Ditemukan 104152 dokumen yang sesuai dengan query
Yogyakarta : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
726.145 IND c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Surabaya: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala , 1995/96
726.145 IND c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Luthfan Nur Rochman
"Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas sehari-hari masyarakat Jawa Kuno berdasarkan relief naratif Candi-candi Jawa Timur abad ke-13—15 Masehi. Identifikasi aktivitas sehari-hari pada relief mengacu pada kategorisasi John R. Hitchcock (1972). 114 panil relief dari 10 candi di Jawa Timur menggambarkan aktivitas sehari-hari. Dari 114 panil tersebut, telah teridentifikasi 144 aktivitas sehari-hari berdasarkan kategorisasi John R. Hitchcock. Perbandingan dengan sumber tertulis sezaman menghasilkan gambaran aktivitas sehari-hari masyarakat Jawa Kuno abad ke-13—15 Masehi. Studi ini juga mengkategorisasikan aktivitas sehari-hari masyarakat Jawa Kuno berdasarkan dikotomi ruang domestik dan publik.
The purpose of this study is to identify daily activities of Ancient Javanese society based on narrative reliefs on Eastern Javanese temples of 13—15th centuries. The identification refers to the categorization proposed by John R. Hitchcock (1972). 114 panels of 10 Eastern Javanese temples depict daily activities. From 114 panels, 144 activities have been identified based on Joh R. Hitchcock’s categorization. Analogy with written records infers the condition of daily activities of Ancient Javanese society circa 13—15th centuries. This study also categorizes the Ancient Javanese society’s daily activities based on domestic and public spaces dichotomy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
930.1 DEP p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Surabaya: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Jawa Timur, 1996
726.1 CAN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Cita Kismayanti
"Bangunan suci sebagai tempat yangsakral dilengkapi ragam hias arsitektural maupun ornamental. Ragam hias ornamental pada bangunan suci meliputi relief naratif dan relief dekoratif. Ragam hias ini dapat menambah nilai kesakralan bangunan suci karena terdapat makna tertentu di balik ragam hias tersebut. Salah satu ragam hias yang sering ditemukan pada bangunan suci adalah sulur daun. Relief sulur daun pada candi Borobudur terdapat pada panil tersendiri dan mengapit relief naratif di dinding utama candi pada lorong pertama, ketiga dan keempat, sebannnyak 408 panil. Penggambaran relief sulur daun pada tiap tingkat terdapat perbedaan. Panil-panil relief sulur daun pada lorong pertama berdiri sendiri mengapit naratif di baris atas dinding utama candi, sedangkan pada lorong ketiga dan keempat relief sulur daun berasoiasi dengan pilar semu mengapit naratif di dinding utama. Kemudian, dilihat dari cara penggambaran sulur, relief di lorong pertama dan keempatterlihat lebih sederhana dibanding dengan relief sulur daun di lorong ketiga yang terkesan rumit dan raya. Sementara itu, sulu daun pada lorong ketiga memiliki variasi paling banyak, sedangkan sulur daun di lorong keempat tidak memiliki variasi sulur daun dengan daun yang mengikal pada bagian akhirnya. Sulur daun ini merupakan akar dan tangkai tanaman teratai yang keluar dari umbi teratai (padmamula) dan menjalar ke atas membentuk lingkaran ke kiri dan ke kanan, kemudian pada bagian akhir sulurnya terdapat daun-daun yang mengikal, bunga teratai yang setengah mekar ataupun bunga teratai dengan burung yang hinggap di atasnya. Setiap bagian dari tanaman tertai tersebut mengalami variasi pengambaran yang berbeda-beda. Untuk mengetahui berbagai variasi dari relief sulur daun pada can Borobudur, maka terlebih dahulu relief-relief sulur daun ini diklasifikasikan berdasarkan atribut penentu dari ragam hias tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11426
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Chaidir Ashari
"Penelitian ini membahas tentang inskripsi-inskripsi yang ada dalam kaki candi tertutup, Karmawibhangga di Candi Borobudur, dengan menghubungkan bagaimana kesesuaian gramatika bahasa dalam inskripsi serta hubungan keagamaan dengan relief Karmawibhangga dihubungkan secara keseluruhan. Pertandaan arkeologi dalam relief Karmawibhangga dilakukan dengan melibatkan banyak aspek dalam relief itu sendiri.
This study is about inscriptions in the hidden foot, Karmawibhangga in Borobudur temple, its interrelating to how langguage gramatical be suitable in inscriptions with religion in Karmawibhangga as awhole. Archaeology signs in Karmawibhangga relief by involving all the aspects of the relief."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11877
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Deny Yudo Wahyudi
"Candi Panataran merupakan salah satu peninggalan kebudayaan materi dari masa Hindu-Buddha yang berada di daerah Blitar, Jawa Timur. Candi ini diketahui dibangun dari masa Majapahit berdasarkan temuan beberapa angka tahun yang berada pada berbagai komponen di kompleks percandian. Penemuan Prasasti Palah yang in situ dari jaman Kadiri menjadikan beberapa sarjana menghubungkan candi ini dengan bangunan suci Palah yang telah ada sejak masa Kediri. Berbagai komponen dalam percandian ini menyiratkan pada suatu sifat keagamaan tertentu yang menjadi dasar bagi percandian ini. Upaya rekonstruksi keagamaan dilakukan dengan pendekatan arkeologi sejarah yang didukung aleh sumber data artefaktual berupa komponen percandian dan data tekstual baik primer maupun sekunder. Metode fenomenologi agama dipandang sesuai untuk mengungkap makna berbagai fenomena keagamaan yang muncul di kompleks ini.
Pengungkapan rekonstruksi keagamaan tidak terlepas dari penerapan lima unsur religi yang biasa digunakan untuk mengkaji masalah keagamaan. Tokoh utama yang dipuja merupakan kajian utama untuk dapat merekonstruksi sifat keagamaan candi Pengungkapan tokoh utama yang dipuja ini sebagai penjabaran dari konsep keyakinan yang dianut. Komponen lain yang dikaji adalah tentang ritual keagamaan yang terjadi di kompleks percandian ini dan terkait dengan tata upacara yang dilakukan. Terakhir adalah upaya merekonstruksi fungsi candi ini yang berkaitan dengan umat keagamaan, karana kegiatan umat pendukungnya akan menunjukkan sejauh mana fungsi bangunan suci ini masih terus dapat bertahan.
Candi Panataran merupakan bangunan suci yang memiliki keunikan-keunikan dibandingkan dengan pola percandian yang sejaman dengannya. Keberadaan candi ini juga didukung oleh berbagai pemberitaan dalam sumber tekstual. Keunikan dan kekayaan data tersebut pada akhirnya dapat membantu untuk merekonstruksi berbagai unsur keagamaan yang berhubungan dengannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15378
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
R. Soekmono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
726.1 SOE c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Oktorina Adhisti
"Skripsi ini membahas Pura Maospait Gerenceng yang termasuk di dalamnya mengenai arsitektur bangunan, penataan halaman dan kronologi pendirian pura dengan keunikannya yang juga menjadi permasalahan penelitian. Di antaranya adalah jumlah halaman yang berbeda dengan pura lain. Penelitian ini adalah penelitian komparasi dengan membandingkan Pura Maospait Gerenceng dengan pura-pura kuna yang ada di Bali.
Hasil penelitian pada Pura Maospait Gerenceng bahwa kemungkinan pendirian Pura Kompleks Pura Maospait didirikan pada abad ke-13 M dan dilanjutkan kembali pada abad ke-14-15 M dan memiliki hubungan serta pengaruh dari Majapahit jika dilihat dari bangunan dan peninggalannya. Hingga saat ini Pura Maospait Gerenceng masih digunakan oleh penyungsungnya dan terdapat bangunan baru pada kompleks Pura
This thesis discus about Pura Maospait Gerenceng that include architectural and the chronology of pura is the research problem. That include the different of pura with the other. This research is the comparation that compare Pura Maospait Gerenceng and ancient pura in Bali.
The result of Pura Maospait Gerenceng was build for 13 M and continue for 14-15 M that has relation and Influence from Kingdom of Majapahit and it looks from the artifac."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11600
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library