Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Mariska
"Skripsi ini membahas tema nalisis semantik adverbia gitaigo (kata tiruan bunyi yang menggambarkan keadaan atau perasaan)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Adriani
"Penelitian ini berfokus pada penggunaan kata futsuuni sebagai bahasa anak muda Jepang yang telah mengalami pergeseran dan perubahan dalam segi semantik. Kemudian difokuskan pula terhadap hal-hal yang mempengaruhi perubahan dan pergeseran makna tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan disain deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner ke mahasiswa/I BIPA UI dan penutur asli bahasa Jepang yang tinggal di Jepang. Kemudian, analisis dilakukan dengan merujuk pendapat para peneliti di bidang linguistik bahasa Jepang.
Dari analisis terhadap hasil kuesioner, disimpulkan bahwa, penggunaan kata futsuuni sebagai bahasa anak muda Jepang yang bersifat arbitrer, menyebabkan makna futsuuni yang beragam, yakni tidak hanya bermakna atarimae, ippanteki, dan heibon, tetapi juga terjadi perubahan dan pergeseran makna. Ditemukannya makna lain yang tersirat pada makna futsuuni, baik masih berada dalam satu medan makna, seperti hijouni, maupun rujukan baru yang tidak berada dalam satu medan, seperti hontou, igaini, heizento. Selain itu, masih adanya kelompok yang tidak mengetahui rujukan baru dari kata futsuuni, menimbulkan kesalahpahaman bahkan rasa sakit hati, hingga muncul asumsi terjadinya peyoratif. Ditambah lagi, tumpang tindih makna yang terjadi pada peristiwa yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Balukh, Olce
"Kata pinjaman dalam setiap bahasa adalah fenornena yang wajar saja ditemui mengingat kontak antarbahasa saat ini sudah tidak dapat dihindarkan lagi karena derasnya arus informasi dan globalisasi. Fenomena ini pun dapat ditemui dalam bahasa Jepang yang memiliki banyak kata pinjaman atau gairaigo. Bahasa jepang sejak awal meminjam kata-kata dari bahasa Cina, namun kata-kata itu tidak digolongkan ke dalam gairaigo. Gairaigo dalam bahasa Jepang adalah kata-kata asing (selain bahasa Cina) yang menjadi bahasa Jepang dan digunakan sebagai milik sendiri, dan biasanya ditulis dalam katakana. Karena merupakan produk asing, kata pinjaman seringkali mengalami penyesuaian-penyesuaian yang kemudian melahirkan perbedaan-perbedaan, seperti pada lafal, bentuk kata, jenis maupun kelas kata, bahkan sampai kepada makna katanya.Umumnya kata pinjaman dalam bahasa Jepang terbagi dua : kata pinjaman yang bermakna sama dengan makna asalnya dan kata pinjaman yang berbeda maknanya dengan makna asalnya. Skripsi ini membahas kata pinjaman yang disebut belakangan. Kata pinjaman bahasa Jepang dapat berbeda dari makna asalnya (bergeser, menyempit, meluas) antara lain karena penyingkatan kata, perubahan kelas kata, peminjaman hanya satu makna dari banyak makna kata asal, makna khusus yang dimiliki kata tersebut sebagai kata pinjaman, dan hubungan kata serta arti. Beberapa kata pinjaman merupakan bentukan Jepang sendiri dan seringkali memiliki makna yang amat berbeda dibandingkan dengan makna dalam bahasa asalnya. Narnun, tidak berarti pemakaian makna kata pinjaman dalam bahasa Jepang tersebut keliru, karena makna kata bersifat arbiter dan konvensional. Keberadaan kata pinjaman dalam bahasa Jepang merupakan gambaran dari bangsa Jepang yang suka meniru namun sekaligus kreatif menciptakan kata-kata baru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazatia Nindya Sasmi
"Makalah ini akan membahas penggunaan kata warui yang berarti meminta maaf dalam bahasa Jepang sehari-hari. Kata warui ini telah mengalami perluasan makna, yaitu yang awalnya bermakna jelek, jahat, bersalah, dan berdosa; menjadi permintaan maaf. Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah siapa, apa, dan bagaimana penggunaan kata warui dalam konteks permintaan maaf. Sumber data diperoleh dari serial kartun Jepang (anime) yang berjudul Slam Dunk yang kemudian dianalisis dan disimpulkan.
Hasil penelitian dalam makalah ini dibagi berdasarkan keadaan sosial di sekitar konteks penggunaannya, seperti jenis kelamin, umur, situasi, dan hubungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki yang menggunakan warui sebagai permintaan maaf daripada perempuan, umur yang mengucapkannya adalah sekitar 16 sampai 18 tahun, situasinya adalah informal, dan dalam konteks pertemanan sehari-hari.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penutur kata warui ini biasanya lelaki, anak muda, dan dikatakan kepada orang yang umurnya sama atau lebih muda. Selain itu, dapat disimpulkan juga konteks penggunaan warui sebagai permintaan maaf yang diucapkan karena penyesalan, tidak tepat waktu, penolakan atas suatu ajakan atau tawaran, dan basa-basi.

This paper discusses the use of word warui which means an apology in Japanese colloquial language. The word warui has undergone the extension of its meaning, from which was originally meant bad, evil, fault, and sinful to be an apology. The problem which is discussed in this paper is about who, what, and how the word warui is used. The source of data was obtained from Japanese cartoon animation (anime) titled Slam Dunk. Then, it was analyzed and concluded.
The result of this paper is divided by social circumstance on the context of its use, such as sex, age, situation, and relation. Then, the results are that men are likely to use warui as an apology than women; the range of the age is around sixteen years old to eighteen years old; the situation is informal; and the relation is usually in daily friendship.
So, it can be concluded that the speakers of this word warui are usually men, young people and said to the person who have the same age or younger than the speakers. Besides, it can be concluded that the context of warui as apology which is spoken is caused by the feeling of regret, unpunctuality, refusal of an invitation or an offer and courtesy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Erra Rismorlita
"Usia Rata-rata Pertama Menikah wanita Jepang termasuk urutan tertinggi kedua didunia. Fenomena ini dimulai pada pertengahan tahun 1970-an seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jepang yang maju pesat, sehingga membuka peluang bagi wanita untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, serta meniti karir dibidang-bidang pekerjaan profesional. Kepuasan hidup yang diraih melalui kemandirian secara ekonomi dan spiritual ini mengubah pandangan mereka terhadap perkawinan. Menikah menjadi suatu pilihan individu, dan mereka babas untuk menentukan dan memilih kapan, dimana dan dengan siapa mereka akan menikah.
Penelitian ini mengkaji dan menganalisis terjadinya fenomena penundaan usia kawin pada wanita Jepang tahun 1970-2000. Adapun pembahasannya meliputi latar belakang, faktorfaktor penyebab, dampak , serta upaya-upaya yang dilakukan pemerintah."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Rindu Prameswari
"Skripsi ini membahas Peristiwa pembakaran Kuil Kinkakuji di Kyoto pada tahun 1950 menjadi alasan Mishima Yukio untuk membuat novel Kinkakuji. Karakter utama dari novelnya, Mizoguchi, dibuat berdasarkan pelaku utama pembakaran, karena itu memiliki gangguan kejiwaan seperti pelaku aslinya. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Mizoguchi memiliki kelainan jiwa sehingga nekad membakar KuilKinkakuji. Dari analisis yang dilakukan maka ditemukan faktor-faktor penyebab gangguan jiwa dari Mizoguchi berasal dari luar. Faktor-faktor tersebut antara lain karena trauma masa kecil, doktrinasi dari ayah Mizoguchi, dan ejekan teman-temannya karena kegagapannya yang membuatnya mengisolasi dirinya sendiri dari dunia luar.

Kinkakuji Shrine_s arson in 1950 becomes the reason for Mishima Yukio to write a novel titled Kinkakuji. The main character of the novel, Mizoguchi, is based by the real arsonist, therefore the main character also has a mental disorder like the real arsonist. This thesis is written to know the factors that makes Mizoguchi to have mental disorder. From the analysis can be found that the factors came from the outside. Those factors are because of childhood trauma, father_s doctrine, and his friends_ ridicule on his stuttering that makes him isolate himself from the outside world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13491
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nurhasanah
"ABSTRAK
Gita Nurhasanah. Tindak tutur mengeluh dalam bahasa Jepang. Skripsi ini menganalisis tindak tutur mengeluh dalam bahasa Jepang yang terdapat dalam drama seri Jepang yang berjudul Shokojo Seira. Tuturan mengeluh ini di teliti melalui pendekatan sosiolinguistik yang dikaitkan dengan konsep strategi mengeluh Anna Trosborg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai strategi-strategi yang digunakan oleh penutur jati bahasa Jepang dalam mengungkapkan keluhannya tersebut. Dari penelitian ini diperoleh tiga strategi mengeluh, yaitu keluhan dengan isyarat, keluhan dengan menyatakan kekesalan, dan keluhan dengan cara menyalahkan. Hasil analisis data menunjukkan hubungan sosial yang terjalin antar peserta tutur mempengaruhi strategi mengeluh yang digunakan.

Abstract
This Undergraduate thesis focuses on the Japanese Speech Act of Complaint that is used in dorama (Japanese soap operas) tittle Shokojo Seira. This complaining utterance is analyzed by using sociopragmatic approach which is connected of complaining strategies by Anna Trosborg. The aim of this Research is to know some strategies that are used by the native speaker of Japanese in expressing their complaining act. The result show that there are three strategies of complaining act which are giving hint, stating annoyance, and blaming. And this research show that the social relationship among the member of speakers influences the uses of complaining strategies."
2010
S13618
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aditya Afriandino
"Penelitian ini membahas mengenai padanan kata bahasa Indonesia untuk ungkapan kimochi ii sebagai idiom bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis padanan kata kimochi ii dalam Bahasa Indonesia berdasarkan kejadian yang dialami oleh orang Jepang. Penelitian ini dilakukan karena bahasa Indonesia memiliki beberapa padanan kata untuk ungkapan kimochi ii bergantung pada situasi pengucapannya. Sumber data penelitian ini diperoleh dari vlog berbahasa Jepang yang diunggah ke media sosial YouTube. Data yang diperoleh disusun ke dalam kuesioner dan disebarkan ke penutur jati bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ungkapan kimochi ii memiliki beberapa padanan kata bahasa Indonesia seperti enak, nikmat, geli, dll. Beberapa padanan kata bahasa Indonesia ada karena penutur jati bahasa Indonesia mengucapkan ungkapan yang berbeda pada situasi yang sama seperti pada vlog.

This research discusses the equivalent of the Indonesian word for kimochi ii as a Japanese idiom. The purpose of this study was to analyze the equivalent of the word kimochi ii in Indonesian based on the events experienced by the Japanese. This research was conducted because Indonesian has several words equivalent to the expression kimochi ii depending on the pronunciation situation. The source of the research data was obtained from Japanese-language vlogs uploaded to YouTube. The data obtained was compiled into a questionnaire and distributed to Indonesian teak speakers. The results of this study indicate that the expression kimochi ii has several equivalent Indonesian words such as enak, nikmat, geli, etc. Some equivalent Indonesian words exist because Indonesian native speakers speak different expressions in the same situation as in vlogs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cony Oktianti
"Penelitian mengenai kanji berlambang orang ini bertujuan untuk meneliti makna kanji. Kanji adalah huruf yang asal_nya dari Cina, sama sekali tidak dapat dilepaskan dari bahasa Jepang, khususnya yang berkaitan dengan sistem penulisan bahasa Jepang, meskipun bahasa Jepang mempunyai aksara-aksara yang diciptakan sendiri, yakni hiragana dan katakana. Hal ini disebabkan karena kanji memiliki fungsi sebagai pembeda arti kata dalam bahasa Jepang, di samping ada juga fungsinya yang lain, yaitu sebagai pelambang ucapan untuk ungkapan yang me_nyatakan nama orang, tempat, kota, dan lain-lain. Huruf-huruf kanji kebanyakan terdiri lebih dari satu komponen pembentuk, hanya sedikit sekali kanji yang terdiri dart satu komponen pembentuk. Pada golongan kanji yang diben_tuk oleh lebih dari satu komponen pembentuk, kanji itu memi_liki komponen utama atau disebut juga lambang kanji. Lambang kanji ini dipakai untuk mengolong-golongkan kanji dan memudah_ken pencarian kanji di dalam suatu kamus kanji. Skripsi ini hanya membatasi pada kanji-kanji yang berlambang orang, yang ada di dalam buku teks Nihongo I dan II yang digunakan di lingkungan Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Jepang. Pengumpulan data skripsi dilakukan melalui penelitian buku-buku yang sebagian besar adalah kamus-kamus kanji. Pene litian ini didahului dengan melihat sejarah masuknya kanji ke dalam bahasa Jepang, dan hal-hal yang berkaitan dengan kanji itu sendiri, yaitu fungsi kanji dalam bahasa Jepang, kanji bahasa Jepang, dan hal-hal yang berhubungan dengan pembentuk_an kanji. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kanji khu_susnya dalam lingkup kanji berlambang orang pada buku ajar Nihongo I dan II sebagian besar maknanya berkaitan dengan lambang kanji (komponen utama kanji) tersebut. Tetapi ada ju_ga kanji yang dibentuk dari gabungan komponen-komponeh.oem_bentuk kanji yang menghasilkan makna baru dari kanji tersebut. Meskipun demikian makna itu sedikit banyak masih mengandung makna komponen-komponen pembentuknya, baik itu komponen uta_ma, komponen lainnya (komponen pendukung) atau bahkan kedua jenis komponen tersebut. Secara rinci hal itu dapat dilihat dalam skripsi ini. Untuk lebih memperjelas keterangan-keterangan di dalam skripsi ini, pada akhir skripsi disertakan. sebuah tabel yang memuat mengenai daftar kanji yang diteliti, daftar komponen pembentuk utamanya, beserta keterangan-keterangannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahwa Sabrina
"Penelitian ini membahas tentang onomatope bahasa Jepang ‘gitaigo’ dalam manga Omoi Omoware Furi Furare (FuriFura) karya Sakisaka Io dengan menganalisis kata gitaigo sesuai konteksnya dan menyusunnya menurut teori pembagian gitaigo Kindaichi Haruhiko serta teori pembentukan onomatope Tamori Ikuhiro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna gitaigo secara kontekstual menggunakan metode kualitatif dengan teknik catat. Sumber data berasal dari manga Omoi Omoware Furi Furare volume 1 sampai 6. Hasil penelitian ini adalah ditemukan total 44 data yang terdiri dari 5 data gitaigo, 24 data giyougo, dan 15 data gijougo. Bentuk onomatope yang paling banyak adalah hanpuku dengan total 37 data, sokuon 1 data, berakhiran –ri 1 data, dan bentuk di luar teori Tamori sebanyak 5 data.

This study discusses the Japanese onomatopoeia ‘gitaigo’ in manga Omoi Omoware Furi Furare (FuriFura) by Sakisaka Io by analyzing the gitaigo vocabulary according to the context and arranging it according to Kindaichi Haruhiko's gitaigo division theory and Tamori Ikuhiro's theory of onomatopoeic formation. This study aims to find out the contextual meaning of gitaigo using qualitative method with note-taking techniques. The source of the data come from manga Omoi Omoware Furi Furare volumes 1 to 6. The results found a total of 44 data consisting of 5 gitaigo data, 24 giyougo data, and 15 gijougo data. The most common form of onomatopoeia is hanpuku with a total of 37 data, 1 data for sokuon, 1 data ending in –ri, and 5 data for forms outside of Tamori theory."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>