Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rohmansyah Putra Agung
"Eksistensialisme Soren Aabye Kierkegaard adalah pemikiran yang menitikberatkan kaijan eksistensialismenya kepada manusia. Eksistensialisme dari Soren Aabye Kierkegaard memberikan pemahaman akan eksistensi manusia individu yang berakar pada keinginan atas pilihan di dalam kehidupan dimana manusia akan selalu berusaha, mengalami pertengkaran hati guna memenuhi keinginannya. Ketidakpastian akan pilihan adalah hal yang akan selalu muncul di dalam diri manusia dan akan membuat manusia merasakan kecemasan dan ketakutan. Manusia dibalik kecemasan dan ketakutan itu, membutuhkan adanya keyakinan yang akan membuatnya terlepas dari kecemasan dan ketakuatan pada saat memilih sebuah pilihannya; yang akhirnya akan mengkantarkan manusia itu kepada sebuah keotentikan dan eksistensi di dalam dirinya. Henry di dalam film The Time Traveler_s Wife merupakan sebuah wujud aplikasi atas pemahaman eksistensialisme Soren Aabye Kierkegaard. Kebenaran subjektif, keputusasaan, komitmen terhadap yang absurd, cinta dan pernikahan dan eksistensi yang mendahului esensi merupakan beberapa pemikiran dari Soren Aabye Kierkegaard yang sangat aplikatif terhadap perjalanan kehidupan Henry. Henry dihadapkan langsung dengan pilihan atas eksistensinya di dalam hidup yang membutuhkan banyak pertimbangan atas dirinya sendiri.

Existentialism of Soren Aabye Kierkegaard is a study which is focusedTime Traveler_s Wife. Henry in Theon human existentialism concept. Existentialism of Soren Aabye Kierkegaard gives an understanding of a man as an individual, and it is rotted in a man_s desire to make a choice as the way of life. To fulfill the desire, a man will experience some conflicts inside his mind, and feel an anxiety and fear. Absurdity of choice is something that stimulates a man to feel the anxiety and fear of the absurdity itself. This concept will lead a man to be authentic and exist as an individual. Time Traveler_s Wife Keywords: existentialism, Soren Aabye Kierkegaard, subjective truth, despair, commitment of the absurdity, love and marriage, Existence precedes essence. proves the concept of existentialism by Soren Aabye Kierkegaard. Subjective truth, despair, commitment of the absurdity, love and marriage, and Existence precedes essence are some of Kierkegaard_s concept related to Henry_s life. Henry was directly confronted by the life choice that needs a lot of considerations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16029
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Dinar Prihatina
"Skripsi ini menganalisis kaitan antara eksistensi dan intersubjektivitas yang ditampilkan dalam film Artificial Intelligence: A.I. dengan memaknai tokoh David, sebagai subjek yang memenuhi dorongan untuk mencapai pemenuhan diri (transendensi). Dengan menggunakan pendekatan filsafat Gabriel Marcel, penelitian ini menganilisis dinamika tokoh David yang berpartisipasi dalam hubungan personal berlandaskan cinta sehingga dapat mencapai transendensi. Berdasarkan analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa manusia dapat meraih pemenuhan diri dengan menghentikan objektivikasi dan membina hubungan intersubjektif. Secara keseluruhan, A.I. menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi manusia modern yang cenderung tenggelam dalam individulitas dan mengabaikan nilai hubungan personal antarmanusia sehingga tidak dapat mencapai tingkat eksistensi tertinggi sebagai _Aku_ yang _Ada_.

Abstract
The main focus of this study is the significance of David_s existence in Steven Spielberg_s film, Artificial Intelligence: A.I. This study particularly analyzes the correlation between human_s existence and openness (l_intersubjectivit_) by exploring David as a subject who urges to achieve the exigence of transcendence, the need of transcendence. Using Gabriel Marcel_s philosophical approach, this study examines David_s interpersonal relationship based on love as a manifestation of his openness which could lead him to achieve the state of fullness (transcendence). This study confirms that human being will be able to achieve the need of transcendence when we are willing to see other people as subject and maintain interpersonal relationship. All in all, A.I. criticizes the condition of modern man who are drowned in individuality and despises the value of interpersonal relationship, so that the highest level of existence, the state of Being cannot be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Priyadi
"Pesatnya perkembangan teknologi pada media komunikasi telah membawa perubahan pada peradaban manusia ke suatu era dimana Batas waktu dan ruing dihilangkan. Dalam teorinya mengenai teknologi sebagai perluasan tubuh manusia atau human extension dan konsep global village; McLuhan mengemukakan era bare tersebut menghasilkan masyarakat informasi. Teknologi tidak hanya berdampak positif melalui kegunaannya, tetapi juga melahirkan dampak negatif yang disebut Mcl,uhan sebagai auto-amputation. Manusia semakin teramputasi dari fungsi-fungsinya secara fisik dan biologis yang nienyebabkan dehumanisasi pada manusia sebagai makhluk sosial. Penelitian ini terfokus pada hubungan manusia dan teknologi dalam perkembangannya di era informasi menurut pandangan Mashall McLuhan tenting konsep human extension dan global village, dimana dunia dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh. Pcngaruh teknologi yang tak terclakkan daiam peradaban manusia, berujung pada implikasi-implikasi yang menyiratkan gejala amputasi diri. Penelitian ini disusun menggunakan metode studi kepustakaan dengan mengumpulkan referensi teori yang sesuai dengan topik penelitian yang diangkat. Permasalahan penelitian dipaparkan secara deskriptif menggunakan teori media komunikasi Marshall McLuhan mengenai human extension dan global village. Hasil penelitian kemudian dianalisis secara kritis refleksif"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S16080
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada
050 JFY 7 (1991)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Program Pascasarjana Universitas Indonesia,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Yohanna Monica H.
"Soren Aabye Kierkegaard sebagai bapak eksistensialisme, menekankan manusia sebagai inti dari pemikiran eksistensialismenya. Pemikiran atas pemahaman eksistensi individu yang berdasarkan pada gairah atas pilihan_pilihan hidup, yang berjuang, bergulat, dan mengalami hasrat. Tegangan_tegangan eksistensial yang dirasakan oleh setiap individu menjadi landasan bagi subjek untuk memilih setiap pilihan yang ada di hidupnya. Ketidakpastian dalam hal ini merupakan salah satu hal yang pasti akan hadir pada setiap pilihan yang akan membuat setiap subjek merasakan kecemasan dan ketakutan. Semua pilihan yang mengandung ketidakpastian tersebut memerlukan adanya suatu keyakinan yang membuat individu lepas dari rasa cemas, sehingga keputusan yang telah dibuatnya membawa dia kepada keotentikan dan eksistensi dirinya. Isabella Swan dalam film Twilight merupakan sebuah contoh atas pemahaman eksistensialisme Soren Kierkegaard.Isabella Swan berhadapan dengan pilihan atas eksistensinya yang membutuhkan pertimbangan etis pada dirinya.

Soren Aabye Kierkegaard as the father of existentialism, emphasizes people as the core of the idea of existentialism. Thoughts on the understanding that the existence of individuals based on the passion for life choices, struggling, and experiencing desires. Existential tensions felt by every individual as a baseline for the subject to select any options in life. The uncertainty in this respect is one thing for sure will be present at every option that would make any subject feel the anxiety and fear. All the options that contain these uncertainties requires a belief that makes the individual free from anxiety, so the decision has been made to bring the subject to the authenticity and existence itself. Isabella Swan in the Twilight movie is an example of existentialism, Soren Kierkegaard's understanding. Isabella Swan faced with the option of requiring the existence of ethical considerations in her."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka Sangianglili
"Skripsi ini menganalisis dekonstruksi yang terjadi dalam film animasi bergenre superhero, Megamind. Melalui perbandingan antara film ini dengan film-film superhero klasik, diperoleh hasil bahwa film ini telah medekonstruksi konvensi cerita superhero dalam aspek penokohan, alur cerita, dan sudut pandang. Namun, melalui pengkajian postkolonialisme dan gender, upaya dekonstruksi dalam film ini mengandung dualisme. Pada satu sisi, upaya tersebut terlihat telah melawan supremasi kulit putih serta nilai maskulinitas dan femininitas konvensional yang kerap kali muncul dalam film superhero pada umumnya. Tapi, di sisi lain, terjadi ambivalensi dalam upaya dekonstruksi tersebut karena pada akhirnya malah menekankan pola-pola tersebut. Lebih lanjut, dekonstruksi tersebut ternyata bertujuan untuk merekonstruksi konsep hero yang berbeda. Melalui tokoh Megamind, terdapat beberapa hal yang berusaha ditekankan yaitu proses untuk menjadi hero dan kekuatan yang tidak sekedar mengandalkan fisik.

This undergraduate thesis analyses the deconstruction which happens in Megamind, an animated superhero movie. By comparing this movie and several classic superhero movies, it can be concluded that Megamind has changed the basic convention of superhero stories through its characters, plot, and point of view. However, there is a dualism meaning in the deconstruction. On one hand, this movie seems to oppose the white supremacy, and also the conventional masculinities and femininities which usually can be seen in superhero movies in general. On the other hand, it also confirms those values again. Furthermore, the movie reconstructs different concept of hero as the result of the ambivalence in the deconstruction. Megamind shows some hero's qualities that rarely appear in the classic superhero movies such as the process to be a hero and other kind of powers beside the physical power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriadi
"ABSTRAK
Degradasi apresiasi terhadap film Western mutakhir melatarbelakangi penelitian ini. Para produser film mencoba merevitalisasi elemen film Western agar menghasilkan karya yang lebih menarik dengan atmosfer yang berbeda. Penelitian ini menelaah invensi dan interaksi budaya melalui eksplorasi unsur-unsur eksternal yang menyebabkan perubahan pada formula genre Western dalam film Wild Wild West (1999) dan Django Unchained (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi pembalikan tipe struktur estetika dalam kedua film tersebut. Pertama, latar karya menunjukkan ruang yang semakin modern dan cenderung mengurangi ruang kebudayaan liar; kedua, ikon persenjataan dan transportasi yang digunakan oleh para tokoh semakin modern; ketiga, tokoh hero yang ditampilkan semakin marjinal; keempat, ide cerita semakin variatif dan dinamis; kelima, situasi dan pola tindakan yang disuguhkan menunjukkan formula kekerasan yang semakin brutal. Evolusi yang terjadi pada kedua film teranalisis dipengaruhi oleh politisasi produksi, perubahan jaman, dan perubahan selera penonton/masyarakat."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Peursen, Cornelis Anthonie van, 1920-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1990
100 PEU f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>