem in big cities. The increase of population can lead to increase the amount and variety of waste. If this condition can't be handled seriously it will destroye environment and cause disaster in the long time , like flood and air population. waste management can't be handled fully to society or government only , it is all parties responsibility that are government, particular and the whole of society. So, this research had tried to design waste management based on society participation. In order to deliver a good contribution , this research had took a case study on household waste management in Kecamatan Pasar Minggu South Jakarta. This research used descriptive as a type of research , that is describing household society participation in waste management . Furthemore, the result was used to design to design waste management from based on society participation. To achieve a good result , many parties were used as respondent in this research."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amantya Koesrimardiyati
"Pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi telah menyebabkan volume timbulan sampah rumah tangga di DKI Jakarta meningkat. Permasalahan persampahan kemudian semakin serius ketika peningkatan tersebut tidak disertai dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan sarana pengelolaan sampah yang memadai. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk menciptakan suatu sistem pengelolaan sampah yang lebih komprehensif, dilandaskan pada prinsip ? reduce, reuse, recycle?. Penelitian ini bertujuan untuk memahami keberlanjutan suatu kegiatan pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat, dengan mengambil tempat di wilayah RW 13 Cipinang Melayu Jakarta Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendorong perubahan perilaku warga dan pengorganisasian masyarakat menuju pengelolaan sampah mandiri, salah satunya dapat dicapai melalui penyelenggaraan program Jakarta Green and Clean, yang diselenggarakan oleh swasta, bekerja sama dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan. Pengorganisasian masyarakat dapat berjalan secara efektif apabila dilakukan dalam wilayah sosial yang kecil, yaitu di tingkat komunitas, untuk kemudian dikembangkan dan diperluas ke wilayah lain. Peran aktif perempuan sangat penting untuk keberlanjutan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat karena peran sosial perempuan telah membuat dirinya lebih dekat dengan lingkungan hidup di sekitar tempat tinggalnya sehingga mereka berusaha mempertahankan kelestariannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat terus berlanjut apabila terjadi perubahan perilaku warga yang mengelola sampahnya secara mandiri dengan disertai pengorganisasian masyarakat yang berpusat pada perempuan di tingkat komunitas, yang salah satu unitnya adalah Rukun Warga.

Population growth and changes in consumption pattern have increased the municipal waste volume in DKI Jakarta. Waste management issue has been more formidable after the government has failed to overcome the situation with sufficient waste management facilities. Hence, society's active participation is needed to create a more comprehensive system of municipal waste management, based on "reduce, reuse, recycle" principle. This research is purposed to comprehend about the sustainability of a community-based municipal waste management practice, placed in RW 13 Cipinang Melayu. Results indicated that one means to stimulate behavioural change and community organizing in practicing a self-supporting municipal waste management is through engaging a program called Jakarta Green and Clean, held by a privatecompany, in association with DKI Jakarta Environmental Board, andenvironmental organization. Community organizing will be working effectively when it takes place in a small community unit, then to be expanded to another area. Women?s active role is very important to the sustainability of community-based municipal waste program since their social roles have made themselves feel attached to their living environment so they make an attempt to preserve it. Based on these findings, it can be concluded that community-based municipal waste management will be sustaining when there is a behavioural change of its people in practicing a self-supporting municipal waste management along with women-centred community organizing in community level, which one of the unit is Rukun Warga."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T30190
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supriadi
"ABSTRAK
Perkembangan pembangunan di Jakarta cenderung mengubah tanah menjadi kedap air. Daerah yang sebelumnya merupakan media yang bisa dirembesi air diubah menjadi daerah yang ditutupi berbagai jenis bangunan seperti permukiman, pertokoan, jalan, dll. Sementara itu kebutuhan akan air bersih yang berasal dari air tanah cukup tinggi, yaitu menurut Transoto (1988) 78 %, sedang dari hasil penelitian ini di lapangan adalah 94,7 %. Kebutuhan air bersih yang berasal dari air tanah diperkirakan akan semakin meningkat, karena tingkat pertambahan penduduk yang cukup tinggi (3,0%/tahun), dan meningkatnya jumlah pertokoan, perkantoran serta industri, sementara kemampuan Perusahaan Air Minum (PAM) DKI masih sangat terbatas untuk memasok air bersih.
Sebagai akibat dari kekedapan permukaan tanah terhadap air di DKI maka timbul berbagai masalah lingkungan seperti kekeringan pada musim kemarau, (karena persediaan air tanah kurang) dan intrusi air laut.
Permasalahan di atas erat kaitannya dengan persepsi masyarakat terhadap sumberdaya air hujan, yang pada akhirnya mempengaruhi pengelolaan air hujan yang di terapkan mereka selama ini. Untuk meliput persepsi masyarakat terhadap air hujan serta tingkat kepatuhan masyarakat terhadap peraturan pemerintah dalam hubungannya dengan IMB, terutama Koefisien Dasar Bangunan dan ruang terbuka, maka dalam penelitian ini dicoba untuk meneliti seluruh wilayah DKI Jakarta yang dibagi ke dalam 4 zone.
Pembagian zone didasarkan pada perbedaan topografi, dan sifat air tanah. Pada masing-masing zone diambil tiga tempat yang diharapkan dapat menggambarkan zone secara keseluruhan. Sedangkan untuk kelurahan contoh dipilih daerah yang terdapat dibagian tersebut, karena diasumsikan bahwa pada daerah yang terpadat kebutuhan akan air tanah adalah sangat tinggi, dan daerah yang tertutup oleh bangunan atau kedap air lebih luas.
Menurut hasil penelitian ini, di zone 2 rasa air tanahnya sekarang adalah payau, sedangkan pada tahun 1979 (Sandy, 1979) rasa airnya masih tawar. Dengan demikian intrusi air laut telah meluas sampai ke zone 2 dalam selang waktu 9 tahun terakhir.
Dalam hubungan dengan pengelolaan air hujan yang diterapkan masyarakat ataupun perkantoran, ternyata masyarakat lebih banyak yang membuang air ke selokan atau sungai, tanpa usaha untuk mengembalikannya ke dalam tanah. Hanya sebagian kecil yang mengalirkan air hujan ke dalam kolam atau bak resapan. Ada juga yang membiarkan air hujan itu jatuh dari atap ke halaman, tetapi hal ini bukan untuk mengupayakan air hujan masuk ke dalam tanah. Nampaknya masyarakat selama ini masih menganggap bahwa air hujan merupakan limbah yang secepat mungkin harus dibuang atau dialirkan ke sungai, bukan sebagai suatu sumberdaya yang harus diselamatkan. Dalam hubungannya dengan pengelolaan air hujan hanya sebagian kecil saja masyarakat yang menggunakan air hujan untuk berbagai keperluan, sedang yang terbanyak mempergunakan air hujan tersebut adalah masyarakat di zone pantai atau zone 1.
Sebagian rumah yang dibangun developer telah menerapkan pengelolaan air hujan dengan cara mengalirkan hujan dan atap lewat rantai ke bak resapan. Bak resapan tersebut terletak di sudut teras, akan tetapi bak ini terbuka dan volumenya juga kecil. Tetapi oleh sementara pemilik rumah tersebut, sistem yang begini telah diubah dengan mengalirkan air dari atap ke selokan, berarti kualitas pengelolaannya menjadi turun. Dalam hubungannya dengan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap peraturan pemerintah, terlihat bahwa mayoritas masyarakat memiliki KDB (koefisien Dasar Bangunan) di atas 41 % baik di zone 1, 2, 3 dan maupun di zone 4. Sedangkan dalam peraturan pemerintah KDB diharuskan 40 %. Di samping itu khusus untuk bagian selatan Jakarta pemerintah DKI telah menetapkan bahwa pada setiap kapling harus ada ruang terbuka sebesar 85 % agar air berkesempatan meresap ke dalam tanah lebih banyak. Ternyata dari hasil penelitian ini, umumnya (96 %) masarakat memiliki ruang terbuka di bawah 69 %, bahkan 25 % dan diantaranya hanya 0-17 % saja yang mempunyai ruang terbuka.
Dari analisis regresi dan korelasi antara tingkat pendidikan dengan pengelolaan air hujan di zone pantai atau zone 1 ternyata bahwa orang yang berpendidikan lebih tinggi menggunakan sistem pengelolaan air hujan yang lebih baik dari orang yang berpendidikan lebih rendah, akan tetapi hubungannya adalah nyata. Sedangkan masyarakat yang bermukim di zone 2 dan 3 ternyata orang yang berpendidikan lebih tinggi menerapkan sistem pengelolaan air hujan yang lebih jelek dari pada orang yang berpendidikan lebih rendah. Khusus bagi masyarakat yang bermukim di zone 4, sistem pengelolaan air hujan yang diterapkan oleh orang yang berpendidikan lebih tinggi hampir tidak ada bedanya dengan sistem pengelolaan air hujan yang diterapkan oleh orang yang berpendidikan lebih rendah.
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan penggunaan air hujan oleh masyarakat di zone 1 (pantai) ternyata orang yang berpendidikan lebih rendah lebih banyak menggunakan air hujan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan lebih tinggi, tetapi hubungannya tak nyata. Di zone 2 dan 3 juga orang yang berpendidikan lebih rendah lebih banyak menggunakan air hujan dari pada orang yang berpendidikan lebih tinggi, dan hubungannya adalah nyata. Akan tetapi di zone 4 temyata orang yang berpendidikan lebih tinggi lebih banyak menggunakan air hujan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan lebih rendah, dan hubungannya nyata.

ABSTRACT
The development of Jakarta tends to alter land to become impermeable areas which are functioning among others to absorb rainwater, have been changed into buildings, settlements, business centers, roads, etc. In the meantime, the capability of public water supply of Jakarta is limited. Only less then 40 % of 7.5 million populations is supplied with tap water. In the study area there are kampungs that only have 33.8 % tap water supplies. Therefore, the need for clean water is substituted mostly by using river water and pumping the groundwater. It was assumed that the exploitation of groundwater will increase proportionally with the population growth rate of 3.0 % per year.
This has become even more serious due to the lack of appropriate management of rainwater by the community. The prospect of rainwater as a resource is neglected, and rainwater is even regarded as a problem.
The rapid growths of buildings are also made worse due to the fact that most people do not follow the regulation concerning license to build. They neglect the limit of the allowable building base coefficient. The allowable building basic coefficient is 15 %, while the fact shows that in the study area the coefficient is increasing to 41 %. These conditions gave rise to a lot of environmental problems, such as drought, intrusion of seawater, particularly into densely populated areas where high-rise buildings were built.
With the population of 7.5 million people and the water consumption of 200 liter per day per person, there is a daily need for clean water of 15 million cu.m. While the whole Jakarta area (approximately 560.sq. km with its 2,000 mm annual rainfall) may have a daily supply of rain-water of 32 million cu.m. If during the rainy season (with is 6-7 months annually) 50 % of the rainwater can be met. Therefore, there is an urgency to develop rainwater conservation campaign.
The conservation of rainwater will serve as a resource, reducing the use of groundwater or dirty river water.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>