Ditemukan 121234 dokumen yang sesuai dengan query
Nissa Ardeasari
"Skripsi ini membahas sikap patriotik tokoh-tokoh cerita di dalam tiga ceritapendek Guy de Maupassant. Dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, sikap patriotik tersebut diteliti berdasarkan peristiwa-peristiwa cerita, deskripsi tokoh, serta latar ruang dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung di dalam Boule de Suif, Mademoiselle Fifi, dan Le Lit 29, bersikap patriotik. Tokoh-tokoh tersebut membawa ide-ide patriotik Maupassant selama perang Prancis-Prusia berlangsung.
The focus of this study is the patriotic attitude of the characters in the three short stories of Guy de Maupassant. Using the syntagmatic and paradigmatic analysis, that patriotic attitude could be observed based on the story events, characters description, and by the places and times as well. The result of this study shows that the characters, whether the main characters or the secondary characters in Boule de Suif, Mademoiselle Fifi, and Le lit 29 are patriotic. Those characters represent the patriotic ideas of Maupassant during the Franco-Prussian war."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13821
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004
843 MAD
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nabilla Vidya Ulfa
"Artikel ini mengungkapkan krisis maskulinitas yang terdapat dalam cerita pendek berjudul Le Lit 29 karya Guy de Maupassant dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes yang memusatkan pada analisis sintagmatik dan analisis semantik naratif. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya dengan tema serupa yakni Maupassant?s Men : Masculinity and The Franco-Prussian War milik Jonathan Patrick dari Merton College, Oxford yang telah menganalisis tokoh (bagian dari latar) dalam cerpen tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat krisis maskulinitas baik dalam alur maupun latar (tokoh, ruang dan waktu) dalam cerita pendek Le Lit 29.
This article reveals the crisis in masculinity in Guy de Maupassant?s short story entitled Le Lit 29 by using Roland Barthes? structural approach which emphasizes syntagmatic and semantic narrative analysis. This research strengthens previous research which has the same theme, Maupassant?s Men: Masculinity and The Franco-Prussian War written by Jonathan Patrick from Merton College, Oxford in which he has analyzed its characters (part of setting). The research result indicates that the crisis in masculinity shown both in plot and setting (characters, place and time) of this short story Le Lit 29."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Maupassant, Guy de
"Summary:
This ebook comprises the complete short stories written by French author Guy de Maupassant"
Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi, 2018
844. 91 MAU g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Maudy Khusnia Nuriati
"Cerita pendek yang berjudul Clochette karya Guy de Maupassant adalah korpus dari penelitian ini. Maupassant yang merupakan penulis beraliran realisme, mengangkat tema perempuan yang mendapatkan ketidakadilan dari laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bentuk-bentuk kekuasaan patriarki dalam cerita pendek Clochette serta memperlihatkan subyektifitas Maupassant dalam menulis karya ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan struktural yakni unsur sintagmatik dan paradigmatik, karena penelitian ini lebih membahas mengenai unsur tekstual yakni hubungan kausal alur serta hubungan antar tokoh. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan bentuk kekuasaan patriarki pada alur, penokohan, dan narator, namun hal itu dipatahkan oleh sikap resisten Hortense serta diangkatnya citra Hortense oleh tokoh laki-laki dalam cerita ini. Kemudian didukung juga oleh pemikiran Maupassant mengenai perempuan yang dituangkan pada karya-karyanya, yakni mengangkat citra perempuan dengan cara membuat pembaca merasa simpati dengan tokoh perempuan tersebut.
The short story entitled Clochette by Guy de Maupassant is the corpus of this research. Maupassant is a realist author who usually stated the theme of men rsquo;s injustice against women. The purpose of this study is to show the forms of patriarchal domination in Clochette 39;s short story and to show Maupassant 39;s subjectivity. The method used in this research is a qualitative research with a structural approach, that is syntagmatic and paradigmatic elements because this study is more about the textual elements of the causal relationship and the relationship between the characters. The result of this research shows the patriarchal domination forms on plot, characterization, and narrator, but it was sued by Hortense 39;s resistant attitudes and the lifting of Hortense 39;s image by the male character in the story. It is also supported by Maupassant 39;s thoughts on women who poured on his works, namely to lift the image of women by making the reader sympathize with the female character. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Cahya Kusuma Wardhani
"Artikel ini membahas konsep pesimisme dalam cerpen Garçon, Un Bock! karya Guy de Maupassant yang berdasarkan pada pemikiran pesimisArthur Schopenhauer. Data primer dihimpun dari cerpen Garçon, Un Bock! berupa berbagai teks yang memiliki kaitan dengan pemikiran pesimis. Data yang telah dikumpulkan akan ditinjau dari sudut pandang pesimisme yang disampaikan oleh Arthur Schopenhauer. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! memiliki ciri-ciri yang sama dengan konsep pesimisme seperti yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer. Maka, dapat disimpulkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! mengandung penulisan pesmistis
This article focuses on pessimism in Guy de Maupassant’s Garçon, Un Bock! based on the context of pessimism by Arthur Schopenhauer. Variety of texts gathered from Garçon, Un Bock!, specifically those contained pessimism idea. Those primary datas are reviewed from the standpoint of pessimism delivered by Arthur Schopenhauer. The result shows that Garçon, Un Bock! has the similar characteristics as the concept of pessimism written by Arthur Schopenhauer. Thus, it can be concluded that Garçon, Un Bock! is a form of pessimism writing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Annisa Dhea Ellita
"Artikel ini berusaha untuk mengungkap makna yang terkandung dalam cerita pendek yang berjudul Le Père karya Guy de Maupassant dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes. Guy de Maupassant terkenal dengan ciri khas karyanya yang banyak menceritakan tentang rasa pesimis. Sama halnya dengan cerita pendek yang mengisahkan tentang seorang pria bernama François Tessier yang jatuh cinta kepada wanita bernama Louise ini, dalam cerita ini ia ingin menunjukkan bahwa penyesalan atas suatu kesalahan atau perbuatan buruk akan selalu datang terakhir dan terkadang, saat penyesalan itu datang, seseorang sudah terlalu terlambat untuk bisa memperbaiki semuanya. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk menebus kesalahan yang telah dilakukan dan yang tersisa tinggallah penyesalan dan kehampaan yang akan terus menghantui kehidupan seseorang. Tokoh François Tessier dalam cerpen ini menunjukkan betapa menyiksa dan menderitanya seseorang apabila menjalani kehidupan yang selalu dibayangi oleh penyesalan akan masa lampau dan di waktu yang bersamaan ia tidak berdaya untuk berbuat apapun untuk keluar dari penderitaan tersebut.
This article attempts to reveal the meaning behind Guy de Maupassant’s short story Le Père using Roland Barthes’s theory of structural approach. Guy de Maupassant is always known with his own characteristic in his works which often portray the pessimism as the main theme. The same goes with this short story which tells about a man named François Tessier who was deeply in love with a woman named Louise. This story wants to show us that the regret upon our past mistakes and bad behavior always come late and sometimes, when the regret comes, it is just too late to fix everything. Nothing can be done to make everything right and what left is only the regret and emptiness which will always haunt us. François Tessier’s character in this story pictures how suffocating and excruciating a life can be if someone is haunted by a lifetime remorse while at the same time he can do nothing to escape from the misery."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ade Hidayanti
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang gangguan kepribadian yang dialami tokoh Renardet dalam cerpen La Petite Roque karya Guy de Maupassant. Gangguan kepribadian yang dimaksud adalah gangguan kepribadian ambang, yang ditandai dengan ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri dan afek serta impulsivitas yang nyata. Dengan pendekatan psikologi sastra dan cerpen La Petite Roque sebagai sumber data, dalam penelitian ini dianalisis perilaku dan perkataan Renardet yang dihubungkan dengan kriteria gangguan kepribadian ambang. Penelitian ini menemukan bahwa sikap dan perkataan tokoh Renardet menunjukkan kesesuaian dengan enam kriteria gangguan kepribadian ambang. Penemuan ini menunjukkan cerminan ilmu psikologi yang berkembang pada abad XIX dalam karya sastra.
ABSTRACTThis researh is focused on personality disorder suffered by Renardet in La Petite Roque , a short story by Guy de Maupassant. The personality disorder in this research is borderline personality disorder, which characterized by a persistent pattern of of instability of interpersonal relationships, self image, affects, and real impulsivity. Using psychological approach and La Petit Roque as corpus, i analyse Renardet s behavior and words related with Borderline Personality Disorder. The result shows that Renardet s behavior and words matches with 6 criteria of Borderline Personality Disorder. This shows reflections of psychology in nineteenth century and its relations with literary works."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Annisa Yuliastrina
"
ABSTRAKPeran seorang ibu dalam kehidupan berkeluarga sangatlah besar. Seorang ibu dapat mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan dengan kasih sayangnya. Dalam cerita pendek Aux Champs, peran ibu sangatlah besar dalam ketiga keluarga yang ada dalam cerita yang dikisahkan. Cerita ini merupakan sebuah cerita dengan aliran realis, sehingga cerita ini merupakan cerminan kehidupan sosial pada abad ke-19 yang ditulis oleh Guy de Maupassant. Tulisan ini berusaha untuk memahami peran ibu dalam kehidupan keluarga dan sosial pada abad ke-19. Kata kunci: cerita pendek, peran ibu, maupassant, abad ke-19, realis
ABSTRACTMother figure has an important role in family life. A mother rsquo s affection could affect every aspect in life. In Aux Champs, the role of a mother has an important part among the three families. Realism is the genre of this story, as to why this story is the picture of a social life in the 19th century that was written by Guy de Maupassant. This result of this writing is to see the important role of mothers in family and social life in the 19th century. Keyword short story, mother rsquo s role, maupassant, 19th century, realism "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Amanda Ariani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan ciri-ciri fantastik yang terdapat di dalam karya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori struktural dari Roland Barthes tentang hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori M. P. Schmitt dan A. Viala tentang sekuen, teori Tzvetan Todorov tentang cerita fantastik, serta teori Raymond Rog_ mengenai struktur cerita fantastik. Analisis sintagmatik menunjukkan bahwa terdapat berbagai peristiwa supranatural yang menyebabkan ketakutan dan keraguan pada tokoh dan pembaca apakah peristiwa itu nyata atau hanya khayalan. Dari analisis penokohan terdapat tokoh yang tidak mempercayai hal-hal supranatural dan selalu mempertanyakan peristiwa aneh yang terjadi sehingga menimbulkan keraguan. Selain itu terdapat pula tokoh supranatural yang misterius hingga akhir cerita. Analisis sudut pandang menunjukkan bahwa karya ini menggunakan sudut pandang sama tahu dengan penutur yang mengungkapkan peristiwa sebatas apa yang diketahui oleh penutur, sedangkan dari pilihan kata terlihat bahwa banyak digunakan kata-kata yang menimbulkan efek fantastik. Sebagai kesimpulannya, semua aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan bahwa karya Le Horla termasuk dalam genre fantastik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14410
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library