Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrianisa Mutiara
"Retorika adalah suatu kajian yang membahas pidato sebagai suatu kesatuan linguistik yang melibatkan konteks tempat dibacakannya pidato tersebut, konteks audiens dari pendengar pidato tersebut, dan konteks tujuan yang diinginkan dari pembacaan pidato tersebut (Lauren, 1981). Retorika telah menjadi kajian penting dalam perpolitikan sejak jaman peradaban Yunani sebagai bentuk kekuasaan pengejawantahan kekuasaan dengan mengandalkan kemampuan orator untuk berbicara di depan umum dan logika argumentasi (Van Dijk, 1997). Retorika pidato ini menujukkan upaya pemerolehan kekuasaan dari seseorang kepada orang lain baik secara tersurat maupun tersirat. Dengan demikian, pidato harus dipahami secara utuh sehingga diketahui kepentingan yang disampaikan oleh pidato tersebut. Seringkali pendengarnya terlalu terpukau dengan pidato tersebut sampai tidak tahu bahwa Ia sedang diperalat secara langsung maupun tidak langsung. Dalam budaya pendidikan Barat, retorika menjadi sebuah kajian penting yang dipelajari selama berabad-abad sejak jaman Yunani kuno (Herrick, 2001:31) Masa awal berkembangnya pendidikan retorika di tengah masyarakat Yunani kuno diperkirakan dimulai pada abad ke-5 S.M. Sejarawan Richard Leo Enos mengungkapkan indikasi penerapannya di tulisan-tulisan Homer di abad ke-9 S.M. Secara umum, Enos melihat bahwa retorika dalam karya-karya Homer difungsikan melalui tiga aspek yaitu heuristik, eristik, dan protreptik (Ibid.). Heuristik dari retorika adalah bahasa difungsikan sebagai alat untuk mengungkap kesadaran atas suatu makna tertentu, sedangkan eristik menunjukkan bahwa bahasa dalam retorika memiliki kekuatan tertentu. Protreptik kemudian memfungsikan bahasa dengan kekuatan yang dimilikinya untuk mengarahkan orang lain sesuai kehendak pembicara. Ketiga hal inilah yang membedakan retorika dengan penggunaan bahasa sehari-hari. Tidak sekedar berkomunikasi dan ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ekana Priangga
"Analisis perbedaan dan kesamaan fitur_-fitur linguistik pada teks-teks bahasa Inggris dalam dua kategori genre yang berbeda, yaitu Deskripsi dan Sebab-Akibat. (Di bawah bimbingan Salindinah S. Soetarto.) Fakutas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Cara-cara membentuk makna yang dinilai dan disepakati secara kultural, yang bisa disebut sebagai genre, dipan_dang memiliki struktur bahasa masing-masing dan bersifat khas sehingga dapat dibedakan satu sama lain. Penulis mencoba melihat perbedaan-perbedaan tersebut dengan meng_gunakan teori tatabahasa sistemik fungsional Halliday, dengan membatasi data atas dua tipe genre, yaitu deskripsi dan sebab-akibat. Penulis menerapkan salah satu aspek tatabahasa sistemik -berupa sistem transitivitas -untuk menganalisis data. Tujuan analisis ini adalah untuk mene_mukan dan juga membuktikan adanya perbedaan pola-pola pemakaian transitivas di dalam kedua genre yang mungkin mencerminkan sifat genre-nya masing-masing. Sistem transitivitas, yang oleh Halliday dimaksud sebagai representasi komponen makna eksperensial (the representation of the experential components of meaning) di dalam sebuah klausa, dibentuk atas: proses, partisipan di dalam proses, dan sirkumstans yang berhubungan dengan proses. Di dalam bahasa Inggris dikenal beberapa tipe proses, yaitu: proses material, proses mental, proses relasional, proses verbal, proses behavioral, dan proses eksistensial. Masing-masing memiliki partisipannya sen_diri-sendiri. Elemen-elemen sirkumstansnya adalah: Jangka dan Lokasi (Extent and Location), Cara (Manner), Sebab (Cause), Kesertaan (Accompaniment), Hal (Matter), dan Peran (Role). Data analisis adalah berupa kutipan teks-teks yang efektif yang mewakili kedua tipe genre. Seluruhnya ber_jumlah 11 teks, yang diperoleh dari buku-buku antologi esai atau buku-buku ajar komposisi/retorika bahasa In_ggris. Berdasarkan basil analisis, penulis menyimpulkan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang khas di dalam sistem transi_tivitas pada teks-teks genre deskrispsi terhadap genre se_bab-akibat. Teks-teks deskripsi secara dominan menggunakan tipe proses Material. Akan tetapi, teks-teks sebab-akibat, secara general, tidak menunjukkan adanya dominasi sebuah tipe proses. Teks-teks genre ini menggunakan proses Mate_rial dan/atau Relasional sebagai proses mayoritasnya. Demikian pula, terdapat sedikit perbedaan dalam peng_gunaan elemen sirkumstans di antara teks-teks kedua tipe genre. Walaupun keduanya sama-sama menunjukkan adanya penggunaan elemen sirkumstasial Lokasi secara dominan, teks-teks genre deskripsi menggunakannya secara amat mencolok dibandingkan yang digunakan pada teks-teks sebab_-akibat. Kendati demikian, pola transitivitas di dalam teks_-teks kedua genre bukannya tidak menunjukkan adanya kesa_maan. Ditemukan bahwa proses Behavioral, proses Verbal, dan proses Eksistensial adalah tipe-tipe proses yang amat jarang digunakan pada teks-teks kedua genre. Begitu pula, Kesertaan, Hal, dan Peran adalah elemen-elemen sirkumstans yang terhitung minim digunakan baik di dalam teks-teks deskripsi maupun teks-teks sebab-akibat. Analisis genre seperti ini dapat memberikan tilikan yang cukup panting, dalam rangka lebih memahami sifat organisasi bahasa pada teks-teks bahasa Inggris yang efektif, yang disusun oleh penutur asli yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murtijah Suhadi
"Sebagaimana telah dikemukakan dalam Pendahuluan, tujuan utama penulisan skripsi ini adalah menelaah Pidato Gettysburgh untuk mengetahui di mana letak kekuatan pidato yang singkat ini.Berdasarkan analisis atas pidato Gettysburgh dapat diambil beberapa kesimpulan. (1) Kesimpulan berdasarkan Sosial-Politik. Dari hasil analisis kontekstual dapat diungkapkan bahwa tema utama dari Pidato Gettysburgh adalah prinsip all men are created eoual. Inilah amanat yang hendak di_sampaikan oleh Lincoln. Prinsip ini tercantum dalam 'Declaration of Independence.' Lincoln sangat yakin akan prinsip ini, dan merupakan pegangannya dalam menghadapi masa sulit dalam karir politiknya.Sebab itu ia menentang perbudakan yang bertentangan dengan prinsip all men are created ecual, yang menjadi sebab..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S14132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Nurismarsyah
"Skripsi ini membahas tentang representasi Uni Soviet dalam У чевник Русского Языка/Učebnik Russkogo Jazyka/ 'Buku Pelajaran Bahasa Rusia' Terbitan <<Русский Язык>> /Russkij Jazyk_ yang diterbitkan oleh penerbit <<Русский Язык>> /Russkij Jazyk yang diterbitkan pada tahun 1976. Dengan menggunakan kerangka teori Analisis Wacana Kritis model Norman Fairclough, yang melihat ke aspek analisis teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural, hasil yang terlihat adalah, Uni Soviet direpresentasikan secara baik (positive self-representation) melalui buku pelajaran tersebut.

This thesis is focusing about the representation of the Soviet Union that reflected in У чевник Русского Языка/Učebnik Russkogo Jazyka/ (text-book of Russian language) which published by <<Русский Язык>> /Russkij Jazyk in 1976. By using the Norman Fairclough_s analytical framework of critical discourse analysis, which consist of the text analysis, discourse practice analysis, and sociocultural practice analysis process. Then, we will find the result that the Soviet Union is well-represented from those text-book"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14835
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Wicaksono
"ABSTRAK
Sebagai rangkaian kunjungannya ke Amerika Serikat, setelah menghadiri forum
G-20, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpidato di
Universitas Harvard. Salah satu tujuannya adalah merespons pidato pidato
Barrack Obama di Kairo. Dalam pidato yang berjudul ?Toward Harmony among
Civilizations? tersebut, SBY menyampaikan sembilan langkah yang dapat
diterapkan untuk mencapai keharmonisan antar peradaban. Selain penjabaran
langkah-langkah tersebut, SBY juga membangun retorika hubungan komunitas
Muslim, terutama Indonesia, dengan Amerika. Penelitian ini mencoba
menjabarkan formasi retorika, strategi, serta motivasi yang dibangun oleh SBY.
Dengan pendekatan analisis wacana kritis dengan didukung oleh teori benturan
peradaban, penelitian ini menemukan adanya kecenderungan untuk memperkuat
citra Indonesia di mata dunia alih-alih memposisikan Islam sebagai rekan
Amerika dalam mencapai perdamaian dunia.

Abstract
After attending the G-20 forum, the president of Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) gave a speech in Harvard University as one of his activities in
the United States of America. It is also a response to Barrack Obama?s speech in
Cairo. Through his speech, which titled ?Toward Harmony among Civilizations?,
SBY presented nine imperatives to achieve harmony. Besides, he also built
rhetoric of relationship between Muslim community, especially Indonesia, and
America. This study aims to elaborate rhetoric formation, strategy, and motivation
which are built by SBY. By using critical discourse analysis approach and clash of
civilization theory, it discovers that there is a tendency to strengthen the image of
Indonesia instead of arranging Islam as a partner of America to attain world?s
peace."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43565
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Fauziah
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis kritik dan harapan Michael Jackson terhadap permasalahan identitas ras di Amerika Serikat dalam video musik _Black or White_. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kecurigaan terhadap adegan _Panther Dance_ dan mengetahui pola hirarki dalam sebuah tempat dengan menggunakan pendekatan analisis elemen film (mise-en-scene) dan teori space dan place. Hasil penelitian membuktikan bahwa Jackson mengkritik rasisme individual dan rasisme institusional yang terjadi di Amerika Serikat dan mengungkap harapan Jackson agar Amerika Serikat di masa depan dapat menjadi rumah sesungguhnya bagi seluruh warga negara Amerika Serikat dari ras manapun. Dengan demikian, pandangan negatif tentang isi _Panther Dance_ tidak terbukti

Abstract
This undergraduate thesis focuses on Michael Jackson_s curiosity and hope of the race identity problem in the United States in _Black or White_ music video. The aim of this research is to find out the truth about the negative assumption of _Panther Dance_ scene and to examine the hierarchy pattern within a setting by using film element (mise-en-scene) approach and the theory of space and place. The result of this research indicates that Jackson is curious about individual and institutional racism that occurred in the United States. It also indicates his hope that someday the United States could be the real _home_ of the whole US citizens from any races. Therefore, the negative assumption about _Panther Dance_ message cannot be proven"
2010
S14005
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gray, Bennison
The Hague Mouton 1977
415 G 361 g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Diah Retno Pratiwi
"Setelah lebih dari lima puluh tahun diterbitkan, Lolita karya Vladimir Nabokov tetap saja memesona. Dengan kekayaan bahasa dan topik kontroversialnya, Lolita melampaui anggapan banyak pembaca awam yang mengira bahwa ia hanyalah sebuah novel pornografik. Skripsi ini menganalisis Lolita dengan menggunakan Teori Nilai Polinomik dari Kelley L. Ross untuk melihat nilai-nilai yang terdapat dalam Lolita, yaitu nilai individu dan nilai normatif. Setelah kedua nilai diketahui, analisis dikembangkan untuk mengetahui hubungan antara kedua nilai tersebut dalam kerangka teori nilai yang sama. Pada akhirnya, hubungan antar akedua nilai tersebut akan memaparkan pembacaan baru terhadap Lolita dan tokoh-tokohnya yang kompleks, yaitu sebagai tokoh-tokoh yang memiliki nilai-nilai individu dan hidup di
suatu lingkungan yang memiliki nilai-nilai normatif tersendiri.

Abstract
Fifty years after it was first published in the United States, Vladimir Nabokov_s Lolita is still enchanting to its readers. With its literary richness and controversial topic, Lolita has gone beyond its first-time readers_ expectations of merely finding a pornographic novel out of it. This undergraduate thesis analyzes Lolita with the help of Kelley L. Ross_ Polynomic Theory of Values to see the values in Lolita, both individual values and normative values. After both kinds of values are discovered, further analysis is done to see the relationships between values, still with the help pf the same theory of values. Lastly, the relationships give a new reading to Lolita and its complex characters, the characters who live with their own individual values and in a society with its own normative values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14159
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Syahriyani
"Retorika dikenal dalam berbagai disiplin ilmu, khususnya dalam kajian filsasat, sastra, komunikasi politik, dan linguistik. Sejarah mencatat bahwa retorika telah menjadi kajian penting dalam pendidikan barat. Relasi kuasa menjadi salah satu hal utama yang dibicarakan dalam retorika politik. Barrack Obama merupakan presiden Amerika Serikat ke-44 yang memiliki kemampuan retorika yang diakui oleh dunia. Pada November 2010 silam, tujuh belas bulan setelah mewalat ke Mesir, Obama melakukan kunjungan ke Indonesia sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan Amerika dengan Islam. Ia memberikan pidatonya di Universitas Indonesia dengan mengangkat beberapa isu penting, seperti demokrasi, pembangunan, dan agama. Kompas.com (09/11/10) mencatat bahwa pidato Obama di UI adalah pidato besar yang pengaruhnya setara dengan pidato Obama ketika di Kairo, Mesir. Penelitian ini akan menganalisis strategi retorika pidato Obama di UI yang terekam dalam transkripsi Gedung Putih dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough sebagai teori utama, dan teori hegemoni Gramsci sebagai teori pendukung. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi retorika yang dibangun oleh Obama berusaha menguatkan hegemoni pihak penutur (AS) terhadap audiens sasarannya, yaitu bangsa Indonesia dan komunitas muslim di dunia.

Rhetoric is known in various disciplines, particularly in philosophy, literature, political communication, and linguistics studies. An examination of existing literature shows that rhetoric has become a fundamental area of study in western education. The topic power relation is one of the main things discussed in political rhetoric. Barrack Obama, the 44th President of the United States, has great rhetoric ability recognized throughout the world. In November 2010, seventeen months after visiting Egypt, Obama visited Indonesia as one of his efforts to repair the relations between U.S.A and Islam. He delivered his speech at the University of Indonesia, raising three main issues: democracy, development, and religion. Kompas.com (11/9/10) noted that Obama's speech at UI is a great one, whose influence is equivalent to his speech delivered in Cairo, Egypt. This study will analyze the rhetorical strategy of Obama's speech transcription released by the White House, using Critical Discourse Analysis (CDA) as the main theory, and Gramsci's hegemony as the supporting theory. The results showed that Obama's rhetorical strategy tended to reinforce the hegemony of the author (U.S.A) toward the target audiences, which are the Indonesians and the world Muslim communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S211
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Dinar Prihatina
"Skripsi ini menganalisis kaitan antara eksistensi dan intersubjektivitas yang ditampilkan dalam film Artificial Intelligence: A.I. dengan memaknai tokoh David, sebagai subjek yang memenuhi dorongan untuk mencapai pemenuhan diri (transendensi). Dengan menggunakan pendekatan filsafat Gabriel Marcel, penelitian ini menganilisis dinamika tokoh David yang berpartisipasi dalam hubungan personal berlandaskan cinta sehingga dapat mencapai transendensi. Berdasarkan analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa manusia dapat meraih pemenuhan diri dengan menghentikan objektivikasi dan membina hubungan intersubjektif. Secara keseluruhan, A.I. menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi manusia modern yang cenderung tenggelam dalam individulitas dan mengabaikan nilai hubungan personal antarmanusia sehingga tidak dapat mencapai tingkat eksistensi tertinggi sebagai _Aku_ yang _Ada_.

Abstract
The main focus of this study is the significance of David_s existence in Steven Spielberg_s film, Artificial Intelligence: A.I. This study particularly analyzes the correlation between human_s existence and openness (l_intersubjectivit_) by exploring David as a subject who urges to achieve the exigence of transcendence, the need of transcendence. Using Gabriel Marcel_s philosophical approach, this study examines David_s interpersonal relationship based on love as a manifestation of his openness which could lead him to achieve the state of fullness (transcendence). This study confirms that human being will be able to achieve the need of transcendence when we are willing to see other people as subject and maintain interpersonal relationship. All in all, A.I. criticizes the condition of modern man who are drowned in individuality and despises the value of interpersonal relationship, so that the highest level of existence, the state of Being cannot be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>