Ditemukan 140017 dokumen yang sesuai dengan query
Sakya Anindhita
"Skripsi ini membahas makna perjalanan bagi dua tokoh utama dalam film _Le Grand Voyage_ karya Isma_l Ferroukhi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bantuan teori-teori dari kajian sinema. Hasil penelitian menyatakan bahwa melalui analisis aspek naratif dan sinematografis ditemukan perbedaan watak kedua tokoh utama yang menjadi sumber konflik. Di akhir perjalanan, kedua tokoh utama memiliki kesamaan pandangan terhadap makna perjalanan. Perjalanan ini berdampak besar dan bermakna mendalam bagi kedua tokoh utama yang ditandai dengan penemuan kedua tokoh utama akan makna cinta dan kehidupan. Makna "besar" dalam perjalanan tersebut berarti besar dari segi jarak, ruang, dan waktu, juga besar dari segi nilai-nilai spiritual.
The Focus of this study is to find the meaning of voyage according to two main characters on Ismael Ferroukhi_s film, _Le Grand Voyage_. This study is using qualitative method with the help of theories on cinema studies. The final results of this study shows that the differences of the two main characters in the film are recognized from the narative and cinematographic aspect; at the end of the voyage, both has the same view regarding the meaning of the voyage; the voyage has a big impact and deep meaning for them; the two main characters reveals a spiritual discovery; the meaning of "grand" in the voyage is grand of distance, space, and time, and also grand for its spirituality values."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S14368
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Randy Fauzan Jausin
"
ABSTRAKArtikel ini merupakan penelitian yang membahas strategi dan teknik subtitling dalam film Prancis Le Grand Voyage dengan data berupa transkripsi dialog film dalam Bahasa Prancis dan subtitle dalam Bahasa Indonesia. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori sepuluh strategi subtitling milik Gottlieb dan aturan teknis subtitling milik Karamitroglou, Carroll dan Ivarsson. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, strategi yang paling banyak digunakan adalah strategi transfer dan satu-satunya strategi yang tidak digunakan adalah strategi transkripsi. Untuk teknik subtitling, ditemukan bahwa terdapat banyak subtitle yang keterbacaan teksnya kurang, karena harus mengikuti rata-rata tempo dialog yang cepat. Oleh karena itu, dalam menerjemahkan dialog ke dalam subtitle, penerjemah subtitle perlu pengetahuan yang mendalam mengenai cara menerapkan strategi subtitling.
ABSTRACTThis article is a research that studies subtitling strategies and techniques in the french film Le Grand Voyage with data in the form of film dialogue transcripts in French and subtitles in Indonesian. The analysis in this research utilizes Gottlieb 39 s theory of the ten subtitling strategies and Karamitroglou, Carroll and Ivarsson 39 s proposed subtitling standards and techniques. Based on the analytical results of this research, the most used strategy is the transfer strategy and the only strategy unused is the transcription strategy. By the viewpoint of subtitling techniques, it is found that many subtitles lack readability, caused by the pursuit of dialogue tempos which are averagely rapid. Due to those circumstances, to translate a dialogue into a subtitle, a subtitle translator requires further knowledge on how to use subtitling strategies."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Douriux, Huges
"Fevrier 1911, Juliette Le Goff, fille de marin mort en mer, apprend que son frere a disparu au large de l'Australie lors du naufrage de son navire. Elle decide alors de partir a sa recherche, devenant tour a tour mousse, joueuse de cartes professionnelle, courtisane ..."
Paris: Plon, 2004
843.914 DOU l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nini Hidayati Jusuf
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Abya Zara Ayesha
"Film Kimssi Pyoryugi (2009) karya Lee Hae-jun menceritakan kisah antara dua tokoh korban modernisasi perkotaan yang ter-alienasi dari kehidupan sosial mereka masing-masing. Penelitian ini membahas mengenai unsur intrinsik penokohan dan perubahan makna alienasi oleh kedua tokoh utama dalam film Kimssi Pyoryugi karya sutradara Lee Hae-jun. Dalam menganalisis penokohan dan analisis perubahan makna, metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan sumber data primer, yaitu film Kimssi Pyoryugi. Hasil temuan menunjukkan bahwa Kim laki-laki mengalami perkembangan karakter menjadi berwatak terbuka dan bertekad kuat. Sementara Kim perempuan menjadi berwatak peduli dan pemberani. Kedua tokoh mengalami perubahan bentuk alienasi dari alienasi psikis menjadi alienasi fisik. Perubahan ini kemudian mengubah pemaknaan alienasi kedua tokoh Kim menjadi suatu alternatif pilihan dalam usaha memenuhi esensi, hakikat dan martabat mereka sebagai manusia.
Kimssi Pyoryugi (2009), a film directed by Lee Hae-jun tells the story of two characters as a victim of modernization who are alienized from their respective social lives. This study analyzes the intrinsic factor of characterization and the characters’ understanding of alienation. The research method used in this study is descriptive analyzation with the primary data of the film Kimssi Pyoryugi (2009) directed by Lee Hae-jun. The result of this research proofs that male Kim has developed a character that is independent and determined. Meanwhile, female Kim has developed a character that is caring and brave. The two Kim characters experienced a change of alienation from psychological alienation to physical alienation. This change affects their understanding on the concept of alienation. Alienation has become an alternative to fulfil their essence, nature, and dignity as human beings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Anindita Kosala
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan fungsi permainan peran melalui alur, tokoh, dan ruang, serta makna permainan itu. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah teori struktural mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes, teori tentang sekuen dari M.P Schmitt dan A.Viala,dan teori mengenai tokoh serta ruang yang dijabarkan oleh Anne Ubersfeld dalam Lire le Th?_tre. Sementara untuk analisis makna akan digunakan pendekatan psikologi sosial dari Biddle & Thomas serta Sarbin mengenai Teori Peran yang terdapat dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial oleh Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. Analisis fungsi mengungkapkan bahwa permainan memengaruhi gerak alur, mengungkapkan sifat dan keinginan tokoh serta membagi tokoh menjadi kelompok tokoh artificiel (dibuat-buat) dan naturel (wajar). Melalui analisis ruang terungkap bahwa terdapat ruang konkret dan abstrak yang mendukung analisis alur dan penokohan. Setelah analisis fungsi maka dilakukan analisis makna permainan. Dari sudut pandang sosial, manusia terikat oleh perannya dalam masyarakat. Permainan adalah bagian dari pergaulan dan sebagai alat untuk mengatasi perbedaan. Dari sudut pandang psikologis, permainan adalah alat untuk melampiaskan keinginan dan metafora dari usaha manusia berpura-pura untuk menutupi keburukan. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa permainan dapat membuat kita lebih memahami diri sendiri"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14425
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurindah I.F. Sophiaan Hadianto
"
ABSTRAKSetelah dua unsur dalam teks dibahas, yaitu unsur alur dan tokoh, kita dapat melihat perkembangan sikap tokoh Gaston dan tokoh-tokoh lain yang ingin memiliki Gaston. Tokoh Jacques mempunyai peranan yang penting dalam diri Gaston, karena ia mempunyai Gaston dalam pembentujkan identitasnya
"
1985
S14472
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nini Hidayati Jusuf
1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Farah Salsabila
"Secara umum, psikoanalisis memegang peranan penting dalam pengkajian film karena komposisi narasi dan tokoh dalam sebuah film tidak dapat terlepas dari aspek psikologis. Maka dari itu, psikoanalisis menjadi salah satu cara untuk memahami lebih dalam kompleksitas dari kepribadian tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam film. Hal ini dapat ditemukan dalam film C’est pas moi, je le jure ! (2008) karya Philippe Falardeau yang menggambarkan bagaimana lingkungan keluarga dapat memengaruhi kepribadian anak, khususnya melalui tokoh utamanya, Leon Dore. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh dari id, ego, dan superego, serta kaitannya dengan prinsip kenikmatan dan prinsip kematian terhadap kebebasan bertindak tokoh Leon sebagaimana ditunjukkan dalam film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif yang berlandaskan studi kajian sinema menurut Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie (2018), didukung dengan kerangka teori psikoanalisis Sigmund Freud, yaitu struktur kepribadian (2018) serta dorongan Eros dan Thanatos (2014). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebebasan bertindak Leon dapat dimaknai sebagai ketidakseimbangan ego akibat adanya pertentangan antara id dan tekanan superego dari struktur kepribadiannya yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Selain itu, kebebasan bertindak yang juga berakar dari prinsip kenikmatan dan prinsip kematian menjadi cara bagi Leon untuk menyalurkan dorongan id yang mendominasi kepribadiannya.
In general, psychoanalysis takes a significant role in film studies because the composition of narrative and characters in a film cannot be separated from psychological aspects. Therefore, psychoanalysis is a way to understand more deeply the complexities of characters’ personalities presented in films. This can be found in the film C’est pas moi, je le jure ! (2008) by Philippe Falardeau which describes how family environment can influence a child's personality, especially through its main character, Leon Dore. This research aims to reveal the influence of the id, ego, and superego, and their relation to the pleasure principle and the death principle on Leon's freedom of action as shown in the film. The method used in this research is qualitative methodology based on film studies according to Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie (2018), supported by Sigmund Freud's psychoanalytic theoretical framework, which consists of the personality structure (2018) and the drive theory of Eros and Thanatos (2014). The results of this study indicate that Leon's freedom of action can be interpreted as an imbalanced ego due to the conflict between the id and the superego from his personality structure that was strongly influenced by his family environment. In addition, freedom of action, which is also rooted in the pleasure principle and the death principle, is a way for Leon to channel the drives of the id that dominate his personality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Harefa, Christiara Adinda
"Rangkaian pengalaman pahit yang dihadapi Albert Camus mengarahkannya pada pemikiran absurditas mengenai pertanyaan akan makna hidup manusia di tengah penderitaan yang tidak tentu akhirnya. Absurditas memaksa manusia untuk memilih jalan keluar yang diinginkannya; bunuh diri atau pemberontakan. Pemikiran mengenai absurditas itu kemudian disampaikan oleh Albert Camus dalam karyanya berjudul Le Malentendu. Drama ini memperlihatkan impian yang dimiliki tokoh Martha sebagai tokoh utama, serta absurditas yang dihadapinya karena penolakan dari ibunya. Kajian atas struktur alur drama yang menggunakan model piramida Gustav Freytag memperlihatkan bahwa dalam rangkaian babak drama Le Malentendu terdapat keterkaitan antara kebahagiaan yang sebenarnya sudah dimiliki Martha dan absurditas yang lahir dari kebahagiaan tersebut. Pada bagian akhir disimpulkan bahwa drama Le Malentendu menunjukkan bahwa kebahagiaan dan absurditas saling berlawanan sekaligus saling berkaitan.
The bitterness of life which Albert Camus has undergone led him to an idea of the absurdity that questions the meaning of life in the midst of sufferings that knows the end. Absurdity compels someone to choose a way out committing suicide or going against it revolting. Camus then brought the idea of absurdity, Le Malentendu, one of his plays. It shows the dream of Martha, the main character, and the absurdity she has to face because of her mother rsquo s rejection. The study of dramatic structure using Freytag rsquo s Pyramid model shows that the sequences of drama rsquo s chapters reflect a connection between Martha rsquo s happiness that she already has and the absurdity that occured. In the conclusion, it shows that both happiness and absurdity in Le Malentendu are contradictory, yet related to each other. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library