Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melody Violine
"Skripsi ini membahas keefektifan kalimat dalam bahasa hukum Indonesia. Obyek yang diteliti adalah Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keefektifan kalimat-kalimat dalam BAP. Tujuan lainnya adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk kalimat yang tidak efektif dalam BAP. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode padan intralingual, yaitu metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang berada dalam bahasa. Hasilnya adalah kalimat dalam BAP tidak efektif dari segi kegramatikalan, kepaduan, dan kehematan. Oleh karena itu, polisi perlu mendapat pembinaan bahasa Indonesia supaya mereka dapat membuat BAP dengan kalimat-kalimat yang efektif"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11002
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arna Melliana
"Skripsi ini membahas pola kalimat, keefektifan kalimat, dan perkembangan bahasa hukum dalam UU Tahun 1980, UU Tahun 1990, UU Tahun 2000, dan UU Tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia dalam empat undang-undang, khususnya dari segi pola kalimat dan keefektifan kalimat. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan perkembangan bahasa hukum dalam keempat undang-undang tersebut dari segi pola kalimat dan keefektifan kalimat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitiannya adalah kalimat dalam keempat undang-undang yang diteliti belum sepenuhnya mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Namun, undang-undang tersebut mengalami perkembangan dari segi pola kalimat dan keefektifan kalimat.

This thesis explains pattern, effectiveness, and development of the sentences on legal language in the laws on 1980, laws on 1990, laws on 2000, and laws on 2010. The aim of this research is to describe the usage of bahasa Indonesia in four different laws, particularly in the pattern and the effectiveness of the sentences. Moreover, this research will also explain the development of legal language in the four laws above in terms of pattern and effectiveness of sentences. The nature of this thesis is descriptive qualitative research. The results of this research are the sentence on the four researched laws above does not fulfill the principle of bahasa Indonesia. However, the laws above has developed in term of pattern and effectiveness of sentences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermitati
"ABSTRAK
Ada dua jenis kalimat yang dihasilkan dalam penggunaan bahasa, yakni kalimat sistem (system-sentence) dan kalimat teks (text-sentence). Menurut Lyons (1981; 1995), kalimat yang dituturkan oleh pembicara mengandung makna proposisional dan makna nonproposisional. Makna proposisional bertalian dengan makna yang tersandi dalam ungkapan alami, yang dapat benar atau takbenar bergantung pada kebenaran atau ketakbenaran proposisi yang dinyatakan, sedangkan makna nonproposisional bertalian dengan pengungkapan sikap, keyakinan, atau perasaan pembicara, yang tersandi dalam unsur leksikal atau unsur gramatikal kalimat yang dituturkannya.
Objek penelitian ini adalah kalimat sistem bahasa Indonesia ragam lisan informal, yang dipakai di Jakarta. Dengan menggunakan- metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna nonproposisional yang tersandi dalam unsur leksikal dan unsur gramatikal suatu kalimat. Penelitian ini menggunakan teori makna kalimat Lyons (1995), yang menggabungkan teori makna kalimat Katz-Fodor (1963) dengan teori tindak ujar Austin (1962) dan implikatur konvensiona! Grice (1975).
Dalam penelitian ini saya menemukan bahwa penutur bahasa Indonesia dapat menggramatikalkan keyakinannya terhadap kebenaran suatu proposisi dengan menuturkan kalimat deklaratif berupa komitmen epistemik dan kalimat tak langsung, serta penuturan kalimat interogatif. Sikap pembicara terhadap peristiwa dapat digramatikalkan dengan penuturan kalimat imperatif, sedangkan rasa kagum pembicara terhadap sesuatu dapat digramatikalkan dengan penuturan kalimat eksklamatif. Sikap pembicara terhadap proposisi dan sikap pembicara terhadap peristiwa itu disebut oleh Lyons (1995) sebagai makna subjektif.
Makna subjektif yang tersandi dalam unsur leksikal dapat diklasifikasi menjadi (a) keyakinan pembicara terhadap kebenaran proposisi, (b) keyakinan pembicara terhadap ketakbenaran proposisi, (c) kekurangyakinan pembicara terhadap kebenaran proposisi, dan (d) sikap pembicara terhadap peristiwa. Makna social yang tersandi dalam unsur leksikal dapat diklasifikasi berdasarkan penggunaan (a) pronomina persona kedua, (b) leksem kekerabatan, dan (c) penggunaan eufemisme.
Keyakinan pembicara terhadap kebenaran proposisi disebut praanggapan: Praanggapan berbeda dari perikutan karena perikutan merupakan makna proposisional yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam suatu proposisi. Perikutan dapatdiungkapkan melalui relasi makna antarunsur leksikal pengisis gatra kalimat. Berdasarkan relasi makna antarunsur leksikal, perikutan dapat diklasifikasi menjadi empat, yakni (a) perikutan sepihak, (b) perikutan pertentangan, (c) perikutan timbal balik, dan (d) perikutan kebalikan. Praanggapan dalam bahasa Indonesia diklasifikasi berdasarkan pemicu praanggapan menjadi (a) pemicu praanggapan verba, (b) pemicu praanggapan adverbia, (c) pemicu praanggapan konjungtor, (d) pemicu praanggapan pronomina, dan (e) pemicu praanggapan partikel."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Yuwono
"This study is aimed to explore a construction in Indonesian that contains clause relations linked without any conjunction. The construction is traditionally called asyndetic construction. The discussions about clause relations in Indonesian have been generally emphasized on the use of conjunctions as clause relation markers. Some grammarians have actually also discussed the use of asyndetic construction in Indonesian, such as Mees (1949), Fokker (1951), Lapoliwa (1999), Kridalaksana (l985 and 1999), and Baryadi (2000). However, the discussions were only some parts of the wider topics. It should also be noted that the term of asyndetic construction has not been sharpened during the discussions. This study, therefore, is expected to sharpen the concept.
By applying the Systemic Functional Grammar by Halliday (1994), which underlies the theoretical framework of this study, this study is focused on three discussions- Those are (i) the features of asyndetic construction in Indonesian, (ii) the production rules of asyndetic construction, and (ii) the relation between the use of asyndetic construction and certain language styles, especially journalistic style, which productively use the construction. As the lindings of this study, related to the features of the asyndetic construction, it is found that there are three types of asyndetic construction in Indonesian, which are (i) paratactic-asyndetic construction, (ii) hypotactic-asyndetic construction, and (iii) embedded-asyndetic construction. There are two main rules of the construction production, namely the clause joining and the logical meaning of clause relations. The clause joining shows a strategy of asyndetic construction forming based on the syntactical core functions. The logical meaning of clause relations shows a strategy of clause relation composing between main clause and main clause, dependent clause and dependent clause, and embedded clause and nominal group.
Concerning the features of asyndetic construction in Indonesian, the paratactic-asyndetic construction is formed by three ways, which are linking, juxtaposition, and juxtaposition-linking. The hypotactic-asyndetic construction is formed by subordination. The embedded-asyndetic construction is formed by rank-shifting.
Meanwhile, the logical meaning of clause relations can also be identified. The logical meanings of clause relations in paratactic-asyndetic construction are divided into two groups, which are expansion and projection. The expansion can be divided into (i) elaboration, which covers exposition, exemplitication, and clarification, (ii) extension, which covers addition and polar alternation, and (iii) enhancement, which covers temporal, causal, and conditional relations. The projection can be divided into locution and idea projection. The logical meanings of clause relations in hypotactic-asyndetic construction are also divided into two groups, which are expansion and projection. The expansion is only found in the form of enhancement, which covers temporal, causal, manner, purposive, conditional, and concessive relations. The projection covers both locution and idea projection. The logical meanings of clause relations in embedded-asyndetic construction are divided into expansion an projection. The expansion can be divided into elaboration, which is only found in the fonn exemplification, and enhancement, which is only in the form of purposive relation. The projection is only in the form of idea proj ection, which covers sense and cognition relations.
Related to the language style, this study explores data that is not limited to a certain style. The large ntunber of data obtained from joumalistic style, especially hom printed mass media, shows at least that the asyndetic construction becomes one of the special characteristics of the journalistic style. The high frequency of the construction use in the journalistic style is mainly caused by literal translation, e.g. literal translation from participial construction in English, as the source language, into hypotactic-asyndetic construction in Indonesian, as the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
D500
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Iryani Hastuti
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995
499.221 5 TRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Buha
Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2001
499.252 ARI k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Mara
"Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi. Dengan bahasa, orang dapat menyampaikan pikiran maupun peraaaannya kepada orang lain. Dengan bahasa pula, orang dapat mewarisi, menerima atau menyampaikan pengalaman dan pengetahuan. Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan. Karena di dunia ini tidak ada kebudayaan yang sama, maka tidak pula dijumpai dua bahasa yang seragam benar. Bahasa ber_beda karena sistemnya berbeda, artinya bentuk atau pole bahasa yang satu belum tentu terdapat pada bahasa yang lain (Weinreich, 1967:1-2). Meskipun bentuk atau pola bahasa yang satu berbeda dengan bentuk atau pola bahasa yang lain, seringkali pesan yang disampaikan adalah sama. Misalnya dapat dilihat pada contoh bahasa Prancis dan bahasa Indonesia berikut ini. Dalam bahasa Indonesia (selanjutnya disebut BI) ki-ta mengatakan Saya merindukan ibu, dan untuk menyampai_kan pesan yang sama dalam bahasa Prancis (selanjutnya disebut BP) kita akan mengatakan Ma mere me mangue. Pe_san kedua kalimat di atas sama, tapi cara mengungkapkannya berbeda. Dalam BI yang ditonjolkan adalah saya, se_dangkan dalam BP yang ditonjolkan adalah ibu (Ma mare. Dari contoh di atas jelaslah bahwa BP dan BI adalah dua bahasa yang masing-masing mempunyai sistem maupun strukturnya sendiri. Dalam BP dan BI sering dijumpai adanya bentuk kali_mat negatif, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. Di atas telah dikatakan bahwa BP dan BI memi_liki sistem maupun strukturnya masing-masing, demikian pula halnya dengan struktur kalimat negatif kedua bahasa tersebut. Pada kalimat negatif BP di atas kita lihat bahwa unsur negatifnya ada dua, yaitu ne dan pas yang mengapit verbs. Sedangkan pada kalimat negatif BI terlihat bahwa unsur negatifnya hanya satu, yaitu tidak, yang berada di muka verba."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Octaviana
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah apa dan bagaimana padanan presentatif bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia. Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis terbagi atas wawasan terjemahan dan wawasan sintaksi. Wawasan terjemahan meliputi konsep perpadanan, pergeseran dan probabilitas perpadanan. Wawasan sintaksi mencakup konsep hierarki sintaksi, presentatif bahasa Perancis dan fungsi-fungsi sintaksi bahasa Indonesia. Korpus yang berhasil dikumpulkan berjumlah 321 kalimat yang terdiri atas 7 kalimat yang mengandung presentatif voila, 8 kalimat yang mengandung presentatif voici, 157 kalimat yang mengandung presentatif il y a, 112 kalimat yang mengandung presentatif c;est dan 37 kalimat yang mengandung presentatif il est. Setelah melakukan analisis terhadap korpus yang terkumpul, penulis berkesimpulan bahwa meskipun sistem dan istilah presentatif tidak terdapat dalam bahasa Indonesia namun hal tersebut tidak menghambat penerjemahan presentasif bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia. Mayoritas padanan presentatif voila dan voici dalam bahasa Indonesia adalah demonstrativa ini/inilah. Mayoritas padanan presentatif il y a dalam bahasa Indonesia adalah verba yang ada. Presentatif c'est sebagian besar berpadanan dengan partikel -llah di dalam bahasa Indonesia, sedangkan mayoritas padanan presentatif il est dalam bahasa Indonesia adalah padanan nil. Sebagian besar padanan formal (59,83%) presentatif bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia mengisi fungsi predikat dalam kalimat bahasa Indonesia. Pergeseran struktur kalimat merupakan pergeseran yang paling banyak terjadi dalam penerjemahan presentatif bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Tri Mulyanto
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>