Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117706 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Septiani
"Pada penelitian-penelitian mengenai aktivis keagamaan, terdapat lima unsur yang diteliti, yaitu emosi, sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara,peralatan upacara, dan umat. Maka, dalam penelitian ini membahas tentang aktivitas keagamaan masyarakat Sunda Kuna pada abad ke-14 hingga awal abad ke-16 Masihe yang menghubungkan pada tiga unsur saja, yaitu sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara, dan peralatan upacara.

In the study of religius activities, there eis five elements that has been researched. They are emotions, beliefs, ritus and ceremony, ceremony tools, and people of ceremony. Thus, this study is about Sudaness religy activities in the fourhteen century until the beginning of sixteen century, in corelating to three elements, thay are beliefs: ritus and ceremony, and ceremony tools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11991
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aris Munandar
Bogor: Padepokan Giri Sunda Pura Sindangbarang, 2007
913.598 AGU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Depok Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1992
LAPEN 04 Isk a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"Studi ini menjelaskan ciri-ciri Masjid Kerajaan di Indonesia dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20 Masehi melalui kajian arsitektural dan arkeologis terhadap komponen bangunannya. Masjid Kerajaan adalah sebuah konsep yang bermakna bangunan tempat ibadah sultan shalat berjamaah bersama rakyatnya yang berlokasi di ibukota kerajaan Islam yang merupakan representasi sultan dan sekaligus menjadi identitas kerajaan yang bercorak Islam di masa lalu.
Melalui kajian arsitektural dan arkeologis, beberapa masjid kerajaan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, dikaji dengan memperhatikan konteks ruang (spatial) dengan pusat pemerintahan (istana), alun-alun, pasar, makam dan bangunan lainnya. Disamping itu, dikaji juga aspek relasi kuasa masjid dengan kraton sebagai pusat kuasa, untuk mengungkapkan representasi kuasa di dalam masjid, dengan memperhatikan gaya bangunan dan ritual.
Hasil yang diperoleh memperlihatkan masjid-masjid kerajaan di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus yang ditampilkan (display) dalam bangunannya dan praktik ritual lokalnya yang berbeda dengan masjid non kerajaan dan masjid di luar Indonesia sebagai suatu strategi dan resistensi terhadap relasi kuasa Islam global di masa lalu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2120
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Soerjo Poetranto
"Kajian Seni Pertunjukan pada Masyarakat Jawa Kuna Berdasarkan Sumber Prasasti dan. Data Arkeologis Abad ke-9 Hingga 10 Masehi. Membahas mengenai seni pertunjukan pada abad ke-9 hingga ke-10 sebagai suatu sistem, yang memiliki komponen-komponen yang saling mendukung. Seni pertunjukan sebagai suatu sistem terdiri atas bagian-bagian atau unsur-unsur yang secara bersamaan menyusun dan mewujudkan sebuah karya seni). Kesenian terdiri atas berbagai komponen atau bagian yang diolah, ditata, diorganisasikan, dikomposisikan, digabung atau disatupadukan sehingga memiliki kebulatan yang menarik, memiliki kedirian atau kepribadian, bermakna dan berfungsi dengan baik. Komponen sistem seni pertunjukan dibagi dalam lima bagian yaitu, seniman, penonton, hasil seni, alat bantu berkesenian, serta konsep. Penggambaran mengenai komponen seni pertunjukan cukup jelas sehingga dapat terlihat bagaimana hubungan antar komponen pembentuknya. Hubungan antar komponen seni pertunjukan digambarkan dengan penggambaran diagram hubungan emosi keagamaan yang dibuat oleh Koentjaraningrat, karena antara komponen satu dengan komponen lain saling mengikat sehingga kehilangan satu komponen menyebabkan ketidaksempurnaan dari sistem seni pertunjukan abad ke-9 hingga ke-10."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Raswaty
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli selama ini Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan Buddha yang menguasai perdagangan laut di wilayah Semenanjung Malaya dan Sumatra. Bila dilihat dari isi prasasti terlihat adanya suatu keunikan karena sebagian besar berisi kutukan yang ditujukan kepada siapa saja yang tidak tunduk kepada penguasa. Kemudian bila dilihat dari daerah sebaran prasasti Sriwijaya abad 7 dan 8 Masehi terlihat adanya suatu kesatuan wilayah yang menunjukkan adanya ciri-ciri geografis tertentu. Kutukan dalam prasasti Sriwijaya dan daerah sebaran prasasti menunjukkan adanya suatu konsep kekuasaan raja yang dijalankan penguasa Sriwijaya dalam menjalankan pemerintahannya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian ini timbul pertanyaan-pertanyaan penelitian, sebagai berikut: (1) Konsep kekuasaan apa yang digunakan oleh penguasa Sriwijaya untuk meneguhkan kekuasaannya. (2) Sejauh manakah religi yang berkembang pada saat itu mendukung konsep kekuasaan yang diterapkan raja dalam menerapkan geopolitik kerajaannya dan mempengaruhi sistem pemerintahan dan kewilayahan. (3) Berdasarkan daerah sebaran prasasti, sejauh mana dan seberapa jauh pengaruh kekuasaan raja Sriwijaya di daerah-daerah tersebut. Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Menggambarkan konsep kekuasaan yang dilaksanakan oleh penguasa Sriwijaya 2. Menggambarkan geopolitik yang didasarkan pada konsep kekuasaan yang didukung oleh unsur religi yang dilaksanakan oleh penguasa Sriwijaya 3. Menggambarkan luas pengaruh kekuasaan penguasa Sriwijaya berdasarkan temuan-_temuan arkeologis masa kerajaan Sriwijaya serta potensi strategis dan ekonomis daerah tersebut.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah : (a) pengumpulan data, (b) deskripsi data, dan (c) interpretasi data. Dalam penelitian ini juga digunakan metode model principle of least coast yang biasa digunakan oleh para ahli geografi untuk menganalisis pola pemukiman masa kini. Metode ini digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan data berupa kondisi geografis suatu wilayah terutama daerah tempat ditemukan prasasti guna mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penguasa Sriwijaya menanamkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah : 1. Konsep kekuasaan yang dijalankan penguasa Sriwijaya pada abad 7 dan 8 Masehi adalah konsep kekuasaan berdasarkan ajaran Buddha. 2. Penguasa Sriwijaya menjalankan geopolitik yang berdasarkan konsep kekuasaan dalam ajaran agarna Buddha. Selain sebagai dasar dan politik yang dilaksanakan penguasa Sriwijaya, unsur agama merupakan practise of power atau taktik yang digunakan penguasa dalam melaksanakan politiknya guna mendapatkan tujuan akhir suatu negara, yaitu ekonomi yang juga berarti kemakmuran suatu negara. 3. Berdasarkan daerah sebaran prasasti Sriwijaya abad 7 dan 8 Masehi, diketahui bahwa Sriwijaya menguasai wilayah Jambi, Palembang, pulau Bangka, dan Lampung. Untuk daerah-daerah lain seperti Thailand, Malaysia, dan Philipina diperkirakan bentuk penanaman kekuasaan Sriwijaya hanya sebatas penanaman pengaruh dalam bentuk peningkatan hubungan diplomatik antar kerajaan, yang sebenarnya berguna untuk menguatkan kharisma dan kedudukan penguasa Sriwijaya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di wilayah tersebut. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih mendalam masih sangat dibutuhkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S12007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Muthiara
"Artikel ini membahas penelitian tentang ornamen yang terdapat pada masjid kuno di Kerinci pada abad ke 18 sampai awal abad ke 20 berdasarkan kajian identitas budaya. Di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci terdapat bangunan-bangunan masjid kuno. Masjid kuno tersebut yaitu Masjid Kuno Lempur Mudik, Masjid Kuno Lempur Tengah, Masjid Keramat Pulau Tengah dan Masjid Agung Pondok Tinggi yang menjadi bukti identitas budaya masyarakat pada masa sekarang. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi lapangan dan studi literatur, kemudian dilakukan pengolahan data dilakukan dengan membandingkan komponen ornamen yang terdapat pada masjid-masjid kuno Kerinci serta ornamen masjid Kerinci dengan ornamen masjid di Minangkabau sezaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ornamen sebagai sebuah material culture digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu indikator pembeda identitas pada masa lalu, ditemukan kembali pada bangunan keagamaan masyarakat Kerinci. Kemudian, dijadikan sebagai reaksi resistensi terhadap masuknya kebudayaan asing ke wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif dan studi representasi identitas budaya Stuart Hall dalam interpretasi. Hasil penelitian pada ornamen masjid kuno di Kerinci menunjukkan, 1) ornamen masjid kuno Kerinci menjelaskan status sebuah masjid di tengah-tengah masyarakat; 2) ornamen masjid kuno Kerinci merepsesentasikan sistem hirarki; 3) ornamen masjid kuno Kerinci menunjukkan terjadinya resistensi terhadap kebudayaan asing yang kemudian hasil dari resistensi tersebut direpresentasikan menjadi sebuah identitas yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.

This paper discusses research on ornaments of ancient mosques in Kerinci in the 18th to early 20th century based on the study of cultural identity. There are ancient mosque buildings in Sungai Penuh City and Kerinci Regency. The ancient mosques are the Lempur Mudik Mosque, the Lempur Tengah Mosque, the Keramat Pulau Tengah Mosque and the Agung Pondok Tinggi Mosque, which are evidence of the cultural identity of the community today. The research method is data collection by conducting field observations and literature studies. Then data processing is carried out by comparing the ornament components found in the ancient Kerinci and Kerinci mosque ornaments with mosque ornaments in Minangkabau contemporaries. This research aims to discover how ornament as a material culture used by the community as one of the indicators of distinguishing identity in the past was rediscovered in the religious buildings of the Kerinci community. Then, it is used as a resistance reaction to the entry of foreign cultures into the region. This research uses the comparative analysis method and Stuart Hall's cultural identity representation study in interpretation. The results of the research on ancient mosque ornaments in Kerinci show, 1) Kerinci ancient mosque ornaments explain the status of a mosque amid society; 2) Kerinci ancient mosque ornaments represent a hierarchical system; 3) Kerinci ancient mosque ornaments show resistance to foreign cultures which then the results of the resistance are represented as an identity that applies amid society."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dwi Cahyono
"Seni pertunjukan mencakup tiga cabang utama, yaitu musik, tari dan teater, yang dalam pelaksanaannya ketiganya tidak senantiasa terpisah dan sebaliknya terdapat hubungan fungsional di antaranya dalam suatu komposisi yang integral. Acapkali seni pertunjukan terkait dan terintagrsikan dengan permainan, baik permainan untuk bermain atau untuk bertanding. Seni musik Jawa Kuna abad ke-10 hingga 18 Masehi memperlihatkan keragaman baik jenis maupun bentuknya, yang secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi waditra kelompok crodophone, uerophone, nlemhrapgone dan idiophone. ('rodophone (waditra berdawai) dapat dirinci menjadi; (1) crodophune sederhana, yang terdiri dari berbagai bentuk har-either, dan (2) c/mrdophon terpadu, yang terdiri dari lute dan harps. Ada tiga bentuk chordophone terpadu yang dapat diketahui dari relief candi, yaitu menyerupai tuila di India atau menyerupai mufti /deli atau lebih mendekati muhuwati-wino di Calcuta. Ketiganya bisa dihuhungkan dengan /ma/lawu wr'na yang ditandai oleh resonator tambahannya berbentuk buah lab(' (luhu, lawu). ('hordophone terpadu yang berupa lute memiliki pula beragam bentuk seperti ruwanahasta-wnu, winipanci, kacapi dan mungkin anawat yang menyerupai site r. Pada masa Jawa Kuna rawahanasta-wina telah dibuat olch orang Jawa sendiri. Hal ini terbukti oleh adanya pembuat waditra ini (pandui aruwanaxta). Terdapat dua tope dari waditra ini, salah satu mungkin merupakan pengaruh dari Cina..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T37494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, , 1993.
959.8 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>