Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Gumilang
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas peristiwa terjadinya pembantaian suku Kurdi di Halabja, Irak Utara yang terjadi pads masa pemerintahan Saddam Hussein pada tahun 1988, serta faktor yang menyebabkan peristiwa ini terjadi. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Peristiwa pembantaian suku Kurdi di Irak utara ini terjadi di salah satu perkampungan suku Kurdi bemama Halabja. Peristiwa ini merupakan serangkaian kampanye yang terjadi pada hari Jum'at 16 Maret 1988. Saddam mengeluarkan kebijakan ini berdasarkan karena pribadi Saddam yang keras dan politik tiran dan terror yang dianutnya akibat pengaruh Iingkungan yang penuh dengan kekerasan. Katakter Saddam semakin tampak terlihat selama bergabung dengan Partai Baath. Yaitu Partai yang menganut tribalisme dengan mengutamakan dan memumikan etnis Arab. Suku Kurdi telah melakukan pemisahan diri untuk membentuk Negara Kurdistan yang merdeka jauh sebelum rezim Saddam dan Baath berkuasa karena deskriminasi etnis dan sektarian. Berkuasanya ideologi partai Baath membuat suku Kurdi semakin meningkatkan aksi perjuangannya dengan serangkaian pemberontakan, akan tetapi selalu dibalas oleh rezim Saddam dan Baath dengan berbagai 'penindasan Hak Asasi manusia. Perang Iran-Irak menjadi media puncak suku Kurdi untuk menggulingkan Rezim Saddam Hussein. Suku Kurdi membantu Iran di perbatasan Irak, rezim Saddam pun menganggap Kurdi hanya sebagai pengkhianat dan penyulit pemerintahan Bagdad. Sehingga Saddam pun tanpa memikirkan segi kemanusian lagi, tanpa ragu memilih Halabja sebagai tempat untuk uji cobs senjata pemusnah massal yang barn dibuat oleh perusahaan senjata Irak Atomic Energy.

Abstract
This undergraduate thesis focuses on the event and the factor which caused a massacre of Kurds race in Halabja, North Iraq that occurred on Friday, March 16, 1988, in Saddam Hussein regime. This research uses analytical description method. The massacre of Kurds Race in North Iraq occurred in a Kurds village named Halabja. Saddam made a policy which was about the use of mortal gas bomb in Halabja based on his authoritarian characteristic and the politic of tyranny and terror that he done from the influence of his rough environment. His tyranny characteristic was even much more able to be seen when he joined Baath Party, a party which followed tribalism that concern to prior and purify Arab ethnicity. Kurds ethnic had been tried to separate themselves from Iraq to form an independent Kurdistan country long before Saddam and Baath governed because of the ethnic discrimination and belief. When Baath Part ideology governed, Kurds Race had increased their fight with series of rebellion but Saddam Regime and Baath Party responded by oppressing the Kurds human rights. Iran-Iraq war became the peak of Kurds Race's fight to overthrow Saddam Hussein regime by helping Iran through the Iraq confine. Saddam regime then called Kurds,ts a traitor which had caused many obstacles to Iraq government so that without considering the effect of humanity crises, Saddam chose Halabja as a place for nuclear weapon test that was made by a weapon company, Iraq Atomic Energy."
2010
S13343
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umair Shiddiq Yahsy
"Etnis Kurdi sebagai etnis yang heterogen telah terbagi ke dalam dua kelompok dengan identitas yang berbeda. Kelompok yang pertama adalah etnis Kurdi dengan identitas berdasarkan pendekatan objektif atas asal-usul kebangsaan yang statis. Kelompok yang kedua adalah etnis Kurdi dengan identitas berdasarkan pendekatan subjektif yang dinamis bagi setiap anggotanya untuk dapat berubah dan menentukan hidupnya sendiri. Sebagian kelompok Etnis Kurdi dengan karakteristik asal-usul kebangsaan yang berbeda dengan negara dimana tempat mereka tinggal, melalui semangat etnisitasnya tersebut melahirkan konsep etnonasionalisme untuk dapat mempertahankan eksistensi identitas mereka. Di Turki, konsep nasionalisme etnik yang mereka gunakan telah melahirkan konflik, perlawanan dan pemberontakan kepada pemerintah untuk melakukan gerakan separatis dan untuk membentuk negara sendiri dalam satu kesatuan etnisitas yang absolut. Karakteristik etnis berdasarkan asal-usul kebangsaan yang dimilikinya kerap menjadikan komunitas etnis sebagai sebuah kesatuan kelompok yang memisahkan diri dari segala perbedaan. Konsep etnisitas dengan ciri-ciri budaya yang mencakup bahasa, agama dan adat istiadat yang mutlak merupakan cara bagi setiap etnis untuk mengidentifikasi identitas mereka. Namun, identitas etnis tidaklah statis dan akan selau berproses berdasarkan perubahan ciri-ciri kutural yang dinamis. Maka, identitas etnis sesungguhnya juga bergantung pada keinginan setiap anggotanya untuk dapat menentukan nasibnya sendiri.

Kurdish as a heterogeneous ethnic that has been divided into two groups with distinctive identities. The first group is Kurdish who identity based on an objective approach on a static national origin. The second group is Kurdish whose identity is based on a dynamic subjective approach for each member to change and define his own life as a nation or as an ethnic groups. Some groups of Kurds with the characteristics of national origin which differs from the country where they live, through their ethnic spirit gave birth to ethnonasionalism concept to maintain the existence of their identity. In Turkey, the concept of ethnic nationalism that they use has created conflict, resistance and rebellion to the government being a separatist movement and aiming to form their own country in a single ethnicity as a sovereign nation. Ethnicity which is based on nation identity tend to separate from all the differences as an aethnic community. Ethnicity concepts which contain cultural traits including language, religion and customs are absolutely a way for each ethnic to identify themselves. However, ethnic identity is not static and always develops, based on dynamic cultural changes. Therefore, ethnic identity also depends on the willingness of each member in determining their own destiny."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13363
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Fitriyana
"Skripsi ini menceritakan tentang pemberontakan orang Cina yang terjadi tahun 1857 yang pada saat ini belum banyak dilakukan. Untuk itu, tema yang menceritakan sejarah Sarawak, khususnya pemberontakan orang Cina di Bau terhadap pemerintahan James Brooke menarik untuk diteliti. Bau adalah salah satu wilayah yang ada di Sarawak. Pada tahun 1820-an orang-orang Cina telah menambang emas di wilayah ini dan mendirikan kongsi. Mereka memperoleh kebebasan mengelola wilayah Bau dari Sultan Brunei. Setelah James Brooke diangkat sebagai Rajah Sarawak, James Brooke mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memberatkan orang-orang Cina di Bau sehingga menyebabkan mereka memberontak kepada James Brooke. Pemberontakan berlangsung selama empat hari dan baru bisa dihentikan setelah James Brooke mendapatkan bantuan dari keponakannya beserta tentara Ibannya. Setelah pemberontakan wilayah Bau jatuh ketangan James Brooke dan pertambangan dimonopoli oleh Borneo Company. Orang-orang Cina di Bau berganti profesi menjadi menanam gambir atau lada"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12639
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Tsaqib
"Irak merupakan sebuah negara besar sejak zaman peradaban kuno hingga zaman sekarang. Sepanjang garis sejarah pemerintahannya Irak mempunyai pemimpin-pemimpin yang hebat dalam memerintah negeri ini. Pada saat negara ini dipimpin oleh Saddam Hussein yang memajukan militerisasi, Irak mengalami perubahan dan pemodernisasian. Modernisasi militer Irak tidak hanya untuk pertahanan terdepan dari negara ini, tetapi juga di harapkan bisa meluruskan cita-cita Saddam Hussein dalam mewujudkan semangat pan Arabismenya. Modernisasi militer Irak tentu dibantu oleh campur tangan asing yang memiliki kepentingan bagi perkembangan Irak saat itu. Campur tangan asing yang ada membantu percepatan dalam modernisasi militer Irak, yang terdapat pada semua lapisan militer negara ini.

Iraq is a big country since the days of ancient civilizations to the present. Iraqi government along the lines of history have great leaders in ruling the country. At the time the country was led by Saddam Hussein that promote militarization, Iraq experienced a change and modernization. Iraq's military modernization is not only for leading the defense of this country, but also in the hope to straighten out the ideals of Saddam Hussein in realizing the spirit of pan Arabism. Iraq's military modernization is certainly aided by a foreign intervention that have interest for the development of Iraq at the time. Existing foreign intervention help accelerate the modernization of the Iraqi military, which is present in all layers of the country's military.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ngoei Sui Ling
"ABSTRAK
Skripsi mengenai Bangka Pada Masa Revolusi, mengkaji reaksi masyarakat Bangka terhadap pola-pola pemerintahan yang dijalankan pada masa revolusi. Untuk mengkaji masalah tersebut digunakan Metode Sejarah yang proses penelitiannya dilakukan dalam beberapa tahap. Mulai dari pengumpulan data melalui studi kepustakaan, kemudian melakukan kritik intern dan penafsiran terhadap data. Setelah itu kemudian melakukan penulisan dengan menggunakan metode deskriptif Analisis. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah dapat menambah wawasan pengetahuan bagi peminat studi sejarah Indonesia, khususnya pada masa revolusi. Hasil yang diperoieh dapat dipahami mengapa masyarakat Bangka sangat mendukung pemerin_tahan RI yang diproklamasikan Soekarno - Hatta. Sehingga setelah penyerahan Kedaulatan pada 27 Desember 1949, rakyat Bangka menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan Republik Indonesia.

"
1996
S12579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Korina Dumina
"Sebuah integrasi ekonomi dan politik yang sudah lama dicita-citakan Eropa mulai terwujud dengan penandatanganan perjanjian yang menandai berdirinya Uni Eropam pada tahun 1992. Perjanjian ini kemudian harus diratifikasi oleh negara_negara anggota untuk disahkan. Di Prancis, proses ratifikasi dilakukan melalui referendum. Hasil referendum menunjukkan perbedaan tipis antara masyarakat yang mendukung (51 %) dan yang menolak (49 %). Isi skripsi ini akan memaparkan golongan masyarakat yang menolak Perjanjian Uni Eropa dan alasan penolakan tersebut. Pembahasan dilakukan dengan memaparkan isi perjanjian yang paling utama dan memaparkan situasi sosial ekonomi dan politik Prancis pada masa itu. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa pertimbangan masyarakat yang menolak ratifikasi didasari oleh kondisi sosial ekonomi dan bentuk Uni Eropa yang menuntut adanya penyerahan sebagian kedaulatan dari negara-negara anggota kepada Uni Eropa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fibri Rommy
Jakarta: Pusat Data dan Analisa Tempo, 2008
956.7 FIB d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan Sukarwo
"Hubungan Militer Saddam Hussein di Segitiga Tahun 1979-2003. Dibawah bimbingan Dr. Muhammad Luthfi. I akultas getahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006. adalah negara yang terbagi berdasarkan garis sektarian dan etnis. Tiga yang paling dominan di wilayah Irak adalah golongan Sunni Arab, Syiah, i. Ketiga golongan tersebut juga menempati wilayah yang terpisah satu lama Irak. Wilayah Utara didominasi Suku Kurdi, wilayah tengah didominasi Sunni Arab, dan wilayah selatan golongan Syiah. Golongan Sunni Arab longan yang termasuk minoritas di Irak jika dibandingkan dengan golongan lama bertahun-tahun golongan Sunni Arab menjadi penguasa dalam hal an dan ekonomi di Irak. Kondisi ini sudah terbentuk sejak zaman Islam di wilayah Mesopotamia yang selalu menempatkan Golongan Sunni penguasa. Sampai masa kekuasaan Saddam Hussein, kondisi ini tetap an dengan berbagai cara. guasaan golongan.,, Sunni dalam hal pemerintahan melahirkan potensi takan dari golongan Syiah yang merupakan golongan mayoritas di Irak. Hussein yang berasal dari golongan Sunni, mempertahankan kekuasaannya membangun militernya melalui pendekatan suku, etnis, dan mazhab. Hussein menjadikan militer sebagai elemen terpenting pendukung ya. mbangunan militer yang dilakukan Saddam Hussein selama masa ya di Irak dipusatkan pada wilayah terbatas yang disebut Segitiga Sunni dayah tersebut dibatasi oleh garis yang menghubungkan ketiga kota yang i golongan Sunni Arab, yaitu Baghdad, Tikrit, dan Ramadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Arisanty
"ABSTRAK
Keberhasilan Proses Perdamaian salah satunya ditentukan oleh adanya ego
representatif yang memposisikan dirinya sebagai celah struktur yang menjadi
jembatan komunikasi antar pihak-pihak berkonflik. Ego tersebut memainkan
peranannya dalam jaringan komunikasi yang simetris vertikal dan lintas saluran
dalam proses perdamaian dengan menggunakan komunikasi persuasi. Pada
konteks perdamaian ini, seorang ego tidak boleh mempertahankan posisinya
sebagai celah struktur agar perdamaian dapat berhasil. Dengan begitu, penelitian
ini dapat memberikan masukan mengenai konsep structural non-hole dalam
jaringan komunikasi perdamaian yang dapat mengkritisi teori celah struktur
Ronald Burt.

ABSTRACT
One of the success of Peacekeeping Process is determined by a representative ego
which positions itself as a structural hole which becomes communication bridge
between the conflicting parties. Such ego plays its role in vertical and cross
channel simetric of communication network by using persuasive communication.
Further on this peacekeeping context, ego which positions structural hole may not
maintain its position as a structural hole to reach the success of Peacekeeping.
Thus this research can provide conceptual inputs about structural non-hole in
peacekeeping communication network which can critizise the structural hole of
Ronald Burt."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Dewanata
"Penulisan tentang militer dan pergolakan daerah sebagai suatu kasus dari kerangka kebijakan merupakan tema sentral penulisan skripsi ini, dimana penulis, ingin meng_gambarkan secara detail periode-periode apa yang penting yang mewarnai kurun waktu pergolakan ancara 1955-1958. Kurun waktu ke belakang sebagai setting penulisan berhasil mengungkapkan bahwa kuatnya pengaruh pada periode revolusi yang tertanam dari masing-masing individu dan kelompok di suatu daerah merupakan cikal Bakal. dimana mereka bisa mengartikan mengisi pembangunan pasca kedaulatan tidak dengan pertentangan terus menerus dipusat saja, hal ini pada akhirnya digugat lewat apa yang di sebut dengan PRRI. Metode yang dipergunakan dalam penulisan ini berSifat deskriptif-analitik, dimana penulis berusaha menyajikan dalam bentuk penggambaran seCara kronologis peristiwa-_peristiwa yang terjadi. Hal ini memberikan suatu benang merah yang jelas kenapa pergolakan itu bisa terjadi, apa yang menjadi latar belakangnya, secara singkat bisa disim_pulkan lewat kerangka kebijakan yang masih mencari format pemerintahan yang sesuai bagi negara pada kurun waktunya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>