Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145403 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Shofie
Jakarta: Universitas Indonesia, 2000
M.96 Sho p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Restu Apriliani Hammade
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas modal sosial dan bagaimana nelayan pandega memanfaatkan modal sosial untuk bertahan hidup di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Paneglang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua jenis modal sosial yaitu, modal sosial terkait operasi penangkapan ikan (melaut), dan modal sosial ketika sedang tidak melaut. Selain itu, ditemukan bahwa modal sosial dapat meningkatkan semangat bekerja yang berpengaruh pada kemampuan bertahan hidup dalam kondisi rentan, serta meningkatkan partisipasi terhadap program pemberdayaan masyarakat nelayan.

ABSTRACT
This study aims to explain how pandega fishermen utilize their social capital to survive in Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, using descriptive qualitative method. The result shows that there are two types of social capital, they are social capital related to when they are going fishing to the sea and social capital related to when they are not. In addition, it is found that social capital can enhance the fishermens passion to work that also can affect their surviving skills when in vulnerable condition, and improve their participation in fishermen community empowering programs."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aranyaka Danandjaya Axioma
"Adapun tujuan dari penelitian ini pada dasarnya adalah ingin mengetahui apa yang menyebabkan nelayan sulit keluar dari lingkaran kemiskinannya. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mencoba mencari jawab melalui sebuah studi kasus di desa nelayan Carita, Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat. Dalam penelitian yang bersifat studi kasus ini yang menjadi fokus perhatian adalah kemiskinan selaku gejala sosia1 yang meliputi aspeK kultural dimana tinjauannya lebih banyak terletak di dalam diri penduduk misKin itu sendiri seperti cara hidup, tingkah laku, Kebiasaan dan pandangan hidup (sistim ni1ai) dan aspek struktural yang banyak menyangkut pola hubungan sosial yang paling dominan dalam komunitasnya. Studi tersebut dilakukan dengan metode kwalitatif yang mengutamakan teknik pengamatan biasa dan terlibat serta pedoman wawancara tak berstruktur dan mendalam.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama dilakKan terhadap 20 responden yang menjadi sumber informan utama. Tahap kedua dilakukan terhadap. 40 responden sebagai pendukung temuan pada tahap pertama. Dari 40 responden tersebut kemudian dipilih 4 responden untuk penggalian lebih mendalam mengenai riwayat hidupnya, guna memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang berbagai tahap kesulitan hidup dalam proses kemiskinan mereka dan segala aspek yang turut mempengaruhi kebertahanan kemiskinannya. Gambaran empiris yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa kemiskinan nelayan mempunyai berbagai aspek/dimensi yang satu saama lain saling berkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keberadaan nelayan seperti sudah terpola sedemikian rupa sehingga sulit untuk keluar dari li ngkaran kemiskinannya. Pengaruh yang umumnya sudah mengakar kuat di kalangan nelayan, adanya struktur sosial yang pincang, siap ketergantungan pola hubungan yang asimetris, proses pembagian pendapatan yang berat sebelah (Struktur ekonomi), pola konsumsi dan sikap mental yang kurang menguntungkan bagi kemajuan nelayan keseperti hidup boros dan "hedonistik" sehingga apa yang dapat disimpulkan dari proses kemiskinan nelayan ini adalah terdapatnya faktor struktural dan kultural yang saling menunjang keberadaan kemiskinan nelayan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Joko Juliantono
"[ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk menggambarkan dinamika yang berlangsung antara
agen dan struktur dalam masyarakat nelayan di Desa Teluk, Labuan-Banten. Dengan
menggunakan teori strukturasi Anthony Giddens dan dilengkapi dengan konsep
pembangunan sosial berdasarkan struktur, kultur, dan proses, dalam melihat
dinamika relasi yang ada antara agen dan stuktur dalam masyarakat nelayan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan strategi
grounded research. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam masyarakat
nelayan telah terjadi perubahan dalam struktur dari dominasi kelembagaan formal
menjadi dominasi kelembagaan non-formal. Kemiskinan yang ada pada struktur
yang lama ternyata direproduksi oleh struktur yang baru. Penelitian ini juga
menemukan kelemahan dari strukturasi Giddens yang menganggap bahwa struktur
dalam versi dualitas-nya, baik sebagai hasil dan sekaligus sarana (medium) praktik
sosial ternyata tidak selalu bersifat enabling atau memberdayakan. Pembangunan
kelautan dan perikanan, khususnya menyangkut tentang bagaimana mengatasi
kemiskinan masyarakat nelayan harus melihat pentingnya dinamika relasi yang
terjadi antara agen dan struktur agar perubahan yang dilakukan oleh negara, dalam
hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan, tidak justru melahirkan kemiskinan
baru.

ABSTRACT
This dissertation aims to describe the dynamics that take place between the agent and
the structure of the fishing community in Teluk Village, Labuan, Banten. By using
structuration theory of Anthony Giddens and equipped with the concept of social
development based on the structure, culture, and processes, in view of the dynamics
of relationships that exist between agents and structures in the fishing communities.
The approach used in this study is a qualitative grounded research strategy. The
results of this study indicate that in the fishing community has been a change in the
structure of the formal institutional domination domination of non-formal
institutions. Poverty that exist on the old structures turned out to be reproduced by
the new structure. The study also found weaknesses of Giddens structuration which
assume that the structure in its duality version, either as a result and at the same time
means (medium) social practices were not always be enabling or empowering.
Development of marine and fisheries, particularly with regard to how to overcome
poverty of fishing communities must see the importance of the dynamics of
relationships that occur between agents and structures so that the changes made by
the state, in this case the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, did not actually
give birth to new poverty.;This dissertation aims to describe the dynamics that take place between the agent and
the structure of the fishing community in Teluk Village, Labuan, Banten. By using
structuration theory of Anthony Giddens and equipped with the concept of social
development based on the structure, culture, and processes, in view of the dynamics
of relationships that exist between agents and structures in the fishing communities.
The approach used in this study is a qualitative grounded research strategy. The
results of this study indicate that in the fishing community has been a change in the
structure of the formal institutional domination domination of non-formal
institutions. Poverty that exist on the old structures turned out to be reproduced by
the new structure. The study also found weaknesses of Giddens structuration which
assume that the structure in its duality version, either as a result and at the same time
means (medium) social practices were not always be enabling or empowering.
Development of marine and fisheries, particularly with regard to how to overcome
poverty of fishing communities must see the importance of the dynamics of
relationships that occur between agents and structures so that the changes made by
the state, in this case the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, did not actually
give birth to new poverty.;This dissertation aims to describe the dynamics that take place between the agent and
the structure of the fishing community in Teluk Village, Labuan, Banten. By using
structuration theory of Anthony Giddens and equipped with the concept of social
development based on the structure, culture, and processes, in view of the dynamics
of relationships that exist between agents and structures in the fishing communities.
The approach used in this study is a qualitative grounded research strategy. The
results of this study indicate that in the fishing community has been a change in the
structure of the formal institutional domination domination of non-formal
institutions. Poverty that exist on the old structures turned out to be reproduced by
the new structure. The study also found weaknesses of Giddens structuration which
assume that the structure in its duality version, either as a result and at the same time
means (medium) social practices were not always be enabling or empowering.
Development of marine and fisheries, particularly with regard to how to overcome
poverty of fishing communities must see the importance of the dynamics of
relationships that occur between agents and structures so that the changes made by
the state, in this case the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, did not actually
give birth to new poverty., This dissertation aims to describe the dynamics that take place between the agent and
the structure of the fishing community in Teluk Village, Labuan, Banten. By using
structuration theory of Anthony Giddens and equipped with the concept of social
development based on the structure, culture, and processes, in view of the dynamics
of relationships that exist between agents and structures in the fishing communities.
The approach used in this study is a qualitative grounded research strategy. The
results of this study indicate that in the fishing community has been a change in the
structure of the formal institutional domination domination of non-formal
institutions. Poverty that exist on the old structures turned out to be reproduced by
the new structure. The study also found weaknesses of Giddens structuration which
assume that the structure in its duality version, either as a result and at the same time
means (medium) social practices were not always be enabling or empowering.
Development of marine and fisheries, particularly with regard to how to overcome
poverty of fishing communities must see the importance of the dynamics of
relationships that occur between agents and structures so that the changes made by
the state, in this case the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, did not actually
give birth to new poverty.]"
2015
D2126
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dede Kuswanda
"Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) merupakan program pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara nasional dengan biaya yang cukup besar dan merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia, adalah alasan pentingnya diadakan penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan penelitian adalah "apakah praktek pemberdayaan masyarakat melalui program IDT mendorong berkembangnya masyarakat mandiri?".
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pemberdayaaan masyarakat oleh pendamping melalui program IDT.
Teori dan konsep yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian adalah teori dan konsep tentang pemberdayaan (empowerment), pengembangan masyarakat (community development), kemiskinan, dan program Inpres Desa Tertinggal (IDT).
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa : wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pengetahuan yang diberikan berupa pengetahuan tentang program atau proyek IDT, pemberian motivasi, dan pendekatan partisipatif dalam memberdayakan masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan secara umum bahwa praktek pemberdayaan masyarakat melalui program IDT belum mendorong ke arah berkembangnya masyarakat mandiri. Untuk itu maka saran yang diaiukan adalah perlunya menumbuhkan kesadaran masyarakat dan memperkuat daya atau potensi yang dimiliki."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kambuaya, Carlos Clief
"Kemiskinan yang dialami penduduk desa Katapang ditandai dengan rendahnya tingkat pendapatan, merosotnya daya beli masyarakat, bangkrutnya usaha kecil dan rumah tangga, rendahnya kualitas sumber daya manusia, buruknya sanitasi lingkungan, rawan gizi dan derajat kesehatan masyarakat yang rendah. Kompleksitas permasalahan tersebut diperparah lagi dengan krisis multidimensi yang menyebabkan angka pengangguran bertambah meningkat, banyak orang hilang pekerjaan karena di PHK, dan bertambahnya penduduk miskin baru.
Solusi untuk mengatasi kompleksitas permasalahan kemiskinan di atas, pemerintah meluncurkan kebijakan P2KP. Tidak seperti kebijakan penanggulangan kemiskinan sebelumnya dimana dominasi pemerintah masih nampak, maka dalam kebijakan P2KP, kegiatan penanggulangan sepenuhnya dilimpahkan kepada keluarga miskin yang tergabung dalam wadah KSM untuk melaksanakan sendiri dengan mendapat pemberdayaan dari LSM dan Perguruan Tinggi.
Strategi untuk mempelajari pemberdayaan yang dilakukan, dipakai pendekatan kualitatif yang bertujuan mendeskripsikan proses dan langkah-langkah pemberdayaan yang ditujukan kepada anggota KSM dan bagaimana keterlibatan penduduk miskin didalam rangkaian proses tersebut. Untuk membuat deskripsi tersebut, digunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan langsung untuk melihat proses pemberdayaan yang dilaksanakan. Hasil dari pemberdayaan penduduk miskin di desa Katapang dilakukan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) dari Universitas Winaya Mukti (Unwim), adalah :
- Proses pemberdayaan telah mengikuti langkah-langkah pengembangan masyarakat yaitu dimulai dengan pengorganisasian kelompok dan pemasaran sosial program, kemudian diikuti dengan fasilitasi penyusunan rencana dan usulan kegiatan, bantuan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan, memberikan pengawasan melalui monitoring dan evaluasi serta diakhiri dengan pemutusan hubungan (terminasi).
- Hasil yang dicapai dalam proses pemberdayaan sesungguhnya belum maksimal karena proses pendampingan, luasnya wilayah, pemantauan dan evaluasi,. dan dukungan dari penanggung jawab program yang belum optimal.
- Proses pemberdayaan meskipun belum maksimal, namun beberapa hasil positif yang dicapai adalah : (1) Anggota KSM telah memanfaatkan dana bantuan kredit secara bertanggung jawab untuk membuka usaha-usaha produktif yang dapat memberikan penghasilan dan pemenuhan kebutuhan hidup, (2) Anggota KSM telah berperan sebagai pelaku pasar yang aktif karena sudah tumbuh budaya berusaha, (3) Proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dari bawah mulai berkembang, (4) Kebiasaan bekerja dan berusaha sendiri berubah menjadi bekerja dan berusaha dalam kelompok.
- Dampak sampingan yang muncul akibat proses pemberdayaan yaitu terjadi perpecahan antara kepala desa dan pengurus BKM, serta munculnya hubungan kerja dalam organisasi KSM yang mengarah pada Patron - Klien.
- Faktor-faktor dari dalam yang menyebabkan perbedaan perkembangan antara KSM Bahrurchoir dan KSM Karya Usaha adalah : faktor permodalan, status usaha, faktor kepemimpinan ketua kelompok. Sedangkan eksternal adalah keterbatasan Faskel dan kurangnya pengawasan dan pembinaan dari penanggung jawab program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini Retnaningsih
"Penelilian ini menyoroti tentang pc-,mberdayaun masyarakat miskin melalui
Program UP2K PKK di Desa Pakualam. Permasalahannya adalah, bahwa Desa
Pakualam yang terletak di lingkungan kola industri masih memiliki warga miskin yang
perlu diberdayakan Program UP2K PKK mcrupakan program pomerimah yang
bertujuan memberdayakan masyarakat miskin tersebut, dan program itu masih bertahan
sampai sekarang. Padahal diasumsikan, akan banyak kendala dalam pelaksanaan
program lerscbul, karcna masyamkat Desa Pakualam telah mcngalami pergeseran nilai-
nilai akibal pcmbauran dcngan penduduk pendatang. Tanlangan hidup di Desa
Pakualam lclah sangat variatif, dirnana masyarakat setcmpat harus bersaing ketal dengan
ponduduk pendalang yang umumnya memjliki motivasi dan dayajuang iebih tinggi.
Pertanyaan yang dikemukakan dalam pcnclitian ini adalah I (1) Scbcrapa jnuh
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat golongan ckonomi Icmah (miskin) di
Desa Pakualam ?; (2) Faklor-faktor apa yang menyebabkan Program UPZK PKK di
Desa Pakualam Lcrap bcrtahan sampai sekarang ?
Konscp utama yang digunakan untuk memahami pcncliiian ini adalah konsep
?pcmbordayaan? menurut Malcolm Payne dan ?kemiskinan rclatif? mcnurul Solo
Socrnardjan, serla ditambah dengan referensi-refcrensi lain yang mendukung
Melode pcnelilian yang digunakan adalah deskriptif, dcngan pcndckatan
kualilatif dan spesifikasi studi kasus_ Pomahaman leoritik lerhadap informam dilakukan
secara fenomenologis, untuk memahami informan dari sisi kchidupan mcrcka sendiri
sehubungan dengan Program UPZK PKK.
Dalam penclitian ini diambil 10 orang informan yang dibagi menjadi dua
kategorl, yaitu : (1) 4 orang informan utama (diambil dari Anggota Program UPZK PKK
yang masa keanggolaannya lerlama). Penonluan infomaan tersebul didasarkan pada
pertimbangan, bahwa mcrcka akan dapal mcmberi gambaran rcnlang seberapa jauh Pemberdayaan masyarakatu., Hartini Retnaningsih, FISIP UI, 2000.
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat miskin (dalam hal ini para pedagang
kccil) di Dcsa Pakualam; (2) 6 orang informan tambahan (diambil dari Pengurus
Program UP2K PKK dan orang lain yang dianggap mengerti Program UPZK PKK).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (I)
Wawancara; (2) 'Pengamatan Iapangan; (3) Studi kcpusrakaan. Sodangkan teknik
anaiisisnya meliputi : (I) Tclaah data; (2) Rcduksi data; (3) Penyusunan ke dalam
satuan-Satuan; (4) Kalcgorisasi; (5) Pcmcriksaan keabsahan data; (6) Analisis dan
pcnafsiran data.
I-Iasil penelitian menunjukkan, Program UPZK PKK telah dirasakan manfaalnya
oleh para pedagang kecil di Desa Pakualam, meskipun manfaat tcrsebul belum optimal.
Manfaat yang dirasakan oleh para pcdagang adalah L (1) Pcningkatan akscs, lcrutama
akses pemasaran; (2) Peningkatan pengetahuan, yaitu pcngetahuan sehubungan dengan
pengelolaan modal dan produksi kue; (3) Peningkatan ketrampilan, yailu ketrampilan
berdagang dan memproduksi makanan; (4) Peningkatan kepercayaan diri, yaitu
kepercayaan diri untuk borusaha; (5) Peningkatan motivasi usaha, yaitu untuk tetap
berjuang dan bertahan. Manfaal tcrscbut dapat dicapai herkal usaha keras Pengums
Program UPZK PKK yang meliputi : (I) Penggerakan partisipasi masyarakat, yang
bcrtujuan agar para peciagang kecil mau bergabung dalam Program UPZK PKK; (2)
Penggalian dan pengembangan potcnsi masyarakar., agar potensi yang dimiliki lidak sia-
sia; (3) Pemanfaatan faktor pendukung, dalam hal ini terutama lingkungan alam/sosial;
(4) Minimalisasi kendala, yaitu berusaha membatasi kemungkinan akan kegagalan.
Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK, yaitu : (1)
Scdikitnya dana rutin yang digulirkan; (2) Tanggapan masyarakat, dalam hal ini
provokator yang berusaha menghalangi kclancaran Program UPZK PKK; (3)
Profesionalisme pengelola, yang bcrkaitan dcngan sifat kcrja sukarela para kader PKK
(tanpa gaji). Sedangkan Program UPZK PKK tetap bcrtahan di Dcsa Pakualam sampai
saat ini, dikarcnakan hchcrapa faktor pcndukung, yailu : (1) Kepemimpinan Kcpala
Dcsa; (2) Aparar Dcsa; (3) Lingkungan alamlsosial; (4) Kepemimpinan Kclua PKK; (5)
Manajemen PKK; (6) Kesungguhan Pengurus PKK; (7) Kebutuhan masyarakat. Asumsi
bahwa akan banyak kcndala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK di Desa Pakualam
(schubungan dengan kondisi wilayah) tidak scpenuhnya benar, karena ternyata
masyarakat miskin di Dcsa Pakualam adalah pcnduduk asli yang masih memiliki ikatan
tradisional dcngan dcsa clan pimpinannya.
Dalam pcnclitian juga terungkap, bahwa Program UPZK PKK sekarang ini
scdang kchabisan dana, sehingga tak dapat Iagi meminjamkan modal kepada
anggotanya. Namun demikian, keglatan koopcratif untuk mcmasarkan dagangan ke PT
Pratama Abadi Industri tetap berlangsung. Kegiatan menyisihkan keunrungan
(menabung) juga tetap dilakukan oleh para pedagang, dengan jumlah yang bervariasi
sesuai kemampuan. Jadi dapat dikatakan, Program UPZK PKK saat ini tetap bcrjalan
seperti blasa, hanya saja minus peminjaman modal. Ketua PKK dan Kepala Desa yang
sekarang mcnjabal di Desa Pakualam sc-:dang laerusaha mencari donatur telap umuk
membangkitkan kombali Program U P2K PKK.
Bcrdasarkan kesimpulan hasi] penelilian, maka saran yang dikcmukakan untuk
perbaikan Program UPZK PKK di Desa Pakualam pada masa mcndatang adalah 1 (I)
Dana rulin yang kuat, karena Lanpa dana rutin yang kual maka pembinaan usaha kecil
akan mengalami banyak kcndala; (2) Profcsionalisme pengclola, karena tanpa
profesionalisme pcngclola maka lujuan pcmbcrdayaan akan sulit dicapai."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>